MD130
MD130
MD130
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sport<br />
Itu sesuatu yang<br />
lahir bersamaku.<br />
Aku tak tahu<br />
bagaimana<br />
penjelasannya.<br />
Carolina Morace<br />
CORRIEREITALIANO<br />
Helena Margarida dos Santos e<br />
Costa lahir di Alhandra, Portugal, di<br />
keluarga bukan penggemar sepak<br />
bola. Bahkan ayahnya sama sekali tak<br />
suka sepak bola. Tapi entah dari mana darah itu<br />
mengalir, Helena kecil malah tergila-gila pada<br />
adu sepak bola. Supaya bisa menonton pertandingan<br />
sepak bola di layar televisi, Helena rela<br />
“mengungsi” ke rumah tetangga.<br />
“Itu sesuatu yang lahir bersamaku. Aku tak<br />
tahu bagaimana penjelasannya. Bahkan bonekaku<br />
aku bongkar kepalanya dan aku jadikan<br />
bola,” kata Helena. Tapi bukan di lapangan masa<br />
depan Helena. Jalan hidup Helena rupanya<br />
lebih bersinar di pinggir lapangan, sebagai<br />
pelatih. Usianya belum 20 tahun saat dia<br />
melatih tim muda Benfica dan membawanya<br />
menjadi juara nasional.<br />
Sekarang Helena mencatat sejarah baru.<br />
Mulai musim depan, dia akan mengambil<br />
alih posisi Manajer Clermont Foot Auvergne<br />
63. Walaupun Clermont “hanya” bermain di Ligue<br />
2, divisi kedua Prancis, posisi Helena tetap<br />
istimewa karena dia melatih tim laki-laki.<br />
“Ini hari bersejarah,” kata Helena, 36 tahun,<br />
awal Mei lalu. “Aku pikir lebih dari Helena Costa<br />
sebagai pelatih sepak bola. Peristiwa ini akan<br />
berdampak bagus untuk semua perempuan.<br />
Aku telah membuka pintu hari ini dan banyak<br />
perempuan akan melewati pintu itu kemudian<br />
hari.”<br />
Tak kurang Najat Vallaud-Belkacem, Menteri<br />
Urusan Hak Perempuan dan Olahraga Prancis,<br />
memberikan selamat. “Bravo untuk Clermont<br />
Foot, yang telah memberikan tempat kepada<br />
perempuan di masa depan sepak bola profesional,”<br />
Najat menulis di akun Twitter miliknya.<br />
Perempuan seperti Helena memang hal<br />
langka di lapangan hijau, yang didominasi priapria<br />
berotot. Dia menjadi manajer perempuan<br />
pertama di liga tertinggi di lima liga terbesar<br />
Eropa: Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dan Prancis.<br />
Pada musim 1999, manajemen Viterbese,<br />
salah satu klub C1, divisi ketiga Italia, menunjuk<br />
Carolina Morace memimpin klub laki-laki itu.<br />
Sebagai pemain, Morace merupakan salah<br />
satu pemain sepak bola perempuan terbaik<br />
di negeri spaghetti Italia. Sepanjang kariernya,<br />
Morace mencetak lebih dari 500 gol dan merebut<br />
12 kali juara liga Serie A serta empat trofi<br />
Majalah detik 26 mei - 1 juni 2014