10.01.2015 Views

Download - SMERU Research Institute

Download - SMERU Research Institute

Download - SMERU Research Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(merari) atau kawin cerai yang menyebabkan anak terlantar dan cenderung<br />

meninggalkan sekolah (di Lombok), atau pemaksaan kawin muda oleh orang tua<br />

(Sleman). Bias budaya ini tidak banyak terlihat di Sleman yang kesadaran<br />

masyarakatnya terhadap pendidikan sudah tinggi.<br />

Dampak krisis terhadap kualitas pendidikan. Dampak ini antara lain:<br />

(i) Nilai NEM sedikit menurun;<br />

(ii) Biaya sekolah meningkat tajam;<br />

(iii) Penghasilan guru menurun karena sangat berkurangnya insentif dari dana BP3,<br />

sementara penghasilan dari kegiatan lain seperti les menurun (di perkotaan);<br />

(iv) Pengurangan kegiatan ekstra kurikuler seperti kegiatan pramuka, olah raga, kegiatan<br />

les, komputer dsb;<br />

(v) Tingkat kesehatan dan gizi diantara anak didik semakin menurun serta lambat dalam<br />

menerima pelajaran.<br />

Dampak krisis ini juga cukup dirasakan oleh guru-guru dan sekolah-sekolah swasta atau<br />

madrasah yang penghasilannya sangat tergantung dari pemasukan uang SPP atau BP3.<br />

Bahkan di Kabupaten Tangerang, terdapat SK Bupati, yang mewajibkan setiap sekolah SD<br />

untuk menyetorkan 20% (dari 100% siswa) dari dana BP3 per bulan untuk biaya operasional<br />

kantor Cabang Dinas Dikbud setempat, sehingga dengan banyaknya siswa yang menunggak<br />

BP3 akibat krisis, maka kewajiban tersebut menjadi semakin berat.<br />

Dalam kondisi krisis sekarang ini umumnya sekolah mengambil kebijakan sbb:<br />

(i) Murid baru dapat mengangsur uang gedung dan dibebaskan bagi siswa tidak mampu;<br />

(ii) Kelonggaran membayar BP3 dan membebaskannya bagi murid tidak mampu;<br />

(iii) Biaya daftar ulang tetap dikenakan;<br />

(iv) Agar dapat mengurangi beban biaya beberapa kegiatan kurikuler dikurangi;<br />

(v) Biaya cawu, rapor, ebtanas, dan ijazah umumnya tetap diwajibkan, meskipun dapat<br />

diangsur, termasuk bagi siswa yang tidak mampu; dan<br />

(vi) Mencarikan dana bagi anak yatim dan tidak mampu (teman asuh, guru).<br />

Dampak krisis terhadap murid dan orang tua murid. Dampak krisis ini cukup<br />

memberatkan orang tua murid, sehingga:<br />

(i) Sering menunggak iuran BP3;<br />

(ii) Pembelian buku-buku pelajaran berkurang dan siswa lebih mengandalkan pada buku<br />

paket dari sekolah;<br />

(iii) Tidak selalu membeli seragam sekolah:<br />

(iv) Biaya transportasi dirasakan semakin berat, terutama siswa sekolah SLTP yang<br />

rumahnya jauh dari sekolah;<br />

(v) Selama krisis semakin banyak siswa tidak dapat mengambil ijazah karena belum<br />

melunasi biaya ebtanas dan ijazah.<br />

Dampak krisis lebih dirasakan siswa yang orang tuanya sebagai pekerja atau buruh di sektor<br />

industri, dan kurang dirasakan oleh siswa yang orang tuanya sebagai petani perkebunan atau<br />

nelayan, sebagai akibat dari naiknya harga komoditas di pasaran ekspor. Dampak krisis<br />

mempengaruhi perekonomian keluarga dan besaran alokasi waktu yang dapat disediakan<br />

vi<br />

Lembaga Penelitian <strong>SMERU</strong>, September 2003

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!