SISTIM SEPARASI TINGKAT ROKET - KM Ristek
SISTIM SEPARASI TINGKAT ROKET - KM Ristek
SISTIM SEPARASI TINGKAT ROKET - KM Ristek
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
--<br />
<br />
•<br />
LAPORAN AKHIR<br />
~ <strong>SISTIM</strong> <strong>SEPARASI</strong> <strong>TINGKAT</strong> <strong>ROKET</strong><br />
-<br />
Fokus Bidang Prioritas : Teknologi Pertahanan dan Keamanan<br />
-<br />
No. Produk Target: 5.06. Teknologi Informasi & Komunikasi<br />
Jenis Insentif: Riset Terapan <br />
Peneliti Utama : Ir. Lilis Mariani, M.Eng. <br />
PUSATTEKNOLOGI WAHANA DIRGANTARA<br />
: LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
SU MMARY REPO RT<br />
Sistim separasi tingkat me mainkan peranan penting dalam keberhasilan misi program<br />
pengembangan roket pengorbit sate lit nanD LA PAN yaitu menempatkan satelit seberat 2,24 kg pada<br />
ketinggian orbit 200 km di tahun 2014. Dala m laporan ini diajukan dua buah alternatif sistim separasi<br />
tingkat roket yaitu (1) sistim separasi yang menggunakan V-clamp band dan baut ekplosif dengan<br />
beban shock yang rendah sebagai release device dan (2) sistim separasi yang menggunakan<br />
mekanisme Hefboom-GrendeljPin dan piston yang digerakan oleh gaya dorong penyalaan motor<br />
roket lanjutan. Kedua sistim separasi ini akan dikaji kelebihan dan kekurangannya sehingga pada<br />
akhirnya diperoleh sistim separasi yang paling tepat untuk RPS LAPAN. Untuk mencapai tujuan<br />
tersebut kegiatan pengembangan sistim separasi RPS LAPAN akan dibagi menjadi dua tahapan. Pada<br />
tahun I, akan dilakukan kegiatan disain, simulasi, fabrikasi, integrasi dan evaluasi. Sedangkan pada<br />
tahun II akan dilakukan persiapan dan pelaksanaan pengujian yang meliputi pengujian beban shock<br />
yang dihasilkan, uji getar dan uji drop untuk mengetahui kinerja dan reliabilitas kedua sistim separasi<br />
tersebut. Pengembangan sistim separasi tingkat RPS LAPAN akan dilaksanakan oleh para peneliti<br />
dan perekayasa PUSTEKWAGAN di Rumpin dan akan memakan total biaya sebesar Rp. 165.800.000.<br />
Dalam pelaksanaannya, kegiatan tahap I dimulai dengan studi literatur sistim separasi yang<br />
telah dipakai pada roket dan satelit di negara lain. Dari hasil studi itu dikembangkan disain dengan<br />
cara memodifikasi disain yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan roket LAPAN . Setelah itu<br />
dilakukan gambar teknik kedua disain sistim separasi untuk kepentingan analisis dan simulasi<br />
tegangan struktur sistim separasi . Dari hasil evaluasi simulasi struktur barulah dibuat revisi gam bar<br />
teknik detil untuk kegiatan fabrikasi struktur komponen sistim separasi. Hasil fabrikasi komponen<br />
kemudian diintegrasi sesuai dengan disain sebelumnya. Integrasi komponen ini, yang merupakan<br />
target kegiatan akhir dari tahap 1 pengembangan sistim separasi roket tingkat di tahun 2010 ini,<br />
telah dilakukan pada minggu ketiga bulan November sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
• <br />
2<br />
LEMBAR PENGESAHAN<br />
Judul Penelitian<br />
Fokus Bidang Prioritas i<br />
No. Produk Target<br />
Jenis Insentif<br />
Lokasi Penelitian<br />
Sistim Separasi Tingkat Roket<br />
: Teknologi Pertahanan dan Keamanan<br />
: 5.06. Teknologi Informasi & Komunikasi<br />
: Riset Terapan<br />
: Bidang Struktur Mekanika LAPAN,<br />
Jln. Raya LAPAN, Rumpin, Bogor 18350<br />
Keterangan Lembaga Pelaksanaan / Pengelola Penelitian<br />
A. Lembaga Pelaksana Penelitian<br />
Nama Koordinator / Peneliti Utama Ir. Lilis Mariani, M.Eng.<br />
Nama Anggota / Peneliti<br />
Ing. Bambang Sapto Wibowo<br />
Ir. Mujtahid, MT<br />
Nama Lembaga / Institusi<br />
Unit Organisasi<br />
Ir. Setiadi, MT<br />
Heri Purnomo, ST.<br />
LAPAN<br />
Bidang Struktur Mekanika LAPAN<br />
Jln Raya Rumpin Bogor<br />
Alamat<br />
Telepon/HP/Faksimile/e-mail 021-75881479/081511746724/<br />
lismananl@yahoo.co.id<br />
Jangka Waktu Kegiatan : 10 bulan<br />
Biaya Tahun 1 : Rp 165.800.000<br />
Total Biaya : Rp 165 .800.000<br />
Kegiatan (baru/lanjutan) : Baru<br />
Rekapitulasi Biaya Tahun Yang diusulkan :<br />
No. Uraian Jumlah (Rp) Prosentase (%)<br />
1 Gaji dan upah Rp 60.500.000 36%<br />
2 Bahan Habis Pakai Rp 64.190.000 39%<br />
3 Seminar /Perjalanan Rp 25.000.000 15%<br />
4 Biaya Lain-Lain Rp 16.100.000 10%<br />
Jumlah Biaya Rp 165.800.000 100%<br />
Tujuan Akhir Penelitian<br />
Sasaran Akhir Penelitian<br />
: Kemandirian nasional di bidang teknologi sistim separasi tingkat roket<br />
: Dua buah jenis sistim separasi tingkat roket yaitu dengan aktuator<br />
metoda ledakan dan metoda mekanis
• <br />
3<br />
Rumpin, 26 Oktober 2010<br />
Mengetahui,<br />
Peneliti Utama<br />
Ka. Pusat Teknologi Wahana Dirgantara<br />
Ir. Ulis M ariani, M .Eng<br />
Ir. Yus Markis, Dipl. Ing<br />
NIP. 19680319. 198701.2.001 NIP . 19550405.198012.1.001<br />
!.
-<br />
4<br />
RINGKASAN<br />
Untuk periode Agustus hingga bulan November ini dalam laporan kemajuan kelompok riset<br />
insentif RISTEK - DIKTI ini akan disampaikan hasil kemajuan penelitian dan pengembangan sistim<br />
separasi tingkat roket yang berupa revisi disain sistim separasi eksplosif Vee-clamp dan pyrobolt,<br />
analisis statik tegangan clamp-band dan pyrobolt, fabrikasi sistim separasi hefboom-grendel dan<br />
clamp-band.
.. <br />
5<br />
PRAKATA<br />
Sistim separasi tingkat memainkan peranan penting dalam keberhasilan mlsl program<br />
pengembangan roket pengorbit satelit nanD LAPAN yaitu menempatkan satelit seberat 2/24 kg pada<br />
ketinggian orbit 200 km di tahun 2014. Dalam laporan ini diajukan dua buah alternatif sistim separasi<br />
tingkat roket yaitu (1) sistim separasi yang menggunakan V-clamp band dan baut ekplosif dengan<br />
beban shock yang rendah sebagai release device dan (2) sistim separasi yang menggunakan<br />
mekanisme Hefboom-Grendel/Pin dan piston yang digerakan oleh gaya dorong penyalaan motor<br />
roket lanjutan. Kedua sistim separasi ini akan dikaji kelebihan dan kekurangannya sehingga pada<br />
akhirnya diperoleh sistim separasi yang paling tepat untuk RPS LAPAN . Untuk mencapai tujuan<br />
tersebut laporan pengembangan sistim separasi RPS LAPAN akan dibagi menjadi dua tahapan. Pada<br />
tahun I, akan dilakukan kegiatan disain, simulasi, fabrikasi, integrasi dan evaluasi. Sedangkan pada<br />
tahun II akan dilakukan persiapan dan pelaksanaan pengujian yang meliputi pengujian beban shock<br />
yang dihasilkan, uji getar dan uji drop untuk mengetahui kinerja dan reliabilitas kedua sistim separasi<br />
tersebut. Pengembangan sistim separasi tingkat RPS LAPAN akan dilaksanakan oleh para peneliti<br />
dan perekayasa PUSTEKWAGAN di Rumpin dan akan memakan total biaya sebesar Rp . 165.800.000.
-<br />
6<br />
DAFTAR lSI<br />
Judul .................................................................................................................................<br />
Lembar............. ........ .... .....................................................................................................<br />
Ringkasan................................... .......................................................................................<br />
Prakata..............................................................................................................................<br />
Daftar lsi........................................... ................................................................................<br />
Daftar Tabel ...................................................................................................................... <br />
Tabel 1. Besar beban untuk mencapai kondisi plastis dan patah....................<br />
Tabel 2. Tegangan untuk variasi enforced displacement ujung clam..............<br />
Tabel 3. Tegangan maksimum struktur clam dan deformasi ujung calam<br />
untuk variasi beban tarik searah pembautan .................................................. <br />
Daftar Gambar <br />
Gambar 1. Jenis Sistim Separasi Tingkat Roket........ .. ............................... .. .. ..<br />
Gambar 2. Baut Eksplosif Dan V-Clamp Band.................................................<br />
Gambar 3. Sistim Separasi Hefboom-Grendel/Pin<br />
Gambar 4. Desain Sistim Separasi Metoda Eksplosif pyrobolt dan Clamp<br />
Band .............................................................................................. <br />
Gambar 5. Komponen Sistim Separasi............................................................<br />
Gambar 6. Tampak Atas Sistim Separasi......................................... .... ............<br />
Gambar 7. Desain Clamp-Band........................................................................<br />
Gambar 8. Desain Vee-Shoe............................................................................<br />
Gambar 9. Desain Mur dan Baut................ ............. ....................... ................<br />
Gambar 10. Desain Assembly Pyrobolt...........................................................<br />
Gambar 11. Desain Bagian Dalam Pyrobolt........................ .............................<br />
Gambar 12. Desain Piston Pyrobolt....................... ..........................................<br />
Gambar 13. Desain Cap Stopper PyrobolL.....................................................<br />
Gambar 14. Desain Baut Penutup Pyobolt......................................................<br />
Gambar 15. Desain Bushing Pyrobolt..............................................................<br />
Gambar 16. Spring Pyrobolt dan Clamp-Band Saat Tertekan..........................<br />
Gambar 17. Geometri pyrobolt.......................................................................<br />
Gambar 18. pyrobolt Solid Mesh Modeling....................................................<br />
Gambar 19. Permukaan dimana constraint dan pembebanan diterapkan.....<br />
1 <br />
2 <br />
4 <br />
5 <br />
6 <br />
22 <br />
27 <br />
28 <br />
9 <br />
9 <br />
10 <br />
14 <br />
15 <br />
15 <br />
16 <br />
16 <br />
17 <br />
17 <br />
18 <br />
18 <br />
19 <br />
19 <br />
20 <br />
20 <br />
21 <br />
21 <br />
21 <br />
Gambar 20. Hasil Simulasi Tegangan pyrobolt dengan Load = 1000 N,<br />
22 <br />
or P = 8845644 Pa ......................................................................... <br />
Gambar 21. Hasil Simulasi Tegangan Pyrobolt dengan kondisi yield.............. 23 <br />
Gambar 22. Hasil Simulasi Tegangan Saat Beban Maksimum......................... 24 <br />
Gambar 23. Hasil Simulasi Tegangan Akibat Beban Torsi 60 Nm.................... 24 <br />
Gambar 24. Hasil Simulasi Tegangan Saat Kondisi yield................................. 25 <br />
Gambar 25. Geometri sistem separasi............................................................ 26 <br />
Gambar 26. Lokasi dimana constraint dan pembebanan diterapkan............. 26 <br />
Gambar 27. Hasil Simulasi Tegangan Clamp-Band Akibat Perpindahan <br />
9,92 mm..................................................................................... 28 <br />
Gambar 28. Hasil Simulasi Tega gan Clamp Band Sa at Kondisi yield............. 29 <br />
Gambar 29. Hasil Simulasi Tega ga Clamp Band Sa at Beban Tarik 1350.... 30 <br />
Gambar 30. Hasil Simulasi Tegangan Qam p Band Sa at Beban Tarik 337,5 N. 30 <br />
Gambar 31. Desain da n Hasi a ~ 'ka-' 0 • ponen.......................................... 31 <br />
Gambar 32. Perala ta n P e -c- ay! Penggerak Piston Pendorong 32 <br />
Hefboom . .._ _
• <br />
7<br />
Gambar 33. Arm L (hefboom), Stang klem, Blok grendel dan Klem ...............<br />
Gambar 34. Desain Arm- l............................................................................. .<br />
Gambar 35. Desain Stang Klem ...................................................................... .<br />
Gambar 36. Desain Blok Grendel. .... ... ........................................................... .<br />
Gambar 37. Desain Vee Klem .........................................................................<br />
Gambar 38. Stang, Piston dan Glider............................................................. .<br />
Gambar 39. Desain Piston .............................................................................. .<br />
Gambar 40. Desain Kop Piston ...................................................................... .<br />
Gambar 41. Desain Glider.............................................................................. .<br />
Gambar 42. Desain dan HasH Fabrikasi Tabung Atas dan Tabung Bawah ...... .<br />
Gambar 43. Desain dan Hasil Fabrikasi Alas Atas ........................................... .<br />
Gambar 44. Desain dan Hasil Fabriksi Alas Bawah ......................................... .<br />
Gambar 45. Bushing ....................................................................................... .<br />
Gambar 46. Hasil Fabrikasi Komponen Pyrobolt............................................ .<br />
Gambar 47. Pyrobolts ..................................................................................... .<br />
Gambar 48. Squib Pyrobolt. ............................................................................ .<br />
Gambar 49. Rangkaian Sistim Separasi Clampband dan Pyrobolt.................. .<br />
Gambar 50. Assembly Pyrobolt di Clampband ......................................... .<br />
Gambar 51. V-shoe ..................................................................................<br />
42 <br />
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 8 <br />
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................•........................................................ 8 <br />
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT .................................................................................. 10 <br />
3.1 TUJUAN ..................................................................................................... 10 <br />
3.2 MANFAAT................................................................................................ . 11 <br />
BAB IV METODOLOGI.. ................................................................................................ 11 <br />
4.1 RANCANGAN RISET.................................................................................. . 11 <br />
4.2 JADWAL PENELITIAN ................................................................................. 12 <br />
4.3 PERSONIL PENELITIAN .............................................................................. 12 <br />
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 14 <br />
5.1 REVISI DISAIN <strong>SISTIM</strong> <strong>SEPARASI</strong> EKSPLOSIF PYROBOLT DAN CLAMP- 14 <br />
BAND ...................................................................................................... . <br />
5.2 ANALISIS TEGANGAN STATIK YANG TERJADI PADA PYROBOLT DAN 21 <br />
CLAI\IIP.................................................................................................... . <br />
32 <br />
33 <br />
33 <br />
34 <br />
34 <br />
35 <br />
35 <br />
36 <br />
36 <br />
37 <br />
38 <br />
39 <br />
40 <br />
5.3 FABRIKASI <strong>SISTIM</strong> <strong>SEPARASI</strong> METODA MEKANIS HEFBOOM ................... 31 <br />
5.4 FABRIKASI <strong>SISTIM</strong> <strong>SEPARASI</strong> METODA EKSPLOSIF PYROBOLT DAN 41 <br />
CLAMP ..................................................................................................... <br />
BABVI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 43 <br />
6.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 43 <br />
6.2 SARAN ........................................................................................................ 43 <br />
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................<br />
43 <br />
41 <br />
41 <br />
41 <br />
42 <br />
42
• <br />
8<br />
BABI<br />
PENDAHULUAN<br />
Pada tahun 2008 LAPAN meluncurkan program pengembangan roket pengorbit satelit (RPS)<br />
yang kelak akan menempatkan sate lit nano buatan LAPAN pada ketinggian atmosfer sekitar 200 <br />
300 km. Pada tahun 2014 diharapkan RPS LAPAN akan melakukan uji terbang pertama yang akan<br />
membawa satelit seberat 2,24 kg pada ketinggian 200 km. Untuk itu dalam lima tahun kedepan akan<br />
dilakukan penguasaan dan pengembangan semua aspek teknologi roket pengorbit satelit yang<br />
diperlukan seperti aerodinamik, propelan, igniter, propulsi, n&C, material struktur, sistim separasi,<br />
fabrikasi, integrasi, pengujian dan lain-lain.<br />
Untuk sa at ini dengan menggunakan kemampuan material struktur, propelan serta propulsi<br />
roket yang dimiliki LAPAN, rancang bangun RPS LAPAN akan terdiri dari empat tingkat motor roket.<br />
Motor roket tingkat pertama diproyeksikan berdiameter 530 mm, motor tingkat kedua, ketiga dan<br />
keempat diproyeksikan berdiameter 420 mm, 320 mm dan 250 mm dengan dilengkapi struktur antar<br />
tingkat. Tujuan RPS LAPAN dibuat bertingkat adalah untuk mengurangi beban berat roket lanjutan<br />
ketika propelan motor roket pada tingkat sebelumnya telah habis terbakar sehingga memungkinkan<br />
roket lanjutan 'untuk mendapat pertambahan kecepatan yang butuhkan guna mencapai escape<br />
velocity dan ketinggian orbit akhir. Untuk memisahkan motor roket ini tanpa atau dengan perubahan<br />
sikap dan kecepatan rotasi roket lanjutan yang minimum pad a waktu yang telah ditentukan<br />
dibutuhkan suatu sistim mekanisme yang disebut sistim separasi tingkat. Kegagalan sistim separasi<br />
tingkat dapat menyebabkan kegagalan misi RPS LAPAN secara keseluruhan seperti yang terjadi pada<br />
roketApolo dan Falcon-l.<br />
Adapun tujuan dari riset insentif DIKTI 2010 yaitu merancang dan mengembangkan sistim<br />
separasi tingkat untuk roket pengorbit satelit RPS LAPAN. Hal ini perlu dilakukan karena sistim<br />
separasi tingkat roket pengorbit satelit merupakan termasuk komponen yang terkena peraturan<br />
import/eksport MTCR. Ada dua tipe sistim separasi tingkat yang akan dikembangkan yaitu sistim<br />
yang menggunakan baut eksplosif dan sistim non-eksplosif. Hal ini dilakukan untuk dikarenakan<br />
masing-masing sistim separasi ini mempunyai kekurangan dan kelebihan. Sistim separasi dengan<br />
baut eksplosif mempunyai kelebihan lebih sederhana dan lebih ringan namun mempunyai beban<br />
shock yang cukup besar. Sedangkan sistim separasi non eksplosif yang menggunakan sistim mekanik<br />
mempunyai kecendrungan lebih kompleks dan berat namun beban shock yang lebih kedl terhadap<br />
roket lanjutan.<br />
Untuk mencapai tujuan tersebut riset ini akan dibagi menjadi dua tahun. Pada tahun pertama<br />
dilakukan perancangan, analisis dan pembuatan sistim separasi. Sedangkan pad a tahun kedua akan<br />
dilakukan pengujian-pengujian untuk menentukan reliabilitas kinerja sistim separasi yang<br />
dikembangkan. Hasil akhir yang diharapkan pada tahun pertama adalah dipeolehnya dua alternatif<br />
sistim separasi RPS LAPAN sedangkan hasil akhir pada tahun kedua diperolehnya suatu sistim<br />
separasi RPS yang handal. Semua kegiatan rencananya akan dilakukan di Pusat Teknologi Wahana<br />
Dirgantara, LAPAN- Rumpin dengan bekerja sama dengan instansi yang terkait khususnya pengujian<br />
sistim separasi tingkat.<br />
BAB II TINJAUAN PUSTAKA<br />
Dalam perancangan sistim separasi t gk.l e a 3 beberapa hal yang harus diperhatikan<br />
yaitu jarak ruang yang cukup antar motc 'sc Q. • besar beban shock yang diterima oleh<br />
roket lanjutan, tidak adanya sampa ate .= . _. ' yang mengenai roket lanjutan akibat
• <br />
9<br />
pemisahan motor, dan kemampuan sistim separasi dalam menerima beban kerja selama operasional<br />
terbang roket. Pada umumnya sistim separasi tingkat roket terdiri dari alat alat pemisah ikatan<br />
tingkat roket (release device), alat pendorong pemisahan tingkat roket (separation impuls device)<br />
dan alat bantu (auxiliary device). Berdasarkan bentuk strukturnya release device terbagi atas dua<br />
yaitu struktur kontinyus biasanya dipisahkan dengan menggunakan sederet bahan eksplosif (US<br />
Patent 4939438) dan struktur non kontinyus dimana dua bagian motor yang akan dipisahkan<br />
dipertemukan diantaranya dengan clamp serta diikat pada mating point, pemisahan kedua bagian<br />
bisa menggunakan komponen ekplosif (US Patent 3352189 dill maupun non eksplosif. Untuk<br />
memberikan momentum pada dua bagian roket yang berpisah sehingga saling menjauh biasa<br />
digunakan metoda penyalaan motor lanjutan, thrust reversal, auxiliary rocket dan spring<br />
untukseparation impuls device. Sedangkan untuk auxiliary device biasa digunakan metoda-metoda<br />
yang dapat mempercepat pemisahan dan manuver roket antara lain sistim Yo-tumble dimana motor<br />
roket yang telah terpisah diputar menjauhi badan roket lanjutan seperti pada roket Ares.<br />
la. V- clamp band dengan baut eksplosif<br />
lb. Non Eksplosif V-clamp band<br />
Gambar 1. Jenis Sistim Separasi Tingkat Roket<br />
Seperti yang telah disebutkan diatas ada dua jenis sistim separasi tingkat RPS yang akan<br />
dikembangkan dalam riset ini yaitu sistim yang menggunakan baut eksplosif dan sistim mekanik (non<br />
eksplosif) untuk motor roket dim ana tingkat bawah berdiameter 420 mm sedangkan bagian atas<br />
berdiameter 320 mm. Untuk disain sistim separasi yang pertama akan terdiri dua buah pre-stressed<br />
V-clamp band yang diikat pada kedua ujungnya dengan baut eksplosif yang bertindak sebagai release<br />
device. Untuk mengurangi beban kejut pada roket lanjutan akan digunakan disain baut eksplosif<br />
kejut rendah yang diadopsi dari US Patent 5402728. Sebagai peredam beban kejut akan digunakan<br />
pegas kecil untuk menggantikan material peredam. Baut eksplosif ini akan diisi dengan material<br />
piroteknik dan squib yang bertindak sebagai penyala ketika arus listrik diberikan. Disain sistim<br />
separasi dengan baut eksplosif ini akan dilengkapi dengan bolt catcher guna menampung sisa<br />
ledakan baut dan pegas guna membantu pelepasan V-clamp band.<br />
oF'"<br />
Gambar 2. Sa<br />
. Clan -Clamp Band
~<br />
• <br />
10<br />
L<br />
L: Rancangan sistim separasi tingkat roket yang kedua dalam laporan ini diberi nama separator<br />
Hefboom-Grendel/Pin. Secara garis besar rancangan ini bisa dijelaskan melalui gambar 3 di bawah<br />
L:<br />
ini.<br />
t:<br />
t:'<br />
L:<br />
L:<br />
L:<br />
:<br />
L: <br />
L.: <br />
.: <br />
<br />
Gambar 3. Sistim Separasi Hefboom-Grendel/Pin<br />
Lubang-Iubang pada gambar di atas adalah tempat untuk mengunci sambungan antara tabung<br />
roket tingkat bawah dan tabung roket tingkat atas. Kunci yang menyerupai grendel pintu (pin) ini<br />
akan bergeser ke arah daJam dari lubang-Iubangnya dengan mekanisme tertentu yang digerakkan<br />
oleh sebuah piston. Hal ini terjadi setelah bahan bakar roket bawah mulai habis yang disusul oleh<br />
penyalaan bahan bakar roket II disertai dorongan gas buang dari tabung roket atas terhadap tabung<br />
roket bawah sehingga terjadilah separasi.<br />
Alat yang bisa dipergunakan untuk menggerakkan piston separator ini adalah pompa<br />
pneumatis dan solenoid. Sumber tekanan pompa pneumatis adalah kompressor sedangkan solenoid<br />
digerakkan oleh sumber listrik accu kering (batterai). Dengan mekanisme hefboom maka dalam satu<br />
kali gerakan secara bersama-sama dan serempak pin-pin pada masing-masing lubang separator akan<br />
terbuka. Alternatif lain selain pompa pneumatis dan solenoid adaJah dengan memanfaatkan<br />
dorongan gas buang roket tingkat atas. Cara yang terakhir ini adalah cara yang paling mudah dan<br />
praktis.<br />
Adapun gaya yang diperlukan agar pin-pin terse but bisa terbuka adalah relatif tidak besar<br />
sehingga memudahkan pompa pneumatis ataupun solenoid untuk bekerja secara optimal. Apalagi<br />
bila tekanan terhadap piston berasal dari gaya dorong gas buang roket tingkat atas. Besarnya gayagaya<br />
untuk membuka pin ditentukan juga oleh akurasi dalam pembuatan tabung separator.<br />
1.<br />
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT<br />
3.1 TUJUAN<br />
Mengembangkan rancang bangun sis jm 5.ep2c,:- r • et 'ngkat baik yang menggunakan metoda<br />
aktuator eksplosif maupun mekanis.
• <br />
11<br />
3.2 MANFAAT<br />
Tersedianya rancang bangun sistim separasi tingkat roket dalam rangka kemandirian<br />
nasional di bidang teknologi kedirgantaraan.<br />
BAB IV METODOLOGI<br />
Guna mencapai hasil yang diharapkan dari laporan riset ini akan ditempuh metodologi sebagai<br />
berikut :<br />
1. TAHUN I<br />
a. Studi literatur via buku dan e-journal<br />
b. Survey material<br />
c. Disain awal masing-masing sistim separasi<br />
d. Simulasi respon struktur sistim separasi<br />
e. Evaluasi hasil simulasi<br />
f. Manufaktur kedua sistim separasi<br />
g. Evaluasi hasH produksi sistim separasi<br />
h. Integrasi sistim separasi<br />
2. TAHUN II<br />
a. Disain alat bantu pengujian<br />
b. Manufaktur alat bantu pengujian<br />
c. Pengujian shock<br />
d. Pengujian getar<br />
e. Pengujian drop test<br />
f. Evaluasi hasj) pengujian<br />
4.1 RANCANGAN RISET<br />
Riset dimulai dengan mempelajari disain sistim separasi yang telah dipakai diluar negeri dan<br />
memodifikasi disain sesuai dengan kebutuhan RPS LAPAN dan kemampuan pasar material<br />
pendukung yang tersedia. Setelah diperoleh disain awal, kegiatan riset akan dilanjutkan dengan<br />
simulasi respon struktur sistim separasi terhadap beban kerja yang diperkirakan akan diterima<br />
selama operasional terbang roket serta simulasi animasi mekanisme sistim separasi. Berdasarkan<br />
hasil simulasi akan dilakukan modifikasi disain jika diperlukan. Manufaktur sistim separasi akan<br />
dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di dalam negeri. Kendali mutu hasil<br />
manufaktur dengan menggunakan metoda pengukuran dan visual.<br />
Pada tahun kedua kegiatan riset terpusat untuk persiapan dan pelaksanaan pengujian sistim<br />
separasi. Adapun jenis pengujian yang akan dilak: kan adalah pengujian besar beban kejut yang<br />
dihasilkan sa at terjadi separasi roket, uji getar si stim separasi guna mengetahui karakteristik dinamik<br />
sistim separasi dan ketahanan sistim sepa asi erhadap beban dinamik sehingga apakah terjadi<br />
separasi prematur atau tidak, serta drop test s' 'm separasi akan dilaksanakan guna mengetahui<br />
kinerja mekanisme sistim separasi sepe<br />
a g diperlukan dan besar clearance yang<br />
dihasilkan saat separasi terjadi.
-<br />
12<br />
4.2 JADWAL PENELITIAN<br />
NO.<br />
KETERANGAN KEGIATAN<br />
T AHAP 1/2010<br />
BULAN KEGIATAN<br />
03 04 05 06 07 08 09 10 11 12<br />
1 Studi literatur via buku dan e-journal<br />
2 Survey material sistim separasi<br />
3 Disain awal masing-masing sistim<br />
separasi<br />
4 Simulasi respon struktur sistim<br />
separasi<br />
5 Evaluasi hasil simulasi<br />
6 Manufaktur kedua sistim separasi<br />
7 Evaluasi hasil produksi sistim separasi<br />
8 Integrasi sistim separasi<br />
T AHAP 11/2011<br />
9 Disain alat bantu pengujian<br />
10 Manufaktur alat bantu pengujian<br />
11 Pengujian shock<br />
12 Pengujian getar<br />
13 Drop test<br />
14 Evaluasi dan pelaporan<br />
4.3 PERSONIL PENELITIAN<br />
No. Keterangan Jabatan Dalam Riset<br />
1. Nama<br />
Ir. Lilis Mariani, M.Eng<br />
Peneliti Utama<br />
Jenis Kelamin<br />
Wanita<br />
Pendidikan 5-2<br />
<br />
Unit Kerja Bidang Struktur Roket<br />
PUSTElM'AGAN <br />
Keahlian <br />
Perekayas,a struktur roket <br />
Tugas Dalam Penelitian M eng1coordinir pelaksanaan<br />
egjata pen . ian<br />
Ae a~ dan mengevaluasi<br />
has .. ~t.d J! penelrtian
13<br />
2. Nama<br />
Alokasi Jam Penelitian<br />
Jenis Kelamin<br />
Pendidikan<br />
Unit Kerja<br />
Keahlian<br />
Tugas Dalam Penelitian<br />
Melaksanakan kegiatan disain<br />
dan simulasi sistim separasi<br />
Melaksankan kegiatan pengujian<br />
80Jam<br />
Ing. Bambang Sapto Wibowo<br />
Pria<br />
S-l<br />
Bidang Struktur Roket <br />
PUSTEKWAGAN<br />
Peneliti struktur roket<br />
Melaksanakan kegiatan disain<br />
sistim separasi non eksplosif<br />
Memantau kegiatan manufaktur<br />
sistim separasi<br />
Melaksanakan kegiatan pengujian<br />
Peneliti<br />
L<br />
80Jam<br />
Ir. Mujtahid, MT<br />
Pria<br />
S-2<br />
Bidang 5truktur Roket <br />
PU5TEKWAGAN<br />
Keahlian<br />
Peneliti struktur roket<br />
Tugas Dalam Penelitian Melaksanakan kegiatan survey<br />
material sistim separasi<br />
Melaksanakan kegiatan kendali<br />
mutu manufaktur sistim separasi<br />
Melaksanakan kegiatan disain<br />
alat bantu pengujian sistim<br />
separasi<br />
80Jam<br />
Ir. Herry Purnomo<br />
Pria<br />
5-1<br />
Bidang Struktur Roket <br />
PUSTEKWAGAN<br />
Keahlian<br />
Perekayasa struktur roket<br />
Tugas Dalam Penelitian Melaksanakan kegiatan disain<br />
dan animasi sistim separasi<br />
Membuat gambar teknik sistim<br />
separasi dan alat bantu pengujian<br />
Melaksanakan kegiatan pengujian<br />
sistim separasi<br />
Alokasi Jam Penelitian 80lam<br />
Nama<br />
lr. Setiadi<br />
Jenis Kelamin<br />
Pfia<br />
Pendidikan<br />
5--2<br />
Unit Kerja I ~ d2 5 St ktur Roket,<br />
pu.s-EX't'/AGAN<br />
Keahlian ?e ~ _ S 'n!~JI Roket<br />
Alokasi Jam Penelitian<br />
3. Nama<br />
Jenis Kelamin<br />
Pendidikan<br />
Unit Kerja<br />
Alokasi Jam Penelitian<br />
4. Nama<br />
Jenis Kelamin<br />
Pendidikan<br />
Unit Kerja<br />
Peneliti<br />
Peneliti<br />
Peneliti
•<br />
14<br />
Tugas Dalam Penelitian Melakukan analisis kekuatan<br />
material dan struktur<br />
Alokasi Jam Penelitian 80jam<br />
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
Kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok riset Sistim Separasi Tingkat Roket adalah<br />
Keterangan:<br />
1. Revisi disain sistim separasi eksplosif pyrobolt dan clamp-band<br />
2. Analisis tegangan statik yang terjadi pada pyrobolt dan clamp-band<br />
3. Fabrikasi sistim separasi metoda mekanis Hefboom-Grendel<br />
4. Fabrikasi sistim separasi metoda eksplosif pyrobolt dan clamp-band<br />
5.1 REVISI DISAIN SISTI M <strong>SEPARASI</strong> EKSPLOSIF PYROBOLT DAN CLAMP-BAND<br />
Ada beberapa revisi desain sistim separasi yang dilakukan antara lain desain pyrobolt dan<br />
komponen keeil yang ada didalamnya guna memperbesar ruangan yang tersedia untuk menaruh<br />
squib pemieu dan material peledak, dari 5 mm menjadi 10 mm. Untuk mengakomodasi perbesaran<br />
ruangan panjang piston dipotong 5 mm. Revisi disain lain yang dilakukan adalah perbaikan disain<br />
Vee shoe dengan memperdalam sudut Vee shoe hingga 8 mm agar daya eengkraman terhadap<br />
bagian tabung roket menjadi lebih kuat. Untuk membantu clamp-band untuk menjauhi tabung<br />
roket, desain sistim separasi clamp-band dilengkapi dengan lateral ejection spring. Adapun hasil<br />
revisi disain sistim separasi metoda eksplosif pyrobot dengan clamp band sebagai berikut:<br />
c:"· -<br />
Gambar 4. Desain Sistim 5€paras<br />
etoda Eksp!osif Pyrobolt dan Clamp Band
• <br />
15<br />
fl.'" 1L" .....l." ~"'CIIl<br />
''' '"::'-:..~.:.-<br />
Gambar 5. Komponen Sistim Separasi<br />
Vee clamp band ini berfungsi untuk mengikat bagian ujung bawah dan atas tingkat roket<br />
yang berhubungan. Dalam disain vee clamp band terdiri dari dua bagian yang pada bagian ujungujungnya<br />
akan diikat dengan baut eksplosif. Pada setiap bagian clamp band terdiri dari strap-band<br />
yang tipis dan tiga buah vee shoe untuk memudahkan fabrikasi vee clamp band dan pemasangan.<br />
Gambar6. 2<br />
im Separasi
16<br />
to;:. ~·· """'_~ :·I .<br />
• J.~..,. ~..<br />
. 1..... a ~'t " ....,tt Ool.<br />
-~.;;; ...<br />
""' !.iI"<br />
;.~ -... 4 - ~;.:-:-'"'.~.<br />
Gambar 7. Desain Clamp-Band<br />
Strap band yang tipis sekitar 2 mm terbuat dari material stainless steel. Kelak strap band ini<br />
akan diberi tegangan tarik awal (pre-tensioned) guna memberikan efek pegas dengan cara<br />
mengencangkan baut eksplosif. Besar tegangan awal tarik yang diberikan akan dimonitor melalui<br />
strain-gage yang dipasang.<br />
..._ :_<br />
....~<br />
,~<br />
Ga<br />
be 8. es.o in Vee-Shoe
• <br />
17<br />
Vee shoe yang terbuat dari material AI alloy 7075 berfungsi untuk mengikat bagian motor<br />
tingkat bawah dan tingkat atas. Vee shoe dirancang mempunyai sudut 30° dan diharapkan untuk<br />
memberikat gaya clamping yang kuat.<br />
/ . ,<br />
1&@J r. .<br />
I ~ . (~ li<br />
. -dl £<br />
L<br />
.. r;:<br />
. , . .. ...:. ..<br />
.. : .... "<br />
,<br />
/It .. .. .,. '<br />
, .<br />
Gambar 9. Desain Mur dan Baut<br />
.. <br />
. .......... <br />
Gambar O. es.a<br />
Assembly Pyrobolt
L<br />
L:<br />
L: <br />
: <br />
L: <br />
<br />
: <br />
: <br />
<br />
.: <br />
• <br />
cr"<br />
18<br />
:<br />
Gambar 11. Desain Bagian Dalam Pyrobolt<br />
.:<br />
:<br />
Baut eksplosif adalah baut yang berisikan material eksplosif (piroteknik) yang kelak akan<br />
dipantik guna menghasilkan gas. Gas tersebut kelak akan mendorong piston yang ada di dalam baut.<br />
Piston ini akan menekan bagian baut dibawahnya dan akan mematahkan baut padalokasi takikan<br />
: yang telah ditentukan.<br />
: <br />
<br />
Ga mba U . esa i Piston Pyrobolt
: <br />
<br />
: <br />
<br />
Pisto baut berfungsi untuk memperbesar gaya dorong yang dihasilkan gas sehingga beban<br />
kejut yang timbul akan lebih kecil saat separasi.<br />
,<br />
----j<br />
1<br />
19<br />
<br />
<br />
" <br />
: <br />
<br />
<br />
/ /<br />
//<br />
....--J ------.<br />
~<br />
,<br />
/ i<br />
""'I{ -" . ' ......... ;...... ", ... <br />
-;...:..... -: "':t.~<br />
'.<br />
Gambar 13. Desain Cap Stopper Pyrobolt<br />
.:<br />
<br />
: <br />
.:: 7<br />
Gambar 14. Desai Sa t Penutup Pyobolt
• <br />
20<br />
.,. ~ ..<br />
Gambar 15. Desain Bushing Pyrobolt<br />
..JI .. n l l .
21<br />
5.2 ANALISIS TEGANGAN STATlK YANG TERJADI PADA PYROBOLT DAN CLAMP-BAND<br />
5.2.1 .Analisis linear Statik Statik Pada Pyrobolt Sistem Separasi<br />
Pada laporan ini akan diuraikan analisis kekuatan pyrobolt terhadap beban statik. Analisis<br />
dilakukan berbasis simulasi pada software MSC Nastran v Windows 4.5 menggunakan elemen solid.<br />
Beban statik yang diterapkan pada model simulasi berupa beban tarik axial dan torsi. Pembebanan<br />
dilakukan hingga tegangan pada model mencapai kondisi plastis (a = a ys ) dan patah (a = aus).<br />
Pemodelan Struktur Pyrobolt<br />
Gambar 17. Geometri pyrobolt<br />
Gambar 18. Pyrobolt Solid Mesh Modeling<br />
Gambar 19. Permuka a d<br />
a 'l :.onstraint dan pembebanan diterapkan<br />
Pemodelan ini menggunakan materia _La -
• <br />
22<br />
E =195 Gpa <br />
a ys =260 MPa <br />
a us = 655 MPa<br />
Material ini dipilih karena kekuatannya lebih rendah dibandingkan material stainless steel yang lain<br />
sehingga hasil simulasinya akan lebih konservatif.<br />
Hasil Simulasi<br />
Besar beban untuk masing-masing jenis pembebanan untuk mencapai kondisi plastis dan<br />
patah ditampilkan pada tabel1.<br />
a) Pembebanan Tarik<br />
Kondisi Beban Tarik (N) Torsi (N.m)<br />
a = Gv > 13500 34400<br />
a = Gu s 24.6 60<br />
Tabel1. Besar beban untuk mencapai kondisi plastis dan patah<br />
(i)<br />
Load =1000 N, or P =8845644 Pa<br />
~(.,.. 1 Del .... X,Y..<br />
D..~ -<br />
3<br />
~<br />
r_<br />
ID<br />
--<br />
-"<br />
-<br />
1119<br />
'61<br />
'<br />
a>46<br />
...--<br />
W<br />
c.-...'tatn....... <br />
"-<br />
V""<br />
3!.657:I:~<br />
O.<br />
1$33136.<br />
32YJ.5<br />
w ca.r OptJn:<br />
~<br />
~<br />
Gambar 20. Hasil Simulasi Teganga,<br />
obolt dengan Load = 1000 N, or P =8845644 Pa
•<br />
23<br />
(i i) Yield condition, Load =13,5 load 1 =13500 N<br />
V'IfJ/IIf 1 Del.... Xi \,~<br />
O... S~<br />
c....,.,.,. "'";O""' .,----,O"""' ,...,.-,---...... ~ .<br />
1"", 10 V..... " ..-"" .-'<br />
- O~4tI;Ct:uleI:'$<br />
~ r)'pe SdVlJ,.Je<br />
Slabc O.<br />
:3<br />
Node<br />
.- - <br />
r,.,. 10 v.".<br />
1119 4.100X!f-5<br />
161 O. ,-",-""" r.sa =792.<br />
-<br />
E""",,<br />
..::J 2646 ~31150.<br />
Tt.ece~_ c......o,;w.<br />
I<br />
Cmb;:uV~ t O~<br />
F,_~ (6"'"<br />
I<br />
Gambar 21. Hasil Simulasi Tegangan Pyrobolt dengan kondisi Yield<br />
(iii)<br />
Ultimate Condition, Load = 34,4 Load 1 = 34400 N<br />
• <br />
-,<br />
o.~ - . <br />
r<br />
24<br />
Pi(9atlJ<br />
MSC.HMtu.n<br />
!l..oo
-<br />
25<br />
(ji)<br />
Yield condition<br />
1..". 1 Oefd XY V,ew<br />
0... ",","",<br />
c-.""" .o-, ""' ---p"
• <br />
26<br />
Pemodelan Struktur Clam<br />
Gambar 25. Geometri sistem separasi<br />
Tipe analisis yang dilakukan adalah linear mengingat tidak diperlukannya pemodelan contact<br />
menggunakan element contact ataupun gap. Contact antara clam dan V-Band dimodelkan dengan<br />
mengconstraint semua OOF pada daerah persinggungan clam dengan V-Band kecuali pada arah<br />
putar (Theta).<br />
Gambar 26. Loka si d 3 a aint dan pembebanan diterapkan
• <br />
27<br />
Pemodelan ini menggunakan material Stainless Steel dengan properti material sebagai berikut:<br />
E=195 Gpa<br />
a vs = 260 MPa<br />
a us = 655 MPa<br />
Material ini dipilih karena kekuatannya lebih rendah dibandingkan material stainless steel yang lain<br />
sehingga hasil simulasinya akan lebih konservatif.<br />
Dengan adanya pengencangan / tarikan baut, ujung clam akan mengalami displacement searah<br />
tarikan baut (x) sehingga berdeformasi pula ke arah dalam (y) hingga model clam band mengikat<br />
sempurna kedua tingkat roket yang ada didalamnya. Pembebanan pada model dilakukan dengan<br />
memvariasikan besar enforced dIsplacement (x dan y) untuk merepresentasikan kondisi<br />
pembebanan sebenarnya. Selain itu, diterapkan pula jenis pembebanan tarik untuk melihat besar<br />
gaya yang diperlukan untuk membuat deformasi ujung clam yang ekivalen dengan displacement<br />
yang diharapkan.<br />
Hasil Simulasi<br />
Enforced Displacement<br />
Tegangan maksimum yang terjadi pada struktur clam untuk masing-masing variasi besar<br />
displacement ujung clam ditampilkan pada tabel 2.<br />
Tabel 2. Tegangan untuk variasi enforced displacement ujung clam<br />
Enforced Displacement Tegangan Maksimum (MPa)<br />
x = 5 mm, y = 8,547 mm 2768,69<br />
x = 2,5 mm, y = 4,4 mm 1506,17<br />
x = 1,25 mm, y = 2,2 mm 798,53<br />
x = 0,625 mm, y =1,1 mm 399,27<br />
x = 0,313 mm, y:: 0,55 mm 199,01<br />
Berdasarkan hasH diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan enforced displacement agar<br />
terjadi efek spring ketika separasi terjadi adalah tidak efektif kerena clam hanya bisa ditarik dalam<br />
orde 1 mm agar struktur clam tetap aman. Tentu saja kecilnya displacement yang bisa diterapkan<br />
tersebut tidak signifikan pengaruhnya terhadap pelepasan separasi secara otomatis.<br />
Beban Tarik (searah pembatan)<br />
Tegangan maksimum yang terjadi pa da struktur clam untuk masing-masing variasi besar<br />
displacement ujung clam ditampilkan pada ta e13.
•<br />
28<br />
Tabel3. Tegangan maksimum stru<br />
r cl am dan deformasi ujung calam untuk variasi beban tarik<br />
searah pembautan<br />
Beban Tarik (N) Teganga n Maksimum (MPa) Deformasi Ujung Clam<br />
1350 720,52 x =4,68 mm y =5,09 mm<br />
675 360,26 x =2,34 mm y =2,54 mm<br />
506<br />
,"~<br />
x =1,76 mm y =2,54 mm<br />
337,5 180,13 x =1,17 mm y =1,91 mm<br />
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa besar beban tarik maksimum yang aman diterima oleh struktur<br />
clam adalah 506 N. Besar beban tarik tersebut masih jauh dibawah beban tarik maksimum yang<br />
dapat menyebabkan pyro mengalami kondisi yield nyakni 13500 N. Dengan demikian dapat<br />
disimpulkan bahwa struktur pyro aman meski dibebani tegangan tarik struktur calam yang<br />
mengalami displacement agar bisa mencapai kondisi mengikat pada struktur roket didalamnya.<br />
a) Enforced Displacement<br />
(i)<br />
x =5 mm, y =8,547 mm<br />
Gambar 27. Hasil Sim 1a<br />
ega ga Cl amp-Band Akibat Perpindahan 9,92 mm
• <br />
29<br />
(ii) x = 0,313 mm, Y = .55 m<br />
Zoom area di mana tegangan maksimum terjadi <br />
Gambar 28. Hasil Sim<br />
s' Teg.angan Clamp Band Saat Kondisi Yield
30<br />
b) Pembebanan Tarik (pada 22 nodal)<br />
(i)<br />
F = 1350 N<br />
Gambar 29. Hasil Simulasi Tegangan Clamp Band Saat Beban Tarik 1350 N<br />
(ii).<br />
F =337,5 N<br />
<br />
<br />
Gambar 30. Hasil Simulasi Tega ga Clamp Band Saat Beban Tarik 337,5 N
• <br />
31<br />
5.3 FABRIKASI <strong>SISTIM</strong> <strong>SEPARASI</strong> METODA MEKANIS HEFBOOM-GRENDEl<br />
Berikut ini adalah foto hasil proses fabrikasi alat separasi Hefboom-Klem berupa komponenkomponen<br />
mekanik dan rangkaian peralatan pneumatik yang yang siap untuk diintegrasikan.<br />
I .•<br />
. .: .,:,<br />
-<br />
Gambar 31. Desain dan Hasil Fabrikasi Komponen<br />
Sistim Separasi Mekanis Hefboom-Grendel<br />
Dari Gambar 21 di atas tampak ada 12 jenis onderdeel utama (parts) yang sudah dibuat. Bila<br />
dilihat kembali laporan sebelumnya (I) m ak.3 semua komponen-komponen yang diperlukan sudah<br />
dibuat sesuai dengan pemesanan baik da la hal bahan, jumlah dan ukurannya. Gambar berikut ini<br />
adalah hasil akhir desain alat separasi ya ng dimaks ud.
k<br />
•<br />
L 32<br />
L.:<br />
L <br />
L <br />
L <br />
L<br />
L<br />
L' <br />
L <br />
L<br />
~<br />
L'<br />
L<br />
L<br />
C <br />
<br />
~<br />
Gambar 32 . Peralatan Pneumatik Tenaga Penggerak Piston Pendorong Hefboom<br />
Gambar 31 adalah rangkaian komponen pneumatik sebelum diisi udara oleh sebuah kompresor <br />
yang terpisah. Sedangkan pada bagian valve solenoid akan dihubungkan dengan batterai kec il 9 V<br />
dan Timer yang juga akan termasuk di daJam rangkaian. <br />
Berikut ini adalah foto-foto beserta desain untuk masing-masing onderdeel dari system separasi<br />
yang sudah dibuat di bengkel.<br />
~<br />
1) Arm L (hefboom), Stang kfem, Blok grendel dan Klem (4 komponen)<br />
:<br />
~<br />
Gambar 33. Arm L (h efboom), Stang kfem, Bfok grendel dan Klem
•<br />
33<br />
0' II<br />
Gambar 34. Desain Arm- L<br />
Komponen Hefboom ini berbentuk menyerupai siku lengan yang berputar secara terbatas pada<br />
titik sudutnya dan berfungsi merubah arah gerak vertical menjadi horizontal. Bila salah satu<br />
ujungnya ditekan maka bagian ujung lainnya akan menarik komponen lain yaitu Stang klem . Jumlah<br />
komponen yang terbuat dari Aluminium ini ada 4 (empat) disesuaikan dengan jumlah dari Klem-klem<br />
pencengkram Tabung separasi.<br />
--<br />
" "".~.<br />
Gambar 35. Desain Stang Klem<br />
Stang klem yang berjumlah empat batang ini terbuat dari besi baja dan berfungsi untuk<br />
menahan Klem-klem yang mencengkram Tabung separasi. Stang-stang klem ini diperkirakan cukup<br />
mampu menerima beban tekan akibat dari gaya tekan dari masing-masing Klem.
• <br />
34<br />
~ <br />
f A '
35<br />
2) Stang piston, Piston dan Glider (3 komponen)<br />
Gambar 38. Stang, Piston dan Glider<br />
Stang piston adalah batang cylinder berdiameter 10 mm yang bisa bergeser searah sumbu asnya<br />
bila ada gaya yang menarik maupun menekannya. Pad a bagian ujung atas batang ini terpasang<br />
sebuah Piston.<br />
-E±J ..<br />
P'-----=__<br />
.ị<br />
Gambar 39. Desain Piston<br />
Piston pada foto di atas memiliki dua fungsi yaitu sebagai penahan Stang-stang klem dan sebagai<br />
penggerak Hefboom dengan cara t umbu<br />
. Bi a ada gaya yang mendorong Piston ataupun menarik
. <br />
36<br />
Stang piston maka Kop piston ini akan menumbuk Hefboom dan akan menarik Stang klem ke arah<br />
dalam sehingga terjadi pelepasan cengkraman Klem-klem terhadap kedua Tabung separasi.<br />
I,<br />
n<br />
I ~- . I-I"· ~~" I · · ~"' .<br />
w<br />
, lJ ~, . ! ~ T~ (. ,"<br />
Gambar 40. Desain Kop Piston<br />
Glider merupakan komponen tambahan yang berfungsi untuk menggeser secara manual<br />
Hefboom dan Grendel agar berada pada posisi mengunci / menekan Klem . Dengan menggeser glider<br />
ke arah atas sampai penuh dan dilanjutkan dengan stang Piston maka lengan Hefboom akan<br />
terangkat ke atas dan lengan yang lain akan menggeser Stang klem sehingga ke empat Klem secara<br />
bersama-sama akan mengunci sambungan Tabung-tabung separasi.<br />
j'Fr<br />
_LJ []<br />
Ga m at 1. Desain Glider
•<br />
37<br />
3) Tabung atas & Tabung bawah (2 komponen)<br />
1~<br />
[~" ..:="&'<br />
cl;W;'"<br />
~::.:-- - 1<br />
Gambar 42. Desain da 3S* abrikasi Tabung Atas dan Tabung Bawah
• <br />
38<br />
Tabung atas separasi ini terbuat dari bahan Aluminium yang juga merupakan bagian komponen<br />
dari roket tingkat 2 yaitu Tabung nose!. Pada bagian dalam dari ujung tabung dibuat lebih tebal dan<br />
berbentuk trapezium. Ini dimaksudkan agar ke empat Klem bisa mencengkram dengan kuat dan bisa<br />
melepas cengkramannya dengan mudah bila ada gaya tarik terhadap Stang klem .<br />
Tabung bawah adalah wadah bagi system separasi yang merupakan bagian dari tabung motor<br />
roket tingkat pertama. Pada ujung tabung bagian dalam juga dibuat sedemikian rupa seperti ujung<br />
Tabung atas sebagai tempat cengkraman Klem-klem .<br />
4) Alas atas<br />
i ____<br />
; Cl ============:::=J<br />
~...J lE<br />
:':}-E ':" : f<br />
@~~==~~45<br />
'to «
39<br />
Bagian ini sebagai tempat dipasangnya blok-blok grendel seperti yang telah diterangkan di atas.<br />
Bagian tengah peJat Aluminium ini dibuat berlubang agak besar agar Piston dan Hefboom bisa<br />
bergerak tanpa halangan.<br />
5) Alas bawah<br />
_ : IC ==:::;::::==:=1<br />
. -:-:::-. -'-<br />
...:Q ~....... c.;t.o...,.. <br />
, . ""It.~. : ' ,!"<br />
Gambar 44. Desa in dan Hasil Fabriksi Alas Bawah<br />
Alas bawah adaJah sebagai tempat dipa sa ngnya bushing. Lubang tengah pada pelat bulat ini<br />
adalah untuk tempat bergesernya Glider a Stang piston. Seperti juga bahan untuk Alas atas,bahan<br />
komponen ini adaJah AI T7071.
• <br />
40<br />
6) Bushing<br />
IO<br />
; i<br />
I !<br />
~. --<br />
Gambar 45. Bushing<br />
Bushing berfungsi seperti lager yang memungkinkan glider bisa bergeser sepanjang lubang yang<br />
berdiameter-dalam 20 mm. Bahan yang sesuai untuk komponen ini adalah Steinless Steel.<br />
Berat total alat separasi ini diperkiruan tidak lebih dari 5 kg termasuk komponen pneumatik dan<br />
peralatan-peralatan elektronik. Penuru, an Derat alat bisa dilakukan dengan cara pengurangan<br />
bahan pada bagian-bagian tertentu da ri komponen alat.
• <br />
41<br />
5.4 Fabrikasi Sistim Separasi Eksplosif Pyrobolt dan damp-Band<br />
Jika pencairan dana riset tahap 1 difokuskan pada fabrikasi sistim separasi metoda mekanis<br />
Hefboom grendel. Maka pada pencairan dana riset tahap 2, fabrikasi sistim separasi eksplosif<br />
pyrobolt dan clamp-band baru dilaksanakan. Saat ini telah dibuat 20 buah pyrobolt , squib dan<br />
material peledak. Sedangkan fabrikasi pyrobolt, clamp band dan asesorisnya telah selesai<br />
dilaksanakan di sebuah bengkel yang berada di Tangerang. Berikut ini adalah gambar pyrobolt,<br />
squib dan rangkaian sistim separasi clampband.<br />
Gambar 46. Hasil Fabrikasi Komponen Pyrobolt<br />
Gambar 47. Pyrobolt<br />
I<br />
Gambar 48 . Squib Pyrobolt
• <br />
42<br />
Gambar 49. Rangkaian Sistim Separasi Clampband dan Pyrobolt<br />
Gambar 50. Assembly Pyrobolt di Clampband<br />
Gambar 51. V-Shoe
~<br />
• <br />
43<br />
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN<br />
6.1 KESIMPULAN<br />
Kegiatan pengembangan sistim separasi berlangsung cukup baik dan dapat menepati jadwal<br />
tahap/tahun I yang telah ditentukan.<br />
6.2 SARAN<br />
Tidak ada<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
--..<br />
1.<br />
2.<br />
3.<br />
4.<br />
5.<br />
6.<br />
7.<br />
8.<br />
Anon, "Flight Separation Mechanisms", NASA SP-8056, 1970<br />
Anon, "Staging Loads", NASA SP-8022, 1969<br />
Garner, Eugene F., "Low Shock Separation Bolt", US Patent 5402728, 1995<br />
Brown, K.R., " Explosive Bolt", US Patent 3352189, 1966<br />
Groenendijk, G., 1990, Tabellen voor de werktuigbouw, Wolters-Noordhoff, Groningen.<br />
Heesewijk, A.P.c. van, Fockens, F.H., 1986, Constructie Elementen I deel A, TH-Oelft.<br />
Gere & Timoshenko, 1985, Mechanics of Materials, Wadsworth International, Belmont,<br />
California.<br />
PP. Benham & FV. Warnock, 1976, Mechanics of Solids and Structures, Pitmun Publishing<br />
INC.