12.07.2015 Views

tugas akhir sistem politik indonesia

tugas akhir sistem politik indonesia

tugas akhir sistem politik indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, Pelita I-VSumber : Buku Repelita I-VI.e. Babak ketiga merupakan titik balik, sewaktu Negara-negara Asia diguncangoleh krisis ekonomi mulai bulan Juli 1997. Pada saat Thailand terpaksamengadakan devaluasi terhadap mata uang baht-nya, hampir seluruh pejabatpemerintah memberi komentar bahwa fundamental ekonomi Indonesia kukuh, dantidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ternyata ekonomi Indonesia tidaklahsekukuh yang diperkirakan dan rakyat banyak sungguh layak untuk khawatir.Hanya dalam waktu satu tahun antara Juli 1997 sampai dengan Mei 1998 seluruhstruktur ekonomi Indonesia serta wibawa Presiden Soeharto runtuh bagaikansebuah rumah kartu. Kurs rupiah yang merosot dari Rp 2.400 per US Dollarmenjadi lebih dari Rp 15.000 per US Dollar, menghancurkan seluruh dunia usahayang mengandalkan usahanya pada kredit luar negeri. Pembubaran 16 buah bankswasta, yang dilakukan atas rekomendasi The International Monetary Fund (IMF)yang saat itu dipimpin oleh Michael Camdessus, telah menimbulkan kekhawatiransedemikian rupa di dalam masyarakat, sehingga Pemerintah mengambil kebijakandarurat berupa Bantuan Likuiditas Bank Indoensia (BLBI), yang ternyata tidaksepenuhnya digunakan untuk menyelamatkan bank-bank swasta yangbersangkutan, tetapi juga dikorupsi, antara lain dengan melarikannya ke luarnegeri.ÂPenutupPerspektif Masa Depan.Ditinjau dari perspektif ekonomi, salah satu kritik mendasar yang dapat ditujukankepada Pembangunan dimasa lalu adalah pemberian kepercayaan yang terlalubesar kepada <strong>sistem</strong> ekonomi pasar. Dalam tahun-tahun pertama pembangunannasional keputusan untuk mengundang modal asing, baik untuk mengeksplorasimaupun untuk mengeksploitasi sumber daya nasional; serta untuk melakukanpinjaman luar negeri, masih dapat dipahami. Sebabnya ialah oleh karena tidaktersedianya dana di dalam negeri untuk membiayai proyek-proyek pembangunanyang demikian diperlukan, sehingga pemerintah memberanikan diri untukmengambil langkah-langkah drastis yang sebelumnya dipandang bagaikan suatutaboo. Namun pada <strong>akhir</strong>nya kebijakan mengundang modal asing dan melakukanpinjaman luar negeri tersebut telah kabablasan sehingga <strong>sistem</strong> perekonomiannasional bagaikan mengabaikan sama sekali semangat pasal 33 Undang-UndangDasar 1945 yang menegaskan bahwa “bumi, dan air dan kekayaan alam yangterkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarkemakmuranrakyatâ€?. Sebagai gantinya telah timbul suatu <strong>sistem</strong> ekonomi yang bersifat neo-liberal,yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dalam kenyataan,yang terlihat dan terasa oleh masyarakat banyak, dan menjadi faktor pemicudemikian banyak protes, demonstrasi dan unjuk rasa, adalah bahwa bumi dan airdan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya makin lama makin banyak yangdikuasai oleh perusahaan swasta dan digunakan untuk sebesar-besar keuntungan46

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!