12.07.2015 Views

Download - Ditjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum

Download - Ditjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum

Download - Ditjen Cipta Karya - Departemen Pekerjaan Umum

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(pihak swasta).Tugas utama pemerintah kabupaten/kota adalah menyusun kebijakan tentangarah, rencana dan target perbaikan sanitasidi daerahnya masing-masing. Dalam halini pemerintah kabupaten/kota harus dapatmemastikan bahwa upaya perbaikan sanitasiyang dilakukan tak terkoordinasi denganbaik.KSN 2009 ini merupakan momentumuntuk pembangunan sanitasi nasional.Sanitasi tidak hanya sebatas retorika sajatetapi harus diimplementasikan oleh semuastakeholder yang ada, baik masyarakat,Lembaga Swadaya Masayrakat (LSM)pemerintah daerah maupun pemerintahpusat. Kita harus menjadi “pelaku” sanitasiuntuk pembaharuan.Dirjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>, Budi Yuwono (paling kiri) dan Deputi Sarana dan Prasarana BAPPENAS DeddySupriadi Priatna bersama Bupati/walikota penerima penghargaan sebagai kabupaten/kota peduli sanitasiInfo Baru 2Pesan Sanitasi dari Para DutaSanitasiDalam kampanye sanitasi, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong>karya menggunakan media anak sebagai titiksentral untuk menjangkau seluruh lapisanmasyarakat dan pemerintah. Anak berperansebagai pembawa berita dan penyampaipesan. Media anak digunakan karenamemiliki kacamata polos dan jujur. Selainitu, anak merupakan segmen masyarakatyang paling rentan terhadap dampak buruklingkungan termasuk sanitasi sehinggasangat tepat untuk dijadikan kampanyesanitasi.Para duta sanitasi dari berbagai daerahdi Indonesia yang menjadi ikon kampanyesanitasi dan berperan sebagai penyampaipesan dihadirkan dalam acara KSN 2009ini. Duta Sanitasi Cilik tersebut berasaldari Sumatera Selatan, Solo, Jawa Timur,Bali dan Sulawesi Selatan. Pada acara inimereka mencoba menyampaikan keadaanpembangunan sanitasi sampai saat inimelalui program-program Direktorat Jenderal<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> yang telah dilaksanakan dansedang dilaksanakan lewat bahasa mereka.Allysa (15) salah satu Duta Sanitasi yangberasal dari Makassar, Sulawesi Selatanmengatakan bahwa kesehatan lingkungandimulai dari diri sendiri jika kita sendiri malasuntuk hidup sehat dan bersih maka kita tidakakan peduli apakah lingkungan kita sudahsehat atau bersih.“Banyak cara yang bisa dilakukan untukmemulai hidup sehat seperti tidak membuangsampah dan BAB sembarangan, cuci tanganpakai sabun sesudah buang air dan sebelumSanitasi tidak hanya sebatas retorika saja tetapi harusdiimplementasikan mulai oelh semua stakeholder yang ada,baik masyarakat, Lembaga Swadaya Masayrakat (LSM)pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.makan, dan menjaga kebersihan lingkungandi sekitar tempat tinggal kita,” katanya.Perempuan dalam SanitasiSecara keseluruhan, hasil pencapaianpembangunan sanitasi di Indonesia saat inimemang belum terlalu menggembirakan. Halini disebabkan karena dahulu pembangunansanitasi hanya bersifat target oriented dantidak memperhatikan kebutuhan masyarakat.Namun saat ini pelibatan masyarakat,terutama perempuan dalam pembangunansanitasi telah banyak dilakukan dan pelibatanperempuan banyak membantu mencapaihasil yang baik.Partisipasi perempuan dalampembangunan semakin bergeser ,yangdulunya semata-mata menjadi “objekpembangunan” sekarang telah menjadi“subjek pembangunan” seiring dengansemakin meningkatnya kesadaran gender dimasyarakat. Gender mainstreaming dalampembanguanan juga menjadi keharusan.Kontribusi perempuan dalam urusansanitasi dalam perencanaan, pelaksanaandan pengawasan sangat diperlukan.Berdasarkan survey dari Bank Dunia 2006,perempuan menempatkan masalah sanitasidi urutan kedua prioritasnya dibandingkankaum pria yang menempatkan urusan ini diprioritas kedelapan.Sampai saat ini, masih banyak ruangpublik di Indonesia yang belum menyediakansarana sanitasi yang aman, nyaman, dansehat bagi perempuan. Untuk itu kita butuhpembuat kebijakan yang responsive terhadapkebutuhan sanitasi, terutama kebutuhansanitasi perempuan. Namun penyediaansarana tidak ada artinya tanpa perilaku hidupbersih.Untuk itu perilaku hidup bersih perludiajarkan sejak dini, baik kepada anakperempuan maupun laki-laki. Pelibatanperempuan dalam pembangunan sanitasimerupakan suatu keharusan untukmenghasilkan pembangunan sanitasi yangtanggap akan kebutuhan dan berkelanjutanPerempuan sebagai penerus nilai dannorma-norma dalam keluarga dan kelompokstrategis dalam masyarakat diharapkanmampu berperan sebagai media pembawaperubahan dan pelaku pembaharuan (agentof change) untuk mewujudkan lingkunganyang sehat dengan sanitasi yang baik.Hal ini bisa mulai dari hal kecil sepertiseperti penyediaan jamban yang sehat dalamrumah tangga. Jika perempuan mampumenjadi pembawa perubahan yang baikdalam lingkungan keluarganya maka akantercapai perbaikan kualitas hidup dalam dirikeluarga dan juga masyarakat.*) Staf Subdit Data dan Informasi,Direktorat Bina Program DJCK23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!