You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Keputusan Terburuk Yang Pernah Diambil<br />
rang untuk dimakan, Adam dan Hawa membuat sebuah keputusan yang<br />
mengotori hubungan mereka dengan Tuhan juga hubungan mereka satu<br />
sama lain. Sebagai akibatnya, dengan satu gigitan buah terlarang, mereka<br />
menjadi musuh Tuhan, hubungan manis mereka menjadi masam.<br />
Sekarang, jika Anda bertanya mengapa pasangan ini memilih untuk<br />
melanggar perintah Tuhan, walaupun mereka berada di lingkungan yang<br />
sempurna dan memiliki segala yang mereka inginkan dan perlukan, tidak<br />
ada jawaban yang tepat. Alkitab tidak memberikan penjelasan lengkap.<br />
Yang kita ketahui ialah bahwa, bahkan di zaman kita sekarang, orangorang<br />
tetap membuat keputusan yang buruk, walaupun mereka memiliki<br />
hak istimewa dan keluarga yang mengasihi. Seperti Adam dan Hawa,<br />
kita sering memilih untuk melakukan apa yang kita pikir merupakan<br />
yang terbaik bagi diri kita sendiri, dan kita tidak mengindahkan peringatan<br />
serta hikmat orang lain, termasuk Tuhan.<br />
Keputusan yang Mereka Ambil<br />
Perintah Tuhan jelas: “Engkau boleh makan buah-buahan dari semua<br />
pohon di taman ini, kecuali dari pohon yang memberi pengetahuan tentang<br />
yang baik dan yang jahat. Buahnya tidak boleh engkau makan; jika<br />
engkau memakannya, engkau pasti akan mati pada hari itu juga” (Kejadian<br />
2:16-17).<br />
Ketika Setan, dalam penyamaran seekor ular, mendekati Hawa,<br />
ia fokus—seperti yang biasa ia lakukan—kepada satu hal yang Tuhan<br />
telah larang. Ia mengalihkan perhatian<br />
Hawa dari segala kebaikan yang<br />
mengelilingi ia dan Adam—banyak<br />
pohon yang buahnya bebas mereka<br />
makan—dan mempertanyakan hikmat<br />
dan kasih Tuhan. Ia memperdaya<br />
Hawa untuk berpikir bahwa ia dapat berbuat lebih baik dengan mengabaikan<br />
perintah Tuhan yang jelas.<br />
Setan memperdaya Hawa<br />
untuk berpikir bahwa ia<br />
dapat berbuat lebih baik<br />
dengan mengabaikan<br />
perintah Tuhan yang jelas.<br />
15