05.05.2015 Views

Kertas Posisi KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK HAK ... - Elsam

Kertas Posisi KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK HAK ... - Elsam

Kertas Posisi KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK HAK ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kekerasan atas nama agama ini dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah,<br />

warga masyarakat, dan polisi.<br />

Sementara itu, Wahid Institute mencatat kekerasan dan intoleransi atas nama agama<br />

tampaknya masih menjadi ancaman di tahun 2012. The Wahid Institute mencatat selama<br />

2011 terjadi 92 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jumlah itu<br />

meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya, 62 kasus. Pelarangan dan pembatasan aktivitas<br />

keagamaan atau kegiatan ibadah tercatat 49 kasus. Disusul tindakan intimidasi dan ancaman<br />

kekerasan oleh aparat negara (20 kasus), pembiaran kekerasan (11 kasus), kekerasan dan<br />

pemaksaan keyakinan serta penyegelan dan pelarangan rumah ibadah (masing-masing 9<br />

kasus). Pelanggaran lain adalah kriminalisasi atau viktimisasi keyakinan (4 kasus).<br />

Institusi negara tercatat menjadi pelaku pelanggaran kebebasan beragama paling banyak.<br />

Polisi menempati posisi pertama yakni 32 kali, disusul bupati, wali kota, atau pejabat di<br />

lingkungan pemerintah daerah sebanyak 28 kali. Pelaku pelanggaran kebebasan beragama<br />

lainnya adalah tentara (16), satuan polisi pamong praja (10), pemerintah provinsi (8) serta<br />

Kantor Kementerian Agama dan Kantor Urusan Agama (8). Jawa Barat merupakan daerah<br />

dengan jumlah sebaran wilayah pelanggaran tertinggi (55 kasus), diikuti Banten (9 kasus),<br />

Aceh (5 kasus), serta Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan masing-masing 4<br />

kasus. Tindakan intoleransi dalam beragama dan berkeyakinan tahun 2011 naik menjadi 184<br />

kasus (16 persen) dibandingkan tahun lalu (134 kasus). Kategori tindakan intoleransi yang<br />

paling tinggi adalah intimidasi dan ancaman kekerasan atas nama agama (48 kasus).<br />

Tindakan intoleransi yang tercatat tinggi adalah penyebaran kebencian terhadap kelompok<br />

lain (27 kasus), kasus pembakaran dan perusakan property (26 kasus), serta diskriminasi atas<br />

dasar agama (26 kasus).<br />

d. Penyiksaan<br />

Penyiksaan merupakan pelanggaran yang terus menerus terjadi di Indonesia, sering dengan<br />

belum berubahnya kultur kekerasan di kepolisian dan tuntasnya reformasi kepolisian. Adanya<br />

kondisi “perang” melawan terrorisme juga menjadi potensi berlangsungnya praktik-praktik<br />

penyiksaan di tempat-tempat penahanan.<br />

Dari berbagai pengaduan yang masuk ke Komnas HAM selama tahun 2011, terdapat<br />

pengaduan tentang terjadinya penyiksaan dalam proses pemeriksaan (40 kasus). Angka<br />

penyiksaan ini meningkat jika dibandingkan pada 2010 (30 kasus). Komnas HAM<br />

memandang bahwa penyiksaan merupakan kejahatan serius yang telah terjadi dalam waktu<br />

yang lama, terpola, luas, dan sistematik pada tubuh kepolisian. Laporan ELSAM mencatat<br />

selama tahun 2011, praktik penyiksaan yang dilakukan oleh polisi sebanyak 11 kasus, berupa<br />

tindakan penganiayaan, penyiksaan dalam proses intrograsi, dan penyiksaan tahanan.<br />

Setidaknya 3 orang meninggal akibat tindakan penyiksaan ini.<br />

Survey yang dilakukan LBH Jakarta pada tahun 2010 menyebutkan penyiksaan masih tinggi<br />

terjadi dengan pelaku utama anggota kepolisian. Hasil penelitian yang dilakukan di Banda<br />

Aceh, Lhokseumawe, Jakarta, Surabaya dan Makassar tersebut menemukan bukti, bahwa<br />

anggota Polri yang seharusnya berada di garda terdepan dalam sistem peradilan pidana justru<br />

menjadi pelaku utama penyiksaann. Sekitar 93,8 persen dari 96 tersangka/terdakwa/ terpidana<br />

yang menjadi responden penelitian mengaku, polisi adalah pelaku utama penyiksaan saat<br />

penangkapan. Angka itu jauh dari persentase aparat penegak hukum lain seperti anggota TNI<br />

6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!