10.02.2015 Views

PENELITIAN MINERAL IKUTAN - Pusat Sumber Daya Geologi

PENELITIAN MINERAL IKUTAN - Pusat Sumber Daya Geologi

PENELITIAN MINERAL IKUTAN - Pusat Sumber Daya Geologi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>PENELITIAN</strong> <strong>MINERAL</strong> <strong>IKUTAN</strong><br />

PADA LAPANGAN PANAS BUMI DAERAH DIENG,<br />

KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVINSI JAWA TENGAH<br />

Mangara P. Pohan, Danny Z. Herman, Hutamadi R 1<br />

1 Kelompok Program Peneliti Konservasi, <strong>Pusat</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> <strong>Geologi</strong><br />

ABSTRAK<br />

Pemanfaatan Mineral ikutan yang terkandung dalam panas bumi dapat dilakukan secara komersial oleh<br />

pemegang IUP atau pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<br />

Suatu penelitian telah dilakukan oleh <strong>Pusat</strong> <strong>Sumber</strong> <strong>Daya</strong> <strong>Geologi</strong> untuk mengetahui potensi dan peluang<br />

pemanfaatan bahan galian/mineral ikutan yang ada di daerah lapangan Panas Bumi.<br />

Daerah penelitian terletak di Dataran Tinggi Dieng (Plateau Dieng), secara geografis terletak diantara<br />

7°11’00” LS - 7°14’00” LS dan 109°51’00” BT - 109°54’30” BT, dan secara administratif masuk ke<br />

dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi<br />

Jawa Tengah. Panas Bumi, dan belerang merupakan sumber daya geologi yang telah dimanfaatkan, dan<br />

belum ada pemanfaatkan potensi sumber daya geologi lainnya. Untuk mengetahui potensi sumber daya<br />

geologi lainnya, dilakukan pemercontohan pada batuan-batuannya telah mengalami ubahan hidrothermal,<br />

brine dan limbah padatan brine berupa slurry, slurry gel, lumpur kawah, dan air panas.<br />

Hasil analisis batuan baik unsur Au maupun unsur lainnya seperti Cu, Pb, Zn, Ag, Cd, As, Sb tidak<br />

memperlihatkan nilai yang signifikan, kecuali Hg pada beberapa contoh menunjukan nilai > 5600 ppb.<br />

Hasil analisis 7 contoh slurry menunjukan, 5 contoh mempunyai nilai Au > 250 ppb, Cu < 50 ppm, Pb <<br />

151 ppm, sedangkan Hg mempunyai nilai > 5220 pada 2 buah contoh. Analisis yang dilakukan terhadap<br />

air kawah maupun brine untuk unsur Nb, Cd, La, Ce, Nd, Eu, Tb, Yb, Lu, Y, Sm, dan Sc umumnya<br />

menunjukan nilai < 0.1 ppm.<br />

PENDAHULUAN<br />

Panas Bumi adalah sumber energi panas yang<br />

terkandung di dalam air panas, uap air, batuan<br />

bersama mineral ikutan dan gas yang secara<br />

genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam<br />

suatu sistem Panas Bumi. Panas Bumi adalah<br />

merupakan sistem hidrothermal, dan mineralmineral<br />

ubahan yang umumnya terbentuk adalah<br />

: mineral lempung, kalsit/karbonat, klorit, pirit,<br />

oksida besi, kuarsa sekunder, anhidrit, gypsum,<br />

ilit, zeolit dan epidot. Selain mineral ubahan<br />

tersebut mineral yang umum ditemukan pada<br />

panas bumi adalah : silika, seng, strotium,<br />

rubidium, lithium, potasium, magnesium, timah<br />

hitam, mangan, tembaga, boron, perak, tungsten,<br />

emas, secium, dan barium (J. Michael Canty and<br />

Dr. Leland, 2006).<br />

Dengan mengacu pada Undang-undang<br />

Republik Indonesia no. 27 tahun 2003 Tentang<br />

Panas Bumi, pasal 15, bahwa : Pemanfaatan<br />

Mineral ikutan yang terkandung dalam panas<br />

bumi dapat dilakukan secara komersial oleh<br />

pemegang IUP atau pihak lain sesuai dengan<br />

ketentuan peraturan perundang-undangan yang<br />

berlaku.<br />

Daerah Banjarnegara merupakan salah satu<br />

daerah di Indonesia yang memiliki lapangan<br />

panas bumi yang dikenal dengan nama dataran<br />

tinggi Dieng, potensi Panas Bumi di daerah ini<br />

telah diusahakan oleh PT Geo Dipa Energi untuk<br />

pembangkit tenaga listrik, dengan kapasitas 1 x<br />

60 Mwe (Reva Sasistiya, 2008) yang dijual ke<br />

PLN dan telah terintegrasi/disalurkan ke sistem<br />

jaringan interkoneksi Jawa Madura Bali.<br />

Sementara sebagian besar potensi lainnya hingga<br />

kini belum dimanfaatkan.<br />

Selain itu manisfestasi panas bumi yang ada<br />

berupa : mata air panas, fumarol, solfatar, tanah<br />

panas, dan batuan teralterasi.<br />

Untuk mengetahui potensi sumber daya dan<br />

prospek bahan galian lain dan mineral ikutan di<br />

lapangan panas bumi, Lapangan Panas Bumi<br />

Daerah Dieng, Kabupaten Banjarnegara,<br />

Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah terpilih<br />

untuk kegiatan penelitian ini.


MAKSUD DAN TUJUAN<br />

Maksud kegiatan ini, melakukan penelitian<br />

mineral ikutan di lapangan panas bumi dengan<br />

cara pengumpulan data sekunder dan data<br />

primer, meliputi kondisi geologi,<br />

pemercontohan, keadaan bahan galian/mineral<br />

ikutan, sebaran dan jenis bahan galian/mineral<br />

ikutan dan sumber daya/cadangan.<br />

Sedangkan tujuan adalah untuk mengetahui<br />

potensi dan peluang pemanfaatan bahan<br />

galian/mineral ikutan yang ada di daerah ini,<br />

sehingga dapat dijadikan salah satu acuan<br />

kebijakan pengelolaan bahan galian/mineral<br />

ikutan di lapangan panas bumi.<br />

LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH<br />

Lokasi penelitian terletak di Dataran Tinggi<br />

Dieng, (Plateau Dieng), 26 km di sebelah utara<br />

Kota Wonosobo secara geografis terletak<br />

diantara 7°11’00” LS - 7°14’00” LS dan<br />

109°51’00” BT - 109°54’30” BT, dan secara<br />

administratif sebagian besar masuk ke dalam<br />

wilayah Kabupaten Banjarnegara, dan sebagian<br />

masuk wilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi<br />

Jawa Tengah<br />

Pencapaian daerah penelitian dapat dilakukan<br />

dengan menggunakan kendaraan roda empat<br />

dari Bandung – Banjarnegara – Wonosobo -<br />

Dieng, dan Bandung – Banjarnegara – Dieng,<br />

dengan menggunakan kendaraan roda empat<br />

dilanjutkan dengan berjalan kaki.<br />

GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN<br />

1. <strong>Geologi</strong> regional<br />

Dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau)<br />

merupakan sebuah komplek gunung berapi,<br />

berbentuk dataran luas dengan panjang kurang<br />

lebih 9 mil (14 km) dan lebar 4 mil (6 km) dan<br />

memanjang dari arah barat daya - tenggara.<br />

Dieng yang berasal dari gunung api tua<br />

mengalami penurunan drastis (dislokasi), oleh<br />

patahan arah barat laut dan tenggara. Gunung<br />

api tua itu adalah Gunung Prau. Pada bagian<br />

yang amblas muncul gunung-gunung kecil yaitu:<br />

Gunung Alang, Gunung Nagasari, Gunung<br />

Panglimunan, Gunung Pangonan, Gunung<br />

Gajahmungkur dan Gunung Pakuwaja<br />

Secara geologi regional daerah Komplek<br />

Gunungapi Dieng ditutupi oleh endapan<br />

berumur Kuarter, berupa aliran lava, piroklastik,<br />

endapan phreatik, endapan lahar, endapan<br />

permukaan, dan hasil erupsi Gunung Sundoro.<br />

Endapan tersebut dapat dibagi menjadi 5<br />

endapan berdasarkan sumber erupsi (R.<br />

Sukhyar, dkk, 1986), dengan urutan muda ke tua<br />

terdiri dari:<br />

a. Endapan Permukaan;<br />

b. Endapan Dieng Muda;<br />

c. Endapan Dieng Dewasa;<br />

d. Endapan Dieng Tua;<br />

e. Hasil Erupsi Gunungapi Sundoro.<br />

2. Bahan galian dan mineral ikutan<br />

Dataran tinggi Dieng merupakan daerah<br />

lapangan Panas Bumi, komoditi utama sumber<br />

daya alamnya adalah Panas Bumi yang telah<br />

diusahakan oleh PT Geo Dipa Energi. Selain<br />

Panas Bumi, sumber daya geologi yang telah<br />

dimanfaatkan di daerah ini adalah belerang<br />

yang diusahakan oleh penduduk setempat secara<br />

kecil-kecilan untuk dijual sebagai souvenir.<br />

Selain kedua sumber daya geologi tersebut,<br />

belum ada kegiatan untuk memanfaatkan potensi<br />

sumber daya geologi lainnya.<br />

Di daerah kawah Sikidang, Sileri dan<br />

Candradimuka, batu-batuannya telah<br />

mengalami ubahan hidrothermal, untuk<br />

mengetahui mineral yang terbentuk dilakukan<br />

beberapa pemercontoh serta kemungkinan<br />

pemanfaatannya.<br />

Pemercontoh dilakukan oleh PT Geo Dipa<br />

Energi pada brine dan limbah padatan brine<br />

berupa slurry, diketahui brine mengandung<br />

mineral : besi terlarut (Fe), mangan terlarut<br />

(Mn), seng, merkuri, timbal, arsen, sianida, dan<br />

slurry mengandung mineral diantaranya : arsen,<br />

barium, boron, cadmium, kromium, tembaga,<br />

timbal, air raksa, selenium, perak, seng dan<br />

silika (PT Geo Dipa Energi, 2004).<br />

Penelitian yang pernah dilakukan, bahwa air<br />

kawah yang mengandung sulfat dengan<br />

menambahkan batu kapur (CaCO3) dapat<br />

menghasilkan gipsum sintetis (Budhy Agung S,<br />

2000);<br />

METODOLOGI<br />

Pengumpulan data merupakan tahapan yang<br />

sangat menentukan hasil dari sebuah laporan,<br />

dan terdiri dari :<br />

1. Pengumpulan Data Sekunder<br />

Pengumpulan dan evaluasi data sekunder dari<br />

berbagai sumber, khususnya hasil laporan atau


penelitian mengenai geologi daerah penelitian,<br />

batuan ubahan, bahan galian lain atau mineral<br />

ikutan yang umum terjadi di lapangan panas<br />

bumi, dan mineral yang terdapat pada uap atau<br />

air panas bumi.<br />

2. Pengumpulan Data Primer dan<br />

Pemercontoan<br />

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara<br />

pengamatan geologi dan pemercontoh yang<br />

dilakukan pada air terproduksi dari sumur<br />

produksi berupa brine (foto 1), limbah padat<br />

hasil pengendapan brine berupa slurry (foto 2),<br />

dan slurry gel pada Sumur 7C, TPA (tempat<br />

pembuangan akhir), dan Sumur 28. Pemercontoh<br />

juga dilakukan pada manisfestasi panas bumi<br />

berupa lumpur kawah, air, batuan teralterasi,<br />

batuan dan lempung pada Kawah Sikidang,<br />

Kawah Sileri, Desa Pulosari, dan Kawah<br />

Candradimuka.<br />

Contoh yang diperoleh sebanyak 37 contoh.<br />

3. Analisis conto<br />

Analisis contoh dilakukan dengan cara :<br />

a. analisis kimia untuk<br />

• contoh batuan untuk mengetahui<br />

kandungan unsur : Cu, Pb, Zn, Ag, Cd,<br />

As, Sb, Au, Hg;<br />

• slurry, dan slurry gel untuk unsur : Au,<br />

Hg, Ag, As, Sb, Cu, Pb, Zn, dan REE;<br />

• brine, air kawah, mengetahui pH,<br />

unsur-unsur terkandung, dan REE (Nb,<br />

Cd, La, Ce, Nd, Eu, Tb, Yb, Lu, Y, Sm,<br />

dab Sc)<br />

b. analisis fisika.<br />

Foto 3. Slurry gel, diambil dari kolam<br />

pengendapan (foto MP Pohan, 2007)<br />

HASIL ANALISIS CONTOH<br />

Foto 1. Penampungan brine (foto MP Pohan,<br />

2007)<br />

Foto 2. Limbah padat (slurry) hasil pengendapan<br />

brine (foto MP Pohan, 2007).<br />

1. Batuan.<br />

Contoh batuan yang diperoleh dari<br />

manifestasi panas bumi : Kawah Sikidang,<br />

Kawah Sileri, <strong>Sumber</strong> Air Panas Pulosari,<br />

dan Kawah Candradimuka, umumnya<br />

memperlihatkan kadar unsur Cu < 52 ppm,<br />

Pb < 57 ppm, Zn < 91 ppm, Ag < 4 ppm, Cd<br />

< 7 ppm, As < 44 ppm, Sb < 2 ppm, Au < 38<br />

ppb. Beberapa contoh dari ketiga kawah<br />

memperlihatkan kadar unsur Hg yang tinggi<br />

antara 2350 ppb – 7470 ppb, dan pada lokasi<br />

air panas Pulosari unsur Hg < 164 ppb.<br />

2. Slurry dan slurry gel.<br />

Pemercontohan dilakukan pada Sumur 7 (2<br />

contoh slurry), TPA (tempat pembuangan<br />

akhir, 1 contoh slurry, dan 1 contoh slurry<br />

gel, dan Sumur 28 (2 contoh slurry dan 1<br />

conto slurry gel)<br />

Pada Sumur 7 : unsur Au menunjukan kadar<br />

1273 ppb dan 678 ppb; Cu 52 ppm dan 129


ppm; Pb 334 ppm dan 151 ppm; Zn 319<br />

ppm dan 456 ppm.<br />

Pada TPA : contoh slurry unsur Au<br />

menunjukan kadar 251 ppb, Cu 26 ppm, Pb<br />

57 ppm, Zn 223 ppm, dan pada slurry gel<br />

Au 278 ppb, Cu 14 ppm, Pb 51 ppm, Zn 77<br />

ppm. Hg pada contoh slury gel menunjukan<br />

kadar 5220 ppb.<br />

Pada Sumur 28 : contoh slurry unsur Au<br />

menunjukan kadar 99 ppb, dan 267 ppb; Cu<br />

12 ppn dan 34 ppm; Pb 55 ppm dan 106<br />

ppm; Zn 65 ppm dan 154 ppm, contoh<br />

slurry gel unsur Au 492 ppb, Cu 60 ppm,<br />

Pb 54 ppm, dan Zn 99 ppm.<br />

Dari ke tiga lokasi tersebut, unsur lainnya<br />

menunjukan kadar yang rendah, dan unsur<br />

REE sangat rendah dapat dikatakan hanya<br />

sebagai jejak.<br />

3. Brine dan air kawah<br />

• Analisis contoh air dari Kawah<br />

Sikidang, Kawah Sileri, Kawah<br />

Candradimuka, Sumur 7, TPA, dan<br />

Sumur 28, menunjukan kadar REE<br />

hanya merupakan jejak.<br />

• Contoh air dari Kawah Sikidang<br />

mempunyai pH 1,1 dan 1,2; Kawah<br />

Sileri pH 5,9; Kawah Candradimuka pH<br />

7; Air Panas Pulosari pH 6; Sumur 7 pH<br />

2; TPA pH 2, dan Sumur 28 pH 2.<br />

PEMBAHASAN<br />

Mineral-mineral ubahan yang umumnya<br />

terbentuk pada sistem panas bumi adalah :<br />

mineral lempung, kalsit/karbonat, klorit, pirit,<br />

oksida besi, kuarsa sekunder, anhidrit, gypsum,<br />

ilit, zeolit dan epidot. Akan tetapi dikarenakan<br />

hasil analisis belum selesai maka kandungan<br />

mineral-mineral ini belum dapat diketahui<br />

Selain mineral ubahan tersebut mineral yang<br />

umum ditemukan pada air panas bumi adalah :<br />

silika, seng, strotium, rubidium, lithium,<br />

potasium, magnesium, timah hitam, mangan,<br />

tembaga, boron, perak, tungsten, emas, secium,<br />

dan barium. Tidak semua unsur tersebut<br />

dianalisis dari air terproduksi Sumur 7, TPA,<br />

dan Sumur 28, maupun air kawah., Hasil<br />

analisis air dari Sumur 7, TPA, dan Sumur 28<br />

menunjukan : kadar SiO 2 : 590.28 mg/l, 929.27<br />

mg/l, 242.01 mg/l; B : 363.83 mg/l, 685.31 mg/l,<br />

773.19 mg/l; Ca 2+ : 462.10 mg/l, 643.10 mg/l,<br />

1093.00 mg/l; Na + : 8772.0 mg/l, 10210 mg/l,<br />

13631 mg/l; K + : 2598 mg/l, 3076 mg/l, 4100<br />

mg/l; Cl - : 20186.35 mg/l, 23984.25 mg/l,<br />

31678.48 mg/l.<br />

Hasil analisis 8 contoh air dari ketiga kawah,<br />

Sumur 7, TPA, Sumur 28 dan Mata Air Panas<br />

menunjukan kandungan REE sangat rendah, dan<br />

hanya merupakan unsur jejak.<br />

Hasil analisis batuan memperlihatkan<br />

kandungan unsur-unsur Cu, Pb, Zn, dan Au<br />

tidak menunjukan nilai yang signifikan, dan<br />

kadar tinggi Hg diperoleh dari contoh yang<br />

diperoleh dari ketiga kawah dengan nilai dapat<br />

mencapai ribuan ppb.<br />

Hasil analisis limbah padatan (slurry) dari<br />

Sumur 7, menunjukan kadar Au 1273 ppb, dan<br />

kandungan Au dari contoh slurry dan slurry gel<br />

dari sumur lainnya bervariasi antara 99 ppb –<br />

678 ppb. Untuk unsur REE baik dari contoh<br />

slurry atau slurry gel hanya merupakan jejak<br />

KESIMPULAN<br />

Dari hasil analisis contoh air, dan batuan, tidak<br />

ada mineral dan unsur REE yang dapat<br />

diusahakan secara ekonomis<br />

Hasil analisis terhadap slurry, dan slurry gel,<br />

unsur Hg, Ag, As, Sb, Cu, Pb, Zn, dan unsur<br />

REE tidak memberikan nilai yang ekonomis<br />

untuk diusahakan<br />

Au menarik untuk dikaji dengan dengan<br />

kandungan 1273 ppb dan 678 ppb dari contoh<br />

slurry Sumur 7; dan kandungan 278 ppb, 251<br />

ppb, 267 ppb, dan 492 ppb, dari contoh lainnya.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Budhyn Agung S, 2000, Kalsinasi Gipsum Hasil<br />

Sampingan Pengolahan Dolomit Untuk<br />

Bahan Cetakan, <strong>Pusat</strong> Penelitian Dan<br />

Pengembangan Teknologi Mineral,<br />

Direktorat Jenderal Pertambangan Umum;<br />

J. Michael Canty and Dr. Leland, 2006,<br />

Geothermal Mineral Recovery, The United<br />

States Strategic Mineral;<br />

PT Geo Dipa Energi, 2004, Laporan<br />

Pelaksanaan Pengelolaan Dan Pemantauan<br />

Lingkungan Hidup Dikawasan Pembangkit<br />

Listrik Tenaga Panas Bumi Dieng Tahap<br />

Operasi Produksi Periode II Tahun 2004,<br />

Kerjasama PT Geo Dipa Energi dengan<br />

Balai Riset dan Standardisai Industri dan<br />

Perdagangan Semarang.


Reva Sasistiya, 2008, Geodipa Energy Jadi<br />

BUMN, Media Indonesia;<br />

R. Sukhyar, N.S. Sumartadipura dan W. Effendi,<br />

1986, Peta <strong>Geologi</strong> Komplek Gunngapi<br />

Dieng, Jawa Tengah, Direktorat<br />

Vulkanologi, Direktorat Jenderal <strong>Geologi</strong><br />

dan <strong>Sumber</strong>daya Mineral, Departemen<br />

Pertambangan Dan Energi;<br />

Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 27<br />

Tahun 2003, Tentang, Panas Bumi,<br />

Lembaran Negara Republik Indonesia<br />

Tahun 2003 nomor 115.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!