Skema Tata Ruang Kawasan Agro/Minapolitan - Ditjen Cipta Karya
Skema Tata Ruang Kawasan Agro/Minapolitan - Ditjen Cipta Karya
Skema Tata Ruang Kawasan Agro/Minapolitan - Ditjen Cipta Karya
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
nanamkan modalnya di kawasan yang telah<br />
maju. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter<br />
juga belum berpihak pada sektor pertanian<br />
yang ditandai dengan masuknya produkpro<br />
duk pertanian impor secara bebas serta<br />
tingginya suku bunga kredit pertanian.<br />
Mekanisme Pengembangan <strong>Kawasan</strong><br />
<strong>Agro</strong>politan<br />
Secara internal, <strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan terdiri<br />
dari kota-kota pertanian dan desa-desa sentra<br />
produksi pertanian. <strong>Kawasan</strong> ini tidak dibatasi<br />
oleh batasan administratif pemerintahan (desa/<br />
kelurahan, kecamatan, dan kabupaten/kota).<br />
Me lainkan, disesuaikan dengan memerhatikan<br />
skala ekonomi kawasannya sehingga dirasakan<br />
lebih fleksibel. Dengan demikian, bentuk dan<br />
luasan <strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan dapat meliputi<br />
satu desa/kelurahan, kecamatan, atau beberapa<br />
kecamatan dalam satu wilayah Kabupaten/Kota.<br />
<strong>Kawasan</strong> ini dapat pula meliputi wilayah yang<br />
menembus wilayah Kabupaten/Kota lain yang<br />
berbatasan.<br />
Dari sisi eksternal, <strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan harus<br />
memiliki aksesibilitas dengan kota-kota<br />
ber jenjang lebih tinggi di sekitarnya untuk<br />
men ciptakan sebuah sistem pemasaran yang<br />
ter padu. Pada dasarnya, perdesaan yang menjadi<br />
sasaran lokasi pengembangan <strong>Kawasan</strong><br />
<strong>Agro</strong>politan adalah yang memiliki komoditi<br />
unggulan pertanian, seperti tanaman pangan,<br />
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan.<br />
Dalam pengembangan <strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan,<br />
terurai mekanisme pengajuan usulan pengembangan<br />
<strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan. Cakupan mekanisme<br />
berupa prosedur pengajuan lokasi dan<br />
proses pemilihan/penilaian <strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong> politan.<br />
Berkenaan dengan prosedur pengajuan<br />
lokasi, mekanismenya meliputi ke giatan-kegiatan<br />
berikut ini.<br />
a. Usulan dari Kabupaten oleh Pemerintah<br />
Provinsi. Pemerintah Kabupaten meng ajukan<br />
usulan mengenai <strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan.<br />
Sebelumnya, Pemerintah Kabu paten telah<br />
melakukan identifikasi potensi dan masalah<br />
terlebih dahulu. Identifikasi dimaksudkan<br />
un tuk mengetahui kondisi dan potensi<br />
lokal, yaitu komoditas ung gulan. Lokasi<br />
<strong>Kawasan</strong> <strong>Agro</strong>politan yang berada di dalam<br />
kawasan kabupaten/kota di tetapkan oleh<br />
Bupati/Walikota.<br />
b. Pemerintah Pusat menilai kesiapan lokasi<br />
Mekanisme Penyelenggaraan <strong>Agro</strong>politan<br />
Program<br />
<strong>Agro</strong>politan<br />
Pusat/Provinsi/<br />
Kab/Kota<br />
Pemda<br />
Kab/Kota<br />
(Pokja <strong>Agro</strong>politan)<br />
Kelembagaan<br />
Pegemb.SDM<br />
Pusat/Provinsi/<br />
Kab/Kota<br />
• Identifikasi<br />
• Usulan Lokasi<br />
dari Bupati /<br />
Gubernur<br />
• SK lokasi<br />
oleh Menteri<br />
Pertanian<br />
Keterangan :<br />
SK Menteri Pertanian<br />
155/TU.210/A/VI/2003<br />
Sosialisasi<br />
Perencanaan<br />
(Master Plan/<br />
RPIJM/DED)<br />
Pengembangan<br />
<strong>Kawasan</strong><br />
Permodalan<br />
Infrastruktur<br />
Monitoring<br />
dan Evaluasi<br />
<strong>Agro</strong>politan<br />
Mandiri<br />
Masyarakat Tani<br />
yang difasilitasi<br />
Pemda Setempat<br />
AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN<br />
Konsep <strong>Kawasan</strong> Menuju Keharmonian<br />
25