10.07.2015 Views

Hal. 85-92 Penerapan Metode Suluk.pdf - BPK Penabur

Hal. 85-92 Penerapan Metode Suluk.pdf - BPK Penabur

Hal. 85-92 Penerapan Metode Suluk.pdf - BPK Penabur

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Penerapan</strong> <strong>Metode</strong> <strong>Suluk</strong> dalam Pembelajaran Puisipuisi dengan cara menyanyikannya (menembangkannya).<strong>Metode</strong> suluk ini lebih mudahditerapkan daripada metode musikalisasi karenadalam menyanyikan puisi, siswa tidak dituntutmenguasai musik atau memiliki kemampuanmengarasemen lagu. <strong>Metode</strong> suluk memberikankebebasan siswa berekspresi untuk menyanyikanpuisi, bahkan tanpa persiapan apapun aliasspontan. Dengan demikian, tidak ada beban bagisiswa untuk berekspresi.<strong>Metode</strong> suluk digunakan agar pembelajaranpuisi menarik bagi siswa. Dengan pembelajaranyang menarik, siswa akan lebih mudahmemahami dan mengapresiasi sebuah puisi.Ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilanpembelajaran puisi dengan metodesuluk. Pertama, bunyi. Lapis pertama untukmemahami puisi adalah lapis bunyi/soundstratum (Pradopo,1993: 15). Bilaorang membacapuisi, yang terdengaradalahrangkaian bunyiyang dibatasi jedapendek, agak panjang,dan panjang.Bunyi itu bukanhanya bunyi yangtak berarti. Bunyisersuai dengankonvensi bahasa sehingga menimbulkan arti.Dalam pembelajaran puisi bunyi berfungsi untukmendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif.Kedua, Irama. Irama masih mempunyaihubungan yang erat dengan bunyi. Irama dalampuisi berupa pergantian naik turun, panjangpendek, dan keras lembutnya bunyi. Bunyi-bunyiyang berulang, pergantian yang teratur danvariasi-variasi bunyi yang menimbulkan gerakhidup yang teratur.Ketiga adalah rima atau persamaan bunyi.Dalam puisi persamaan bunyi berfungsi agarpuisi menjadi indah dan menarik.<strong>Penerapan</strong> <strong>Metode</strong> <strong>Suluk</strong> dalamPembelajaran PuisiPembelajaran puisi dengan menggunakanmetode suluk ini telah diterapkan pada siswakelas XI SMA. Ada tiga tahap penerapan metodesuluk dalam pembelajaran puisi, yaitu pendahuluan,kegiatan pembelajaran, dan penutup.1. Pendahuluana. IntroduksiPada tahap ini, guru dapat memberikan contohmengapreasiasi puisi dengan menggunakanmetode suluk. Penyampaian metode suluk iniakan lebih menarik jika guru menggunakanberbagai alat peraga yang mendukung. Alatperaga yang digunakan harus berkaitan eratdengan metode yang digunakan. Alat peragayang digunakan harus berhubungan denganseni pedalangan. Misalnya wayang (tokohpunokawan: Semar, Gareng, Petrus, Bagong),gamelan (salah satu saja) , kepyak dan sebagainya.Guru juga dapat menggunakan kostumdalang untuk<strong>Metode</strong> suluk memberikankebebasan siswa berekspresiuntuk menyanyi-kan puisi,bahkan tanpa persiapan apapunalias spontan. Dengan demikian,tidak ada beban bagi siswa untukberekspresi.menarik perhatiansiswa. Gurudapat memilihsatu atau beberapasaja dari alatperaga tersebut.Dengan mediayang digunakan,guru denganmudah dapat memasukkanunsurunsurbudayawayang, nilai filosofis wayang, atau bahkanajaran-ajaran moral yang mulai dilupakan/ditinggalkan generasi muda. Misalnya, lewattokoh punokawan, guru dapat menyampaikannilai-nilai kejujuran, kepolosan, pengabdian,keberanian, dan bahkan nilai religiusitasnya.b. Model PembelajaranGuru berperan sebagai model dalam pemanfaatanmetode suluk. Guru melagukan/menyanyikansepenggal suluk, misalnya suluk yang biasadigunakan dalang pada saat/adegan “Goro-Goro”, yaitu saat para tokoh punokawan (Semar,Gareng, Petrus, dan Bagong) akan muncul dalampementasan wayang. Tentunya dalam menyanyikansepenggal suluk ini, guru menggunakanseperangkat media pembelajaran yang sudahdisiapkan. Dalam hal ini, guru berperan sebagaidalang.Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.15/Tahun ke-9/Desember 201089

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!