LAPORAN AKHIR - KM Ristek

LAPORAN AKHIR 

PERBAIKAN KEGENJAHAN DAN PRODUKTIVITAS VARIETAS PADI 

UNGGUL LOKAL (HASIL >7 T /HA DAN UMUR 115 HARI) 

PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN 

Bidang Fokus : Ketahanan Pangan 

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 

BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI 

Jln. Raya IX Sukamandi, Subang, Jawa Barat 41256 

Telp. (0260) 520157; Fax (0260) 520158; 

e-mail: bbpadi@litbang.deptan.go.id 

2010

Judul Penelitian 

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN I 

: Perbaikan Kegenjahan dan Produktivitas Varietas Padi Unggul Lokal 

(Hasil > 7 t/Ha dan Umur 115 hari) 

Fokus Bidang Penelitian : Ketahanan Pangan 

Lokasi Penelitian 

: Sukamandi; Rumah Kaca BB Biogen, Bogor 

Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian 

A. Lembaga Pelaksana Penelitian 

Nama KoordinatorjPeneliti Utama 

lr. Husin M. Toha MS 

Nama Lembagajlnstitusi 

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 

Unit Organisasi 

Badan Penelitian dan Pengembagan Pertanian 

Ala mat Jl. Raya 9 Sukamandi - Subang ( 41256) 

Telepon/HP/Faksimile/ e-mail Telp. 0260 520157; Fax. 0260 520158 

E-mail: balitQa(a)telkom.net 

B. Lembaga Lain yang Terlibat 

Nama Pimpinan 

Dr. lr. Karden Mulya, M.Sc. 

Nama Lembaga 

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan 

Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-Biogen) 

Ala mat 

Jl. Tentara Pelajar No. 3A Bogor 16111- Jawa 

Barat 

Telepon/Faksimile/ e-mail Telp. 0251 338820; Fax. 0251 338820 

E-mail: bb biogen@litbang.deQtan.go.id 

Rekapitulasi Biaya 

No Uraian Jumlah (Rp) 

1 Gaji dan Upah 67.138.909 

2 Bahan Habis Pakai 37.117.055 

3 Perjalanan 25.613.636 

4 Lain-lain 6.439.491 

Jumlah biaya tahun yang diusulkan 136.309.091 

Mengetahui, 

Pjs. Kepala BB Padi, 

yetujui, 

"'~~rQ,/~11•9 Tanaman Pangan 

..------ 

Ir. Husin M. Toha, MS 

NIP. 19480309 197812 1 001 

~ /~-;::rdjosuwiryo 

~A1f7'.;( 113 197903 1 003 

ii

RINGKASAN 

Penelitian "Perbaikan Kegenjahan dan Produktivitas Varietas Padi Unggul Lokal (hasil > 7 

t/ha dan umur 115 hari)" pertanaman musim pertama tengah dilaksanakan di Kebun Percobaan 

Sukamandi. Kegiatan pertama, pembentukan gen-pool padi umur sangat dan ultra genjah 

berlatar belakang genetik varietas unggul lokal, terdiri atas pertanaman generasi F1 - F3 dan 

prospektif untuk mendapatkan genotipe genjah/ultra genjah. Terdapat 18 nomor F1, 132 

nomor F2 dan 119 nomor F3 yang memiliki umur awal panen dibawah 90 hss. Nomor-nomor 

tersebut prospektif untuk memiliki umur ultra genjah. Kegiatan kedua, studi pengaruh teknik 

budidaya terhadap umur dan daya hasil tanaman memberikan hasil sebagai berikut. Umur bibit 

tidak berpegaruh terhadap umur 50% berbunga namun berpegaruh terhadap umur panen. 

Sedangkan jumlah bibit berpengaruh terhadap umur 50% berbunga namun tidak berpengaruh 

terhadap umur panen. Terdapat perbedaan umur berbunga dan umur panen pada varietas 

yang diuji. Kombinasi perlakuan yang memberikan hasil terbaik adalah varietas Ciherang yang 

ditanam satu bibit per lubang dengan umur bibit 14 hss yaitu dengan hasil 41,62 gram gabah 

kering /rumpun. Penelitian ketiga, studi morfologi dan fisiologi tanaman terkait umur tanaman 

dilaksanakan di rumah kaca BB Biogen. Penelitian tersebut belum selesai namun telah dapat 

dilaporkan bahwa genotipe IR64 merupakan genotipe yang memberikan hasil terbaik 

berdasarkan karekter fertilitas malai (0,94) dan gabah kering giling per rumpun (57,15 gram). 

Sedangkan berdasarkan karakter jumlah anakan produktif, genotie yang terbaik adalah PBS. 

Karakter morfologi dan fisiologi seperti posisi daun bendera, eksersi malai, tipe malai, pola 

percabangan batang dan senescen serta kandungan klorofil diduga berkorelasi dengan umur 

taaman. Namun nilai korelasi tersebut belum dapat diketahui karena masih terdapat genotipe 

yang belum panen sehingga belum diketahui hasilnya. 

iii

DAFTAR lSI 

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ......................................................................... ii 

RINGKASAN ....................................................................................................... ................. iii 

PRAKATA ............ ........ ... .............. ........ ............ .. .............. .. .. ........................................ 

iv 

DAFTAR lSI ... ..... .... ... .. .. .............. ... ..... ........ .. .. ........ ........ ........ .. .. .. .. ........................ ..... v 

DAFT AR TABEL ... .. .. ..... ............ .. .. .. .. ........ ........ .. .......... .. .. .. .. ............................ .. .. ........ 

vi 

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... ........ ........ .. 3 

BAB III TUJUAN DAN MANFMT ................................................................................ 4 

3.1. TUJUAN .......................................................................................... ...... 4 

3.2. MANFMT .. .. .. .. ... .. ... .. .... .. .. .... .... .. .. .... .. .. .. ... ... ... .. .. .... ..... ... ..... .. .. .. .. .. .. .. 5 

BAB IV METODOLOGI ................. ............................................................................... ...... 5 

4.1. Pembentukan gen-pool padi umur sangat dan ultra genjah berlatar 

belakang genetik varietas unggul lokal ........................................................ 5 

4.2. Studi pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya hasil tanaman 6 

4.3. Studi morfologi dan fisiologi tanaman terkait umur tanaman ..................... 7 

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... . 7 


belakang genetik varietas unggul lokal ........................................................ 7 

5.2. Studi pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya hasil tanaman 7 

5.3. Studi morfologi dan fisiologi tanaman terkait umur tanaman .................... 8 

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............. ... .. ............. ..................................................... 8 

6.1. KESIMPULAN .......... ...... ........ ............ ........ .. ...... .. .. .. .. ................... ... ...... 8 

6.2. SARAN .. .. .. .. .. .. ... .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. ... .... .. .. .... ... ... .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. ..... .... .. .. .. 8 

DAFTAR PUSTAKA .................. .............................................................................. 8 

v

DAFTATABEL 

Tabel 1. 

Data umur awal panen F1 

7 

Tabel 2. 

Tabel 3. 



Tabel 4. Hasil analisis of variance pengujian umur bibit, jumlah bibit dan varietas pada 15 

rancangan Split-Split Plot 

Tabel 5. Hasil Uji jarak ganda duncan antar varietas yang diuji pada variabel tinggi 16 

tanaman, jumlah anakan, umur 50% berbunga dan hasil (gram/rumpun) 

Tabel 6. Hasil Uji jarak ganda duncan antar kombinasi perlakuan yang diuji pada 17 

variabel tinggi tanaman, jumlah anakan, umur 50% berbunga dan hasil 

Tabel 7. Data tinggi tanaman yang diukur setelah tanaman berbunga 80%, jumlah 19 

anakan, jumlah anakan produktif, diameter batang, dan panjang malai 

Tabel 8. Tabel 8. Karakter morfologi 15 genotipe padi 21 

Tabel 9. Penampilan bobot 1000 butir (gr) dan berat gabah kering per rum pun (gr) 23 

Tabel Penampilan jumlah butir gabah bernas per malai dan jumlah butir gabah 24 

10. hampa per malai (data sementara) 

8 

11 

Vl

I. PENDAHULUAN 

Indonesia memiliki agroekologi yang sangat beragam (Las dkk., 1991). Keragaman 

agroekologi seperti topografi, tipe curah hujan, ketinggian tempat, kesuburan tanah, jenis 

batuan induk, ketersediaan air, iklim, dan sosial budaya masyarakat yang melingkunginya 

menyebabkan beragam pula varietas padi lokal yang berkembang di tiap daerah. Koleksi 

dan konservasi varietas-varietas lokal dalam bank gen diharapkan dapat melestarikan dan 

mengelola keragaman tersebut sehingga merupakan simpanan yang sangat berharga 

untuk menghadapi tantangan produksi padi di masa-masa yang akan datang. 

Varieras lokal telah beradaptasi pada kondisi setempat sejalan dengan proses 

evolusi varietas tersebut di lokasi tumbuhnya. Hal tersebut memungkinkan varietasvarietas 

lokal juga merupakan sumber gen yang potensial untuk sifat-sifat ketahanan 

teradap cekaman di lokasi tersebut, misalnya cekaman biotik seperti hama dan penyakit 

tanaman serta cekaman abiotik seperti kekeringan, rendaman, dan keracunan mineral. 

Sebagai contoh, sumber gen ketahanan terhadap penyakit tungro antara lain adalah 

Engseng, Ase Balacung, Bonti, Bontel, dan Ketan Ireng. Sumber gen ketahanan terhadap 

kekeringan adalah Biboh 1, Ketan Kelapa, Ketan Keuyeup, Lagos, dan Merayang Kuning 

(Daradjat dkk., 2007). Budaya masyarakat juga berperan dalam menyeleksi varietas lokal 

dengan kualitas hasil sesuai dengan budaya setempat. 

Beberapa varietas unggul lokal tetap populer dan ditanam oleh petani, karena 

keunggulannya terutama pada aspek kualitas hasil, misalnya aroma, kepulenan, warna 

gabah, beras, dan nasinya, serta bentuk beras yang ramping panjang. Keunggulan 

tersebut menyebabkan beras varietas-varietas tersebut memiliki harga jual yang tinggi dan 

bahkan merupakan komoditas ekspor. Beberapa diantara varietas dengan keunggulan 

spesifik tersebut adalah Arias, Rojolele, dan Pandanwangi. Varietas-varietas tersebut telah 

diakui dan dilepas secara resmi oleh Departemen Pertanian dan diharapkan varietasvarietas 

ungul lokal lain dapat dilepas secara resmi sebagai varietas unggul untuk 

melindungi varietas-varietas tersebut. 

Namun demikian, pada umumnya varietas-varietas lokal memiliki kekurangan 

berupa umur yang dalam atau sangat dalam dan daya hasil yang rendah (Susanto dkk., 

2003). Hal tersebut menyebabkan rendahnya efisiensi produksi pada varietas-varietas 

tersebut. Kegiatan pemuliaan tanaman untuk memperbaiki kegenjahan dan produktivitas 

varietas-varietas unggul padi lokal tersebut dengan tetap mempertahankan keunggulan 

spesifiknya seperti mutu fisiko kimia, ketahanan terhadap organisme pengganggu 

tanaman, serta toleransi terhadap cekaman abiotik diharapkan dapat meningkatkan

produksi dan intensitas panen varietas-varietas tersebut untuk mendukung IP Padi 400, 

swasembada pangan lestari, dan peningkatan volume ekspor. 

Berkaitan dengan hal tersebut, pembentukan gen-pool umur genjah dapat 

mengumpulkan gen-gen pengendali umur genjah dan selanjutnya dapat dicari variasi 

dengan produktivitas yang tinggi. Telah dilakukan pembentukan gene pool padi umur 

genjah menggunakan lebih dari 20 tetua genjah termasuk diantaranya varietas lokal, 

unggul, dan introduksi, serta varietas-varietas lokal terpilih. Hingga MT2 2009 telah 

terbentuk lebih dari 300 double cross, top cross, dan back cross generasi Fl hingga F3. 

Karakterisasi ontogenin fisiologis dan hubungan kausatif korelatif kegenjahan dan hasil 

telah dilakukan pada MH dan MK 2009, demikian juga pengaruh cekaman kekeringan 

terhadap kegenjahan tanaman. Hasil sementara ini menunjukkan adanya hubungan 

kausatif dan korelatif antara umur tanaman dengan hasil. Ada peluang untuk 

memendekkan umur tanaman dengan penurunan tingkat hasil yang dapat ditoleransi, 

yaitu dengan menyeleksi karkater unggul tanaman di masa awal pertumbuhan tanaman, 

misalnya pertambahan tinggi tanaman dan jumlah anakan pada umur satu hingga dua 

bulan, serta keseragaman pertumbuhan anakan. Hingga saat ini belum dilakukan studi 

genetik kegenjahan dari materi yang ada, meskipun berbagai QTL telah ditemukan terkait 

umur pada latar balakang genetik yang berbeda. Selain itu, studi anatomi dan fisiologis 

tanaman khusus terkait dengan kegenjahan tanaman padi masih belum dilakukan. 

Berdasarkan capaian pada tahun 2009 tersebut, direncanakan untuk melanjutkan 

pembentukan gene pool padi umur genjah dengan cara membentuk generasi menengah 

dan lanjut populasi yang telah dihasilkan pada tahun 2009 (hingga generasi F3-FS) serta 

melakukan seleksi berdasarkan karakter umut berbunga, umur panen, dan penampilan 

individu tanaman. Dalam proses pembentukan gene pool tersebut diharapkan dapat 

dibentuk pula populasi pemetaan genetik RIL (Recombinant Inbred Lines) untuk 

kepentingan pemetaan QTL dan studi lebih lanjut dalam functional genomic. 

Ekspresi kegenjahan tanaman dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan. Dua faktor 

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah teknik budidaya, yaitu jumlah bibit (satu, tiga, 

dan tujuh bibit per lubang) dan jarak tanam (20 x 20 em dan 25 x 2 em). 

Karakterisasi morfologi dan fisiologi tanaman umur ultra genjah dan dalam 

dipelajari untuk mengetahui perbedaan antara varietas umur ultra genjah dengan umur 

dalam pada karkater-karakter tersebut. Diharapkan hal tersebut dapat mengungkap 

karakter kunci yang berpengaruh terhadap umur dan hasil tanaman. 

2

II. 

TINJAUAN PUSTAKA 

Indonesia memiliki agroekologi yang sangat beragam (Las dkk., 1991). Keragaman 

agroekologi seperti topografi, tipe curah hujan, ketinggian tempat, kesuburan tanah, jenis 

batuan induk, ketersediaan air, iklim, dan sosial budaya masyarakat yang melingkunginya 

menyebabkan beragam pula varietas padi lokal yang berkembang di tiap daerah. Koleksi 

dan konservasi varietas-varietas lokal dalam bank gen diharapkan dapat melestarikan dan 

mengelola keragaman tersebut sehingga merupakan simpanan yang sangat berharga 

untuk menghadapi tantangan produksi padi di masa-masa yang akan datang. 

Varieras lokal telah beradaptasi pada kondisi setempat sejalan dengan proses evolusi 

varietas tersebut di lokasi tumbuhnya. Hal tersebut memungkinkan varietas-varietas lokal 

juga merupakan sumber gen yang potensial untuk sifat-sifat ketahanan teradap cekaman 

di lokasi tersebut misalnya cekaman biotik seperti hama dan penyakit tanaman serta 

cekaman abiotik seperti kekeringan, rendaman, dan keracunan mineral. Sebagai contoh, 

sumber gen ketahanan terhadap penyakit tungro antara lain adalah Engseng, Ase 

Balacung, Bonti, Bontel, dan Ketan Ireng. Sumber gen ketahanan terhadap kekeringan 

adalah Biboh 1, Ketan Kelapa, Ketan Keuyeup, Lagos, dan Merayang Kuning (Daradjat 

dkk., 2007). Budaya masyarakat juga berperan dalam menyeleksi varietas lokal dengan 

kualitas hasil sesuai dengan budaya setempat. 

Beberapa varietas unggul lokal tetap populer dan ditanam oleh petani, karena 

keunggulan terutama pada aspek kualitas hasil, misalnya aroma, kepulenan, warna gabah, 

beras, dan nasinya, serta bentuk nasi yang ramping panjang. Keunggulan tersebut 

menyebabkan beras varietas-varietas tersebut memiliki harga jual yang tinggi dan bahkan 

merupakan komoditas ekspor. Beberapa diantara varietas dengan keunggulan spesifik 

tersebut adalah Arias, Rojo Lele, dan Pandan Wangi. Varietas-varietas tersebut telah 

diakui dan dilepas secara resmi oleh Departemen Pertanian dan diharapkan varietasvarietas 

ungul lokal lain dapat dilepas secara resmi sebagai varietas unggul untuk 

melindungi varietas-varietas tersebut. 

Namun demikian, pada umumnya varietas-varietas lokal memiliki kekurangan berupa 

umur yang dalam atau sangat dalam dan daya hasil yang rendah (Susanto dkk., 2003). 

Hal tersebut menyebabkan rendahnya efisiensi produksi pada varietas-varietas tersebut. 

Kegiatan pemuliaan tanaman untuk memperbaiki kegenjahan dan produktivitas varietasvarietas 

unggul padi lokal tersebut dengan tetap mempertahankan keunggulan spesifiknya 

seperti mutu fisiko kimia, ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman, serta 

toleransi terhadap cekaman abiotik diharapkan dapat meningkatkan produksi dan 

3

intensitas panen varietas-varietas tersebut untuk mendukung IP Padi 400, swasembada 

pangan lestari, dan peningkatan volume ekspor. 

Berkaitan dengan hal tersebut, pembentukan gen-pool umur genjah dapat 

mengumpulkan gen-gen pengendali umur genjah dan selanjutnya dapat dicari variasi 

dengan produktivitas yang tinggi. Penggunaan 8 hingga 16 tetua genjah diperkirakan 

cukup membawa latar belakang yang cukup luas pada karakter kegenjahan tersebut. 

Penelitian mengenai ontogeni dan fisiologis kegenjahan tanaman padi perlu dilakukan 

untuk mengetahui mekanisme fisiologis kegenjahan. Selanjutnya, dapat ditentukan 

strategi yang dapat ditempuh untuk memodifikasi genetik kegenjahan suatu varietas. 

Berkaitan dengan perbaikan produktivitas, kajian kausatif korelatif genotipe genjah 

dengan hasil gabah perlu dilakukan untuk mengatahui korelasi antara umur genjah 

dengan tingkat produksi. Selanjutnya, dapat ditentukan strategi yang dapat ditempuh 

untuk memodifikasi genetik tanaman padi agar memiliki umur yang genjah dengan 

kompensasi minimum terhadap tingkat produksi. 

Proses fisiologis misalnya ketersediaan air diperkirakan berpengaruh terhadap 

mulainya fase generatif suatu varietas. Penelitian pengaruh perlakuan cekaman 

kekeringan terhadap hubungan kausatif korelatif genotipe genjah dengan hasil gabah 

akan memberikan gambaran proses fisiologis pengendalian kegenjahan. 

Selain itu, karakterisasi sifat fisiko-kimia beras bermanfaat untuk mengetahui 

keunggulan varietas padi unggul lokal. Karakter mutu tersebut berpengaruh besar 

terhadap preferensi konsumen dan akhirnya tingkat adopsi dan kepopuleran suatu 

varietas. 

Ketahanan terhadap hama penyakit utama merupakan kebutuhan mendasar dalam 

perakitan varietas unggul, dan dalam penelitian ini diprioritaskan ketahanan terhadap 

penyakit tungro mengingat tungro merupakan penyakit endemik di berbagai lokasi dan 

secara nasional dapat menimbulkan kerugian hingga puluhan miliar rupiah dalam satu 

tahun (Anonim, 1995; Hasanuddin dkk., 1997). 

III. 

TUJUAN DAN MANFAAT 

3.1. TUJUAN 

• Tujuan langka Panjang: 

a. Menghasilkan galur-galur umur sangat dan ultra genjah yang memiliki kualitas 

fisiko kimia beras tanak setara varietas unggul lokal asalnya. 

4

. Mengetahui proses fisiologis, kondisi morfologi, dan genetis sifat kegenjahan 

dan produktivitas tinggi pada tanaman padi berbasis varietas lokal. 

c. Melakukan pemetaan genetik (QTL) karakter umur dan fisiologis terkait umur 

tanaman. 

d. Mendapatkan marka sederhana namun akurat untuk melakukan seleksi terkait 

umur tanaman. 

• Tujuan langka Pendek: 

a. Melanjutkan pembuatan gen-pool generasi menengah padi umur genjah 

menggunakan lebih dari 20 tetua (generasi F3 - FS). 

b. Melakukan studi pengaruh teknik budidaya (jumlah bibit per rumpun dan jarak 

tanam) terhadap karakter umur tanaman. 

c. Melakukan studi determinasi karakter morfologi dan fisiologi padi umur genjah 

dan dalam. 

3.2. MANFAAT 

• Diperolehnya 50 galur generasi menengah (F3-FS) yang memiliki kombinasi sifat: 

umur genjah dan kualitas fisiko-kimia (aroma, amilosa, serta bentuk, ukuran, 

pengapuran, atau transparency). 

• Diperolehnya lima populasi RIL sebagai materi pemetaan QTL dan pencarian marka 

terkait umur tanaman. 

• Diperolehnya informasi ilmiah pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya 

hasil varietas lokal sangat genjah serta karkaterisasi morfologi terkait kegenjahan 

dan hasil tanaman. 

IV. 

METODOLOGI 


belakang genetik varietas unggullokal 

Sebanyak ± 160 single cross (F3) dan 326 (Fl - F2) top cross, back cross, dan 

double cross padi umur genjah dari sekitar 20 tetua (varietas lokal, unggul, dan introduksi) 

ditanam head to row (satu malai per baris) dengan jarak tanam 20 em x 20 em minimal 3 

malai per kombinasi persilangan. 

Varietas tetua persilangan ditanam sebagai cek. 

Persilangan terus dilakukan antara individu tergenjah antar kombinasi persilangan. 

5

- anaman sehat calon tetua betina dipindahkan ke pot di rumah kaca ketika malai mulai 

~~u ncul untuk diemaskulasi (dibuang anther) di rumah kaca. 

Emaskulasi (tetua betina) dilakukan pada sore hari dengan cara pemotongan ujung 

;abah dan penyedotan anther menggunakan vacuum emasculator. 

Keesokan harinya 

: ilakukan polinasi dengan malai tetua jantan terpilih sesuai rencana persilangan. Ruang 

:ertutup dengan lampu penerang digunakan untuk memacu anthesis sempurna malai 

:etua jantan. Selanjutnya tanaman dipelihara secara intensif di rumah kaca sampai 

emanenan benih F1 (single cross, top eros, multiple cross). 

Benih F1 dari masing-masing kombinasi persilangan di atas ditanam kembali pada 

:arak tanam 20 em x 20 em menyesuaikan dengan jumlah benih yang dihasilkan. Tetua 

Jetina turut ditanam (2 baris) sebagai cek. Benih selfing dari pertanaman F1, back cross, 

serta F2 dan generasi bersegregasi setelahnya dipanen pemuliaan untuk mendapatkan 

galur-galur yang memiliki sifat umur sangat genjah hingga ultra genjah, fenotipe tanaman 

erlihat superior, tahan hama dan penyakit utama, serta memiliki kualitas beras setara 

retua varietas unggul lokal asalnya. 

Seleksi individu tanaman dilakukan berdasarkan umur berbunga, umur masak 

-siologis, dan keragaan agronomis tanaman yang diduga menopang daya hasil yang 

11aksimal (daun tegak, jumlah anakan sedang, malai lebat, kulit gabah bersih dan tipis). 

Selain itu, dibentuk populasi RIL dengan menanam minimal 200 tanaman secara 

acak dari tiap kombinasi persilangan terpilih dan dilanjutkan ke generasi-generasi 

setelahnya tanpa melakukan seleksi. Populasi RIL tersebut bermanfaat untuk studi lebih 

lanjut berupa pemetaan genetik karakter kegenjahan tanaman. 

Penanaman materi dilakukan pada MH dan MK 2010 di KP Sukamandi. 

4.2. Studi pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya hasil tanaman 

Dipilih 5 genotipe umur ultra genjah, kemudian ditanam masing-masing pada 

rancangan acak Split Split Plot tiga ulangan dengan petak utama yaitu umur bibit (14 hss 

dan 21 hss), anak petak yaitu jumlah bibit per lubang (satu, tiga, dan tujuh), dan anakanak 

petak yaitu varietas (5 genotipe ultra genjah). Ukuran plot adalah 2 x 4 m 2 

menggunakan teknik tanam pindah yiatu 14 hss dan 21 hss (sesuai dengan perlakuan). 

Pengamatan dilakukan terhadap karakter umur berbunga, umur masak fisiologis, hasil, 

dan komponen hasil. Percobaan dilakukan pada MK atau MT1 di KP. Sukamandi dan pada 

MH atau MT 2 di Indramayu. 

6

4.3. Studi morfologi dan fisiologi tanaman terkait umur tanaman 

Penelitian dilakukan terhadap morfologi dan fisiologi tanaman yang diduga terkait 

erat dengan umur dan daya hasil tanam, seperti panjang buku, jumlah buku, diameter 

oatang, pola percabangan batang, dan jumlah anakan tidak produktif. Pengamatan 

dilakukan terhadap lima genotipe umur ultra genjah, lima genotipe umur genjah, dan lima 

genotipe umur dalam. Setiap materi ditanam mengikuti rancangan acak kelompok enam 

Iangan. Materi ditanam pada pot percobaan dengan jumlah pot tiga buah per ulangan. 

Jumlah bibit yang ditanam satu bibit per lubang tanam sebanyak tiga lubang per pot. 

Sistem yang digunakan pada percobaan ini adalah tanam benih langsung. 

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 


belakang genetik varietas unggullokal 

Pertanaman pembentukan genepool padi umur sangat genjah dan ultra genjah 

berlatar belakang genetic varietas unggul lokal untuk musim tanam pertama masih berada 

pada fase vegetatif kecuali bagi beberapa tanaman pada beberapa populasi yang 

memberikan hasil genotype ultra genjah. Pertanaman tersebut disebar mulai 2 April 2010 

dan tanam mulai 23 April 2010. Pertanaman tersebut terdiri atas 229 F1, 196 F2, dan 50 

populasi F3. Kegiatan persilangan dilakukan antar tanaman tergenjah untuk mengupulkan 

sifat genjah pada satu tanaman, serta menambah variabilitas sumber kegenjahan pada 

suatu populasi. 

Serangan wereng coklat dan virus kerdil rumput/hampa menjadi kendala pada 

pertanaman tersebut, sehingga dilakukan penyemprotan secara intensif dan eradikasi 

selektif terhadap tanaman yang terindikasi terserang virus tersebut di atas. 

Hasil penanaman F1 diperoleh data sebagai berikut. 

Tabel 1. Data umur awal panen F1 

No 

Awal panen 

(hss) 

1 U-120 78 

2 U-159 78 

3 U-203 78 

4 U-103 89 

5 U-112 89 

6 U-125 89 

7

7 U-128 89 

8 U-141 89 

9 U-181 89 

10 U-187 89 

11 U-188 89 

12 U-193 89 

13 U-196 89 

14 U-206 89 

15 U-207 89 

16 U-209 89 

17 U-211 89 

~8 U-114 90 

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat 18 nomor yang memiliki umur 

awal panen kurang dari 90 hss. 

Nomor tersebut prospektif untuk memiliki umur ultra 

genjah. Keterangan asal persilangan dari masing-masing nomor terdapat pada lampiran 1. 

Hasil penanaman F2 diperoleh data sebagai berikut. 


No 

Asal 

MT3 

2009 

Awal panen 

(hss) 

1 U-432 172 62 

2 U-385 111 72 

3 U-327 38 78 

4 U-356 77 78 

5 U-364 87 78 

6 U-369 92 78 

7 U-370 93 78 

8 U-372 95 78 

9 U-379 104 78 

10 U-386 112 78 

11 U-387 113 78 

12 U-388 114 78 

13 U-389 115 78 

14 U-390 116 78 

15 U-391 117 78 

16 U-394 120 78 

17 U-396 122 78 

18 U-397 123 78 

19 U-402 130 78 

20 U-414 148 78 

21 U-302 4 86 

22 U-303 5 86 

8

23 U-304 6 86 

24 U-305 7 86 

25 U-330 41 86 

26 U-331 42 86 

27 U-384 110 86 

28 U-404 133 86 

29 U-325 34 87 

30 U-326 37 87 

31 U-376 100 87 

32 U-378 102 87 

33 U-380 105 87 

34 U-382 108 87 

35 U-383 109 87 

36 U-392 118 87 

37 U-399 125 87 

38 U-401 129 87 

39 U-403 131 87 

40 U-406 136 87 

41 U-407 138 87 

42 U-316 20 88 

43 U-317 22 88 

44 U-324 33 88 

45 U-329 40 88 

46 U-338 50 88 

47 U-339 51 88 

48 U-340 52 88 

49 U-343 56 88 

50 U-344 57 88 

51 U-345 58 88 

52 U-349 62 88 

53 U-352 66 88 

54 U-357 78 88 

55 U-360 82 88 

56 U-361 83 88 

57 U-362 85 88 

58 U-365 88 88 

59 U-367 90 88 

60 U-368 91 88 

61 U-371 94 88 

62 U-374 98 88 

63 U-375 99 88 

64 U-381 106 88 

65 U-408 140 88 

66 U-409 143 88 

67 U-410 144 88 

9

68 U-411 145 88 

69 U-412 146 89 

70 U-413 147 89 

71 U-415 149 89 

72 U-416 150 89 

73 U-417 151 89 

74 U-419 153 89 

75 U-420 154 89 

76 U-422 156 89 

77 U-423 157 89 

78 U-424 158 89 

79 U-425 159 89 

80 U-426 162 89 

81 U-427 163 89 

82 U-428 164 89 

83 U-430 168 89 

84 U-431 169 89 

85 U-433 173 89 

86 U-436 176 89 

87 U-438 178 89 

88 U-440 181 89 

89 U-443 187 89 

90 U-444 188 89 

91 U-448 194 89 

92 U-449 195 89 

93 U-450 201 89 

94 U-452 206 89 

95 U-453 208 89 

96 U-454 219 89 

97 U-455 221 89 

98 U-456 223 89 

99 U-458 227 89 

100 U-461 234 89 

101 U-462 235 89 

102 U-464 240 89 

103 U-466 261 89 

104 U-467 266 89 

105 U-468 267 89 

106 U-469 270 89 

107 U-470 277 89 

108 U-471 281 89 

109 U-472 283 89 

110 U-473 285 89 

111 U-474 290 89 

112 U-475 293 89 

10

113 U-476 297 89 

114 U-306 8 90 

115 U-309 13 90 

116 U-311 15 90 

117 U-312 16 90 

118 U-398 124 90 

119 U-478 299 90 

120 U-479 301 90 

121 U-480 302 90 

122 U-481 303 90 

123 U-482 304 90 

124 U-484 306 90 

125 U-485 307 90 

126 U-486 308 90 

127 U-488 310 90 

128 U-489 311 90 

129 U-490 312 90 

130 U-493 315 90 

131 U-494 316 90 

132 U-495 317 90 

-- 

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa terdapat 132 nomor F2 yang memiliki 

umur awal panen dibawah 90 hari. Nomor tersebut prospektif untuk memiliki umur ultra 



No 

Nama awal panen 

Galur (hss) 

1 USlO BP14172 78 

2 USOl BP14154 88 

3 US03 BP14158 88 

4 US04 BP14160 88 

5 usos BP14162 88 

6 US06 BP14164 88 

7 US07 BP14166 88 

8 usos BP14168 88 

9 US09 BP14170 88 

10 USll BP14174 88 

11 US12 BP14176 88 

12 US14 BP14180 88 

13 USlS BP14182 88 

14 US16 BP14184 88 

15 U517 BP14186 88 

16 US18 BP14188 88 

11

I 11 US19 BP14190 88 

I 

' 

18 US20 BP14192 88 

19 US21 BP14194 88 

20 US22 BP14196 88 

21 US23 BP14198 88 

22 US24 BP14200 88 

23 US02 BP14156 89 

24 US13 BP14178 89 

25 US2S BP14202 89 

26 US26 BP14204 89 

27 US27 BP14206 89 

28 US28 BP14208 89 

29 US29 BP14210 89 

30 US30 BP14212 89 

31 US31 BP14214 89 

32 US32 BP14216 89 

33 US33 BP14218 89 

34 US34 BP14220 89 

35 US3S BP14222 89 

36 US36 BP14224 89 

37 US37 BP14226 89 

38 US38 BP14228 89 

39 US39 BP14230 89 

40 US40 BP14232 89 

41 US41 BP14234 89 

42 US42 BP14236 89 

43 US43 BP14238 89 

44 US4S BP14242 89 

45 US46 BP14244 89 

46 US47 BP14246 89 

47 US48 BP14248 89 

48 USSl BP14254 89 

49 USS4 BP14260 89 

50 usss BP14262 89 

51 USS6 BP14264 89 

52 USS7 BP14266 89 

53 USS8 BP14268 89 

54 USS9 BP14270 89 

55 US60 BP14272 89 

56 US62 BP14276 89 

57 US63 BP14278 89 

58 US64 BP14280 89 

59 USGS BP14282 89 

60 US66 BP14284 89 

61 US67 BP14286 89 

12

62 U568 BP14288 89 

63 U570 BP14292 89 

64 U571 BP14294 89 

65 U572 BP14296 89 

66 U573 BP14298 89 

67 U574 BP14300 89 

68 US75 BP14302 89 

69 US 52 BP14256 90 

70 U608 BP14368 90 

71 U609 BP14370 90 

72 U611 BP14374 90 

73 U612 BP14376 90 

74 U613 BP14378 90 

75 U614 BP14380 90 

76 U615 BP14382 90 

77 U616 BP14384 90 

78 U617 BP14386 90 

79 U618 BP14388 90 

80 U619 BP14390 90 

81 U620 BP14392 90 

82 U622 BP14396 90 

83 U623 BP14398 90 

84 U624 BP14400 90 

85 U625 BP14402 90 

86 U626 BP14404 90 

87 U627 BP14406 90 

88 U628 BP14408 90 

89 U629 BP14410 90 

90 U630 BP14412 90 

91 U631 BP14414 90 

92 U632 BP14416 90 

93 U633 BP14418 90 

94 U637 BP14426 90 

95 U638 BP14428 90 

96 U639 BP14430 90 

97 U640 BP14432 90 

98 U641 BP14434 90 

99 U642 BP14436 90 

100 U643 BP14438 90 

101 U644 BP14440 90 

102 U645 BP14442 90 

103 U646 BP14444 90 

104 U647 BP14446 90 

105 U648 BP14448 90 

106 U649 BP14450 90 

13

107 U650 BP14452 90 

108 U651 BP14454 90 

109 U652 BP14456 90 

110 U653 BP14458 90 

111 U654 BP14460 90 

112 U655 BP14462 90 

113 U656 BP14464 90 

114 U657 BP14466 90 

115 U658 BP14468 90 

116 U659 BP14470 90 

117 U660 BP14472 90 

118 U661 BP14474 90 

119 U662 BP14476 90 

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat 119 nomor F3 yang memiliki 

umur awal panen kurang dari 90 hss. Nomor tersebut prospektif untuk memiliki umur ultra 


Penanaman F2, F3 dan F4 turunan terpilih pada generasi sebelumnya telah disebar 

pada tanggal 1 Nopember 2010 di Indramayu, dan direncanakan akan ditanam pada 

tanggal 21 Nopember 2010. 

5.2. Studi pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya hasil tanaman 

Percobaan studi pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya hasil tanaman 

telah pada MT 1 disebar pada 2 April 2010 dan tanam pada 23 April 2010 dan panen 

dilakukan bertahap disesuaikan dengan umur masak tiap varietas. 

Serangan wereng 

coklat terjadi pada penelitian ini dan dilakukan perlindungan intensif serta pengamatan 

kuantitatif tanaman yang terserang virus kerdil hampa/rumput. 

Eradikasi selektif 

dilakukan terhadap tanaman yang terindikasi terserang virus kerdil rumputjhampa. 

14

Tabel 4. Hasil analisis of variance pengujian umur bibit, jumlah bibit dan varietas pada 

rancangan Split Split Plot 

No Sumber TI JA Umur Umur Bobot Hasil Jml Gabah Gabah 

50% panen 1000 malai lsi hampa 

berbuga 

butir 

1 Ulangan * * * tn tn tn tn tn tn 

2 Umur bibit * tn tn * * * tn * tn 

3 Ulangan x tn * * * tn * * tn * 

Umur Bibit 

4 Jumlah Bibit tn tn tn * tn tn tn tn * 

5 Umur bibit x tn tn * * tn tn tn tn * 

Jumlah bibit 

6 Ulangan x tn * tn tn tn tn tn tn tn 

umur bibit x 

jumlah bibit 

7 Varietas * * * * tn tn tn tn tn 

8 Umur bibit x tn tn tn tn tn tn tn tn 

Varietas 

* 

x Varietas 

9 Jumlah bibit tn tn tn tn tn tn tn tn * 

10 Umur bibit x tn tn tn tn tn tn tn tn 

jumlah bibit x 

* 

varietas 

Ket: tn = tidak berbeda nyata, *= erbeda nyata pada taraf 5% 

Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan yang nyata antar variasi umur 

bibit (14 hss dan 21 hss) pada variabel tinggi tanaman, umur panen, bobot 1000 butir, 

hasil, gabah isi per malai dan gabah hampa per malai. Adanya variasi jumlah bibit juga 

berpengaruh nyata terhadap variabel umur panen dan jumlah gabah hampa per malai. 

Selain itu, juga terdapat perbedaan yang nyata antar varietas yang diuji pada variabel 

tinggi tanaman, jumlah anakan, umur berbunga, dan umur panen. Terjadi interaksi antara 

umur bibit dan jumlah bibit pada variabel umur 50% berbunga, umur panen dan gabah 

hampa per malai. Terjadi interaksi antara umur bibit dan varietas pada variabel umur 

50% berbunga. Terjadi interaksi antara jumlah bibit dengan varietas pada variabel gabah 

hampa per malai. Tidak terjadi interaksi antara varietas, umur bibit dan jumlah bibit pada 

semua variabel pengamatan kecuali pada variabel gabah hampa per malai. 

15

Tabel 5. Hasil Uji jarak ganda duncan antar varietas yang diuji pada variabel tinggi 

tanaman, JUmlan anakan, umur SO% berbun( a dan nasil ('~ramjrumpun) 

1 No Varietas Tinggi Jumlah Umur Hasil 

tanaman anakan 50°/o (gram/rumpun) 

berbunga 

1 Dodokan 99,06 a 19,1 A 68 be 24,07 a 

2 Silugonggo 99,78 b 17 ab 69 b 21,39 a 

3 Ciherang 100,87 c 15,9 b 76 a 24,14 a 

4 Srijaya 105,58 cd 15,06 be 67 c 21,31 a 

5 Slegreng 111,56 d 13,47 c 69 be 17,81 a 

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa Srijaya memiliki tinggi tanaman 

tertinggi yaitu 105,58 em dan Dodokan memiliki tinggi tanaman terendah yaitu 99,06 em. 

Jumlah anakan tertinggi terdapat pada genotipe Dodokan yaitu 19,1 anakan, sedangkan 

terendah adalah Slegreng yaitu 13,47 anakan. Genotipe yang memiliki umur berbunga 

terpendek adalah Srijaya yaitu 67 hss, sedangkan terpanjang adalah Ciherang yaitu 76 

hss. Meskipu pada variabel hasil tidak terjadi perbedaan yang nyata, namun dapat dilihat 

bahawa varitas yang memiliki hasil tertinggi adalah Ciherang, yaitu 24,07 gram/rumpun 

dan varietas yang meiliki hasil terendah adalah Slegreng yaitu 17,81 gram/rumpun. 

Berdasarkan uji lanjut DMRT pada kombinasi perlakuan umur bibit, jumlah bibit 

dan varietas yang diuji, diperoleh hasil sebagai berikut. 

16

Tabel 6. Hasil Uji jarak ganda duncan antar kombinasi perlakuan yang diuji pada variabel 

tinaai tanaman. iumlah anakan. umur 50% berbunaa dan hasil 

Kombinasi Tinggi tanaman Umur 50% Hasil 

perlakuan (em) Jumlah anakan berbunga (gram/rumpun) 

All 93,3 jklm 21 a 68,67 cde 23,87 a 

A12 99 fghikj 16 5 abcdef 72 5 be 26 37 a 

A13 98,67 fghiki 12,3 f 78,33 a 41,62 a 

A14 98,3 ghijkl 14,6 cdef 68 def 32,21 a 

A15 106,5 cdefg 13 ef 67,5 def 24,38 a 

A31 93,5 jklm 20,75 ab 68,75 cde 33,24 a 

A32 96,6 ijkl 20,33 abc 68,67 cde 35,57 a 

A33 106 6 cdef 14,6 cdef 77 a 19 84 a 

A34 100 75 efghij 15 75 abcdef 66 75 ef 12 66 a 

A35 109 bed 15 cdef 68,25 def 21,59 a 

A71 88 m 17,6 abcdef 68 def 39,83 a 

A72 91,5 kim 17 abcdef 67 5 def 25,44 a 

A73 104,6 cdefghi 13,6 def 75,33 ab 25,52 a 

A74 90,5 lm 16 5 abcdef 64,5 f 35,22 a 

A75 108 bcde 18 5 abcde 67,5 def 16,73 a 

811 102,3 defghi 17,6 abcdef 69 cde 25,04 a 

812 99,5 fghikj 13,5 def 69 cde 10,98 a 

813 110,3 abed 14,3 def 76,33 a 14,8 a 

814 104,6 cdefghi 15,3 abcdef 68 def 21,58 a 

815 1126 abed 16 abcdef 70,67 cd 13 34 a 

831 97 5 ghijkl 19 abed 69 cde 6,39 a 

832 105,5 cdefgh 18 abcdef 69 cde 13,85 a 

833 108 bcde 13,5 def 76 ab 27,93 a 

834 108 bcde 18 abcdef 69 cde 13,45 a 

835 115 5 ab 14 def 69 cde 15,88 a 

871 103 defghi 18 abcdef 69 67 cde 7 13 a 

872 105 3 cdefgh 16 abcdef 70,67 cd 13 16 a 

873 106 cdefg 12,3 f 76,33 a 16,39 a 

874 104,3 defghi 17 abcdef 69 cde 15,06 a 

875 117 A8 14 def 70,67 cd 14,91 a 

Ket dalam kombinasi perlakuan: Huruf pertama: A= umur bibit 14 hss, B= umur bibit 21 hss, Angka 

pertama (setelah huruf): 1= satu bibit per lubang tanam, 3 = tiga bibit per lubang tanam, 7 = 

tujuh bibit per lubang tanam, Angka kedua : 1= Dodokan, 2=Silugonggo, 3=Ciherang, 4=Srijaya, 

S=Siegreng. 

Huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT. 

8erdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa varietas Slegreng yang ditanam tujuh 

bibit per lubang dengan umur bibit 21 hss (875) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 

117 em. Sedangkan tinggi tanamn terendah yaitu pada varietas Dodokan yang ditanam 

tujuh bibit per lubang dengan umur bibit 14 hss. 

17

Jumlah anakan tertinggi diperoleh pada varietas Dodokan yang ditanam 1 bibit 

per lubang tanam dengan umur biit 14 hss. Sedangkan jumlah anakan terendah terdapat 

pada vaitas Ciherang yang ditanam tujuh bibt per lubang dengan umur bibit 21 hss. Hal 

terse but menunjukkan _ bahwa tanaman yang ditanam dengan jumlah bib it 1 bib it per 

lubang akan menghasilkan jumlah anakan yag maksimal dibandingkan dengan tanaman 

yang ditanam 3 atau 7 bibit per lubang. Hal tersebut dikarenakan tidak terjadi persaingan 

antar tanaman dalam mendapatkan unsur hara. Umur bibit 14 hss juga terbukti lebih baik 

dalam memberikan jumlah anakan. Hal tersebut dikarenakan umur bibit yang muda akan 

memiliki daya adaptasi yang lebih cepat dibandingkan dengan umur bibit yang lebih tua, 

sehingga akan membentuk anakan yang maksimal. 

Umur 50% berbunga yang terpendek diperoleh pada varietas Srijaya yang 

ditanam tujuh bibit per lubang dengan umur bibit 21 hss yaitu dengan umur berbunga 64 

hss. Sedangkan varietas Ciherang yang ditanam 1 bibit per lubang dengan umur bibit 14 

hss mempunyai umur 50% berbunga terdalam yaitu 78 hss. 

Varietas Ciherang yang ditanam satu bibit per lubang tanam dengan umur bibit 

14 hss memberikan hasil yang tertnggi yaitu 41,62 gram per rumpun. Sedangkan hasil 

terendah diperoleh pada varietas Dodokan yang ditanam tiga bibit per lubang dengan 

umur bibit 21 hss. 

Percobaan studi pengaruh teknik budidaya terhadap umur dan daya hasil 

tanaman telah pada MT 2 dilaksanakan di Kabupaten Indramayu disebar pada 1 

Nopember 2010 untuk perlakuan umur bibit 21 hss dan 8 Nopember 2010 untuk perlakuan 

umur bibit 14 hss. Rencana penanaman pada tanggal 21 November 2010. 

5.3. Studi morfologi dan fisiologi tanaman terkait umur tanaman 

Pertanaman untuk percobaan studi morfologi fisiologi tanaman terkait umur 

tanaman telah disebar pada 2 April 2010 dan tanam pada 23 April 2010. Meskipun 

serangan wereng coklat relative dapat diatasi, namun jumlah tanaman yang terserang 

virus kerdil rumput/hampa lebih dari 20% sehingga diputuskan untuk melakukan eradikasi 

total terhadap pertanaman tersebut yang dilakukan pada Minggu II Juni 2010. Penelitian 

tersebut akan diulang dengan modifikasi, di rumah kaca 88 8iogen pada tanggal 29 Juni 

2010 dengan sistem tanam benih langsung. Hingga saat ini masih terdapat beberapa 

tanaman yang belum dipanen sehingga untuk karakter hasil data yang diperoleh belum 

lengkap. 

18

Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan 

produktif, diameter batang dan panjang malai pada materi yang diuji adalah sebagai 

berikut. 

Tabel 7. Data tinggi ~ana man yang diukur setelah tanaman berbunga 80%, jumlah 

kan. iumlah anakan oroduktif. - - diameter - -- batana. dan oaniana mal · 

No 

Rata an 

Tinggi Jumlah Diameter 

Tanaman Jumlah anakan Satang Panjang 

Genotipe (em) anakan produktif (em) Malai (eml 

1 IR64 125,6 8 7,5 0,43 20,75 

2 Cisadane 122 8,6 76 0 46 21,46 

3 Silugonggo 121,8 8 8 0,43 25,63 

4 Dodokan 112 7,2 6,8 0,45 23,03 

5 Pelital-1 126 65 58 0,54 22 91 

6 Ciherang 117,5 86 7,6 0,44 25,03 

7 TNAU 6543 111 5 7,8 6 0,33 19,45 

8 Mentik Wangi 127 2 86 81 0,49 24 38 

9 Slegreng 122 6 76 6,8 0,44 25,35 

10 Srijaya 133 7 63 0,46 25,13 

11 Inpari 2 105 2 4 3,7 0,49 21 75 

12 PBS 117,2 1213 11,3 0,46 20,33 

13 Sarinah 132,3 7,2 6,3 0,45 23,23 

14 Cisantana 1146 8,7 7,7 0,48 25,75 

15 IR42 127,2 7 5,2 0,44 21,58 

-- 

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa genotipe yang memiliki tinggi tanaman 

tertinggi adalah Sarinah yaitu 132,3 em, sedangkan genotipe yag memiliki tinggi tanaman 

terendah adalah Inpari 2. Genotipe yang memiliki rata-rata jumlah anakan dan jumlah 

anakan produktif tertinggi adalah PBS yaitu seeara berurutan sebanyak 12,3 dan 11,3. 

Sedangkan genotipe yang memiliki jumlah anakan dan jumlah anakan produktif terendah 

yaitu Inpari2 yaitu seeara berurutan sebanyak 4 dan 3,7. Genotipe yang memiliki 

diameter batang tertinggi yaitu Pelita I-1 yaitu sebesar 0,54 em. Sedangkan genotipe 

yang memiliki diameter batang terkeeil yaitu TNAU 6543 yaitu sebesar 0,33 em. Pada 

variabel panjang malai, genotipe yang memiliki malai terpanjang adalah Cisantana yaitu 

25,75 em. Sedangkan genotipe yang memiliki panjang malai terpendek adalah TNAU 

6543. Berdasarkan kelima variabel pengamatan diatas dapat diketahui bahwa genotipe 

yang memiliki tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan panjang malai 

tertinggi dieapai oleh genotipe yang termasuk dalam kategori umur genjah dan umur 

19

sedang. Sedangkan untuk variabel diameter batang, nilai tertinggi dicapai oleh genotipe 

yang terasuk dalam kategori umur ultra genjah yaitu Pelita I-1. Pengtungan nilai korelasi 

antar karakter dengan hasil belum dapat dilakukan mengingat terdapat beberapa gentipe 

yang hingga saat ini belum dilakukan pemanenan. Namun dapat diduga bahwa variabel 

jumlah anakan produktif dan panjang malai berkolerasi dengan hasil. Dengan demikian 

dapat dikatakan bahwa genotipe yang terbaik berdasarkan jumlah anakan produktif 

adalah PBS dan berdasarkan panjang malai adalah Cisantana. 

20

- bel -- - - 8 - - k 

~- - 

rfol - - -- - - - 

d" - . 

- - - 

Warn a 

Posisi 

Warn a Warn a Warn a Warn a 

Bentuk Warna 

Exersi Tipe Pol a 

Genotipe buku daun Habitus Senescen Tipe daun 

kaki collar telinga lidah daun 

lidah daun 

malai malai percabangan 

daun 

bendera 

IR64 Hijau Hijau Putih Putih Hijau 2-cleft 3 3 sedang 5 3 1 1-5 Kasar 

Cisadane Hijau Hijau Putih Putih Hijau 2-cleft 3 5 sedang 5 3 1 4(1-5) Kasar 

Silugonggo Hijau Hijau Putih Putih Hijau 2-cleft 4 5 Tegak 1 9 0 5 Kasar 

Dodokan Hijau Hijau Putih Putih Hijau 

Pelital-1 Hijau Hijau Hijau Putih Hijau 

2-cleft 

2-cleft 

4 1-3 Tegak 5 9 1 1 

3 1-3 Tegak 5 3 1 5 

Berbulu, 

sedikit kasar 

Berbulu, 

sedikit kasar 

Ciherang Hijau Hijau Putih Putih Hijau 2-cleft 4 1-3 Tegak 5 3-5 1 3 (1-5) Kasar 

TNAU 6543 Ungu Hijau GU GU Hijau 

2-cleft 

Berbulu, 

4 5 Sedang 5 9 1 5 

kasar 

Mentik Wangi 

Hijau 

2-cleft 

Hijau Ungu Ungu Hijau 

(GU) 

4 1-3 Sedang 3 5 1 4 (1-5) Kasar 

Slegreng Ungu Hijau 

Hijau 

2-cleft 

Putih (GU) Hijau 

(GU) 

4 3 Sedang 5 1 2 1 Kasar 

Srijaya 

Hijau 

2-cleft 

Hijau GU GU Hijau 

(GU) 

4 1-3 Tegak 5 5 2 1 Kasar 

Inpari 2 

Hijau 

2-cleft 


(GU) 

5 1 Tegak 5 4 1 1 Kasar 

PBS Hijau Hijau Hijau Putih Hijau 

2-cleft 

Tegak- 

3 3 

sedanq 

7 3-5 1 5 Kasar 

Sarinah 

Hijau 

2-cleft 

Tegak- 


4 1-3 

(GU) 

sedanq 

5 5 2 5 Kasar 

Cisantana 

Hijau Hijau 

2-cleft 

Tegak- 

Berbulu 

Ungu GU Hijau 

4 1-3 

5 3-5 2 1 

(GU) (GU) sedang sedikit kasar 

IR42 Hijau Hijau Putih Hijau Hijau 

2-cleft 

Tegak- 

5 1 

sedang 

5 1-3 2 5 Kasar 

21

Keterangan: 

GU 

Warna daun 

Posisi daun bendera 

Exersi malai 

npe malai 

Pola percabangan 

Senescen 

:garis ungu 

: 3.Hijau tua, 4.Ungu pada bagian ujung, S.Ungu pada bagian pinggir 

: l.Tegak, 3.Sedang (± 45°), S.Mendatar. skore 1-3 maksudnya di antara skor ldan 3 

: l.Seluruh malai dan leher keluar, 3.Seluruh malai keluar, leher sedang, S.Malai hanya muncul sebatas leher malai, 7.Sebagian malai keluar 

: l.Kompak, 3.Antara kompak dan sedang, S.Sedang, 7.Antara sedang dan terbuka, 9. Terbuka 

: O.Tidak bercabang, l.Sedikit, 2.banyak (padat), 3.Bergerombol 

: l.Lambat dan perlahan (daun berwarna hijau alami, S.Sedang (daun bagian atas menguning), 7.Segera dan cepat (seluruh daun kuning atau mati) 

22

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat karakter morfologi 15 genotipe padi yang 

diuji. Beberapa karakter tersebut, seperti posisi daun bendera, eksersi malai, tipe malai, 

pola percabangan batang dan senescen diduga berkorelasi dengan hasil. Namun nilai 

korelasi tersebut belum _ dapat diketahui karena masih terdapat genotipe yang belum 

panen sehingga belum diketahui hasilnya. 

Tabel 9. Penampilan bobot 1000 butir (gr) dan berat gabah kering per rumpun (gr) 

No 

Berat 1000 butir (gr) 

Ulangan 

Berat gabah kering per rumpun (qr) 

Ulangan 

1 

2 

3 

4 

5 

6 

7 

Genotipe 1 2 3 4 5 6 Rata an 1 2 3 4 5 6 

IR64 25 4 24 2 24 4 214 23 6 24 5 23 92 61 6 66 8 56 5 726 36 2 49 2 

Cisadane 23 4 244 23 8 23 87 42 2 39 8 413 

Silugonggo 25 8 24 6 25 6 24 4 25 3 25 6 25 22 47 3 69 7 56 2 53 6 54 2 47 5 

Dodokan 21 6 24 4 20 5 22 17 33 2 42 2 24 8 

Pelital-1 

Ciherang 26 4 24 8 24 2 24 6 22 8 25 2 24 67 78 6 60 5 so 6 44 8 27 2 43 6 

TNAU 6543 23 20 22 2 22 4 22 9 23 4 22 32 31 2 37 6 16 30 6 117 117 

8 Mentik 

Wanqi 23 4 23 6 24 2 23 73 42 4 so 6 614 

9 

Slegreng 24 8 24 24 2 23 6 22 8 22 4 23 63 53 7 45 5 53 5 37 7 48 4 40 9 

10 

Srijaya 24 2 22 4 24 6 22 4 20 8 214 22 63 39 8 621 58 5 35 5 so 2 58 8 

11 

Inpari 2 32 2 30 1 30 4 30 90 15 4 139 16 1 

12 

PBS 

13 

Sarinah 248 25 4 24 2 24 80 55 7 47 3 51 4 

14 

Cisantana 25 4 25 24 25 3 24 8 24 3 24 80 60 2 46 5 68,7 54,4 58,3 47 4 

15 

-- 

IR42 

Berdasarkan data sementara bobot 1000 butir dan berat gabah kering per 

rumpun (Tabel 9) dapat diketahui bahwa genotipe yang memiliki bobot 1000 butir 

tertinggi adalah Inpari 2 yaitu sebesar 30,90 gram, sedangkan yang terendah adalah 

Dodokan yaitu sebesar 22,17 gram. 

Sedangkan genotipe yang memiliki berat gabah 

kering per rumpun yang tertinggi adalah IR64 yaitu sebesar 57,15 gram dan yang 

terendah adalah Inpari2 yaitu sebesar 15,13 gram. 

Rata an 

5715 

4110 

54 75 

33 40 

so 88 

23 13 

51,47 

46 62 

so 82 

1513 

51,47 

55,92 

23

Tabel 10. Penampilan jumlah butir gabah bernas per malai dan jumlah butir gabah 

nam :>a per ma1a1 {data sementara) 

Jumlah butir gabah hampa per 

Jumlah butir gabah bernas per malai 

malai 

Ulangan 

Rata a 

Ulangan 

Rata a 

No Genotipe 1 2 3 4 5 6 n 1 2 3 4 5 6 n 

1 IR64 99 136 140 173 192 98 140 8 6 7 9 11 11 9 

2 Cisadane 125 109 116 117 132 139 123 9 23 24 17 11 17 17 

Silugongg 

3 0 142 168 146 124 145 172 150 8 7 7 8 13 16 10 

4 Dodokan 112 93 108 77 72 89 92 15 19 9 20 13 10 14 

s Pelital-1 

6 Ciherang 161 127 176 115 114 115 135 10 6 8 7 8 11 8 

7 

TNAU 

6543 84 91 68 66 56 84 75 22 30 28 22 30 24 26 

8 

Mentik 

Wangi 103 111 113 127 113 115 114 17 7 13 10 4 7 10 

9 Slegrenq 131 100 123 131 111 107 117 12 7 7 11 8 7 9 

10 Srij(lya 152 212 114 169 98 116 144 13 16 14 11 15 13 14 

11 Inpari 2 84 75 64 73 69 62 71 14 24 15 16 13 20 17 

12 PBS 105 106 118 110 39 50 25 38 

13 Sarinah 151 187 138 137 142 141 149 22 24 52 28 6 10 24 

14 Cisantana 112 104 101 113 127 124 114 7 8 8 10 6 9 8 

1S IR42 

Data yang kosong masih dalam proses pemanenan dan penghitungan komponen hasil 

Fertili 

tas 

malai 

0 94 

0 88 

0 94 

o 86 I 

0 94 

0 74 

0 92 

0 93 

0 91 

0 81 

0 74 

0 86 

0 93 

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa genotipe yang memiliki jumlah 

gabah bernas per malai tertinggi adalah Silugonggo, sedangkan yang terendah adalah 

Inpari 2. Sedangkan jumlah butir gabah hampa per malai terendah adalah Ciherang dan 

Cisantana sedangkan yang tertinggi adalah PBS. Berdasarkan data tersebut dapat 

diketahui bahwa fertilitas malai tertinggi diperoleh pada genotipe IR64, Silugonggo dan 

Ciherang. Sedangkan genotipe yang fertilitas malai terendah adalah TAU 6S43 dan PBS. 

24

VI. 

KESIMPULAN DAN SARAN 

6.1. KESIMPULAN 

1. Pembentukan gene pool padi umur genjah telah memasuki fase vegetatif akhir dan 

prospektif untuk mendapatkan genotype genjah/ultra genjah berlatar belakang genetik 

varietas lokal. 

2. Umur bibit tidak berpegaruh terhadap umur 50% berbunga namun berpegaruh 

terhadap umur panen. Sedangkan jumlah bibit berpengaruh terhadap umur 50% 

berbunga namun tidak berpengaruh terhadap umur panen. Terdapat perbedaan umur 

berbunga dan umur panen pada varietas yang diuji. 

3. Kombinasi perlakuan yang memberikan hasil terbaik adalah varietas Ciherang yang 

ditanam satu bibit per lubang dengan umur bibit 14 hss yaitu dengan hasil 41,62 gram 

gabah kering /rumpun. 

4. Berdasarkan data sementara, genotipe IR64 merupakan genotipe yang memberikan 

hasil terbaik berdasarkan karekter fertilitas malai (0,94) dan gabah kering giling per 

rumpun (57,15 gram). Sedangkan berdasarkan karakter jumlah anakan produktif, 

genotie yang terbaik adalah PBS. 

5. Karakter morfologi dan fisiologi seperti posisi daun bendera, eksersi malai, tipe malai, 

pola percabangan batang dan senescen kandungan klorofil diduga berkorelasi dengan 

umur tanaman. Namun nilai korelasi tersebut belum dapat diketahui karena masih 

terdapat genotipe yang belum panen sehingga belum diketahui hasilnya. 

6.2. SARAN 

unggul lokal. 

Perlu diteliti lebih lanjut mengenai keragaan dan karakter agronomis varietas padi 

DAFTAR PUSTAKA 

Anonim. 1995. Laporan serangan tungro di Jawa Tengah. Pusat Penelitian dan 

Pengembangan Pertanian, Badan LitbangPertanian, Departemen Pertanian. 

Bog or. 

Anonim. 2006. Rice quality training manual. Agricultural Engineering Unit, International 

Rice Research Institute, IRRI - DAPO, Manila Philippines. 

25

Daradjat, A.A., Suprihatno, B., Puspitarati, T., Ruskandar, A., Kadir, T.S., Purnawati, E., 

Nafisah, Yunani, N. 2007. Laporan Hasil Penelitian Pengelolaan, evaluasi, dan 

Pemanfaatan Plasma Nutfah dan Organisme untuk Skrining Ketahanan Padi, DIPA 

. 

2006. Balai _Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian . 

Departemen Pertanian. 

Dela Cruz, N.M. 2002. Rice grain quality evaluation procedures. Methods currently in 

use in thePBGB (Plant Breeding, Genetic and Biochemistry) Grain Quality 

Laboratory. International Rice Research Institute. Los Banos, Philippines: 9 p. 

Gasperz, V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian 2. Armico. Bandung. 

Hasanuddin, A., Koesnang, and A. Baco. 1997. Rice tungro virus disease in Indonesia: 

Present status and current management strategy. In. T.C.B. Chancellor and J.M. 

Thresh. (Eds.). Epidemiology and Management of Rice Tungro Disease. National 

Resource Institute. Chatam, U.K. 

IRRI, 1996. Standard Evaluation System for Rice. INGER Genetic Resources Center, 

International Rice Research Institute. Manila - Philippines. 

Kumar, A. 2008. Practical Approaches to screening for drought tolerance in a cultivar 

development program. Makalah disampaikan dalam training Marker Assisted 

Selection. 19- 31 Januari 2008. IRRI Los Banos Philippines. 5 halaman. 

Las, I., A.K. Makarim, A. Hidayat, A.S. Karama, dan I. Manwan. 1991. Peta agroekologi 

utama tanaman pangan di Indonesia. Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang 

Pertanian, Departemen Pertanian. 

Singh, R.K., and B.D. Chaudhary. 1979. Biometrical Methods. p. 39-74. In. Quantitative 

Genetics Analysis. Kalyani Publisher. Ludhiana. New Delji. 

Steel, R.G.D., and J.H. Torrie. 1976. Introduction to Statistics. McGraw-Hill Book 

CompanyNew York. 

Susanto, U., Daradjat, A.A., Suprihatno, B. 2003. Perkembangan Pemuliaan Padi Sawah 

di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 22(3): 125- 131. 

26

Lampiran 1. Asal persilangan Fl 

No Asal MT 

No 

Persilangan 

2 2009 

U-101 1 Gajah Mungkur I Sansari I Gajah Mungkur 

U-102 3 Gajah Mungkur I Sansari I Silugonggo I TNAU 6543 

U-103 9 Gajah Mungkur I Sansari I Ciherang 

U-104 12 Gaiah Mungkur I NCS 113 I Mudgo I Dodokan 

U-105 21 Gaiah Mungkur I TNAU 6543 I Silugonggo I NCS 113 

U-106 23 Gajah Mungkur I TNAU 6543 I Silu_gongg_o I Faram Baqade 

U-107 27 Gajah Mungkur I Faram Bagade I Ciheran_g 

U-108 30 Gajah Mungkur I Faram Bagade I Mudgo I Goar Sail I 

U-109 31 Gajah MungkuriGoar Sail I Gajah Mungkur 

U-110 35 Gajah Mungkur I Sikiya I Mudgo I Faram Baqade 

U-111 36 Gajah Mungkur I Sikiya I Mudgo I Goar Sail 

U-112 43 Gaiah MungkuriSilugonggo I Si I LJg_O n_ggo 

U-113 53 Gajah Mungkur I Mentik Wangi I Muclgo I Faram Bagade 

U-114 65 Silugonggo I ADT 30 I Silugonggo I TNAU 6543 

U-115 68 Silugonggo I ADT 30 I Dodokan I Ciheranq 

U-116 69 Silugonggo I ADT 30 I Silugonggo 

U-117 70 Silugongqo I TNAU 6543 I Silugonggo 

U-118 71 Silugonggo I TNAU 6543 I Gajah Mungkur I IR64 

U-119 72 Silugonggo I TNAU 6543 I Mudg_o I ADT 30 

U-120 73 Silugonggo I TNAU 6543 1 Dodokan I Mudg_o 

U-121 74 Silugonggo I TNAU 6543 I Ratna I Mentik Wangi 

U-122 80 Silugonggo I Goar Sail I Silugonggo I Faram Baqade 

U-123 84 Silugonqgo I Sikiy_a Dodokan I Ciheranq 

U-124 96 Mudgo I NCS 113 I Gaiah Mungkur I Goar Sail 

U-125 103 Mudgo I ADT 30 I Ramces I Ratna 

U-126 107 Mudgo I TN AU 6543 I Mudgo I ADT 30 

U-127 127 Mudgo I Ratna I Silugonggo I TN AU 6543 

U-128 128 Mudgo I Ratna I SiiLJg_ongg_o I Goar Sail 

U-129 132 Mudgo I Mentik Wangi I Mud go 

U-130 134 Mudgo I Mentik Wangi I Silugonggo I NCS 113 

U-131 137 Dodokan I Ciherang I Ciherang 

U-132 139 Dodokan I Ciherang I Batang_ Lembang_l Ciherang 

U-133 141 Dodokan I Silugonggo I Ratna I Mudgo 

U-134 142 Dodokan I Silugonggo I Batang Lembang I Ciheranq 

U-135 160 Pandan Wangi I Dodokan I SURGBON3-24 

U-136 161 Pandan Wangi I Dodokan I SURGBON3-96 

U-137 166 Ratna I Dodokan I SURGBON3-1 

U-138 167 Ratna I Silugonggo I Silugonggo 

U-139 170 Ratna I Mentik wangi I Ramces I Mendawak 

U-140 171 Ratna I Mentik wangi I Ratna 

U-141 180 Ratna I Ramces I Ciher~mg 

- ---- 

27

U-142 182 Ratna I Ciherang I Ciherang 

U-143 184 IR 64 I Siluqonqqo I Ramces I Silugonggo 

U-144 186 IR 64 I Siluqonqqo I Limar I Mandawak 

U-145 190 Ciheranq I Mentik Wanqi I Rojo Lele I Mudgo 

U-146 192 -Ciheranq I IR 64 I IR64 

U-147 196 Mentik Wangi I Dodokan I Siluqonggo I Goar Sail 

U-148 197 Mentik Wangi I Dodokan I CG20 

U-149 198 Mentik Wanqi I Silugonggo I Silugonggo 

U-150 199 Mentik Wanqi I Silugonggo I Pls135 

U-151 200 Inpara 1 I Ciheranq I Ciherang 

U-152 203 Inpara 1 I Siluqonqqo I WAB01788 

U-153 204 Raden Kuninq I Siluqonqqo I Silugonggo 

U-154 205 Raden Kuning I Siluqonqqo I SURGBON3-24 

U-155 207 Pontianak I Silugonggo I Ramces I Ratna 

U-156 209 Inpara 3 I Ciherang I KUMBI 

U-157 210 Inpara 3 I Ciherang I CG17 

U-158 211 Sehe I Siluqonqqo I Silugonggo 

U-159 212 Mentik Sleman I Siluqonqqo I Silugonggo 

U-160 213 Mentik Sleman I Ciheranq I Ciherang 

U-161 214 Mentik Sleman I Ciherang I UI1175 

U-162 215 Satang Hari I Ciherang I NS394C 

U-163 216 Batanq Hari I Ciherang I Ciherang 

U-164 217 batanq Hari I Siluqonqqo I Silugonggo 

U-165 218 batanq Hari I Siluqonqqo I NS396C 

U-166 220 Air Tenggulanq I Siluqonqqo I Silugonggo 

Mundam Paya Kumbu I 

U-167 222 Silugonggo I WAB01288 

U-168 225 Cigeulis I Siluqonggo I UI1175 

U-169 226 Cigeulis I Siluqonggo I WAB01788 

U-170 228 Ciboqo I Siluqonqqo I WAB01288 

U-171 229 Cibogo I Silugonggo I EX MUBI 

U-172 230 Ciherang I Silugonggo I WAB01338 

U-173 233 Ciheranq I Ratna I NS396C 

U-174 237 Margasari I Siluqonqqo I GEMIJA JYANAM 

U-175 238 Margasari I Ciheranq I SUGBON3-72 

U-176 239 Lalan I Ciherang I HONG ZUIER 

U-177 242 Lalan I Siluqonqqo I HONG ZUIER 

U-178 243 Cisantana I Ciheranq I Ciherang 

U-179 244 Cisantana I Ciheranq I NS396C 

U-180 245 Lambur I Ciherang I Ciherang 

U-181 246 Lambur I Ciherang I DODOKAN 

U-182 247 Lambur I Siluqonqqo I DEOKJEOHJOTO 

U-183 248 Lambur I Siluqonqqo I Silugonggo 

U-184 249 triwei kadita I Silugonggo I KUMBI 

U-185 250 triwei kadita I Silugonggo I Silugonggo 

28

U-186 251 Sereh Sulteng I Ciherang I Ciherang 

U-187 252 Sereh Sulteng I Ciherang_ I NS397C 

U-188 253 Sereh Sulteng I Silugonggo I Silugonggo 

U-189 254 Sereh Sulteng I Silugonggo I SURGBON3-24 

U-190 255 - Pulut hitam I Ciherang I Ciherang 

U-191 256 Pulut hitam I Ciherang I NS392C 

U-192 257 Senggoto I Ciherang I Ciherang 

U-193 258 Senggoto I Ciherang I NS397C 

U-194 259 Senqqoto I Siluqonqqo I SURGBON3-96 

U-195 260 Senggoto I Silugonggo I WAB01287 

U-196 262 Celebes I Mudgo I IR75886-18-6-1-B-5-2-1-1-B 

Limar I Si Randak Hitam 

U-197 263 Celebes I Mudgo I Ekor 

U-198 264 Si Randak Hitam Ekor I Ratna I NS400C 

U-199 265 Si Randak Hitam Ekor I Dodokan I Ratna 

U-200 268 Mendawak I Dodokan I Dodokan 

U-201 269 Mendawak I Dodokan I NS396C 

U-202 271 Mendawak I Silugonggo I Mendawak 

U-203 272 Mendawak I Silugonggo I Silugonggo 

U-204 273 Ketan Garut I Silugonggo I NS396C 

U-205 274 Ketan Garut I Silugonggo I Si hmon_gg_o 

U-206 275 Ketan Garut I Ciherang I Ciherang 

U-207 276 Ketan Garut I Ciherang I NS397C 

U-208 278 Satang Lembang I Ciheranq I Ciherang 

U-209 279 Satang Lembang I Ciherang I NS399C 

U-210 280 Satang Lembang I Ciherang I Si h.JQO n_ggo 

U-211 282 Ramces I Celebes I DEOKJEOHJOTO 

Limar I Si Randak Hitam 

U-212 284 Ramces I Dodokan I Ekor 

U-213 286 Ramces I Silugonggo I SURGBON3-1 

U-214 287 Ramces I Silugonggo I SUGBON3-72 

U-215 288 Limar I Silugonqqo I si Karo karo I Inpara 3 

U-216 289 Limar I Ramces I Ciherang_ 

U-217 291 Limar I Ratna I Ratna 

U-218 292 Limar I Ratna I NS392C 

U-219 294 Limar I Celebes I SN400C 

U-220 295 Limar I Mandawak I Mendawak 

U-221 296 Limar I Mandawak I NS392C ! 

U-222 300 Rojo Lele I Dodokan I NS396C 

U-223 319 Triwei Kadita I Ciherang I Silugonggo 

U-224 320 Triwei Kadita I Ciherang I Ciherang_ 

U-225 321 si Karo karo I Inpara 3 I Silugonggo 

U-226 322 si Karo karo I Inpara 3 I IR64 

U-227 323 si Karo Karo I Inpara 1 I Ciheran__g_ 

U-228 324 si Karo Karo I Inpara 1 I IR64 

U-229 325 Pulut Hitam I IR 64 I Silugonggo 

29

Lampiran 2. Asal persilangan F2 

Asal 

No MT3 Kombinasi persilangan 

2009 

U-301 2 Gajah Munqkur I Sansari I Silugonggo I NCS 114 

U-302 4 Gajah Munqkur I Sansari I Silugonggo I Faram Bagade 

U-303 5 Gajah Munqkur I Sansari I Siluqonqqo I Goar Sail 

U-304 6 Gajah Munqkur I Sansari I Mudqo I Faram Bagade 

U-305 7 Gajah Mungkur I Sansari I Mudgo I Dodokan 

U-306 8 Gajah Mungkur I Sansari I Ratna I Mudgo 

U-307 10 Gajah Munqkur I NCS 113 I Ciherang 

U-308 11 Gajah Munqkur I NCS 113 I Silugonggo I TNAU 6543 

U-309 13 Gajah Munqkur I NCS 113 I Celebes I M udgo 

U-310 14 Gajah Munqkur I NCS 113 I Gaiah Mungkur 

U-311 15 Gajah Munqkur I ADT 30 I Siluqonqqo I Faram Baoade 

U-312 16 Gajah Mungkur I ADT 30 I Silugonggo I Goar Sail 

U-313 17 Gajah Mungkur I ADT 30 I Mudgo I TNAU 6543 

U-314 18 Gajah Munqkur I ADT 30 I Mudgo I Goar Sail 

U-315 19 Gajah Munqkur I ADT 30 I Ratna I Mudgo 

U-316 20 Gajah Munqkur I TNAU 6543 I Ciheranq 

U-317 22 Gajah Munokur I TNAU 6543 I Siluqonqqo I TNAU 6543 

U-318 24 Gajah Mungkur I TNAU 6543 I Mudgo I Faram Bagade 

U-319 25 Gajah Mungkur I TNAU 6543 I Ratna I Mudgo 

U-320 26 Gajah Munqkur I TNAU 6543 I Silugonggo 

U-321 28 Gajah Munqkur I Faram Baqade I Silugonggo I TNAU 6543 

U-322 29 Gajah Munqkur I Faram Baqade I Siluqonqqo I Faram Baoade 

U-323 32 Gajah MungkuriGoar Sail I SilugonggoiGoal Sail 

U-324 33 Gajah MunqkuriGoar Sail I MudgoiMentik Wangi 

U-325 34 Gajah Munqkur I Sikiya I SilugonggoiFaram Bagade 

U-326 37 Gajah Munqkur I ratna I Gaiah Mungkur 

U-327 38 Gajah Munqkur I ratna I Mudgo I Faram Bagade 

U-328 39 Gajah Mungkur I ratna I Mudgo I Mentik Wangi 

U-329 40 Gaiah Munqkur I ratna I Celebes I Mudgo 

U-330 41 Gajah Munqkur I ratna I Ciheranq 

U-331 42 Gajah MunqkuriSiluqonqqo I Siluqonqqo I TNAU 6543 

U-332 44 Gajah Munqkur I Mudqo I Silugonggo I Mulgo 

U-333 45 Gajah Mungkur I Dodokan I Gajah Mungkur 

U-334 46 Gajah Mungkur I Dodokan I Gajah MungkuriiR64 

U-335 47 Gajah Munqkur I Dodokan I Siluqonqqo I Mulqo 

U-336 48 Gajah Mungkur I Dodokan I Mudgo I ADT 30 

U-337 49 Gajah Mungkur I Dodokan I Mudgo I TNAU 6543 

U-338 50 Gajah Munqkur I Dodokan I Dodokan I Mudgo 

U-339 51 Gajah Munqkur I Dodokan I Ciherang 

U-340 52 Gajah Munqkur I Mentik Wangi I Ciherang 

31

U-341 54 Siluqonqqo I Sansari I Ciherang 

U-342 55 Siluqonqqo I Sansari I Gajah Mungkur 1 ADT 30 

U-343 56 Silugonggo I Sansari I Gajah Mun_g_kur 1 TNAU 6543 

U-344 57 Silugonggo I Sansari I Silugonggo I TNAU 6543 

U-345 58 Silugonggo I Sansari I Silugonggo I Mulgo 

U-346 59 Silugonqqo I Sansari I Mudgo I Dodokan 

U-347 60 Siluqonqqo I NCS 113 I Silugonggo 

U-348 61 Siluqonqqo I NCS 113 I Gajah Mungkur I Goar Sail 

U-349 62 Silugonggo I ADT 30 I Ciherang 

U-350 63 Silugonggo I ADT 30 I Gajah Mun_g_kur I TNAU 6543 

U-351 64 Silugonggo I ADT 30 I Silugonggo I NCS 113 

U-352 66 Silugonggo I ADT 30 I Mudgo I Faram Bagade 

U-353 67 Silugonggo I ADT 30 I Mudgo I Dodokan 

U-354 75 Siluqonqqo I Faram Bagade I Mudgo I TNAU 6543 

U-355 76 Siluqonqqo I Faram Baqade I Mudgo I Goar Sail 

U-356 77 Silugonggo I Faram Bagade I Mud_go I Ratna 

U-357 78 Silugonggo I Faram Bagade I Dodokan I Muclgo 

U-358 79 Silugonggo I Goar Sail I Silugonggo I NCS 113 

U-359 81 Silugonggo I Goar Sail I Ratna I Mudgo ' 

U-360 82 Siluqonqqo I Sikiya Silugonggo 

U-361 83 Siluqonggo I Sikiya Silugonggo I Mulgo 

U-362 85 Silugonggo I Mulgo I Ciherang 

U-363 86 Silugonggo I Mulgo I ? 

U-364 87 Silugonggo I Mulgo I Silugonggo I Faram Bagade 

U-365 88 Silugonggo I Mulgo I Mudgo I Faram Bagade 

U-366 89 Siluqonqqo I Mulqo I Ratna I Dodokan 

U-367 90 Siluqonqqoj Dodokan Silugonggo 

U-368 91 Silugonggo I Dodokan Gajah Mungkur I ADT 30 

U-369 92 Silugonggo I Ciherang I Silugonggo I Faram Bagade 

U-370 93 Silugonggo I Ciherang I Silugonggo I Goar Sail 

U-371 94 Mudqo I Sansari I Ciherang 

U-372 95 Mudqo I Sansari I Muqgo I Faram Ba_g_ade 

U-373 97 Mudgo I NCS 113 I Silugonggo I TNAU 6543 

U-374 98 Mudgo I ADT 30 I Silugonggo 

U-375 99 Mudgo I ADT 30 I Dodokan 

U-376 100 Mudqo I ADT 30 I Ciheran_g_ 

U-377 101 Mudqo I ADT 30 I Gajah Mungkur I Goar Sail 

U-378 102 Mudgo I ADT 30 I Silugonggo I Faram Baqade 

U-379 104 Mudgo I TN AU 6543 I Ciherang 

U-380 105 Mudqo I TN AU 6543 I Silugonggo I TN AU 6543 

U-381 106 Mudgo I TN AU 6543 I Silugonggo I Mulgo 

U-382 108 Mudgo I Faram bagade I Ciherang 

U-383 109 Mudgo I Faram bagade I Gajah Mun_g_kur I Dodokan 

U-384 110 Mudqo I Faram bagade I Silugonggo I NCS 113 

U-385 111 Mudgo I Faram bagade I Silugonggo I Goar Sail 

32

U-386 112 Mudqo I Faram bagade I Mudgo I ADT 30 

U-387 113 Mudqo I Faram bagade I Mudgo I Dodokan 

U-388 114 Mudqo I Goar Sail I Mud_go I Faram bagade 

U-389 115 Mudgo I Sikiya I Ciherang 

U-390 116 Mudgo I Sikiya I IR64 

U-391 117 Mudgo I Sikiya I Gajah Mungkur I Sansari 

U-392 118 Mudqo I Sikiya I Silugonggo I NCS 113 

U-393 119 Mudqo I Ciheranq I Gajah Mungkur I TN AU 6543 

U-394 120 Mudqo I Dodokan I Ciherang 

U-395 121 Mudgo I Dodokan 

I Gajah Mungkur I sansari 

U-396 122 Mudgo I Dodokan I Silugonggo I TN AU 6543 

U-397 123 Mudgo I Dodokan I Silugonggo I Faram Bagade 

U-398 124 Mudgo I Ratna I Ciherang 

U-399 125 Mudqo I Ratna I Dodokan 

U-400 126 Mudqo I Ratna I Silugonggo I NCS 113 

U-401 129 Mudgo I Ratna I Muc!g_o I ADT 30 

U-402 130 Mudgo I Ratna I Muc!g_o I SiklY_a 

U-403 131 Mudgo I Mentik Wangi I Silugonggo 

U-404 133 Mudgo I Mentik Wangi I IR64 

U-405 135 Mudqo I IR 64 I Gajah Mungkur I Goar Sail 

U-406 136 Mudqo I IR 64 / Mudgo I ADT 30 

U-407 138 Dodokan I Ciherang I Dodokan 

U-408 140 Dodokan I Silugonggo I Ciherang 

U-409 143 Dodokan I Silugonggo I Limar I Beo rayak 

U-410 144 Dodokan I Silugonggo I Limar I Ratna 

U-411 145 Dodokan I Mudgo I Ciherang 

U-412 146 Dodokan I Mudgo I Gajah Mul}g_kur I sansari 

U-413 147 Dodokan I Mudgo I Gajah Mungkur I Goar Sail 

U-414 148 Dodokan I Mudgo I Silugonggo I TN AU 6543 

U-415 149 Dodokan I Mudgo I Silugonggo I Faram Bagade 

U-416 150 Dodokan I Kinamaze I Ciherang 

I 

U-417 151 Dodokan I Kinamaze I Mudgo I Sikiya 

U-418 152 Dodokan I Kinamaze I Limar I Si Randak Hitam Ekor 

U-419 153 Pandan Wangi I Mudgo I Ciherang 

U-420 154 Pandan Wanqi I Mudgo I IR64 

U-421 155 Pandan Wangi I IR 64 I IR64 

U-422 156 Pandan Wangi I IR 64 I NS397C 

U-423 157 Pandan Wangi I Silugonggo I Silugonggo 

U-424 158 Pandan Wang I Siluqonqqo I NS389C 

U-425 159 Pandan Wang I Dodokan I Dodokan 

U-426 162 Ratna I IR 64 I Ratna 

U-427 163 Ratna I IR 64 I IR64 

U-428 164 Ratna I Dodokan I Dodokan 

U-429 165 Ratna I Dodokan I Ratna 

U-430 168 Ratna I Silugonggo I Ratna 

33

U-431 169 Ratna I Mentik wangi I Dodokan 

U-432 172 Ratna I Mudgo I Silugonggo 

U-433 173 Ratna I Mudqe I Dodokan 

U-434 174 Ratna I Mudge I Ciherang 

U-435 175 Ratna I Mudge I Gaiah Mun__g_kur I TN AU 6543 

U-436 176 Ratna I Mudge I Gaiah Mung_kur I Goar Sail 

U-437 177 Ratna I Mudge I Silugol}gg_o I NCS 113 

U-438 178 Ratna I Mudge I Silugonggo I TN AU 6543 

U-439 179 Ratna I Ramces I Ratna 

U-440 181 Ratna I Ramces I IR64 

U-441 183 Ratna I Ciherang I Ratna 

U-442 185 IR 64 I Silugengge I Limar I Si Randak Hitam Ekor 

U-443 187 IR 64 I Mentik Wangi I Limar I Dodokan 

U-444 188 IR 64 I Ciherang I Ciherang 

U-445 189 IR 64 I Ciherang I IR64 

U-446 191 Ciherang I Mentik Wangi I Ciherang 

U-447 193 Ciherang I IR 64 I Ciherang 

U-448 194 Mentik Wangi I Ciherang I Ciherang_ 

U-449 195 Mentik Wangi I Mudge I Ciherang_ 

U-450 201 lnpara 1 I Ciherang I Ketan Garut I Ciherang 

U-451 202 Inpara 1 I Silugengge I Silugonggo 

U-452 206 Pentianak I Silugengge I Silugonggo 

U-453 208 Inpara 3 I Siluqengge I CG20 

U-454 219 Air Tenggulang I Ciherang I Ciherang 


U-455 221 Silugengge I Silugonggo 

U-456 223 Cigeulis I Ciherang I Ciherang 

U-457 224 Ciqeulis I Ciherang I Ketan Garut I Ciheranq 

U-458 227 Cibege I Ciherang I Ciherang 

U-459 231 Ciherang I Silugengge I KUMBI 

U-460 232 Ciherang I Ratna I Ciherang 

U-461 234 Martapura I Silugengge I Silugonggo 

U-462 235 Martapura I Silugengge I NS394C 

U-463 236 Margasari I Silugengge I Ciheran__g_ 

U-464 240 Lalan I Ciherang I Ciherang 

U-465 241 Lalan I Silugengge I Silugonggo 

U-466 261 Celebes I Mudqe I Ciherang 

Si Randak Hitam Eker I 

U-467 266 Dedekan I Dodokan 

Si Randak Hitam Eker I 

U-468 267 Dedekan I FL-82-20 

U-469 270 Mendawak I Mud_g_e 1 ASD 1 

U-470 277 Satang Lembang I Ciherang I si Karo karo I Inpara 3 

U-471 281 Ramces I Celebes I CLB6 

U-472 283 Ramces I Dedekan I Dodokan 

U-473 285 Ramces I Silugengge I SiiLJg_onggo 

34

U-474 290 Limar I Ramces I DODOKAN 

U-475 293 Limar I Celebes I Cihera1!9_ 

U-476 297 Limar I Dodokan I PL-82-20 

U-477 298 Limar I Dodokan I Dodokan 

U-478 299 Rojo Lele I Dodokan I Dodokan 

U-479 301 Rojo Lele I Mudgo I IR64 

U-480 302 Rojo Lele I Mudgo I IR75870-8-1-2-B-6-2-3-B-B 

U-481 303 Roio Lele I Ciherang I Ciherang 

U-482 304 Roio Lele I Ciheranq I IR64 

U-483 305 Rojo Lele I Silugonggo I Gaj_ah Mungkur 

U-484 306 Rojo Lele I Silugonggo I Ciherang 

U-485 307 Rojo lele I ratna I NS397C 

U-486 308 Rojo lele I ratna I Silugonggo 

U-487 309 Silugonggo I Rojo Lele I Gajah Mungkur 

U-488 310 Siluqonggo I Roio Lele I Silugonggo 

U-489 311 Siluqonggo I Pandan Wangi I SiiLJgonggo 

U-490 312 Silugonggo I Pandan Wangi I Ciherang 

U-491 313 Gajah Mungkur I Pandan Wangi I Silugonggo 

U-492 314 Gajah Mungkur I Pandan Wangi I Gajah Mungkur 

U-493 315 Ciherang I Pandan Wangi I Ciherang 

U-494 316 Ciheranq I Pandan Wanqi I Silu_gonggo 

U-495 317 Ciherang I Rojo Lele I SiiLJgonggo 

U-496 318 Ciherang I Rojo Lele I Ciherang 

35

Lampiran 3. Asal persilangan F3 

No 

No Asal 

MT3 

Nama 

2009 

Galur 

Kombinasi Persilangan 

U501 501 BP14154 Silugonggo I Mentik Wangi 

U502 502 BP14156 Mentik Wangi I Silugonggo 

U503 503 BP14158 Rojo Lele I Silugonggo 

U504 504 BP14160 Silugonggo I Rojo Lele 

U505 505 BP14162 Gajah Munqkur I Ciherang 

U506 506 BP14164 Gajah Mungkur I Mentik Wangi 

U507 507 BP14166 Silugonggo I Ciherang 

U508 508 BP14168 Ciherang I IR 64 

U509 509 BP14170 Mentik Wangi I Ciherang 

U510 510 BP14172 Silugonggo I Pandan Wangi 

U511 511 BP14174 Gajah Mungkur I Rojo Lele 

U512 512 BP14176 Gajah Mungkur I Pandan Wangi 

U513 513 BP14178 Ciherang I Pandan Wangi 

U514 514 BP14180 Ciherang I Rojo Lele 

U515 515 BP14182 Gajah Mungkur I Sansari 

U516 516 BP14184 Gajah Mungkur I NCS 113 

U517 517 BP14186 Gajah Munqkur I ADT 30 

U518 518 BP14188 Gajah Mungkur I TNAU 6543 

U519 519 BP14190 Gajah Mungkur I Faram Baqade 

U520 520 BP14192 Gajah Mungkur I Goar Sail 

U521 521 BP14194 Gajah Mungkur I Sikiya 

U522 522 BP14196 Gajah Mungkur I ratna 

U523 523 BP14198 Gajah Mungkur I Silugonggo 

U524 524 BP14200 Gajah Mungkur I Mudgo 

U525 525 BP14202 Gajah Mungkur I Dodokan 

U526 526 BP14204 Gajah Mungkur I IR 64 

U527 527 BP14206 Siluqonqgo I Sansari 

U528 528 BP14208 Silugonggo I NCS 113 

U529 529 BP14210 Silugonggo I ADT 30 

U530 530 BP14212 Silugonggo I TNAU 6543 

U531 531 BP14214 Silugonggo I Faram Bagade 

U532 532 BP14216 Silugonqgo I Goar Sail 

U533 533 BP14218 Silugonggo I Sikiya 

U534 534 BP14220 Silugonggo I Mulgo 

U535 535 BP14222 Silugonggo I Dodokan 

U536 536 BP14224 Silugonggo I IR 64 

U537 537 BP14226 Silugonggo I Ramces 

U538 538 BP14228 Silugonggo I ratna 

U539 539 BP14230 Mudqo I Sansari 

U540 540 BP14232 Mudgo I NCS 113 

36

U541 541 BP14234 Mudgo I ADT 30 

U542 542 BP14236 Mudgo I TNAU 6543 

U543 543 BP14238 Mudgo I Faram Bagade 

U544 544 BP14240 Mudgo I Goar Sail 

U545 545 BP14242 Mudgo I Sikiya 

U546 546 BP14244 Mudgo I Ciherang 

U547 547 BP14246 Mudgo I Dodokan 

U548 548 BP14248 Mudgo I Ratna 

U549 549 BP14250 Mudgo I Mentik Wangi 

U550 550 BP14252 Mudgo I IR 64 

U551 551 BP14254 Dodokan I Ciherang 

U552 552 BP14256 Dodokan I Silugonggo 

U553 553 BP14258 Dodokan I Mudgo 

U554 554 BP14260 Dodokan I Kinamaze 

U555 555 BP14262 Dodokan I ratna 

U556 556 BP14264 Dodokan I IR 64 

U557 557 BP14266 Dodokan I Mentik Wangi 

U558 558 BP14268 Pandan Wangi I Mudgo 

U559 559 BP14270 Pandan Wangi I Rojo Lele 

U560 560 BP14272 Pandan Wangi I Ciherang 

U561 561 BP14274 Pandan Wangi I IR 64 

U562 562 BP14276 Pandan Wangi I Silugonggo 

U563 563 BP14278 Pandan Wangi I ratna 

U564 564 BP14280 Pandan Wangi I Dodokan 

U565 565 BP14282 Ratna I IR 64 

U566 566 BP14284 Ratna I Dodokan 

U567 567 BP14286 Ratna I Silugonggo 

U568 568 BP14288 Ratna I Mentik wangi 

U569 569 BP14290 Ratna I M udgo 

U570 570 BP14292 Ratna I Ramces 

U571 571 BP14294 Ratna I Ciherang 

U572 572 BP14296 IR 64 I Silugonggo 

U573 573 BP14298 IR 64 I Mentik Wangi 

U574 574 BP14300 IR 64 I Ciherang 

U575 575 BP14302 Ciherang I Mentik Wangi 

U576 576 BP14304 Mentik Wangi I IR 64 

U577 577 BP14306 Mentik Wangi I Ratna 

U578 578 BP14308 Mentik Wangi I Mudgo 

U579 579 BP14310 Mentik Wangi I Dodokan 

U580 580 BP14312 Inpara 1 I Ciherang 

U581 581 BP14314 Inpara 1 I Silugonggo 

U582 582 BP14316 Raden Kuning I Ciherang 

U583 583 BP14318 Raden Kuning I Silugonggo 

U584 584 BP14320 Pontianak I Silugonggo 

U585 585 BP14322 Pontianak I Ciheranq 

37

~ 

U586 586 BP1432..! ~~t:CC 3 G1erang 

U587 587 BP14325 ~-::.cc 3 • Silugonggo 

U588 588 I BPi432S Se-e Gneranq 

U589 589 I B?i43x Se:-.:~ Sllugonggo 

' ~ 

U590 590 I BP14332 '·'e:·;:ik Sleman I Silugonggo 

U591 591 I BPi433.; 1 '·'en:ik Sleman I Ciherang 

U592 592 I 6?:4335 Satang Hari I Ciherang 

U593 593 8?:4338 batang Hari I Silugonggo 

U594 594 8?:4340 Air Tenggulang I Ciherang 

U595 595 8?14342 Air Tenggulang I Silugonggo 

U596 596 I 8?14344 Mundam Paya Kumbu I Ciherang_ 

I 


U597 597 8?14346 Siluqonggo 

U598 598 8P14348 Ciqeulis I Ciheranq 

U599 599 8P14350 Cigeulis I Silugonggo 

U600 600 8P14352 Cibogo I Ciherang 

U601 601 8P14354 Cibogo I Silugonggo 

U602 602 8P14356 Ciherang I Silugonggo 

U603 603 8P14358 Ciherang I Ratna 

U604 604 8P14360 Martapura I Silugonggo 

U605 605 8P14362 Margasari I Siluqonggo 

U606 606 8P14364 Margasari I Ciherang 

U607 607 8P14366 Lalan I Ciherang I 

U608 608 8P14368 Lalan I Silugonggo 

U609 609 8P14370 Cisokan I Ciherang 

U610 610 8P14372 Cisokan I Silugonqgo 

U611 611 8P14374 Cisantana I Ciherang 

U612 612 8P14376 Lambur I Ciherang 

U613 613 8P14378 Lambur I Silugonggo 

U614 614 8Pl4380 triwei kadita I Silugonggo 

U615 615 8P14382 Sereh Sulteng I Ciherang 

U616 616 8P14384 Sereh Sulteng I Silugonggo 

U617 617 8P14386 Pulut hitam I Ciherang 

U618 618 8P14388 Pulut Hitam I Silugonggo 

U619 619 8P14390 Senggoto I Ciherang 

U620 620 8P14392 Senggoto I Silugonggo 

U621 621 8P14394 Celebes I Silugonggo 

U622 622 8P14396 Celebes I Ratna 

U623 623 8P14398 Celebes I Mudgo 

U624 624 8P14400 Celebes/ Beo rayak 

U625 625 8P14402 Si Randak hitam Ekor I Mudak 

U626 626 8P14404 Si Randak Hitam Ekor I Ratna 

U627 627 8P14406 Si Randak Hitam Ekor I Dodokan 

U628 628 8P14408 Mendawak I Beo Rayak 

U629 629 8P14410 Mendawak I Dodokan 

38

U630 630 BP14412 ' Menda•Nak I Mudge 

U631 631 BP14414 ' t-1endawak I Ratna 

U632 632 BP14416 Mendawak I Silugonggo 

U633 633 BP14418 Ketan Garut I Silugonggo 

U634 634 BP14420 Ketan Garut I Ciherang 

U635 635 BP14422 Batang Lembang I Ciherang 

U636 636 BP14424 Batang lembang I Silugonggo 

U637 637 BP14426 Ramces I Celebes 

U638 638 BP14428 Ramces I Ratna 

U639 639 BP14430 Ramces I Dodokan 

U640 640 BP14432 Ramces I Silugonggo 

U641 641 BP14434 Ramces I Mendawak 

U642 642 BP14436 Limar I Si Randak Hitam Ekor 

U643 643 BP14438 Limar I Beo rayak 

U644 644 BP14440 Limar I Silugonggo 

U645 645 BP14442 Limar I Ramces 

U646 646 BP14444 Limar I Ratna 

U647 647 BP14446 Limar I Celebes 

U648 648 BP14448 Limar I Mandawak 

U649 649 BP14450 Limar I Dodokan 

U650 650 BP14452 Rojo Lele I Dodokan 

U651 651 BP14454 Rojo Lele I M udgo 

U652 652 BP14456 Roio Lele I IR 64 

U653 653 BP14458 Rojo Lele I Ciherang 

U654 654 BP14460 Rojo lele I ratna 

U655 655 BP14462 IR 64 I Pandan wangi 

U656 656 BP14464 Pandan Wangi I Cai deti 

U657 657 BP14466 Triwei Kadita I Ciherang 

U658 658 BP14468 Ketan Selumpikit I Ciherang 

U659 659 BP14470 Si Karo Karo I Ciherang 

U660 660 BP14472 Si Karo karo I Inpara 3 

U661 661 BP14474 Si Karo Karo I Inpara 1 

U662 662 BP14476 Pulut Hitam I IR 64 

39

LAPORAN AKHIR - KM Ristek

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?