Download - SMERU Research Institute
Download - SMERU Research Institute
Download - SMERU Research Institute
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
• Sleman. Krisis ekonomi tampaknya tidak mempunyai dampak nyata terhadap<br />
pendidikan. Pada kenyataannya, tingkat pendaftaran murid tingkat SD menunjukkan<br />
kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tingkat SD persentase<br />
pendaftaran murid di sekolah-sekolah di Yogyakarta secara keseluruhan adalah sebagai<br />
berikut: 88,9% (1994/1995), 88,95% (1995/1996), 87,6% (1996/1997), 92,1%<br />
(1997/1998), dan 91% pada tahun 1998/1999. Salah satu sekolah tingkat dasar negeri di<br />
Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan mengalami penurunan jumlah anak yang masuk<br />
SD Kelas I. Pada tahun 1998/1999 jumlah murid kelas turun menjadi 21 murid<br />
dibandingkan dengan tahun 1996/1997 sebanyak 35 murid, dan tahun 1997/1998<br />
sebanyak 22 murid.<br />
• Lombok Timur. Tingkat pendaftaran tidak mengalami penurunan, justru meningkat di<br />
saat krisis ekonomi. Beberapa faktor penyebab antara lain: a) jumlah anak usia sekolah<br />
secara kumulatif meningkat sementara jumlah ruang belajar juga meningkat; b) jumlah<br />
lulusan di setiap tingkatan sekolah dan yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi<br />
meningkat; c) peningkatan kesadaran orangtua mengenai pendidikan anak-anaknya; d)<br />
keinginan dari sekolah untuk mendapat beasiswa dan DBO sehingga mengajak orangtua<br />
agar menyekolahkan anak-anaknya.<br />
Ditinjau dari perkembangan APM dan APK, ternyata pada tahun ajaran 1999/2000<br />
terjadi penurunan angka partisipasi cukup nyata pada tingkat SD; sementara di tingkat<br />
SLTP keduanya menunjukkan angka yang makin meningkat. Data lengkap disajikan<br />
dalam Tabel 13.<br />
Tabel 13. Perkembangan APM dan APK Dikdas 9 Tahun di Lombok Timur<br />
Tingkatan Sekolah<br />
Sekolah Dasar<br />
1. SD + MI<br />
2. Termasuk<br />
Paket A<br />
Tingkat SLTP<br />
1. SLTP *)<br />
2. SLTP **)<br />
1994/<br />
1995<br />
90,8<br />
(104,5)<br />
91,2<br />
(104,9)<br />
34,0<br />
(47,5)<br />
34,5<br />
(48,1)<br />
1995/<br />
1996<br />
92,9<br />
(104,9)<br />
93,4<br />
(105,5)<br />
38,8<br />
(52,8)<br />
39,6<br />
(39,6)<br />
1996/<br />
1997<br />
93,9<br />
(107,4)<br />
94,8<br />
(108,3)<br />
44,0<br />
(55,4)<br />
45,7<br />
(45,7)<br />
Tahun<br />
1997/<br />
1998<br />
96,7<br />
(111,2)<br />
97,5<br />
(112,1)<br />
48,3<br />
(58,9)<br />
49,4<br />
(49,4)<br />
1998/<br />
1999<br />
98,8<br />
113,1<br />
99,5<br />
(113,9)<br />
49,9<br />
(63,6)<br />
51,5<br />
(51,5)<br />
Sumber : Bagian Proyek Konsolidasi Perencanaan, Kanwil Depdikbud NTB, 1998 dan<br />
Statistik DIKDAS 9 Tahun Kanwil Depdikbu NTB, 1999 .<br />
Keterangan : *) = Angka APM untuk SLTP + MTs + SLTP Terbuka.<br />
**) = Angka APM untuk SLTP + MTs + SLTP Terbuka + Paket B.<br />
( ) = Angka dalam tanda kurung adalah APK.<br />
1999/<br />
2000<br />
89,3<br />
(102,0)<br />
89,6<br />
(102,3)<br />
54,7<br />
(71,8)<br />
56,0<br />
(73,0)<br />
Bila penurunan proporsi jumlah murid usia sekolah dasar (7-12 tahun) pada tahun<br />
1999/2000 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan angka ini dibandingkan dengan<br />
jumlah penduduk usia 7-12 tahun, maka penurunan APM lebih banyak disebabkan oleh<br />
peningkatan jumlah penduduk usia 7-12 tahun, yakni dari 147.399 jiwa menjadi<br />
168.191 jiwa, sementara jumlah murid yang masuk sekolah hanya bertambah dari<br />
145.563 jiwa menjadi 150.211 jiwa. Hal yang sama terjadi pada APK murid SD, MI dan<br />
Kelompok Belajar Paket A.<br />
30<br />
Lembaga Penelitian <strong>SMERU</strong>, September 2003