o_19pmcup9blhncn8pr81r5gdk0a.pdf

ahwa di Jepang, jika seorang pria
dipecat dari pekerjaannya, ia sering
kali tidak memberitahu keluarganya;
dan jika ia terus menganggur, ia tidak
akan pulang ke rumah. Hal ini telah
berkontribusi pada peningkatan budaya
jalanan di kota-kota di Jepang. Angka bunuh diri meningkat. Kita
begitu mendambakan penerimaan sehingga kita akan hancur secara
emosional jika tidak mendapatkannya.
Albert Camus, dalam bukunya yang berjudul The Fall (Kejatuhan),
menulis, “Setiap kita berusaha dengan cara apapun agar tetap tidak bersalah,
bahkan jika ia harus menuding segenap umat manusia dan sorga.” 1
Beberapa orang, yang dipenuhi oleh obsesi terhadap dirinya sendiri, secara
psikologis tidak dapat bertanggung jawab atas apapun, tidak peduli
betapa tidak adil, korup, atau kejamnya perilaku mereka. Mereka kelihatannya
tidak bisa merasakan penderitaan orang lain, tetapi hanya
mengartikan penderitaan tersebut di dalam dirinya sendiri. Mereka
akan masuk liang lahat tanpa mengucapkan kata-kata, “Aku telah berdosa”
atau “Maafkan aku.”
Adam dan Hawa keduanya telah mengakui apa yang telah mereka
perbuat, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atasnya. Sang pria menyalahkan
wanita, sang wanita menyalahkan si ular, tetapi si ular tidak
dapat menyalahkan siapa-siapa! Kita
telah dengan jelas mengikuti jejak
mereka, dengan keras menolak tanggung
jawab kita; menyalahkan orang
lain; membangun fakta untuk melindungi
ego kita; dan jika diperlukan,
menghancurkan mereka yang berada di sekeliling kita untuk mempertahankan
rasa keberhargaan atas diri kita sendiri.
Setelah kejatuhan, Adam dan Hawa tidak berusaha mencari jalan
untuk kembali kepada Tuhan; mereka hanya bersembunyi dari-Nya.
Kita begitu mendambakan
penerimaan sehingga
kita akan hancur secara
emosional jika tidak
mendapatkannya.
Adam dan Hawa tidak
berusaha mencari jalan
untuk kembali kepada
Tuhan; mereka hanya
bersembunyi dari-Nya.
20