12.07.2015 Views

Download - Ditjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum

Download - Ditjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum

Download - Ditjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Inovasi 1Antara Pak Sastro, Dikundan Anggodo(Sebuah Analogi Investasi Air Minum)Syahdan, seorang insinyur dari<strong>Departemen</strong> <strong>Pekerjaan</strong> <strong>Umum</strong> datangke Desa Adil, Kecamatan Makmur,Kabupaten Sejahtera. Ia menawarkan KetuaRukun Tetangga (RT) setempat pembangunansistem air minum dan pemasangan pipauntuk disalurkan ke setiap rumah. Pak RTmenganjurkan Tukang Insinyur tersebut pergike Rumah Pak Sastro. Dengan gagah, tukangInsinyur tersebut berkata,”Apakah Pak Sastromau kami bangunkan sistem air minum danpemasangan pipa di desa Bapak?, Pak Sastrodengan cepat menyambar tawaran tersebut.”Silakan, Pak Insinyur!”. Tapi mendadak PakInsinyur mengatakan bahwa Pak Sastrodan warga lainnya yang menikmati harusmembayar. Pak sastro kontan menolaknya.Pak Sastro berkilah jika selama ini apayang ia dan masyarakat Desa Adil gunakanadalah air dari sungai dan sumur, “Itu semuainvestasi Gusti Allah,” ujar Sastro. Jika padasuatu ketika Pak Sastro berhalangan, iamenyuruh Dikun, si pengangkut air untukmengambilkan air dan mengisi penuhjambannya di rumah. Ia lantas memberikanupah Dikun dengan sepiring nasi lengkapdengan sayur lodeh dan tempe goreng.Mendengar kisah itu, Tukang Insinyurmenangkap sinyal ada kemauan Pak Sastrountuk membayar pihak ketiga, yang pentingkebutuhan airnya tercukupi.Tapi suatu ketika Dikun mengajukankenaikan upah karena pikulannya patahdan baju yang sering ia pakai robek danmembahayakan pundaknya untuk memikul.Akhirnya, Pak Sastro merelakan untukmembayar juga aspek prasarana Dikunberupa pakaian dan pikulannya. TukangInsinyur menyimpulkan bahwa Pak Sastromau membayar ekuiti berupa distribusi airminum ke rumahnya. Sedangkan air yang disungai dan sumur (unit produksi) merupakansubsidi (karunia) dari Allah.Inilah yang dilakukan Pemerintah melalui<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> <strong>Departemen</strong> <strong>Pekerjaan</strong><strong>Umum</strong> dengan memberikan subsidi kepadapemda melalui pembangunan unit produksi.Namun jumlah yang mampu diberikan masihterbatas, karenanya Pemda diminta mencaribiaya sendiri dengan meminjam kepada<strong>Departemen</strong> Keuangan, maupun investor luar(swasta) untuk membangun unit distribusi.Pada situasi Pemda tidak memiliki danauntuk pengembangan, maka datanglahAnggodo dengan kendaraannya yangbernama KPS (Kerjasama PemerintahSwasta). Namun Anggodo lebih memilih unitproduksi ketimbang distribusi. Otak bisnisAnggodo memang canggih, dia tidak mauambil resiko kehilangan air di hilir, yang diatahu dia jual air dari hulu yang langsungdapat dihitung. Sedangkan unit distribusidiserahkan kepada Pemerintah denganaparatnya yang permasalahannya lebih pelik,banyak godaan di kanan dan kirinya.Tukang Insinyur geleng-geleng kepala,posisi yang diambil Anggodo terbalik.Mestinya pemerintah tetap mengambilalih unit dsitribusi, sedangkan Dikun danAnggodo ambil alih unit dsitribusi, karenamerekalah yang memiliki jiwa dagang yangprofesional. (bcr)13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!