Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan ... - GITEWS
Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan ... - GITEWS
Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan ... - GITEWS
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
3<br />
T a h a p Pe n g e m b a n g a n Sk e n a r i o Ke b e n c a n a a n<br />
SKENARIO KERUSAKAN BERAT (HANCUR TOTAL) - SKENARIO B<br />
Skenario B1 = TEWS Efektif<br />
Skenario B2 = TEWS Berfungsi Tidak Efektif<br />
GEMPA KUAT TERJADI DIIKUTI LIQUIFAKSI DAN LONGSOR :<br />
1. Mitigasi Non-Struktural<br />
A. Pelatihan <strong>Kesiapsiagaan</strong><br />
Masyarakat :<br />
B. Capacity Building Aparat<br />
Pemda :<br />
Mitigasi Struktural :<br />
• Adanya upaya mitigasi yang efektif, seperti pelatihan<br />
kepada masyarakat sehingga mereka memiliki pengetahuan<br />
mengenai tanda sirene tersebut menandakan bahaya,<br />
sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk<br />
bersiap-siap melakukan evakuasi ke tempat yang lebih<br />
aman dan juga mereka meneruskan kepada masyarakat lain<br />
dengan menggunakan media tradisional seperti kentongan,<br />
bedug, kulkul dsb<br />
• Table top simulation, yaitu penyampaian informasi<br />
setelah menerima tanda peringatan dini dari BMG<br />
• Memberikan bantuan kepada korban dengan cepat karena<br />
jalan menuju tempat evakuasi tidak terhalang oleh<br />
reruntuhan puing<br />
• Sarana pelayanan publik dan swasta dikontrol oleh<br />
tsunami warning<br />
• Aparat pemerintah daerah diberikan pelatihan dan<br />
pengetahuan beberapa jalur evakuasi alternatif yang terdekat,<br />
untuk berjaga-jaga apabila jalur evakuasi terdekat<br />
terhalang oleh reruntuhan puing-puing<br />
• Adanya table top simulation apabila sirine tidak berbungi<br />
dengan memanfaatkan interface agency, seperti TNI,<br />
POLRI, dll untuk diteruskan ke bupati/walikota. Kemudian<br />
walikota meneruskannya ke masyarakat.<br />
• Membangun infrastruktur sistem peringatan dini tsunami<br />
yang tahan gempa, sehingga kemungkinan hancurnya<br />
infrastruktur tersebut kecil dan sirine tetap dapat berfungsi<br />
• Menyiapkan alat-alat untuk sistem peringatan dini dari<br />
pemerintah daerah ke masyarakat, seperti tower sirine,<br />
kentongan/kul kul di tingkat masyarakat, loud speakder di<br />
mesjid, dll<br />
• Menyiapkan alat-alat penyampaian informasi dari pusat<br />
(BMG) ke pemerintah daerah melalui five in one mode,<br />
seperti telepon, fax, internet/e-mail, dll<br />
• Adanya upaya mitigasi yang efektif, seperti pelatihan kepada<br />
masyarakat sehingga mereka memiliki pengetahuan mengenai<br />
tanda sirene tersebut menandakan bahaya, sehingga<br />
masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk bersiap-siap<br />
melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dan juga<br />
mereka meneruskan kepada masyarakat lain dengan menggunakan<br />
media tradisional seperti kentongan, bedug, kulkul dsb<br />
• Table top simulation, yaitu penyampaian informasi setelah<br />
menerima tanda peringatan dini dari BMG<br />
• Memberikan bantuan kepada korban dengan cepat karena<br />
jalan menuju tempat evakuasi tidak terhalang oleh reruntuhan<br />
puing<br />
• Sarana pelayanan publik dan swasta dikontrol oleh tsunami<br />
warning<br />
• Aparat pemerintah daerah diberikan pelatihan dan pengetahuan<br />
beberapa jalur evakuasi alternatif yang terdekat,<br />
untuk berjaga-jaga apabila jalur evakuasi terdekat terhalang<br />
oleh reruntuhan puing-puing<br />
• Adanya table top simulation apabila sirine tidak berbungi<br />
dengan memanfaatkan interface agency, seperti TNI,<br />
POLRI, dll untuk diteruskan ke bupati/walikota. Kemudian<br />
walikota meneruskannya ke masyarakat.<br />
• Membangun infrastruktur sistem peringatan dini tsunami yang<br />
tahan gempa, sehingga kemungkinan hancurnya infrastruktur<br />
tersebut kecil dan sirine tetap dapat berfungsi<br />
• Menyiapkan alat-alat untuk sistem peringatan dini dari<br />
pemerintah daerah ke masyarakat, seperti tower sirine,<br />
kentongan/kul kul di tingkat masyarakat, loud speakder di<br />
mesjid, dll<br />
• Menyiapkan alat-alat penyampaian informasi dari pusat (BMG)<br />
ke pemerintah daerah melalui five in one mode, seperti<br />
telepon, fax, internet/e-mail, dll<br />
66<br />
P e d o m a n P e l a k s a n a a n L a t i h a n K e s i a p s i a g a a n M e n g h a d a p i<br />
B e n c a n a T s u n a m i ( T s u n a m i D r i l l ) u n t u k K o t a d a n K a b u p a t e n