Kebijakan Pembangunan JermanWalau sempat hancur akibat Perang Dunia II,Jerman berhasil melakukan pemulihanekonomi dan sosial yang menakjubkan dalamwaktu sekitar satu dasawarsa. Pada tahun1950-an, Jerman mulai memberikan bantuanpembangunan. Peningkatan volume danlingkup kegiatan menyebabkan dibentuknyake<strong>ment</strong>erian khusus, pada bulan November1961, yaitu Ke<strong>ment</strong>erian Federal untukKerjasama dan Pembangunan Ekonomi(BMZ). Selain didasarkan atas alasan praktis,pembentukan ke<strong>ment</strong>erian baru tersebutjuga menunjukkan semakin pentingnyabidang ini secara politis.Banyak alasan untuk memberikan bantuanpembangunan. Pertama, kewajiban moralterhadap mereka yang kurang beruntung didunia yang kita diami bersama ini. Selain itu,ada pula tujuan yang merupakan kepentinganbersama Jerman dan para mitranya, sepertiharapan akan perdamaian dan stabilitas jangkapanjang yang didasarkan pada kemakmurandan kesejahteraan semua bangsa. Hal keduaitu sangat penting bagi perekonomian Jermanyang berorientasi ekspor. Pelestarian sumberdaya alam vital juga merupakan masalahkepedulian global.Kebijakan pembangunan Jerman bertujuanuntuk memperbaiki kondisi ekonomi dansosial di negara-negara berkembang sertameningkatkan pendayagunaan kemampuanproduktif masing-masing dengan penekanankhusus pada kelompok masyarakat termiskin,atau dengan kata lain, memberikanbantuan untuk swadaya. Untuk mencapaitujuan itu, kebijakan pembangunan Jermanmemusatkan perhatian pada lima kondisiutama yang kondusif bagi pembangunan.Kriteria yang mempengaruhi baik levelmaupun cakupan kerjasama yang ditempuhadalah: Penegakan hak asasi manusia Keikutsertaan rakyat dalam pengambilankeputusan politik Supremasi hukum Perekonomian yang berdasarkan prinsippasar sosial Kebijakan negara mitra yang berorientasipada pembangunanProgram-program kerjasama pembangunanditujukan untuk menyikapi penyebabmasalah, bukan sekadar menyembuhkangejala. Untuk mengamankan efektifitas dankelangsungan, program-program tersebutharus sejalan dengan kebijakan pembangunannegara mitra. Oleh karena itu permohonanresmi merupakan syarat bagi setiap proyekatau program. Apabila permohonan sejalandengan kebijakan umum Pemerintah Jermandan dengan strategi sektoral serta konsepuntuk negara bersangkutan – yang merupakanrencana strategi jangka menengah – makaperlu dilakukan penelitian pendahuluan untukmemeriksa proposal secara rinci. Jika hasilpenelitian positif, kedua negara akanmelakukan negosiasi bilateral untuk2 <strong>Indonesian</strong> - <strong>German</strong> Develop<strong>ment</strong> <strong>Cooperation</strong>
menyepakati imple<strong>ment</strong>asi bersama proyektersebut.Kebijakan pembangunan Pemerintah Jermanmempunyai empat bidang aksi: Bantuan bilateral langsung daripemerintah ke pemerintah Bantuan melalui organisasi multilateraldan Uni Eropa Dukungan bagi kerjasama sektor swasta Dukungan bagi organisasinonpemerintah (ORNOP/LSM)Pemerintah Jerman memberikan bantuanbilateral terutama dalam empat bentuk:Melalui Kerjasama Teknis (TC),Pemerintah Jerman mendukung prosespembangunan di negara-negara mitranya.Tujuan TC yaitu untuk memungkinkanmasyarakat dan organisasi meningkatkankapasitas pribadi serta efisiensi danefektifitas kelembagaan dalam memanfaatkansumber daya. Untuk tujuantersebut, TC memberikan keterampilandi segi teknis, ekonomi dan organisasi.Setiap proyek melibatkan organisasiIndonesia mitra lokal, baik yang telah adamaupun yang baru. Pada umumnya,kontribusi Jerman diberikan sebagai hibahdan diimple<strong>ment</strong>asikan oleh badan usahamilik pemerintah Jerman untukkerjasama teknis (GTZ).Dibawah Kerjasama Keuangan (FC),negara-negara berkembang memperolehhibah dan/atau kredit, dengan persyaratanyang sangat ringan, untuklangkah-langkah investasi yang ditujukanuntuk memperkuat potensi produksi,termasuk infrastruktur ekonomi dansosial, atau untuk meningkatkan pemanfaatannya.Apabila diperlukan, proyekproyekdidukung oleh layanan Pendampingandan/atau pelatihan tingkatdasar dan tingkat lanjut. FC dilaksanakanoleh Lembaga Perkreditan untukPembangunan Kembali (KfW), bankpembangunan yang didirikan pada masapascaperang di Jerman untuk penerapanbantuan Marshall Plan.Sukarelawan adalah bentuk paling dikenaldari Bantuan Personil. Mereka didukungoleh enam lembaga Jerman, lima diantaranya adalah LSM. Satu-satunyalembaga non-LSM adalah BadanPembangunan Jerman (DED) yangmenjalankan tugas secara otonom, namundengan tanggung jawab khusus kepadaPemerintah Jerman. Bentuk lain daribantuan personil diberikan oleh Pusatbagi Migrasi dan PembangunanInternasional (CIM) dan Badan TenagaAhli Senior (SES). Pelatihan kejuruan dan profesional tingkatlanjut keduanya di Jerman dan di negaranegaraberkembang diselenggarakan olehCarl Duisberg Gesellschaft (CDG) danYayasan Jerman untuk PembangunanInternasional (DSE). Kedua lembaga inimenawarkan program beasiswa dankursus pelatihan jangka pendek diberbagai bidang, mulai dari bisnis danindustri hingga infrastruktur, komunikasi,kesehatan dan pertanian.Kerjasama sektor swasta dapat memberikontribusi besar bagi kemajuan ekonomi dansosial yang berkelanjutan. InstrumeninstrumenPemerintah Jerman untukmendukung kerjasama sektor swasta yangditujukan pada badan usaha kecil danmenengah adalah: Bantuan keuangan untuk perusahaan danusaha patungan melalui penyertaan modaldan pinjaman. Subsidi untuk pelatihan di tempat kerja(on-the-job training) Layanan pendampingan Mendukung langkah-langkah di bidangperdagangan dan pameran perdagangan.Kerjasama pembangunan bukanlah sematamatatanggung jawab negara saja, tapimerupakan tugas masyarakat secarakeseluruhan. Karena itu, dukungan LSMyang berkarya di bidang pembangunanmerupakan bagian penting kebijakanpembangunan Pemerintah Jerman. Proyekproyekpembangunan dari sektor nonpemerintah,terutama gereja, yayasan politikdan lain-lain, disambut baik oleh PemerintahJerman karena dapat berjalan efektif berkatketerlibatan erat masyarakat. Dalam kondisiformal tertentu, LSM-LSM Jerman dapatmenerima subsidi keuangan dari PemerintahJerman untuk pelaksanaan kerjasama denganLSM-LSM dari negara mitra. Dalam hal ini,LSM yang bersangkutan bertanggung jawabpenuh untuk mencapai sasaran proyek.<strong>Indonesian</strong>-<strong>German</strong> Develop<strong>ment</strong> <strong>Cooperation</strong> 3