10.07.2015 Views

inventarisasi dan evaluasi endapan batubara kabupaten bengkulu ...

inventarisasi dan evaluasi endapan batubara kabupaten bengkulu ...

inventarisasi dan evaluasi endapan batubara kabupaten bengkulu ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>dan</strong> 3 0 30’00,00” - 3 0 45’00,00’ LS <strong>dan</strong>102 0 15’00,00” – 102 0 30’00,00” BT (Blok 2)dengan luas daerah uji petik masing-masing756,25 km 2Daerah <strong>inventarisasi</strong> ini telahdiselidiki oleh beberapa peneliti terdahulu,diantaranya: Gafoer, S., Amin, T.C., <strong>dan</strong>Pardede., (1992) yang memetakan GeologiLembar Bengkulu, Sumatera dengan skala 1 :250.000. Syufra Ilyas., (1995) melakukanEksplorasi Endapan Batubara Di DaerahTanjung Dalam Kecamatan Ketaun,Kabupaten Bengkulu Utara, PropinsiBengkulu. Ba<strong>dan</strong> Pusat Statistik KabupatenBengkulu Utara, Propinsi Bengkulu., tahun2000, membuat peta sebaran bahan galian didaerah Propinsi Bengkulu.2. GEOLOGI REGIONAL2.1 STRATIGRAFIDaerah Bengkulu terdiri dari LajurMentawai, Lajur Bengkulu, Lajur Palembang<strong>dan</strong> Lajur Bukit Barisan dengan beberapabatuan terobosan <strong>dan</strong> <strong>endapan</strong> permukaan.Batuan tertua, kemungkinan besarFormasi Peneta, berumur Jura Akhir - KapurAwal tersingkap pada mandala busur muka,terdiri dari satuan serpih tufaan denganbatugamping setebal 400m <strong>dan</strong> terobosanbatuan granodiorit.Pada Akhir Oligosen-Miosen awaldiendapkan Formasi Hulusimpang, yangterdiri dari lava, breksi gunungapi, tufa sertaFormasi Seblat dengan satuan batupasir yangmengandung kayu terkersikan, perselinganbatulempung <strong>dan</strong> batupasir. Se<strong>dan</strong>gkan padaLajur Mentawai pada waktu yang sama diendapkan Formasi Kuwau yang terdiri dariperselingan batupasir <strong>dan</strong> batulanau dengansisipan batugamping.Pada Miosen Awal - Miosen Tengahdiendapkan Formasi Gumai, terdiri dari satuanbatulempung-gampingan, napal, batulempungdengan sisipan batupasir. Pada waktu yangbersamaan diendapkan pula Formasi Kenikiyang berupa tufa, tufa pasiran <strong>dan</strong> batualanautufaan.Pada Akhir Miosen diendapkanFormasi Bal yang terdiri dari breksi gunungapiepiklastik bersisipan batupasir denganfragmen dasit serta Formasi Lemau yangtersusun dari gunungapi epiklastik, batupasir,batulempung dengan sisipan <strong>batubara</strong> <strong>dan</strong>batupasir.Pada Pliosen diendapkan FormasiSimpangaur yang terdiri dari satuankonglomerat, batulempung <strong>dan</strong> batupasir <strong>dan</strong>Formasi Lakitan terdiri dari breksi denganfragmen andesit basalt, dasir, tufa, batupasirtufaan <strong>dan</strong> lava.Pada Awal - Akhir Pleistosendiendapkan Formasi Kasai terdiri daribatupasir konglomeratan, batupasir <strong>dan</strong>batulempung tufaan mengnadung kayuterkersikan, batuan gunungapi terdiri dari lavabersusunan riolit, dasit <strong>dan</strong> andesit tuf, breksigunungapi. Formasi Maur terdiri daribatulempung serpih berkarbon. FormasiBintunan terdiri dari konglomerat, breksi,batugamping terumbu, batulempung tufaanbatuapung <strong>dan</strong> kayu terkersikan.Pada Akhir Pleistosen - Holosendiendapkan satuan batuan gunungapi andesitbasaltdari satuan lava andesit basalt <strong>dan</strong>breksi lahar <strong>dan</strong> satuan breksi gunungapi.Intrusi batuan beku granodioritterjadi pada jaman Kapur Akhir, pada MiosenTengah terjadi intrusi batuan beku granit <strong>dan</strong>diorit serta pada kuarter terjadi intrusi batuanbeku granodiorit <strong>dan</strong> andesit.Endapan permukaan terdiri darilempung, pasir, kerikil, kerakal, batugamping,batulumpur diendapkan sebagai <strong>endapan</strong>aluvial sungai, pantai <strong>dan</strong> rawa.2.2. STRUKTUR GEOLOGIMorfologi <strong>dan</strong> struktur geologidaerah ini sangat dipengaruhi oleh gayatektonik berarah Baratdaya-Timurlaut yangterjadi pada jaman Kapur Akhir <strong>dan</strong> KalaPliosen-Pleistosen.Struktur geologi utama pada kawasandaratan <strong>dan</strong> lepas pantai Cekungan BusurMuka Bengkulu berarah Timurlaut-Baratdaya,Baratlaut-Tenggara searah dengan sesarmendatar Sumatera, <strong>dan</strong> arah Utara Selatanberkaitan dengan terbentuknya sistem terban.Struktur lipatan yang berkembang di daerahini berupa sinklin <strong>dan</strong> antiklin diantaranya,Sinklin Ipuh, Sinklin Bukit Alangi, Antiklin<strong>dan</strong> Sinklin Batuampar, dengan arah sumbulipatan umumnya Baratlaut-Tenggara.2.3 BATUBARABatubara di daerah Bengkuludiendapkan pada zaman Miosen-Pliosen diCekungan Busur Depan Pegunungan Volkanikpada Lingkungan peng<strong>endapan</strong> laut-<strong>dan</strong>gkal-Transisi bersama-sama dengan batuansedimen yang lain seperti batulempung,batupasir, batulanau, lempung tufaan <strong>dan</strong>serpih gampingan. Selama jutaan tahunberlangsungnya peng<strong>endapan</strong> <strong>batubara</strong> terjadiproses diagenesa (pengaruh tekanan <strong>dan</strong>panas) berlansung cukup lama, aktivitasKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 20031-2


pembentukan pegunungan dengan tejadinyaintrusi batuan beku andesit, diorit <strong>dan</strong> granitsangat berpengaruh pada peningkatan <strong>dan</strong>kualitas <strong>batubara</strong> di beberapa tempat. Sebaran<strong>batubara</strong> umumnya tidak menerus, kualitasnyapun tidak sama.3. HASIL INVENTARISASI3.1 GEOLOGI DAERAH INVENTARISASIDaerah yang dipilih sebagai daerahuji petik dalam kegiatan <strong>inventarisasi</strong> inidibagi atas 2 blok daerah masing 1 blok diKabupaten Bengkulu Utara <strong>dan</strong> 1 blok diKabupaten Bengkulu Selatan dimana masingmasing dibatasi oleh Koordinat 3 0 45’00,00” -4 0 00’00,00” LS <strong>dan</strong> 102 0 30’00,00” –102 0 45’00,00” BT (Blok 2) <strong>dan</strong> 3 0 30’00,00” -3 0 45’00,00” LS <strong>dan</strong> 102 0 15’00,00” –102 0 30’00,00” BT (Blok 1) dengan luasdaerah <strong>inventarisasi</strong> masing-masing 756,25km 2 .3.1.1 MorfologiMorfologi daerah <strong>inventarisasi</strong> (Blokuji petik 1 <strong>dan</strong> Blok Uji petik 2) dapat dibagimenjadi dua satuan morfologi yaitu : SatuanMorfologi Perbukitan <strong>dan</strong> Satuan MorfologiDataran. Satuan Morfologi Perbukitan terletakpada bagian barat <strong>dan</strong> menempati luas sekitar70 % daerah <strong>inventarisasi</strong>. Satuan morfologiini ditandai dengan bukit-bukit denganketinggian berkisar antara 1000 m – 1350 mdengan ketinggian maksimum gunung BukitNipis dengan ketinggian 1680 m daripermukaan laut. Kemiringan lereng padasatuan ini cukup tinggi berkisar antara 25 %sampai 75 %. Secara geologi satuan iniditempati oleh litologi batuan volkanik yangtermasuk dalam satuan batuan gunungapiandesit basalt.Satuan Morfologi Dataran terletak disebelah timur <strong>dan</strong> selatan <strong>dan</strong> menempati luassekitar 30 % daerah <strong>inventarisasi</strong>. Satuanmorfologi ini ditandai dengan dataran yangmembentuk sedikit undulasi berketinggianantara 0m – 200m dari permukaan laut.Morfologi gelombang yang terjadi pada satuanini disebabkan oleh a<strong>dan</strong>ya struktur patahanserta pelipatan. Secara geologi satuan iniditempati oleh batuan-batuan sedimen .3.1.2 StratigrafiFisiografi daerah <strong>inventarisasi</strong> (Blokuji petik 1 <strong>dan</strong> Blok Uji petik 2) termasukdalam Cekungan Bengkulu <strong>dan</strong> sebagianmerupakan Geantiklin Bukit Barisan.Se<strong>dan</strong>gkan berdasarkan pembagian MandalaGeologi Tersier Pulau Sumatera daerah initerletak pada tiga zona atau lajur Busur, yaituLajur Busur Depan, Busur Magmatik <strong>dan</strong>Busur Belakang atau sering disebut jugadengan Lajur Bengkulu, Lajur Barisan <strong>dan</strong>Lajur Palembang. Secara umum formasibatuan yang mengisi Cekungan Bengkulu initerdiri atas seri batuan sedimen <strong>dan</strong> volkanikyang berumur antara Oligosen sampaiHolosen.Dibagian Timurlaut, daerah iniberbatasan dengan cekungan Sumatera Selatanse<strong>dan</strong>gkan dibagian Baratdaya cekunganBengkulu terbuka ke Samudera Hindia.Berdasarkan asosiasi batuannya,secara regional daerah Bengkulu sebagianbesar termasuk dalam Zona Busur MagmatikBarisan, yang dicirikan oleh batuan sedimen<strong>dan</strong> gunungapi tertua, yaitu Formasi Lingsing,Formasi Sepingtiang <strong>dan</strong> Formasi Saling yangberumur Jura Akhir-Kapur Awal, ketigaformasi ini diduga terbentuk secarabersamaan.Adapun urutan formasinya dari tuake muda adalah:Formasi HulusimpangFormasi Hulusimpang berumurOligosen Akhir - Miosen Tengah, padaumumnya litologi formasi Hulusimpangterdiri atas lava, breksi gunungapi <strong>dan</strong> tufa.Batuan pada formasi ini sering didapatkansudah mengalami ubahan, urat-urat kuarsasering dijumpai.Pada beberapa tempat formasiHulusimpang diterobos oleh batuan plutonikberkomposisi Diorit - granodiorit.Formasi Hulusimpang hanyaditemukan pada blok Uji petik 1 (<strong>kabupaten</strong>Bengkulu selatann) terletak sebelah timur lautdaerah dengan luas kurang lebih 15% blok Ujipetik.Formasi SeblatFormasi Seblat berumur OligosenAkhir- Miosen Tengah <strong>dan</strong> menjemari denganformasi Hulusimpang. Didaerah <strong>inventarisasi</strong>batuan yang tersingkap terdiri atas lapisanbatupasir berwarna abu-abu kecoklatandengan ukuran butir se<strong>dan</strong>g sampai kasar,perlapisan sejajar. Pada bagian bawahnyaterdapat lapisan konglomerat <strong>dan</strong> lapisanbatulempung. Formasi ini diendapkan dalamlingkungan laut <strong>dan</strong>gkalFormasi LemauFormasi Lemau didominasi olehbreksi dengan sisipan batupasir. PadaKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 20031-3


eberapa tempat terdapat lempung menyerpihyang mengandung lapisan <strong>batubara</strong>. Sisipanbatupasir berwarna abu-abu sampaikekuningan dengan ukuran butir halus, klastik<strong>dan</strong> berkomposisi dasitan, mengandungglaukonit, memperlihatkan perlapisan <strong>dan</strong>mempunyai struktur sedimen parallellaminasi. Dari a<strong>dan</strong>ya kandungan glaukonitformasi ini diperkirakan diendapkan dalamlingkungan laut <strong>dan</strong>gkal. Formasi Lemauterlampar secara setempat-setempat di BlokUji petik 1 <strong>dan</strong> Blok Uji petik 2, padaumumnya Formasi Lemau di daerah<strong>inventarisasi</strong> baik di blok 1 maupun blok 2tertutup oleh batuan volkanik.Formasi BalPenyebaran formasi Bal. Litologinyaterdiri atas breksi gunungapi <strong>dan</strong> batupasir.Breksi gunungapi bersifat epiklastik, dasitan,terdapat sisipan batupasir. Pada umumnyakomponen breksi berupa dasit-andesit ,berwarna abu-abu sampai kecoklatan, bentukmenyudut tajam sampai menyudut tanggungdengan pemilahan yang kurang baik.Batupasir sering terdapat pada bagian bawahbrksi sebagai sisipan, umumnya epiklastikdengan ukuran butir se<strong>dan</strong>g sampai kasar,sangat kompak. Perlapisan sejajar <strong>dan</strong> silangsiur dijumpai dengan kenampakan yangkurang tegas.Formasi Bal berumur Miosen Tengah<strong>dan</strong> berada tidak selaras diatas formasi Seblat<strong>dan</strong> menjemari dengan formasi Lemau.Formasi SimpangaurFormasi Simpangaur berada selarasdiatas formasi Lemau. Di daerah <strong>inventarisasi</strong>litologinya terdiri atas konglomerat dengansisipan batupasir <strong>dan</strong> <strong>batubara</strong>, batulempung<strong>dan</strong> batulanau.Konglomerat dijumpai denganukuran komponen antara 0.5 – 2 cm, berwarnaabu-abu sampai kecoklatan, pemilahan cukupbaik. Batupasir berbutir se<strong>dan</strong>g sampai kasar,karbonan, berlapis tipis-tipis. Adapun yangdiperkirakan sebagai formasi yangmengandung bitumen padat adalah FormasiLemau <strong>dan</strong> Formasi Simpangaur.Formasi BintunanKonglomerat poliomik, breksibatulempung tufaan mengandung lapisanlignit tipis.Konglomerat, kelabu kekuningan,terpilah se<strong>dan</strong>g, berkomponen pecahanandesit, batuapung, tuf, batusabak <strong>dan</strong> batuanterubahkan. Breksi, kelabu-kehitamandidominasi didominasi oleh pecahan batuangunung api, terutama lava. Batulempung,berwarna kelabu kecoklatan, lunak <strong>dan</strong>mudah pecah, tufaan mengandung batuapung<strong>dan</strong> kayu terkersikan serta sisipan lignit.Menindih tak selaras formasidibawahnya <strong>dan</strong> dapat di sebandingkandengan Formasi Maur pada Lajur Barisan.Serta Formasi Kasai Pada Lajur Palembang.Diendapkan pada lingkungan peralihan yangberair payau.Formasi Bintunan terlampar disebelah tenggara barat daya blok uji petik 1<strong>dan</strong> 2.Batuan Gunung Api KuarterBatuan gunungapi berumur kuarterterdiri atas Batuan Gunungapi berkomposisiandesit-basal <strong>dan</strong> batuan Gunungapi kuarterformasi Bintunan terdiri atas konglomerat,batulempung <strong>dan</strong> batuan gunungapi riodasitandesit.Posisi batuan gunungapi Kuarter iniberada tidak selaras diatas FormasiSimpangaur <strong>dan</strong> mempunyai kisaran umurantara Pliosen sampai Plistosen.Batuan ini menutupi sebagian besardaerah <strong>inventarisasi</strong> baik pada blok uji petik 1maupun pada blok uji petik 2.Endapan PermukaanEndapan permukaan terdiri atasAluvium <strong>dan</strong> <strong>endapan</strong> rawa, terdiri atasmaterial-material lepas tak terkonsolidasi,berupa bongkah, kerakal, pasir <strong>dan</strong> lumpurmengandung sisa-sisa tumbuhan.3.1.3 Struktur GeologiStruktur geologi yang sangat umumterdiri atas pelipatan <strong>dan</strong> pensesaran. Arahperlapisan batuan hampir utara – selatandengan kemiringan antara 40º - 70º. Intensitas<strong>dan</strong> deformasi pelipatan menunjukan terjadilebih dari satu perioda pelipatan <strong>dan</strong> deformasiutama diperkirakan terjadi pada Kapur Awal.Tersier, pelipatannya mempunyaisumbu Baratlaut – Tenggara, sejajar denganarah struktur Sumatera <strong>dan</strong> menghasilkanlipatan tegak, terbuka <strong>dan</strong> landai tanpabelahan. Pelipatan batuan yang berumurTersier Awal-Tersier Tengah umumnya lebihkuat dibandingkan daripada yang terjadi padabatuan Tersier Akhir-Kuarter.Terdapat 4 buah sesar utama yangcukup berperan di daerah ini, yaitu sesar yangberarah Baratlaut-Tengara, sesar Timurlaut-Baratdaya, sesar Utara-Selatan <strong>dan</strong> sesarTimur-Barat.Sesar Baratlaut-Tenggara merupakansesar mendatar sepanjang kurang lebih 75 kmKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 20031-4


<strong>dan</strong> ditafsirkan merupakan bagian dari sistimsesar Sumatera. Sesar ini merupakan batasdari tinggian Pra-Tersier <strong>dan</strong> salah satu unsursesar utama yang mengontrol geometricekungan sedimen tersier.Sesar Timurlaut-Baratdaya terbentuksebagai pasangan dari sesar Baratlaut-Tenggara pada awal Tersier <strong>dan</strong> berdasarkandata bawah permukaan menunjukan bahwasesar- sesar ini membentuk batas utama antaracekungan sedimen tersier <strong>dan</strong> tinggian yangterletak diantaranya.Se<strong>dan</strong>gkan sesar Utara-Selatan <strong>dan</strong>sesar Timur-Barat pada umumnya merupakansesar normal. Sesar Utara-Selatan berumurMiosen Awal-Miosen Tengah dengankelurusan-kelurusannya yang sejajar <strong>dan</strong>terletak didekat jalur sesar Sumatera.Sementara itu sesar Timur-Barat lebihberperan sejak permulaan Tersier denganbagian utaranya sebagai blok yang turun.3.2 ENDAPAN BATUBARA3.2.1 Data Lapangan <strong>dan</strong> InterpretasiDari hasil pengamatan di lapanganterdapat 17 lokasi pengamatan yangmerupakan singkapan <strong>batubara</strong> di daerah ujipetik kesemuannya ditemukan pada FormasiLemau yang memang merupakan Formasipembawa <strong>batubara</strong>, pada beberapa tempatterutama di daerah uji petik 1 KabupatenBengkulu Utara <strong>batubara</strong> ditemukan berupajendela-jendela (« Windows ») FormasiLemau yang tertutup oleh batuan volkanikdiatasnya. Adapun Jumlah conto yangdiambil untuk analisa sebanyak 10 contodengan perincian 10 conto untuk analisa kimia( Analisa Proksimat, Ultimat <strong>dan</strong> AnalisaAbu) <strong>dan</strong> 6 contoh untuk analisa petrografi(Maceral)Dari singkapan singkapan <strong>batubara</strong> didaerah uji petik <strong>dan</strong> dari hasil korelasi dapatdikorelasikan <strong>batubara</strong> di daerah uji petikdapat dikorelasikan dalam 1 lapisan utama(Main Seam) <strong>dan</strong> 2 lapisan penyerta (Uper <strong>dan</strong>Lower Seam). Dimana interburden antara“Upper seam” <strong>dan</strong> “Main seam” adalahkurang lebih 16,00m se<strong>dan</strong>gkan interburdenantara “Main Seam” dengan “lower seam”8,00m. Korelasi <strong>batubara</strong> didasarkan ataskesamaan litologi <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya “bed Marker”atau lapisan kunci pada lapisan utama<strong>batubara</strong> berupa lapisan batulempung tufaandengan ketebalan bervariasi antara 0,10 –0,20m.. Lapisan kunci ini ditemukan padahampir semua singkapan lapisan utama.Lapisan Penyerta (Uper <strong>dan</strong> LowerSeam), pada beberapa tempat menipis bahkanmenghilan tetapi Lapisan utamamemperlihatkan kontinuitas yang cukupkonsisten.3.2.2 Potensi Endapan BatubaraDAERAH UJI PETIKSumberdaya Batubara di daerah ujipetik dapat dibagi atas 3 blok perhitungansumberdaya masing masing Blok TalangBungkuk Pada Blok Uji Petik 1 <strong>dan</strong> BlokKalisik <strong>dan</strong> Blok Gambiran Pada blok Ujipetik 2.Untuk mendapatkan dimensi <strong>dan</strong>pelamparan <strong>batubara</strong> di daerah <strong>inventarisasi</strong>,perlu dilakukan pengelompokan lapisan<strong>batubara</strong> berdasarkan hasil pemetaan geologipermukaan`Dasar pengelompokan lapisan<strong>batubara</strong> adaalah sebagai berikut :1. Dimensi ketebalan masing-masinglapisan2. Variasi, asosiasi <strong>dan</strong> tingkatkerapatan hasil temuan <strong>batubara</strong>.,3. Kesinambungan secara lateral tiaptiaplapisan.4. Kualitas lapisan <strong>batubara</strong>.Dari data singkapan, berdasarkankesamaan strata, kedudukan lapisan <strong>batubara</strong>dalam pan<strong>dan</strong>gan geologi serta kualitas<strong>batubara</strong>, Korelasi <strong>batubara</strong> pada daerah<strong>inventarisasi</strong>.Perhitungan sumber daya <strong>batubara</strong>untuk suatu <strong>inventarisasi</strong> ditentukan atasdasar :1. Penyebaran Batubara kearah jurusditentukan berdasarkan padasingkapan yang dapat dikorelasikan<strong>dan</strong> dibatasi sejauh 500 m darisingkapan terakhir (untuk <strong>batubara</strong>dengan struktur kompleks).2. Penyebaran Batubara kearahkemiringan lebarnya dibatasi sampaikedalaman 100 m dihitung tegaklurus dari permukaan singkapansehingga lebar kearah kemiringandapat dihitung dengan menggunakanrumus : L = 50 sin α, dimana αadalah sudut kemiringan lapisan<strong>batubara</strong>.3. Tebal lapisan <strong>batubara</strong> yang dihitungpada masing-masing lapisanmerupakan tebal rata-rata dariseluruh <strong>batubara</strong> yang termasukkedalam lapisan tersebut, denganKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 20031-5


ketentuan ketebalan kurang dari 1,00m tidak diperhitungkan.Berdasarkan kriteria tersebut sumberdaya<strong>batubara</strong> dihitung berdasarkan rumus :Sumberdaya = [ Panjang (m) x Lebar (m) xTebal rata-rata (m) x Berat Jenis (ton) ]*) dimana BJ adalah berat jenis rata-rataberdasarkan kriteria tersebut diatas maka<strong>batubara</strong> yang dapat dihitung sumberdayanyapada daerah uji petik ini seperti terlihhat padaTabel 1Hasil analisa terhadap 10 conto<strong>batubara</strong> yang diambil dari 2 blok uji petik(Pada lapisan utama) menujukan hasil sepertiterlihat pada tabel 2.Hasil analisa kimia menunjukanbahwa <strong>batubara</strong> di daerah <strong>inventarisasi</strong> yangdiwakili oleh 2 daerah uji petik masingmasing1 pada satu <strong>kabupaten</strong>, termasukdalam <strong>batubara</strong> dengan kualitas yang baik(Sub Bituminous), hal ini ditujukan oleh nilaiCV yang tinggi <strong>dan</strong> nilai FC yang tinggi.A<strong>dan</strong>ya kisaran nilai hasil analisa yang cukupbesar pada conto-conto yang diambilmenunjukan pematangan yang tidak seragampada <strong>batubara</strong> di daerah ini, apabiladihubungkan dengan tektonik setting daerah<strong>bengkulu</strong> hal ini disebabkan oleh a<strong>dan</strong>yaintrusi-intrusi lokal yang berpengaruhterhadap pematangan <strong>batubara</strong>.3.3 NERACA SUMBER DAYA MINERAL3.3.1. Data Sekunder Bahan GalianDi Kabupaten Bengkulu Selatan <strong>dan</strong>Bengkulu Utara terdapat beberapa komoditibahan galian. Dari hasil pendataan diKabupaten Bengkulu Utara ditemukan 12komoditi yang tersebar di 55 lokasi,).Kabupaten Bengkulu Selatan ditemukan 14komoditi yang terdapat di 50 lokasi (Tabel 3<strong>dan</strong> Tabel.4)Umumnya sumber daya bahan galianyang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan<strong>dan</strong> Bengkulu Utara termasuk kedalamkatagori hipotetik <strong>dan</strong> sebagian dalamkategori tereka, kecuali untuk bahan galian<strong>batubara</strong> beberapa lokasi sudah dalamkategori terukur bahan dalam kategorikelayakan tambang., karena penyelidikanterhadap komoditi-komoditi tersebut masihdalam tahap survey tinjau, bahkan adabeberapa komoditi yang sumber dayanyabelum diketahui, Oleh karena itu data sumberdaya bahan galian mineral dari KabupatenBengkulu Selatan <strong>dan</strong> Bengkulu Utara masihbanyak kekurangannya <strong>dan</strong> perludisempurnakan lagi.3.3.2. Pembahasan Neraca Sumber DayaMineralNeraca sumber daya mineralKabupaten Bengkulu Selatan <strong>dan</strong> BengkuluUtara tidak bisa dibahas secara lengkap,karena data-data produksi tahunan bahangalian di tiap <strong>kabupaten</strong> sulit untuk diperoleh(Kecuali Batubara di Kabupaten BengkuluUtara.). Hal ini terjadi karena kurangnyapembinaan <strong>dan</strong> pengawasan bi<strong>dan</strong>gpertambangan di daerah, selain itu pemberianijin dari pihak berwenang masih belumdilaksanakan dengan baik.Sehubungan dengan kuranglengkapnya data produksi maka sisa ca<strong>dan</strong>gandidalam neraca sumber daya/ca<strong>dan</strong>gan mineralbelum bisa dihitung secara pasti.3.4 PROSPEK PEMANFAATAN DANPENGEMBANGAN.Dilihat dari jumlah komoditi sertalokasi ditemukannya bahan galian mineral diKabupaten <strong>bengkulu</strong> utara maupunKabupaten <strong>bengkulu</strong> selatan, maka keduaderah tesebut sangat potensial untukdikembangkan lebih lanjut. DimanaSumberdaya bahan galian baik yang strategis,vital <strong>dan</strong> nirvital terdapat pada kedua derahtersebut.Batubara sebagai bahan galian energistrategis terdapat cukup banyak di kedua derahtersebut, bahan galian logam vital sepertiemas, tembaga, timah hitam <strong>dan</strong> seng jugaterdapat, selain itu bahan galian non logam<strong>dan</strong> bahan bangunan juga terdapat makapengembangan daerah yang menuju kearahindustrialisasi sangat memungkinkan.4. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KESIMPULANDari hasil <strong>inventarisasi</strong> baik berupapengumpulan data primer di lapangan yangdilakukan terhadap terhadap 2 blok uji petikmaupun data sekunder yang di dapat darisumber-sumber data di daerah <strong>inventarisasi</strong>,maka dapat diambil beberapa kesimpulansebagai berikut :Formasi pembawa Batubara di daerahUji Petik adalah Formasi Lemau.Berdasarkan analisa Batubara didaerah <strong>inventarisasi</strong> (uji petik 1 <strong>dan</strong> uji petik2) baik di lapangan maupun hasil rekonstruksi,ditemukan ada 1 lapisan <strong>batubara</strong> utama <strong>dan</strong>Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 20031-6


2 lapisan penyerta Jumlah Sumberdayahypotetic <strong>batubara</strong> yang terdapat di daerah ujipetik adalah 18.325.832,04 TonDari hasil <strong>inventarisasi</strong> di daerah ujipetik diperkirakan secara keseluruhanKabupaten Bengkulu Utara <strong>dan</strong> KabupatenBengkulu Selatan mempunyai sumberdaya<strong>batubara</strong> yang sangat prospek.Hasil pengumpulan data sekundermenghasilkan di Kabupaten Bengkulu Utaraditemukan 12 komoditi yang tersebar di 55lokasi, Kabupaten Bengkulu Selatanditemukan 14 komoditi yang terdapat di 50lokasi.Sumberdaya bahan galian baik<strong>batubara</strong>, mineral logam maupun non logamyang terdapat di kedua daerah <strong>inventarisasi</strong>sangat menunjang untuk pengembangandaerah.6. Ilyas,S., 1995. Laporan EksplorasiEndapan Batubara Di Daerah TanjungDalam Ketaun, Kabupaten BengkuluUtara, Propinsi Bengkulu. DirektoratSumberdaya Mineral, Bandung.7. Yen, The Fu., and Chilingarian 1976, OilShale, Developmen Petroleum Science,Elsevier Scientific Publishing Company4.2 SARAN.Dari hasil <strong>inventarisasi</strong> di daerah ujipetik 1 <strong>dan</strong> uji petik 2 dimana menurutperkiraan awal sangat prospek <strong>batubara</strong>nya<strong>dan</strong> berdasarkan kepada kurangnya data <strong>dan</strong>model lingkungan peng<strong>endapan</strong> <strong>batubara</strong> padacekungan busur muka di Indonesia makadisarankan diadakan pemetaan bersistem didaerah ini dengan maksud untuk mendapatkanmodel lingkungan peng<strong>endapan</strong> yang bisadijadikan acuan untuk model lingkunganpeng<strong>endapan</strong> pada cekungan yang sejenis.Dikarenakan data mengenai bahangalian masih kurang lengkap maka diperlukanpendataan yang lebih rinci untuk <strong>inventarisasi</strong>bahan gaian di kedua <strong>kabupaten</strong> tersebut.DAFTAR PUSTAKA1. Bemmeen, R.W.,van,1949. The Geologyof Indonesia vol I, Goverment printingoffice, the Hauge.2. Ba<strong>dan</strong> Pusat Statistik KabupatenBengkulu Utara, Propinsi Bengkulu.,2000, Bengkulu Utara Dalam Angka.3. Dinas Pertambangan Propinsi Bengkulu,2001, Potensi Sumberdaya Mineral DanEnergi Propinsi Bengkulu.4. de Coster, G.L.,1974. The Geology of theCentral Sumatera Basin. Proceedings ofthe Indonesian association of Geologist,3 rd annual convention.5. Gafoer, S., Amin, T.C., & Pardede.,1992. Geologi Lembar Bengkulu,Sumatera, sekala 1 : 250.000. PusatPenelitian Dan Pengembangan Geologi,Bandung.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 20031-7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!