You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
NOMOR 3 TAHUN I<br />
TERUSAN MASYARAKAT SEJAHTERA<br />
“Kinerja Keuangan BKM adalah Akuntabilitas dan Transparasi Pengelolaan BKM ”<br />
kata Tenaga Ahli Manajemen Keuangan<br />
HALAMAN 2<br />
Salah satu faktor penentu kesuksesan<br />
dan keberlanjutan organisasi adalah<br />
terdapatnya sistem pelaporan keuangan dan<br />
monitoring yang kontinyu dan konsisten<br />
setiap saat sebagai alat akuntabilitas dan<br />
transparasi. Tanpa hal itu dilakukan, sulit<br />
untuk mengetahui bagaimana seluruh posisi<br />
keuangan yang ada dalam organisasi, dan<br />
bagaimana sumberdaya organisasi digunakan.<br />
Upaya yang ditempuh untuk menjamin<br />
adanya akuntabilitas dan transparasi keuangan<br />
harus melalui proses pelaporan yang<br />
konsisten dan kontinyu yang dapat digunakan<br />
sebagai fungsi monitoring dan pengendalian<br />
pengelolaan keuangan. Salah satu<br />
cara menjamin transparasi dan akuntabilitas<br />
adalah dengan melakukan pengukuran<br />
kinerja pembukuan BKM baik ditingkatan<br />
secretariat dan UPK BKM, sehingga dapat<br />
diketahui kemajuan dari pengelolaan keuangan<br />
BKM dengan segala bentuk kinerjanya<br />
” demikian kata Drs. Setia Budi Kurniawan,<br />
MM, Tenaga Ahli Manajemen<br />
Keuangan berkaitan dengan pengukuran<br />
kinerja pembukuan masing-masing BKM<br />
yang sekarang tengah dijalaninya.<br />
Selanjutnya ia katakan bahwa<br />
kinerja pembukuan dimaksudkan untuk menjamin<br />
bahwa pengelolaan dana di tingkat<br />
BKM, yang secara operasional dilakukan<br />
oleh secretariat BKM, dan pengelolaan pinjaman<br />
bergulir di tingkat UPK benar-benar<br />
sesuai dengan standar yang berlaku.<br />
“ K egiatan ini merupakan tanggung jawab<br />
fasilitator yang mendapatkan supervisi askorkot<br />
Manaj. keuangan, korkot, TA Manajemen<br />
Keuangan dan TL secara langsung<br />
dan pihak yang terkait secara tidak langsung,<br />
dengan pertimbangan, agar fasilitator<br />
benar-benar melakukan proses pendampingan<br />
pengelolaan keuangan yang nantinya<br />
akan meningkatkan kemampuan masyarakat<br />
Pertemuan Tenaga Ahli Asmandat Senior<br />
Seiring dengan diluncurkannya<br />
program <strong>P2KP</strong>-PNPM 2007,<br />
Sistem Informasi Manajemen (SIM)<br />
yang akan mendukung program ini<br />
harus disiapkan sejak awal.<br />
Menindaklanjuti kondisi<br />
tersebut, bertempat di Ruang Kantor<br />
Proyek <strong>P2KP</strong>, Jl. Penjernihan I/19 F<br />
Pejompongan Jakarta Pusat, pada<br />
hari Selasa s/d Kamis, tanggal 17—19<br />
Juli 2007, Muhamad Saiful Arief,<br />
Asmandat Senior KMW XV mengikuti<br />
pertemuan tenaga ahli asmandat<br />
senior.<br />
Seperti<br />
disampaikan oleh<br />
Catur Wahyudi di<br />
dalam suratnya,<br />
“pertemuan ini<br />
dimaksudkan<br />
agar pelaku SIM<br />
di tingkat KMW<br />
dapat memahami<br />
aplikasi pendataan<br />
SIM di <strong>P2KP</strong> secara utuh<br />
serta mampu mengaplikasikan SIM<br />
dengan lebih baik sehingga pada<br />
gilirannya mampu<br />
mendelegasikan tugas<br />
pendataan pada tingkat<br />
di bawahnya<br />
(korkot)”. Berkaitan<br />
dengan kegiatan<br />
tersebut, Saiful berkomentar<br />
“EGM ini sangat<br />
bermanfaat untuk<br />
menyamakan persepsi<br />
para pelaku SIM dilapangan<br />
yang sebelumnya memiliki<br />
banyak perbedaan”.<br />
Sambungan hal 1: Mencegah angka perceraian<br />
Program ini diikuti oleh 100<br />
orang yang masih lajang maupun<br />
duda/janda. “Dulunya kegiatan ini<br />
hanya untuk para lajang, karena permintaan<br />
dari sebagian warga, maka<br />
pesertanya kami tambah dengan<br />
duda/janda yang akan menikah lagi”<br />
kata Dedy Sadgarso, SE, koordinator<br />
BKM, yang juga bekerja sebagai<br />
pemimpin redaksi sebuah media<br />
massa di Ponorogo<br />
Terselenggaranya program<br />
kurcatin ini berkat kerjasama atau<br />
chaneling yang dilakukan oleh BKM<br />
dengan aparat pemerintahan seperti<br />
kelurahan dan Departemen Agama<br />
Kabupaten Ponorogo. Dengan kata<br />
lain, program channeling itu akan<br />
berjalan dengan baik jika didukung<br />
oleh berbgai lembaga. “bahkan dalam<br />
waktu dekat kami akan merealisasi<br />
MOU antara BKM dengan Departemen<br />
Perindustrian dan perdagangan,<br />
karena banyak KSM yang<br />
menginginkan tambahan dana” kata<br />
Dedi yang didampingi oleh Mbah Wo,<br />
anggota BKM Sejahtera lainnya.<br />
Biaya yang dibutuhkan untuk<br />
mengikuti program ini hanya Rp.10.000<br />
(biasanya Rp.40.000), untuk makan,<br />
snack, dan materi. “berkat kerjasama<br />
itulah, biaya bisa ditekan, tetapi hasilnya<br />
maksimal” kata Dedy mengakhiri<br />
wawancara dengan <strong>Media</strong> <strong>Warga</strong>.