Kertas Posisi KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK HAK ... - Elsam
Kertas Posisi KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK HAK ... - Elsam
Kertas Posisi KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK HAK ... - Elsam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
- Minim mengeksplorasi dugaan kuat terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan (paling<br />
tidak menggunakan standar universal) terkait persekusi terhadap komunitas Ahmadiyah,<br />
rangkaian pelanggaran HAM dalam kurun waktu tertentu di Aceh dan Papua. Publik di<br />
Aceh dan Papua hingga kini mempersepsikan agenda HAM sebagai upaya akuntabilitas<br />
negara atas peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM di masa lalu.<br />
Sementara itu dalam menjalankan mandatnya Komnas HAM dihadang oleh kekuatan politik<br />
yang menolak ditegakannya hak asasi manusia – terutama kekuatan yang membendung<br />
penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu dan kekuatan yang menolak penerapan hak asasi<br />
manusia.<br />
Meski demikian, Komnas HAM periode ini telah melakukan keberagaman prakarsa di tengah<br />
kebuntuan hukum dan politik. Hal ini tampak pada kontribusi Komnas HAM dalam berbagai<br />
judicial review peraturan perundang-undangan yang dianggap melanggar konstitusi dan<br />
prinsip HAM dan berdampak pada perubahan UU yang memiliki perspektif HAM, seperti<br />
judicial review untuk UU Perkebunan dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (Pasal<br />
Penyadapan), dan lain-lain.<br />
Komnas HAM juga membuka ruang komunikasi politik lewat Presiden yang menelurkan Tim<br />
Khusus Menkopolhukham untuk dua persoalan yang dianggap strategis yaitu Penyelesaian<br />
Pelanggaran HAM Masa Lalu dan Penyelesaian Konflik Agraria. Hingga kini, belum ada<br />
perkembangan dari kerja untuk penyelesaian konflik agraria. Sementara itu, khusus untuk<br />
penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, tim ini masih ‘mencari format penyelesaian<br />
pelanggaran HAM masa lalu’. Dalam konteks ini, Komnas HAM ditantang untuk<br />
memastikan dan mengawasi agar upaya ini tidak jatuh pada sekedar upaya karitatif negara<br />
yang bisa mengaburkan keharusan akuntabilitas mereka. Komnas HAM harus memastikan<br />
agar upaya non-yudisial tidak menjadi pengganti dari upaya penyelesaian yudisial. Upaya<br />
lain adalah inisiatif Komnas HAM dalam memberikan status keperdataan khusus bagi orang<br />
hilang - berupa Surat Keterangan Status Korban Penghilangan Paksa - di tengah-tengah<br />
absennya tanggung jawab negara. Upaya ini merupakan suatu terobosan kreatif yang bisa<br />
menjadi pendorong langkah maju agenda lainnya, khususnya pencarian kepada korban yang<br />
dihilangkan secara paksa untuk menjamin kepastian hukum dan pemenuhan pemulihan bagi<br />
keluarga korban.<br />
Capaian-capaian ini sesungguhnya memiliki potensi untuk diperbesar karena besarnya<br />
dukungan masyarakat sipil dan publik serta staf yang cukup mumpuni.<br />
III. KECENDERUNGAN MASALAH-MASALAH HAM MENDATANG<br />
Saat ini sejumlah Laporan HAM menunjukkan adanya tantangan dalam perlindungan,<br />
pemenuhan, penghormatan dan pemajuan HAM di Indonesia. Pada satu sisi, terdapat<br />
kemajuan dalam institusionalisasi norma-norma hak asasi dalam berbagai peraturan<br />
perundang-undangan – yang diantaranya dengan mengadopsi berbagai instrumen hak asasi<br />
internasional. Pada sisi lain, masih berlakunya sejumlah regulasi produk masa lalu yang<br />
melanggar HAM, dan munculnya regulasi-regulasi baru yang berpotensi melanggar HAM<br />
baik yang diterbitkan oleh pemerintah pusat maupun daerah.<br />
3