Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
The Labyrinth of Debt- 63<br />
harus dibayarkan bank kepada penabung / deposan.<br />
Karena kondisi ini, kemampuan bank untuk<br />
membayar pun jatuh. Liabilities (utang) mereka<br />
semakin meningkat, sementara modal mereka<br />
tergerus untuk menutup kerugian.<br />
Bahkan, banyak diantaranya yang sampai<br />
kehabisan modal. Tak pelak banyak direksi<br />
perbankan yang berhenti. Namun di lain pihak, buat<br />
deposito nasabah terus berjalan dan tuntutan bunga<br />
terus membumbung. Kami berupaya keras agar<br />
utang bank-bank tersebut dialihkan dan dibebankan<br />
kepada pemerintah.<br />
Karena khawatir uangnya hilang, para deposan<br />
ramai-ramai menarik simpanan di bank. Bank tak<br />
bisa memenuhi. Mereka melempar handuk. Lalu<br />
terbitlah kebijakan untuk menalangi bank-bank<br />
yang kolaps dengan apa yang disebut Bank<br />
Indonesia sebagai kebijakan Bantuan Likuiditas<br />
Bank Indonesia (BLBl).<br />
Ke dalam modal perbankan yang sudah negatif<br />
itu disuntikkan obligasi pemerintah. Bunga yang<br />
disebabkan penerbitan obligasi ini tentu ditanggung<br />
pemerintah. Kompensasinya. aset-aset produktif<br />
bank diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan<br />
Nasional (BPPN). Badan inilah yang kemudian<br />
melakukan restrukturisasi dan penjualan aset,<br />
tepatnya obral aset nasional. Strategi yang sangat