31.01.2015 Views

inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

INVENTARISASI<br />

BATUBARA MARGINAL DI DAERAH SIMENGGARIS<br />

KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR<br />

O l e h :<br />

Untung Triono<br />

Sub<strong>di</strong>t Batubara, DIM<br />

Dengan dukungan dana dari proyek DIPA –2005, maka pekerjaan Inventarisasi ini dapat terlaksana,<br />

<strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan secara administrative merupakan wilayah Kabupaten Nunukan,Provinsi Kalimantan Timur,<br />

secara geografis menempati suatu area dalam koor<strong>di</strong>nat 04º 00 ' 00 -04º 5'00" LUdan 117 °15'00 " - 117°30'<br />

00" BT<br />

Secara Geologi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan merupakan bagian dari cekungan Tarakan ,tersusun dari<br />

beberapa formasi antara lain,Formasi Meliat yang berumur Miosen Tengah,, Formasi Tabul berumur Miosen<br />

Atas,Formasi Saju dan Sinjin yang saling menjari berumur Plio-Pleistosen, dan Endapn Alluvial yang berumur<br />

Holosen.<br />

Struktur Geologi yang berkembang adalah Struktur lipatan Sinklin yang berarah relatif Barat Laut –<br />

Tenggara, struktur sesar dan struktur patahan.<br />

Morfologi merupakan Dataran Dan Perbukitan bergelombang.<br />

Formasi pembawa <strong>batubara</strong> <strong>di</strong><strong>daerah</strong> ini adalah Formasi Meliat dan Formasi Sajau, dengan ketebalan<br />

bervariasi antara 0,1 – 1,8m, untuk Formasi Meliat <strong>di</strong>jumpai 11 lapisan <strong>batubara</strong>, dengan kualitas relatif bagus<br />

dari hasil analisa petrografi <strong>di</strong>dapatkan hasil sebagai berikutReflektan antara 0,53-0,65%,Vitrinit 76,8-<br />

99,2%,Inertinite


GEOLOGI UMUM<br />

2.1.Stratigrafi<br />

Secara regional, <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

merupakan bagian dari cekungan Tarakan, <strong>di</strong>mana<br />

cekungan ini pada bagian utara <strong>di</strong>batasi oleh tinggian<br />

Sempurna dan <strong>di</strong>bagian Selatan oleh Pegunungan<br />

Mangkaliat, dan <strong>di</strong>bagian barat serta barat daya oleh<br />

tinggian Kuching(gb.2).<br />

Dasar cekungan Tarakan ini berupa batuan Pra<br />

Tersier yang <strong>di</strong>tutupi oleh endapan Tersier dari<br />

formasi<br />

Sembakung,Jelai,Naintupu,Melat,Tabul,Sinjin,Sajau,<br />

serta endapan kuarter berupa Alluvium sungai dan<br />

Pantai.<br />

Stratigrafi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong>mulai dari<br />

endapan tertua yaitu (tabel.1.)<br />

Formasi Naintupo yang berumur Oligosen dan<br />

Miosen Awal,yang tersusun oleh litologi perselingan<br />

napal, batupasir dan batulempung dengan sisipan<br />

batugamping dan konglomerat, formasi ini<br />

<strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong>laut dangkal, tebal endapan 500-700m,<br />

<strong>di</strong>atas formasi ini secara selaras <strong>di</strong>endapkan formasi<br />

Meliat.<br />

Formasi Meliat, tersusun oleh perselingan<br />

batupasir, batulempung, dan serpih dengan sisipan<br />

<strong>batubara</strong>, berstruktur lapisan bersusun, bioturbasi dan<br />

mengandung bintal batugamping, formasi ini<br />

berumur Miosen Tengah dan <strong>di</strong>endapkan pada<br />

lingkungan laut dangkal sampai delta atau paralik,<br />

tebal formasi ini 800-1000m, <strong>di</strong>atas formasi ini<br />

secara selaras <strong>di</strong>endapkan formasi Tabul.<br />

Formasi Tabul, tersusun oleh litologi<br />

perselingan<br />

batulempung,batulumpur,<br />

batupasir,batugamping dan <strong>batubara</strong> <strong>di</strong>bagian atas,<br />

umur formasi ini Miosen Tengah, <strong>di</strong>atas formasi ini<br />

secara tidak selaras <strong>di</strong>endapkan Formasi Sajau<br />

Formasi Sajau,yang tersusun oleh<br />

batupasir kuarsa,batulempung, batulanau dan<br />

<strong>batubara</strong>,lignit dan konglomerat, perlapisan se<strong>di</strong>men<br />

silang siur planar dan mangkok, bioturbasi,perarian<br />

sejajar, nodul besi dan fosil kayu.<br />

Alluvium,tersusun oleh litologi<br />

lumpur,lanau,pasir,kerikil dan koral yang merupakan<br />

endapan pantai,sungai dan rawa.<br />

2.2.Struktur Geologi.<br />

Struktur geologi yang berkembang <strong>di</strong><strong>daerah</strong><br />

penyeli<strong>di</strong>kan berupa struktur perlipatan sinklin<br />

dengan arah sumbu relatif Barat-Timur, yang<br />

melibatkan formasi Tabul dan se<strong>di</strong>kit formasi<br />

Meliat,serta struktur sesar normal maupun sesar<br />

geser yang berarah.<br />

2.3.In<strong>di</strong>kasi Endapan Batubara.<br />

In<strong>di</strong>kasi <strong>batubara</strong> <strong>di</strong><strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan ini<br />

<strong>di</strong> tunjukkan oleh adanya formasi pembawa <strong>batubara</strong><br />

yang cukup luas, Formasi Sajau, formasi ini<br />

merupakan formasi pembawa batu bara berumur<br />

paling muda yang <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan,<br />

berumur plio – plistosen, menempati <strong>daerah</strong> sekitar<br />

pantai, membentuk morfologi relative datar, <strong>batubara</strong><br />

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

<strong>di</strong> formasi ini <strong>di</strong>perkirakan merupakan lignit, formasi<br />

ini <strong>di</strong>endapkan dalam lingkungan fluvial sampai<br />

delta.<br />

Formasi Tabul, merupakan formasi<br />

pembawa <strong>batubara</strong> yang berumur Miosen Akhir,<br />

membentuk struktur sinklin, dengan lingkungan<br />

pengendapan antara delta sampai laut dangkal.<br />

Formasi Meliat,merupakan formasi<br />

pembawa <strong>batubara</strong> yang berumur Miosen Tengah<br />

yang <strong>di</strong> endapkan pada lingkungan laut dangkal<br />

sampai delta.<br />

KEGIATAN PENYELIDIKAN<br />

3.1.Penyeli<strong>di</strong>kan Lapangan<br />

Penyeli<strong>di</strong>kan lapangan pada tahapan ini<br />

adalah pemetaan geologi dan pengukuran<br />

penampang, serta pemercontohan <strong>batubara</strong>.dengan<br />

menggunakan peta dasar berskala 1:50.000. yang<br />

merupakan perbesaran dari Peta Topografi skala 1 :<br />

250.000, karena belum terse<strong>di</strong>anya peta rupa bumi<br />

dengan skala yang <strong>di</strong> maksudkan, adapun tahapan<br />

pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :<br />

Melakukan stu<strong>di</strong> pustaka yang berkaitan<br />

dengan <strong>daerah</strong> <strong>di</strong>mana penyeli<strong>di</strong>kan akan<br />

<strong>di</strong>laksanakan dengan mengumpulkan informasi yang<br />

berkaitan dengan masalah geologi, sosial dan cara<br />

pencapaian lokasi.<br />

Melakukan pemetaan geologi terbatas pada<br />

formasi pembawa endapan <strong>batubara</strong>, melakukan<br />

positioning dengan alat Global Positioning System<br />

pada lokasi singkapan <strong>batubara</strong>, melakukan<br />

pengukuran arah jurus dan kemiringan lapisan<br />

<strong>batubara</strong> dan mencatat batuan pengapitnya, mencari<br />

penyebaran kearah lateral dari singkapan <strong>batubara</strong>,<br />

serta melakukan pemercontohan pada singkapan<br />

yang <strong>di</strong> temukan, <strong>di</strong>mana pemercontohan <strong>di</strong>lakukan<br />

dengan sistim Channel Sampling dan Grab<br />

Sampling.<br />

3.2.Analisa Laboratorium.<br />

Selanjutnya sample <strong>di</strong> teliti <strong>di</strong> laboratorium,<br />

<strong>di</strong>lakukan analisa kimia dan analisa petrografi,<br />

adapun maksud dari analisa kimia adalah untuk<br />

mengetahui kualitas dari sample yang <strong>di</strong>kirim<br />

meliputi, nilai kalori, kadar abu, kadar air,<br />

kandungan zat terbang,kandungan belerang, berat<br />

jenis dll, sedangkan analisa petrografi <strong>di</strong>maksudkan<br />

untuk mengetahui komposisi maceral <strong>batubara</strong> dan<br />

untuk mengetahui rank dari batu bara <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> tsb.<br />

HASIL PENYELIDIKAN<br />

4.1.Geologi Daerah Penyeli<strong>di</strong>kan<br />

4.1.1.Morfologi<br />

Morfologi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan dapat <strong>di</strong><br />

kelompokkan menja<strong>di</strong> 2 kelompok satuan morfologi,<br />

masing-masingnya adalah satuan morfologi<br />

perbukitan bergelombang dan satuan morfologi<br />

dataran.<br />

Satuan morfologi dataran menempati<br />

wilayah bagian Timur dan Selatan, mulai dari pinggir<br />

pantai sampai bagian barat dan Utara <strong>daerah</strong><br />

penyeli<strong>di</strong>kan, <strong>daerah</strong> ini merupakan lahan<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS


perkebunan Sawit PT.Nunukan Jaya Lestari, serta<br />

beberapa perkebunan lainnya, satuan morfologi ini<br />

<strong>di</strong>tempati oleh Formasi Sajau dan Formasi Meliat ,<br />

pola aliran yang <strong>di</strong> jumpai berupa<br />

meandering.(foto.1.).<br />

Satuan morfologi Perbukitan bergelombang,<br />

satuan morfologi ini menempati wilayah bagian<br />

Barat dan Utara wilayah penyeli<strong>di</strong>kan, merupakan<br />

wilayah perkebunan dan sebagian merupakan<br />

kawasan hutan, <strong>di</strong> tempati oleh formasi Tabul dan<br />

Formasi Meliat, dengan pola aliran trellis, <strong>di</strong>mana<br />

anak sungai bermuara ke sungai yang berada <strong>di</strong><br />

sungai besar <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Timur.(foto.2)<br />

4.1.2.Stratigrafi.<br />

Stratigrafi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong>mulai dari<br />

endapan paling muda yang berumur Holosen, berupa<br />

endapan Alluvium yang penyebarannya <strong>di</strong> sepanjang<br />

pantai, tersusun oleh litologi Lumpur, lanau,pasir dan<br />

kerikil, serta koral, satuan stratigrafi ini membentuk<br />

morfologi yang datar, pada umumnya <strong>di</strong> tumbuhi<br />

oleh tanaman bakau, palem dan tanaman pencegah<br />

abrasi lainnya.<br />

Formasi Sajau, Formasi ini berumur Plistosen,<br />

tersusun oleh litologi, batupasir kuarsa, putih, halussangat<br />

halus, padat – urai, <strong>di</strong>bawahnya <strong>di</strong>jumpai<br />

batulempung, abu-abu, berlapis dan berlapis dengan<br />

batulanau dengan sisipan <strong>batubara</strong>, coklat, lunak,<br />

dengan tebal bervariasi antara beberapa cm – 0,5 m,<br />

formasi ini membentuk hubungan menjari dengan<br />

Formasi Sinjin, <strong>di</strong>mana <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

tersingkap <strong>di</strong>beberapa lokasi, formasi ini tersusun<br />

oleh litologi perselingan tuf, breksi tuf, namun<br />

singkapan yang <strong>di</strong>jumpai tidak begitu jelas, karena<br />

dalam kon<strong>di</strong>si lapuk berat, formasi ini berumur<br />

Pliosen<br />

Formasi Tabul,Formasi ini tersusun oleh litologi<br />

perselingan antara batulempung, batulumpur,<br />

batupasir, batugamping dan <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> bagian atas.<br />

Formasi Meliat,Formasi ini tersusun oleh litologi<br />

perselingan batupasir, batulempung dan serpih<br />

dengan sisipan <strong>batubara</strong>, umur formasi ini Miosen<br />

Tengah, dan <strong>di</strong> perkirakan <strong>di</strong> endapkan dalam<br />

lingkungan laut dangkal sampai delta (Tabel.2)<br />

4.1.3.Struktur Geologi.<br />

Dari pengukuran arah jurus dan kemiringan<br />

<strong>di</strong>lapangan, serta penafsiran peta topografi, struktur<br />

geologi yang berkembang <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

adalah struktur sinklin yang <strong>di</strong>perkirakan mempunyai<br />

arah penujaman relatih Barat Laut, serta beberapa<br />

sesar naik yang <strong>di</strong>perkirakan berarah relative sama<br />

dengan struktur utama yaitu Barat Laut – Tenggara,<br />

sedangkan perkiraan sesar normal mempunyai arah<br />

relative tegak lurus dengan gaya utama yaitu Timur<br />

Laut- Barat Daya.<br />

4.2.Potensi Batubara.<br />

Singkapan <strong>batubara</strong> <strong>di</strong><strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

pada umumnya tersingkap <strong>di</strong>tebing-tebing jalan yang<br />

<strong>di</strong>kupas untuk pembukaan lahan perkebunan sawit,<br />

singkapan <strong>di</strong> tepi sungai sulit <strong>di</strong> dapatkan karena<br />

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

harus menunggu air surut yang pada umumnya<br />

terja<strong>di</strong> setelah jam 5 pada sore hari.(Tabel.3)<br />

SG.01.Singkapan ini tersingkap <strong>di</strong> jalan<br />

perusahaan NJL <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> peringkat tiga dengan<br />

kedudukan lapisan N 40 /30, urutan singkapan adalah<br />

sebagai berikut, pada bagian paling atas berupa soil<br />

lempungan, <strong>batubara</strong> menyisip dengan ketebalan 0,5<br />

m, dengan ciri, <strong>batubara</strong> hitam, kusam,<br />

berlapis/menyerpih, <strong>di</strong>apit pada bagian bawah oleh<br />

batulempung abu-abu yang bergradasi ja<strong>di</strong><br />

batulempung hitam, <strong>di</strong>sisipi oleh lapisan tipis<br />

coaliclay setebal 20cm, <strong>di</strong>bawah lapisan ini <strong>di</strong>jumpai<br />

lapisan lempung abu-abu.<br />

SG.02. Singkapan lempung hitam<br />

mengandung pecahan <strong>batubara</strong>, kedudukan lapisan N<br />

40/30, lapisan ini bergradasi menja<strong>di</strong> lempung abuabu.<br />

SG.03.Singkapan <strong>batubara</strong> tebal 1m, <strong>di</strong>apit<br />

oleh batulempung abu-abu yang bergradasi menja<strong>di</strong><br />

batulempung hitam, <strong>batubara</strong>, hitam, berkilat, keras,<br />

pada bagian bawahnya <strong>di</strong>jumpai batulempung, abuabu,<br />

berlapis, kompak.<br />

SG.04.Singkapan ini tersingkap <strong>di</strong> sisi jalan<br />

masih <strong>di</strong> sekitar <strong>daerah</strong> peringkat tiga perkebunan<br />

kelapa sawit NJL, <strong>di</strong>mana urutannya dari atas adalah<br />

sebagai berikut, lempung,coklat,berlapis,<strong>di</strong>bawahnya<br />

lapisan <strong>batubara</strong> dengan tebal<br />

>0,5m,hitam,terang,ringan,tidak lengket <strong>di</strong>tangan,<br />

pengapit <strong>di</strong>bagian bawahnya berupa,<br />

batulempung,abu-abu,berlapis.<br />

SG.05.Singkapan <strong>batubara</strong> dengan arah<br />

jurus dan kemiringan N 45 /30,tebal 0,8 m dan 0,5 m,<br />

pengapit bagian atas berupa batulempung,abu-abu,<br />

selanjutnya lapisan <strong>batubara</strong>, hitam, berkilat, ringan,<br />

<strong>di</strong>bawahnya batulempung,hitam, berlapis,bergradasi<br />

menja<strong>di</strong> lapisan <strong>batubara</strong> lagi, dengan ketebalan 0,5<br />

m, <strong>di</strong>apit pada bagian bawah oleh lapisan<br />

lempung,hitam, berlapis.<br />

SG.06.Singkapan <strong>batubara</strong>, berwarna<br />

hitam, berkilat, tidak mengotori tangan, <strong>di</strong>apit pada<br />

bagian atas oleh lapisan batu lempung, abu-abu,<br />

berlapis, pengapit bagian bawah berupa<br />

batulempung, abu-abu, arah dan jurus dan<br />

kemiringan N 45 E/30,dengan ketebalan 0,5 m.<br />

SG.07.Lapisan <strong>batubara</strong> dengan arah jurus<br />

dan kemiringan N 35 E/30, dengan ketebalan 0,8 m,<br />

<strong>batubara</strong> hitam, berkilat, ringan,keras, tidak lengket<br />

<strong>di</strong>tangan, <strong>di</strong>apit pada bagian atas oleh lapisan<br />

batulempung, coklat,dan pada bagian bawah<br />

bergradasi menja<strong>di</strong> lempung <strong>batubara</strong>an, hitam<br />

,berlapis.<br />

SG.08.Lapisan <strong>batubara</strong>, dengan arah jurus<br />

dan kemiringan N 55 /20, ketebalan > 1 m, berwarna<br />

hitam, keras, berkilat, ringan, <strong>di</strong>apit pada bagian atas<br />

oleh lapisan batulempung, abu-abu, dan pada bagian<br />

bawah oleh lapisan batu lempung, hitam.<br />

SG.10.Batubara tersingkap <strong>di</strong> pinggir<br />

sungai Tabur, dengan ketebalan 0,9 m, arah dan jurus<br />

kemiringan perlapisan N 350 E/25, lapisan <strong>batubara</strong><br />

ini <strong>di</strong>apit pada bagian atas oleh batulempung<br />

berwarna coklat, berlapis, <strong>di</strong>bagian bawahnya<br />

<strong>di</strong>jumpai lapisan batu lanau, abu-abu, berlapis tipis,<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS


<strong>di</strong>bawahnya <strong>di</strong>endapkan batulempung,abuabu,berlapis<br />

dan lapisan paling bawah <strong>di</strong>jumpai<br />

lapisan batupasir,coklat,halus sampai kasar.<br />

SG.12.Batubara tersingkap <strong>di</strong> pinggir<br />

jalan, dengan kedudukan N 325/20 , tebal 0,5 m<br />

,bagian atas <strong>di</strong>apit oleh batulempung, abu-abu dan<br />

pada bagian bawah <strong>di</strong>apit oleh lapisan batulempung<br />

abu-abu.<br />

SG.17.Batubara tersingkap <strong>di</strong> jalan,<br />

kedudukan tidak bisa <strong>di</strong>ukur, <strong>di</strong>perkirakan<br />

merupakan <strong>daerah</strong> zona sesar, <strong>batubara</strong>, hitam, keras,<br />

berkilat, keras dan ringan.<br />

SG.18.Batubara tersingkap <strong>di</strong>tebing jalan<br />

provinsi, tebal terukur 0,5 m, <strong>batubara</strong> hitam<br />

kecoklatan, buram, bagian bawah batulempung, abuabu,<br />

kedudukan N 15 /15.<br />

SG.19.Batubara dengan kedudukan N 5<br />

E/15, hitam, berkilat, keras ketebalan 0.1 m, <strong>di</strong>apit<br />

pada bagian atas oleh lapisan batupasir kwarsa,<br />

berbutir kasar, massive, kuning kecoklatan serta<br />

lapisan batulempung, abu-abu, pada bagian bawah<br />

<strong>di</strong>apit oleh lapisan batulempung abu-abu<br />

SG.20.Batubara, coklat, buram, tebal 0,5<br />

m, kedudukan tidak bisa <strong>di</strong>ukur, pada bagian bawah<br />

<strong>di</strong>apit oleh batulempung,abu-abu.<br />

SG.22.Batubara, tebal 1,1 m, dengan<br />

kedudukan N 10 E/15, hitam berkilat, keras, ringan<br />

<strong>di</strong>apit pada bagian atas oleh lapisan batulempung<br />

abu-abu kekuningan, pada bagian bawah oleh<br />

batulempung,abu-abu dan bergradasi menja<strong>di</strong> serpih,<br />

hitam, karbonan.<br />

SG.23,Batubara dengan kedudukan N 10<br />

E/15, berwarna hitam, buram, tebal 0,2m <strong>di</strong>apit pada<br />

bagian atas oleh lapisan serpih, coklat, dan pada<br />

bagian bawah oleh lapisan batupasir, kasar,massive.<br />

SG 24.Batubara dengan kedudukan N15<br />

E/5, tebal 0,2m <strong>di</strong>apit pada bagian atas oleh lapisan<br />

serpih,abu-abu dan pada bagian bawah oleh batu<br />

lempung abu-abu.<br />

SG.25.Batubara, hitam,buram,keras,ringan,<br />

tidak lengket <strong>di</strong>tangan dengan kedudukan N 15 E/15,<br />

tebal 1,8 m, <strong>di</strong>apit oleh batulempung abu-abu<br />

<strong>di</strong>bagian atas dan <strong>di</strong>bagian bawah <strong>di</strong>apit oleh<br />

batulempung,abu-abu.<br />

SG.26.Batubara dengan ketebalan 0,5 m,<br />

hitam,berkilat menyisip dalam lapisan coaly clai,<br />

pada bagian atas <strong>di</strong>apit oleh batupasir, kasar, coklat,<br />

dan pada bagian bawah oleh lapisan<br />

batulempung,abu-abu.<br />

SG.27.Batubara dengan ketebalan 0,4 m,<br />

hitam,berkilat,dengan kedudukan N110 E/5, dalam<br />

lapisan coaly clay, pada bagian atas <strong>di</strong>apit oleh<br />

lapisan batupasir,kasar, coklat,massive, pada bagian<br />

bawah <strong>di</strong>apit oleh lapisan lempung,abu-abu.<br />

SG.34.Batubara ,hitam,berkilat,tebal<br />

0,5m,dengan kedudukan N 30 E/20, <strong>di</strong>apit pada<br />

bagian atas oleh lempung,abu-abu dan pada bagian<br />

bawah oleh batulempung,abu-abu.<br />

Dari ciri-ciri litologi, serta berdasarkan<br />

acuan peta geologi, maka <strong>di</strong>simpulkan bahwa<br />

<strong>batubara</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan terkandung dalam<br />

dua formasi pembawa batu bara yaitu, formasi Tabul<br />

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

dan Formasi Meliat, sedangkan pada formasi Sinjin<br />

se<strong>di</strong>kit sekali yang tersingkap <strong>di</strong> permukaan.<br />

Dari data-data penyeli<strong>di</strong>kan yang dapat<br />

<strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>lapangan, baik data litologi, maupun data<br />

arah jurus dan kemiringan, maka penafsiran<br />

penyebaran <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> <strong>simenggaris</strong> ini<br />

penyebarannya membentuk suatu struktur sinklin dan<br />

ter<strong>di</strong>ri lebih dari 10 lapisan atau multi seam.<br />

Dimana pada formasi Meliat <strong>di</strong>jumpai 11<br />

lapisan, sedangkan pada formasi Tabul <strong>di</strong>jumpai<br />

adanya 1 seam.<br />

4.2.2.Sumberdaya Endapan Batubara.<br />

Dari hasil rekonstruksi yang <strong>di</strong>lakukan atas<br />

data-data pengukuran <strong>di</strong>lapangan, <strong>di</strong>ketahui bahwa<br />

<strong>di</strong><strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan <strong>di</strong>jumpai adanya 12 lapisan<br />

<strong>batubara</strong> yang <strong>di</strong> namai sebagai lapisan<br />

A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K dan L dengan ketebalan yang<br />

bervariasi antara 0,1m sampai dengan 1,8m.<br />

Dalam perhitungan sumberdaya, maka<br />

<strong>di</strong>pakai sistim Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan<br />

Batubara,SNI 13-5014-1988, <strong>di</strong>mana sumberdaya<br />

<strong>di</strong>kelompokkan menja<strong>di</strong> 4 kategori, masingmasingnya<br />

adalah Hipotetik <strong>di</strong>mana jarak titik<br />

informasi tidak terbatas, Tereka , <strong>di</strong>mana jarak titik<br />

informasi antara 200 sampai kecil dari atau sama<br />

dengan 400 m, Terunjuk, <strong>di</strong>mana jarak informasi<br />

antara 200 sampai kecil dari atau sama dengan 100m,<br />

dan Terukur <strong>di</strong>mana jarak antara titik informasi<br />

kecil atau sama dengan 100m ,sesuai dengan kon<strong>di</strong>si<br />

geologi <strong>daerah</strong> yang termasuk katagori komplek<br />

untuk <strong>daerah</strong> dengan kon<strong>di</strong>si geologi yang<br />

sederhana dan moderat, maka jarak titik informasi<br />

menja<strong>di</strong> bertambah dalam menentukan klas<br />

sumberdaya.<br />

Dalam perhitungan sumberdaya <strong>batubara</strong><br />

,<strong>di</strong>gunakan rumus perhitungan sebagai berikut :<br />

Pada perhitungan sumberdaya ini <strong>di</strong>pakai<br />

kriteria sebagai berikut :<br />

1.Panjang sebaran dari titik acuan kearah kiri dan<br />

kanan jurus (P) <strong>di</strong>tetapkan 100m untuk kategori<br />

terukur, 200 meter untuk kategori terunjuk, 400<br />

m untuk kategori tereka .untuk katagori Hipotetik<br />

jarak informasi tidak terbatas<br />

2.Kedalaman searah kemiringan perlapisan (Dip)<br />

<strong>di</strong>tetapkan sedalam 50 m dari singkapan lapisan<br />

<strong>batubara</strong>.<br />

3.Ketebalan <strong>batubara</strong> (T) adalah jumlah rata-rata<br />

dari setiap ply bila lebih dari satu ply tanpa<br />

menghitung parting.<br />

4.Berat jenis <strong>batubara</strong> <strong>di</strong>sesuaikan dengan hasil<br />

analisa atau rata-rata untuk seam yang terwakili.<br />

5.Tebal <strong>batubara</strong> minimum yang <strong>di</strong>hitung<br />

<strong>di</strong>tentukan besar atau sama dengan 0,4 m.<br />

Total sumberdaya Hipotetik <strong>batubara</strong> <strong>di</strong><br />

<strong>daerah</strong> <strong>inventarisasi</strong> yang <strong>di</strong>dapat dari cara<br />

perhitungan <strong>di</strong>atas adalah 10.481.058,32 ton<br />

Dari rekonstruksi yang <strong>di</strong>lakukan, terdapat:<br />

Lapisan A yang melampar dengan arah<br />

Barat Daya- Timur Laut, dengan panjang pelamparan<br />

<strong>di</strong>perkirakan sejauh 7000 m, <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong>selatan<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS


<strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan pada formasi Meliat, dengan<br />

kemiringan rata-rata 20°dan ketebalan > 1m, dari<br />

analisa kimia <strong>batubara</strong>, <strong>di</strong>ketahui lapisan ini<br />

mempunyai nilai kalori 5677 cal/gr (adb), kadar<br />

belerang 2,92%,kadar abu yang relatif rendah<br />

12,18%, kadar air rendah 8,68%, kadar belerang<br />

tinggi <strong>di</strong>lapangan sudah terlihat dengan adanya<br />

mineral pyrit berupa butiran-butiran halus,<br />

sumberdaya Hipotetik lapisan ini 1.330.329. Ton.<br />

Lapisan B, <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong>atas lapisan A,<br />

arah pelamparan sama, kemiringan 30°, ketebalan<br />

0,8m, kualitas <strong>di</strong>perkirakan hampir sama dengan<br />

lapisan A, karena sifat fisik yang terlihat hampir<br />

sama, panjang pelamparan <strong>di</strong>perkirakan 7250m,<br />

sumberdayaHipotetik lapisan B 754.00. ton.<br />

Lapisan C. Lapisan ini <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong> atas<br />

lapisan B, seperti lapisan A dan B lapisan ini<br />

penyebaranya <strong>di</strong>batasi oleh sesar, arah pelamparan<br />

hampir sama, kemiringan lapisan ini 25°,<br />

ketebalan0,5m, panjang pelamparan <strong>di</strong>perkirakan<br />

7000m. sumberdaya Hipotetik sebanyak 538.310,5<br />

ton.<br />

Lapisan D, Diendapkan <strong>di</strong>atas lapisan C,<br />

dengan kemiringan30°, panjang pelamparan<br />

<strong>di</strong>perkirakan7000m,tebal 0,8m dengan arah Barat<br />

Daya-Timur Laut, dari hasil analisa <strong>batubara</strong>, lapisan<br />

ini mempunyai nilai kalori sebesar 3578 cal/gr(adb),<br />

kandungan belerang 3,68 %(adb), kadar abu tinggi<br />

40,41 %(adb), kadar air rendah 5,68%(adb), dari<br />

kenampakan lapangan, <strong>batubara</strong> terlihat coklat,<br />

kusam.<br />

sumberdaya Hipotetik lapisan D ini sebesar 728.000<br />

ton.<br />

Lapisan E, Diendapkan <strong>di</strong>atas lapisan D,<br />

seperti lapisan sebelumnya, penyebaran lapisan ini<br />

<strong>di</strong>kontrol oleh struktur sesar dan batas litologi,<br />

panjang penyebaran secara lateral <strong>di</strong>perkirakan<br />

7500m, kemiringan lapisan 25°, ketebalan lapisan<br />

1,3 m.<br />

Dari hasil analisa kimia, maka <strong>di</strong>ketahui lapisan ini<br />

<strong>di</strong>perkirakan mempunyai nilai kalori sebesar<br />

6195cal/gr (adb), kandungan belerang yang cukup<br />

tinggi 4,13 %(adb), kandungan abu rendah<br />

7,25%(adb), kadar air juga rendah 7,62%.<br />

sumberdaya Hipotetik lapisan E sebesar 1.153.522,5<br />

ton.<br />

Lapisan F.lapisan ini <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong>atas<br />

lapisan E, penyebaranya dari utara sampai selatan,<br />

<strong>di</strong>sebelah Utara lapisan menipis dari 0,5 m menja<strong>di</strong><br />

0,1m, kemiringan lapisan melandai <strong>di</strong>utara 25°,<br />

sedangkan <strong>di</strong>selatan relatif terjal 35.°panjang<br />

pelamparan lapisan ini <strong>di</strong>perkirakan 18.500m<br />

Dari hasil analisa kimia, <strong>di</strong>ketahui lapisan ini<br />

mempunyai nilai kalori 4286 cal/gr (adb), kandungan<br />

belerang 2,10 %(adb), dan kandungan air kecil<br />

6,19%(adb).<br />

Sumberdaya Hipotetik 1.806.386,62 ton.<br />

Lapisan G. Lapisan ini <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong>atas<br />

lapisan F, melampar dari selatan ke Utara, panjang<br />

pelamparan <strong>di</strong>perkirakan 20.000 m, kemiringan<br />

bervariasi antara 15°-20°,tebal lapisan bervariasi<br />

antara 0,5 m-1,1m, <strong>di</strong>mana makin ke Selatan lapisan<br />

makin menipis.<br />

Dari hasil analisa terhadap conto yang <strong>di</strong>anggap<br />

mewakili, <strong>di</strong>ketahui lapisan ini mempunyai nilai<br />

kalori 6407 cal/gr(adb), kandungan belerang total<br />

2,51 %(adb), kandungan air rendah 2,50%.<br />

Sumberdaya Hipotetik lapisan G. 2.236.584,35 ton.<br />

Lapisan H, Lapisan ini <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong>atas<br />

lapisan G, dengan pelamparan berarah relatif Barat<br />

Daya- Timur Laut, kemiringan lapisan 15°, ketebalan<br />

0,2m, sumberdaya lapisan ini tidak <strong>di</strong>hitung karena<br />

ketebalannya belum memenuhi syarat pada saat ini.<br />

Lapisan I,Lapisan ini pelamparannya <strong>di</strong><br />

utara <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan, kemiringan lapisan 15°,<br />

ketebalan 1,8 m, panjang pelamparan 3000m.arah<br />

pelamparan relatif hampir sama dengan lapisan lain.<br />

Analisa kimia dari conto yang mewakili, <strong>di</strong>ketahui<br />

bahwa lapisan ini mempunyai kandungan kalori yang<br />

tinggi 7141 cal/gr (adb), total kandungan belerang<br />

2,42%(adb), kadar abu rendah,9,44%(adb) dan kadar<br />

air yang rendah2,62%.<br />

Sumberdaya Hipotetik lapisan ini 1.356.256,98 ton.<br />

Lapisan J.Lapisan ini mempunyai panjang<br />

pelamparan 3000m, dengan kemiringan 15°,<br />

ketebalan 0,5m, kualitas <strong>di</strong>perkirakan hampir sama<br />

dengan lapisan <strong>batubara</strong> lain yang <strong>di</strong>endapkan <strong>di</strong><br />

atasnya sumberdaya Hipotetik 377.812,50 ton<br />

Lapisan K.Lapisan ini <strong>di</strong>perkirakan<br />

mempunyai panjang pelamparan hampir 2000m,<br />

mempunyai ketebalan 0,4m dan kemiringan<br />

15°,kualitas <strong>batubara</strong> <strong>di</strong>perkiran hampir sama dengan<br />

lapisan lainnya, lapisan ini mempunyai sumberdaya<br />

Hipotetik sebesar 201.500 ton.<br />

Lapisan L.Lapisan ini merupakan lapisan<br />

barubara dari formasi Tabul, penyebaran membentuk<br />

suatu lapisan sinklin yang menunjam, <strong>batubara</strong><br />

berwarna coklat muda-coklat tua, kusam, dan lunak<br />

meninggalkan kotoran <strong>di</strong> tangan, kemiringan antara<br />

15° -25°, ketebalan 80 cm, struktur kayu masih<br />

tampak jelas, pengapit bagian bawah berupa batu<br />

lanau abu-abu, bagian atas berupa batupasir kuarsa<br />

abu-abu keputihan, sebagian dari batupasir mudah<br />

<strong>di</strong>urai dengan <strong>di</strong>remas, pada lapisan ini tidak<br />

<strong>di</strong>lakukan perhitungan sumberdaya.<br />

Dari beberapa conto yang <strong>di</strong>ambil<br />

sampelnya guna analisa petrografi, rata-rata tiap<br />

lapisan mempunyai nilai rank yang cukup baik<br />

dengan kisaran antara 0,52 – o,65 %, ini<br />

menunjukkan bahwa tingkat kematangan <strong>batubara</strong><br />

<strong>di</strong><strong>daerah</strong> ini sudah tinggi, ini juga tercermin dengan<br />

nilai kalori yang cukup tinggi, komposisi maseral<br />

yang dominant dalam <strong>batubara</strong> adalah vitrinit dengan<br />

jumlah antara 76,8 – 99,2%, sedangkan kandungan<br />

sulfur yang tinggi merupakan bagian dari mineral<br />

pyrite dengan kandungan antara 0,1 – 3,5 %,<br />

Dari beberapa informasi, sulfur yang<br />

<strong>di</strong>kandung oleh mineral pyrite ini bisa <strong>di</strong>hilangkan<br />

dengan penanganan khusus pada awktu pengolahan.<br />

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS


4.2.3.Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan<br />

Batubara<br />

Dengan letak posisi geografi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

yang strategis dan berkembangnya industri<br />

pengolahan sawit <strong>di</strong> sekitar <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan,<br />

serta adanya prioritas pengembangan <strong>daerah</strong><br />

perbatasan, maka <strong>batubara</strong> <strong>di</strong><strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

cukup punya prospek untuk <strong>di</strong> kembangkan sebagai<br />

pembangkit listrik, maupun untuk pembuatan briket,<br />

meskipun mungkin untuk skala kecil.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

1.Morfologi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan dapat <strong>di</strong> bagi<br />

menja<strong>di</strong> 2 satuan morfologi, yaitu<br />

-Satuan morfologi Dataran, yang menempati<br />

<strong>daerah</strong> mulai dari pantai sampai <strong>daerah</strong><br />

bagian barat <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan.<br />

-Satuan morfologi perbukitan bergelombang,<br />

wilayahnya menempati bagian barat dan<br />

utara <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan.<br />

2.Struktur geologi yang berkembang adalah struktur<br />

perlipatan, struktur sesar, dan<br />

patahan<br />

3.Formasi pembawa <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

adalah Formasi Tabul dan Formasi<br />

Meliat.<br />

4.Penyebaran lapisan <strong>batubara</strong> <strong>di</strong><strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

membentuk sinklin dan merupakan<br />

multi seam, <strong>di</strong>perkirakan ter<strong>di</strong>ri dari 12 seam<br />

7141 cal/gr, total sulfur 0,47 –2,1 %, kandungan<br />

abu 7,25 – 40,41%, fixed carbon<br />

antara27,78 – 48,71 %, volatile matter 26,13 –<br />

43,48%, kandungan air 2,5 –8,68%,<br />

kandungan air total 3,11- 14,33%, Kandungan air<br />

bebas 0,63 – 6,19 %<br />

Dari analisa Petrografi rata-rata tiap lapisan<br />

mempunyai nilai rank yang cukup baik<br />

dengan kisaran antara 0,52 – o,65 %, ini<br />

menunjukkan bahwa tingkat kematangan<br />

<strong>batubara</strong> <strong>di</strong><strong>daerah</strong> ini sudah tinggi, ini juga<br />

tercermin dengan nilai kalori yang cukup<br />

tinggi, komposisi maseral yang dominant dalam<br />

<strong>batubara</strong> adalah vitrinit dengan jumlah<br />

antara 76,8 – 99,2%, sedangkan kandungan sulfur<br />

yang tinggi merupakan bagian dari<br />

mineral pyrite dengan kandungan antara 0,1 – 3,5<br />

%,<br />

6.Hampir sebagian besar <strong>daerah</strong> <strong>inventarisasi</strong> sudah<br />

menja<strong>di</strong> perkebunan kelapa sawit,<br />

sehingga dalam pengelolaan <strong>batubara</strong> harus<br />

melibatkan pihak perkebunan, dengan<br />

menerapkan skala prioritas.<br />

7.Untuk mengetahui potensi endapan <strong>batubara</strong> yang<br />

lebih akurat, <strong>di</strong>usulkan untuk<br />

mengadakan penyeli<strong>di</strong>kan lanjutan, dengan sasaran<br />

khusus pada formasi Meliat.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

dengan ketebalan antara 0,1 – 1,8 m, -The coal Development in East<br />

<strong>di</strong>mana pada formasi Tabul <strong>di</strong> identifikasi 1 lapisan Kalimantan,Indonesia and Potential Market in The<br />

<strong>batubara</strong>, dari formasi Meliat <strong>di</strong><br />

West<br />

identifikasi 11 lapisan <strong>batubara</strong>, total sumberdaya Pacific, Robertson Research,No.1175.<br />

Hipotetik 10.481.058,32 ton.<br />

-Geologi Lembar Tarakan Dan Sebatik, Kalimantan,<br />

5.Dari hasil analisa yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> laboratorium<br />

kimia mineral <strong>di</strong> ketahui bahwa<br />

kualitas <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<br />

mempunyai kisaran nilai kalori antara 3578 –<br />

S.Hidayat,dkk,1995,Pusat<br />

Pengembangan dan Penelitian Geologi,Bandung<br />

Lokasi Daerah Penyeli<strong>di</strong>kan<br />

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS


PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS


Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Penyeli<strong>di</strong>kan<br />

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005<br />

BATUBARA - SIMENGGARIS

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!