Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
The Labyrinth of Debt- 29<br />
kini menghampiri: marak di depan hidung mereka<br />
sendiri. Karena tidak bisa bayar utang, mereka<br />
mengorbankan anak dan bahkan istrinya untuk<br />
diperbudak. Prostitusi yang semula begitu tabu bagi<br />
mereka, seperti menjadi budaya baru. Semua<br />
budaya yang datang dari Gago dan Sago, dianggap<br />
superior. Budaya lokal pun lambat laun punah. Gago<br />
dan Sago telah menguasai semua, tak ada yang<br />
tersisa: ekonomi, budaya, kekuasaan dan keadilan<br />
yang bisa mereka beli melalui uang.<br />
Namun ini bukan akhir petualangan mereka.<br />
Mereka tak hanya ingin menaklukkan dua pulau Aya<br />
dan Baya. Mereka ingin semua pulau di dunia<br />
berada dalam pengaruh kekuasaan mereka. Target<br />
mereka bukan untuk menaklukkan tentara musuh di<br />
negara-negara jauh. Tapi, menaklukkan ekonomi<br />
mereka. Membuat mereka terkesan, lalu ketika<br />
saatnya tiba, mencekik mereka dengan sekali<br />
hentak: melalui uang kertas tanpa jaminan, aturan<br />
cadangan 10 persen dan bunga. Tiga kombinasi<br />
jurus ini, sudah terbukti ampuh. Setidaknya, dua<br />
penduduk negeri sudah mereka kuasai.<br />
Perangkap inilah yang dengan cerita dan<br />
intensitas berbeda terjadi dalam krisis di Asia<br />
Tenggara. Cara-cara yang sama akan terus kami<br />
kembangkan, sehingga segelintir agen kami yang<br />
berkuasa, menyisakan masyarakat banyak yang<br />
hidup sengsara. Kalau di kawasan itu sekarang