12.07.2015 Views

Oseana, Volume XVII, Nomor 4 - Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI

Oseana, Volume XVII, Nomor 4 - Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI

Oseana, Volume XVII, Nomor 4 - Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.idPengamatan dilakukan pada tahun1983 dimana instalasi pengolahan gasalam cair baru beroperasi dua"train" (NON-TJI 1986). Setiap "train" membuang airsebagai pendingin sejumlah 9.75 m3/detik.Suhu di tempat penyedotan berkisar antara29°C - 31°C dan di titik keluar dari instalasi(discharge point) adalah 45°C. Setelahmelalui saluran yang panjang air buanganbercampur dengan air laut dan suhunyamenjadi 36° - 38°C (Gambar 7.). Padasebaran air panas tersebut dipengaruhioleh arus laut dan pasang surut. Pada saatsurut daerah dampak menjadi semakin luas.Apabila diasumsikan bahwa suhu ambientair laut adalah 31°C, maka terlihat bahwasuhu yang lebih tinggi dari ambient mencapai1650 m sebelah timur dari titik pelimbahan(outfall). Gambaran ini adalah padabulan Mei 1983 dimana masih beroperasidua train. Maka dapat diprakirakan dampakpada saat ini, setelah empat train beroperasi,akan lebih meluas.Gambaran mengenai kondisi saat itumelalui bawah air adalah sebagai berikut :— Tidak ada organisme bentik yang hidupdi daerah pelimbah (outfall).— Pada radius 500 m sekitar pelimbahankondisi kehidupan sangat miskin. Sebagianbesar karang batu mati dan kerangkanyaditumbuhi oleh algae biru-hijauberbentuk benang (filamentous algae)yang lebih tahan terhadap stress panas.Dean, Crustacea, ekhinodermata, microalgaedan lamun sangat jarang.— Di dekat karang terumbu, air panasmembentuk lapisan yang berbeda denganlapisan air di bawahnya setebal 3 m. Kedualapisan air tersebut tetap tidak bercampur sampai beberapa meter dari pe-limbahan. Dengan adanya stratifikasitersebut, biota yang hidup di perairan yanglebih dalam tidak terpengaruh langsunglimbah air panas tersebut. Sementara diPLTU Muara Karang, dilihat dari jumlahjenis dan jumlah ekornya ternyata ikan diperairan limbah air panas lebih banyaktertangkap dengan jala dan jaring pantaidaripada di perairan yang relatif dingin.Mengingat bahwa perbedaan suhu tidakterlalu besar yaitu rata-rata 35,5°C padaperairan panas dan 33,33°C pada perairandingin maka diduga bahwa suhu di perairanpanas lebih disenangi oleh ikan-ikan setempat(MAHLAN 1981). Dari komunitas bentosterlihat kecenderungan bahwa makin dekatpelimbahan akan makin sedikit kelimpahandan komposisi bentos. Apabila dilihat darikomposisi diatom tampak bahwa PLTUMuara Karang tidak mempengaruhi jumlahgenera melainkan sangat mempengaruhijumlah sel dari masing-masing generatersebut. Sedang komunitas zooplanktonlebih didominasi oleh Copepo-da yangbersifat eurythermal (Acartia sp.) dansejenis amphipoda. Dampak limbah airpanas terhadap kandungan zooplanktonhanya terbatas sekitar 1000 m dari tempatterjunnya limbah air panas ke perairan sekitar(ARINARDI 1985).Pada Tabel 6 terlihat bahwa konsentrasizooplankton di perairan Muara Karangpada tahun 1983 hanya sebesar 34% atausepertiganya daripada kandungan zooplanktontahun 1973 yaitu pada saat PLTUtersebut belum dibangun. Rendahnya konsentrasizooplankton ini selain karenadampak limbah air panas mungkin karenapencemaran dari Kali Karang dan limbahminyak dari pelabuhan ikan di sekitarnya.154<strong>Oseana</strong>, <strong>Volume</strong> <strong>XVII</strong> No. 4, 1992

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!