05.05.2015 Views

Permohonan Pengujian UU No. 17 Tahun 2011 tentang - Elsam

Permohonan Pengujian UU No. 17 Tahun 2011 tentang - Elsam

Permohonan Pengujian UU No. 17 Tahun 2011 tentang - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

12. Bahwa di dalam penjelasan Pasal 51 ayat (1) <strong>UU</strong> MK dinyatakan bahwa ”Yang dimaksud<br />

dengan hak konstitusional adalah hak-hak yang diatur dalam <strong>UU</strong>D 1945”.<br />

13. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi <strong>No</strong>. 006/P<strong>UU</strong>-III/2005 dan putusanputusan<br />

Mahkamah Konstitusi yang hadir berikutnya, Mahkamah Konstitusi telah<br />

menentukan 5 syarat mengenai kerugian konstitusional sebagaimana dimaksud dalam Pasal<br />

51 ayat (1) <strong>UU</strong> MK, yakni sebagai berikut:<br />

a. harus ada hak dan/atau kewenangan konstitutional Pemohon yang diberikan oleh <strong>UU</strong>D<br />

1945;<br />

b. hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut dianggap telah dirugikan oleh<br />

berlakunya undang-undang yang dimohonkan pengujian;<br />

c. kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut bersifat spesifik dan aktual,<br />

setidak-tidaknya bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan<br />

akan terjadi;<br />

d. ada hubungan sebab akibat (causal verband) antara kerugian hak dan/atau kewenangan<br />

konstitusional dengan undang-undang yang dimohonkan pengujian; dan<br />

e. ada kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian hak<br />

dan/atau kewenangan konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.<br />

Pemohon Badan Hukum Privat:<br />

14. Bahwa Para Pemohon dari Pemohon <strong>No</strong>mor I s.d <strong>No</strong>mor V adalah Pemohon yang merupakan<br />

Badan Hukum Privat, yang memiliki legal standing dan menggunakan haknya untuk<br />

mengajukan permohonan ini dengan menggunakan prosedur organization standing (legal<br />

standing);<br />

15. Bahwa para Pemohon dari <strong>No</strong>mor I s.d <strong>No</strong>mor V memiliki kedudukan hukum (legal standing)<br />

sebagai Pemohon pengujian Undang-Undang karena terdapat keterkaitan sebab akibat<br />

(causal verband) berlakunya Undang-Undang <strong>No</strong>. <strong>17</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2011</strong> <strong>tentang</strong> Intelijen Negara,<br />

sehingga menyebabkan hak konstitusional para Pemohon dirugikan;<br />

16. Bahwa doktrin organization standing atau legal standing merupakan sebuah prosedur<br />

beracara yang tidak hanya dikenal dalam doktrin akan tetapi juga telah dianut dalam<br />

berbagai peraturan perundangan di Indonesia, seperti Undang-Undang <strong>No</strong>mor 23 <strong>Tahun</strong><br />

1997 <strong>tentang</strong> Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang <strong>No</strong>mor 8 <strong>Tahun</strong> 1999 <strong>tentang</strong><br />

Perlindungan Konsumen, dan Undang-Undang <strong>No</strong>mor 41 <strong>Tahun</strong> 1999 <strong>tentang</strong> Kehutanan;<br />

<strong>17</strong>. Bahwa pada praktik peradilan di Indonesia, legal standing telah diterima dan diakui menjadi<br />

mekanisme dalam upaya pencarian keadilan, yang mana dapat dibuktikan antara lain:<br />

a. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi <strong>No</strong>mor 060/P<strong>UU</strong>-II/2004 <strong>tentang</strong> <strong>Pengujian</strong><br />

Undang-Undang <strong>No</strong>mor 7 <strong>Tahun</strong> 2004 <strong>tentang</strong> Sumber Daya Air terhadap <strong>UU</strong>D 1945;<br />

b. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi <strong>No</strong>mor 003/P<strong>UU</strong>-III/2005 <strong>tentang</strong> <strong>Pengujian</strong><br />

Undang-Undang <strong>No</strong>mor 19 <strong>Tahun</strong> 2004 <strong>tentang</strong> Penetapan Peraturan Pemerintah<br />

Pengganti Undang-Undang <strong>No</strong>mor 1 <strong>Tahun</strong> 2004 <strong>tentang</strong> Perubahan atas Undang-Undang<br />

<strong>No</strong>mor 41 <strong>Tahun</strong> 1999 <strong>tentang</strong> Kehutanan menjadi Undang-Undang terhadap <strong>UU</strong>D 1945;<br />

c. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi <strong>No</strong>mor 001-021-022/P<strong>UU</strong>-I/2003 <strong>tentang</strong> <strong>Pengujian</strong><br />

Undang-Undang <strong>No</strong>mor 20 <strong>Tahun</strong> 2002 <strong>tentang</strong> Ketenagalistrikan;<br />

d. Dalam Putusan Mahkamah Konstusi <strong>No</strong>mor 140/P<strong>UU</strong>-VII/2009 <strong>tentang</strong> <strong>Pengujian</strong><br />

Undang-Undang <strong>No</strong>mor 1/PNPS/<strong>Tahun</strong> 1965 <strong>tentang</strong> Pencegahan Penyalahgunaan<br />

dan/atau Penodaan Agama.<br />

8 |<strong>Permohonan</strong> <strong>Pengujian</strong> <strong>UU</strong> <strong>No</strong>. <strong>17</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2011</strong> <strong>tentang</strong> Intelijen Negara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!