13.07.2015 Views

Inventarisasi dan evaluasi Mineral Logam di daerah Kabupaten

Inventarisasi dan evaluasi Mineral Logam di daerah Kabupaten

Inventarisasi dan evaluasi Mineral Logam di daerah Kabupaten

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Inventarisasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>evaluasi</strong> <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok <strong>dan</strong> <strong>Kabupaten</strong> PesisirSelatan, Provinsi Sumatera Barat ini merupakan salah satu kegiatan sub tolok ukur mineral logam untuktahun anggaran 2003.Lokasi kegiatan meliputi dua kabupaten: <strong>Kabupaten</strong> Solok <strong>dan</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan, ProvinsiSumatera Barat (Gambar 1).Gb. 1. Peta Lokasi <strong>Inventarisasi</strong> <strong>dan</strong> EvaluasiMaksud <strong>dan</strong> tujuan <strong>di</strong>lakukannya kegiatan inventarisasi <strong>dan</strong> <strong>evaluasi</strong> sumber daya mineral tersebutuntuk mencari data primer maupun data sekunder tentang potensi sumber daya mineral. Data tersebut<strong>di</strong>gunakanuntuk melengkapi atau melakukan pemutahiran data <strong>dan</strong> informasi sumber daya mineral <strong>daerah</strong>, yang<strong>di</strong>miliki oleh Direktorat <strong>Inventarisasi</strong> Sumber Daya <strong>Mineral</strong> dalam rangka pembuatan Bank Data SumberDaya <strong>Mineral</strong> Nasional, sehingga <strong>di</strong>peroleh data terbaru <strong>dan</strong> akurat. Data tersebut dapat <strong>di</strong>gunakan untukmembantu pemerintah <strong>daerah</strong> setempat dalam merencanakan <strong>dan</strong> mengelola bahan galian agar dapat<strong>di</strong>manfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka peningkatan pendapatan asli <strong>daerah</strong> <strong>di</strong> bi<strong>dan</strong>g pertambangan.Metoda penyeli<strong>di</strong>kan yang <strong>di</strong>gunakan meliputi: pengumpulan data sekunder, pengumpulan dataprimer/uji petik <strong>dan</strong> analisis laboratorium. Pengumpulan data sekunder berasal dari laporan-laporanpenyeli<strong>di</strong>kan mineral yang telah <strong>di</strong>lakukan sebelumnya oleh instansi terkait (pemerintah) maupun pihakswasta. Se<strong>dan</strong>gkan pengumpulan data primer dengan metode uji petik <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih,Kec. Gunung Talang, <strong>Kabupaten</strong> Solok <strong>dan</strong> Daerah Teratak Tempatih, Kec. Batang Kapas, <strong>Kabupaten</strong>Pesisir Selatan (Gambar 1).Metoda penyeli<strong>di</strong>kan lapangan meliputi: pemetaan geologi, geologi lintasan kompas, sketsa-sketsaskala rinci <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> mineralisasi, pengambilan conto konsentrat dulang, <strong>dan</strong> pengambilan conto batuan.Analisis laboratorium yang <strong>di</strong>lakukan adalah analisis petrografi, mineragrafi, kimia, <strong>dan</strong> PIMA2. GEOLOGI DAN HASIL PENYELIDIK TERDAHULUTektonik Pulau Sumatera terbentuk akibat interaksi subduksi antara lempeng SamuderaHin<strong>di</strong>a-Australia dengan lempeng Benua Asia (Katili, 1980). Pulau Sumatera juga merupakan bagian dariBusur Sunda Banda atau “Sunda–Banda Arc”, yang termasuk dalam jalur Busur Magmatik atau “MagmaticArc” (Katili, 1980).2.1. StratigrafiGeologi <strong>Kabupaten</strong> Solok <strong>dan</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan terletak <strong>di</strong> bagian tengah dari Peta GeologiLembar Painan <strong>dan</strong> Bagian Timur Muarasiberut, skala 1: 250.000 yang <strong>di</strong>keluarkan oleh P3G, 1993 (Gambar2).Stratigrafi <strong>daerah</strong> ini dari berumur tua–muda ter<strong>di</strong>ri dari: Batuan Alas Malihan Paleozoikum(Perm–Karbon): berupa batuan malihan, metase<strong>di</strong>men <strong>dan</strong> batuan gunung api Pra Tersier; Batuanmetase<strong>di</strong>men Mesozo-ikum (Trias–Jura): Anggota Batusabak <strong>dan</strong> Serpih (Formasi Tuhur), Anggota Batugamping Formasi Kuantan, <strong>dan</strong> batuan se<strong>di</strong>men <strong>dan</strong> gunungapi (Formasi Sigunyur); Batuan Tersier ter<strong>di</strong>ri


dari: kelompok batuan se<strong>di</strong>men <strong>dan</strong> kelompok batuan gunungapi. Kelompok batuan gunungapi ini <strong>di</strong>bagi duakelompok umur yaitu kelompok Batuan Gunungapi Eosen (Formasi Ban<strong>dan</strong>) <strong>dan</strong> batuan GunungapiOligo-Miosen (Formasi Painan). Batuan Pra Mesozoikum–Mesozoikum <strong>di</strong>-terobos batuan granit–<strong>di</strong>oritberumur Jura-Kapur. Batuan Tersier <strong>di</strong>terobos batuan granit- grano<strong>di</strong>orit <strong>dan</strong> <strong>di</strong>abas yang berumur Miosen.Endapan gunungapi Kuarter terutama menu-tupi bagian puncak kelompok-kelompok batuan tersebut <strong>di</strong> atas.Endapan permukaan ter<strong>di</strong>ri dari endapan aluvium, endapan <strong>dan</strong>au <strong>dan</strong> endapan rawa yang berumur Resen.Gambar 2. Peta Geologi Daerah <strong>Kabupaten</strong> Solok <strong>dan</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan2.2. Struktur GeologiStruktur yang mempengaruhi <strong>daerah</strong> ini adalah Sesar Sumatera: sesar geser menganan <strong>dan</strong> sesar normalberarah baratlaut- tenggara. Sesar yang berkembang <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini: sesar normal <strong>dan</strong> sesar mendatar. Sesarnormal umumnya baratlaut – tenggara searah dengan Sesar Semangko. Se<strong>dan</strong>gkan sesar yang berarahbarat-timur, <strong>di</strong>duga erat kaitannya dengan batuan intrusi <strong>di</strong>abas. Sesar-sesar tersebut berkembang padaKelompok batuan Oligo-Miosen Formasi Painan. Sesar batas kontak litologi terdapat antara batuan intrusi<strong>di</strong>abas (Tdb) <strong>dan</strong> batuan gunungapi tak terpisahkan (Qou). Sesar mendatar yang relatif berarah utara-selatanmemotong sesar normal <strong>di</strong> beberapa tempat. Di beberapa lokasi, sesar ini <strong>di</strong>perkirakan sebagai pengontroljalannya larutan hidrotermal <strong>dan</strong> kontak litologi.2.3. <strong>Mineral</strong>isasiCrow, M.J. (1993) membagi MandalaMetalogen Sumatera menja<strong>di</strong> 4 (empat) zona mineralisasi,


yaitu (Gambar 3) :1. Zona mineralisasi emas <strong>dan</strong> perak dalam urat-urat kuarsa <strong>di</strong>jumpai: <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> bukit Basung (Au, W),Bukit Panjalingan (Au, Hg), Batang Air Jalamu (Cu, Pb),Sungai Painan (Au), Sungai Tigo (Au), Salida(Au, Ag) <strong>dan</strong> Gunung Arum.2. Zona mineralisasi logam dasar, (pada lingkungan batuan intrusi, seperti granit, grano<strong>di</strong>orit <strong>dan</strong> batuangunungapi), <strong>di</strong>antaranya terdapat : <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Bukit Sumur Tuangku (Cu, Mo), Air Abu Gedeng (Fe,Cu), Bukit Indurang (Cu, Fe), Air Dingin (Fe), Air Haji (Cu, Pb, Zn), Gunung Karang Bentang (Cu, Pb)<strong>dan</strong> Siulak Deras (Cu, Mo).3. Zona endapan logam mulia <strong>dan</strong> logam dasar pada lingkungan batuan metamorf, yang <strong>di</strong>jumpai: <strong>di</strong><strong>daerah</strong> Air Dingin (Fe), Bukit Sompong (Au, Ag), S. Bangko (Cu, Pb, Zn, Au, Ag), Bukit UluKumingking (Au, Ag), S. Pagu (Cu, Pb, Zn, Au, Ag), Bulungsi (Cu, Pb, Zn, Ag) <strong>dan</strong> Lubuk Ga<strong>dan</strong>g(Pb, Cu, Au, Ag).4. Zona mineralisasi skarn berhubungan dengan batuan intrusi <strong>dan</strong> batuan meta-vulkanik, <strong>di</strong>jumpai: <strong>di</strong><strong>daerah</strong> Muara Sungai Palu (Cu, Zn), Ngaol (Au, Cu) <strong>dan</strong> G. Karang Bentang (Cu, Pb).3. HASIL PENYELIDIKANPemetaan geologi <strong>dan</strong> mineralisasi <strong>di</strong> Teratak Tempatih <strong>di</strong>lakukan seluas + 66 km 2 ,batas geografis 100° 36‘ 2,75“-100° 40‘ 57,43 Bujur Timur : 1° 21‘ 33,55“-1°25‘ 34,78“ Lintang Selatan).Se<strong>dan</strong>gkan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih <strong>di</strong>lakukan seluas + 42 km 2 , batas geografis 100° 33‘ 13,62“ -100°37‘ 28,02“ Bujur Timur <strong>dan</strong> 0° 56‘ 52,25“ - 1°00‘ 10,26“ Lintang Selatan.Hasil penyeli<strong>di</strong>kan yang <strong>di</strong>lakukan <strong>di</strong> kedua <strong>daerah</strong> uji petik berupa conto-conto konsentrat dulang <strong>dan</strong>batuan/urat kuarsa termineralisasi.3.1. Geologi Dan <strong>Mineral</strong>isasi Daerah Uji PetikGeologi <strong>dan</strong> <strong>Mineral</strong>isasi Daerah Teratak Tempatih, Kec. Batang Kapas, Kab. Pesisir Selatan3.1.1. StratigrafiStratigrafi <strong>daerah</strong> ini dari berumur tua–muda ter<strong>di</strong>ri dari (Gambar 4):Satuan Lava <strong>dan</strong> Satuan Tufa Breksi Formasi Painan : ter<strong>di</strong>ri dari lava <strong>dan</strong> tufa breksi, andesitik, yang telahmengalami propilitik-argilik-filik,tersilisifikasi, mengandung pirit tersebar, <strong>dan</strong> <strong>di</strong> beberapa tempat <strong>di</strong>potongoleh urat–urat kuarsa halus (vein let). Satuan tufa ini menutupi secara selaras <strong>dan</strong> menjemari terhadap satuanlava. Kedua satuan ini <strong>di</strong>tafsirkan berumur Oligosen-Miosen (HMD. Rosi<strong>di</strong>, dkk., 1976). Satuan BreksiGunungapi Tak Terpisahkan (Sbv): berupa breksi–konglomeratik aneka bahan, breksi gunungapiandesitik-dasitik, <strong>dan</strong> tufa. lapili. Satuan ini <strong>di</strong>tafsirkan berumur Kuarter atau Plio Plestosen (H.M.D. Rosi<strong>di</strong>,dkk., 1976). Satuan Batuan Intrusi Granit (Gr): Batuan Granit ini menerobos satuan tufa <strong>dan</strong> lava FormasiPainan. Batuan terobosan ini <strong>di</strong>perkirakan berumur Miosen Tengah (H.M.D. Rosi<strong>di</strong>, dkk., 1976). SatuanEndapan Aluvial (Qa): berupa material lepas-lepas sampai agak terkonsolidasi berukuran lanau, lempung,lumpur, pasir-kerikil-bongkah, tersusun dari: bongkah lava andesit, tufa, urat kuarsa, pasir tufaan, <strong>dan</strong>lain-lain. Satuan ini <strong>di</strong>perkirakan berumur Resen.3.1.2. Struktur GeologiStruktur geologi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Teratak Tempatih adalah Sesar-sesar mendatar dengan arah utara-selatan<strong>dan</strong> timurlaut-baratdaya. Sesar-sesar tersebut umumnya berkembang <strong>di</strong> dalam satuan lava, tufa <strong>dan</strong> granit,<strong>di</strong>perkirakan pembentukan sesar ini pada kala Miosen Akhir. Sesar yang berarah utara-selatan merupakansesar mendatar menganan <strong>dan</strong> sesar yang berarah timur laut–barat daya merupakan sesar geser sinistral yangrelatip lebih muda dari sesar utara – selatan. Kedua struktur sesar tersebut <strong>di</strong>perkirakan sebagai pengontrolpembentukan mineralisasi emas <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini.3.1.3. UbahanJenis-jenis ubahan yang <strong>di</strong>temukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, yaitu : propilitik, argillik <strong>dan</strong> argilik-filik. Ubahanpropilitik : terbentuk pada batuan lava andesitik, yang mengalami silisifikasi, dengan mineral ubahan :khlorit-epidot-illit-monmorilonit-kalsit. Ubahan argi-lik: terbentuk pada batuan lava andesitik <strong>dan</strong> tufabreksi/tufa lapili yang mengalami silisifikasi, dengan mineral ubahan :halloy-sit-kaolinit-monmorillonit-muscovit. Ubahan argilik-filik: terbentuk pada batuan tufa felsik, yangterpotong oleh urat-urat kuarsa, dengan mineral ubahan : muscovite-illit-phengit-halloysit-monmorillonite.


3.1.4. <strong>Mineral</strong>isasiTipe mineralisasi yang <strong>di</strong>temukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan, yaitu: Tipe <strong>Mineral</strong>isasi pirit tersebar <strong>dan</strong>spotted (<strong>di</strong> Sungai Air Batang jalamu), <strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa terpiritkan ( <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> lereng bukitKampung Indoreng); <strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa-pirit-kalkopirit-sfalerit (<strong>di</strong> hulu Air Semuang) <strong>dan</strong> Tipe<strong>Mineral</strong>isasi Breksi Hidrotermal (<strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Sungai Gabuo).Tipe <strong>Mineral</strong>isasi Pirit Tersebar <strong>dan</strong> Spotted:In<strong>di</strong>kasi mineralisasi yang <strong>di</strong>temukan berupa piritisasi tersebar <strong>dan</strong> spotted serta mengisi rekahan,pada batuan lava <strong>dan</strong> breksi lava andesitik, propilit-silisifikasi yang terpotong oleh urat-urat kuarsahalus/veinlet dengan kedudukan N30°E- N330°E; kemiringan 50°-90° <strong>dan</strong> tebal 2 mm – 3 cm, tersingkap <strong>di</strong>hulu Sungai Air Batangjalamu. Selain itu <strong>di</strong>temukan float urat kuarsa berukuran tebal 11 cm berstruktur sisir(comb) <strong>dan</strong> crustified mengandung adularia <strong>dan</strong> pirit (ciri in<strong>di</strong>kasi urat kuarsa epitermal). Hasil analisismineral butir dari conto-conto konsentrat dulang <strong>di</strong> Sungai Air Batangjalamu <strong>di</strong>temukan mineral berat :magnetit, ilmenit, <strong>dan</strong> oksida besi. Selain itu juga <strong>di</strong>jumpai mineral epidot <strong>dan</strong> pirit. Emas hanya <strong>di</strong>temukanpada satu lokasi. Hasil analisis mineragrafi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini menunjukkan paragenesa : Pirit - Oksida besi.Gambar 4. Peta Geologi, Ubahan <strong>dan</strong> <strong>Mineral</strong>isasi Daerah Teratak Tempatih, Kec. Batang Kapas,<strong>Kabupaten</strong> Pesisir SelatanAnalisis kimia unsur menunjukkan kadar Au: 36-54 ppb; Cu: 5–41ppm; Pb: 16-118 ppm; Zn: 23- 819 ppm<strong>dan</strong> Mn : 329 – 1314 ppm.<strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa terpiritkan:In<strong>di</strong>kasi mineralisasi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, <strong>di</strong>temukan urat kuarsa berkedudukan N 10°E/85° tebal 3 cm – 11 cm,yang memotong batuan tufa terargilik-kaolinisasi-silisifikasi, mengandung oksida besi <strong>dan</strong> pirit tersebar sertamengisi rekahan, tersingkap <strong>di</strong> lereng bukit dekat kampung Indoreng, Ds. Jalamu, Kec. Batang Kapas.Analisis conto urat kuarsa/batuan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, sebagai berikut : Cu: 12 ppm, Pb: 50 ppm, Zn: 18 ppm, Au:53 ppb, Ag: 4 ppm, Mn: 84 ppm, As: 6 ppm, Sb: 3 ppm.<strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa-Pirit Kalkopirit-Sfalerit :In<strong>di</strong>kasi mineralisasi <strong>di</strong>temukan berupa urat kuarsa berkedudukan N 20°E <strong>dan</strong> N 340°E kemiringan 50°-80°, ketebalan 5 cm – 12 cm, berstruktur sisir (comb), tekstur butiran


gula (sugary) <strong>dan</strong> crustified mengandung, arsenopirit, kalkopirit, pirit spotted <strong>dan</strong> limonitik, oksida besispotted, tersingkap <strong>di</strong> hulu Sungai Air Semuang (sketsa Gambar 5). Dan <strong>di</strong>temukan a<strong>dan</strong>ya gejala ubahanargilik-filik pada batuan tufa felsik, putih kemerahan, lunak, dalam zona urat-urat kuarsa. Selain itu juga<strong>di</strong>temukan float urat kuarsa berstruktur sisir (comb) <strong>dan</strong> crustified, tersilisifikasi mengandung kalkopirit,galena, sfalerit, pirit. Analisis mineral butir dari conto-conto konsentrat dulang <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, umumnya<strong>di</strong>temukan mineral berat : magnetit, ilmenit, <strong>dan</strong> oksida besi, <strong>dan</strong> mineral epidot, merupakan ciri ubahanpropilitik. Analisismineragrafi pada conto-conto urat/batuan menunjukkan paragenesa : Pirit-Kalkopirit- Sfalerit-KovelitOksida besi . Analisis kimia batuan conto-conto ini sebagai berikut: Au: 49 – 155 ppb; Ag: 4 – 17 ppm, Cu:43 – 1775 ppm; Pb: 145 – 3745 ppm; Zn: 286 – 6945 ppm; Mn: 119 – 8955 ppm.<strong>Mineral</strong>isasi Tipe Breksi HidrotermalIn<strong>di</strong>kasi mineralisasi pada <strong>daerah</strong> ini <strong>di</strong>temukan berupa breksi hidrotermal <strong>dan</strong> urat kuarsa padabatuan lava andesitik sisipan breksi tufaan yang mengalami ubahan argilitisasi, mengandung pirit yangmengisi rekahan atau zone shear fracture, tersingkap <strong>di</strong> sungai Gabuo. Hasil analisis pima dari conto batuanterubah <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, <strong>di</strong>temukan mineral ubahan: klorit, aktinolit <strong>dan</strong> epidot, yang merupakan in<strong>di</strong>kasia<strong>dan</strong>ya gejala ubahan propilitik. Hasil analisis mineragrafi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini menunjukkan paragenesa : Pirit-Pirit(masadasar)-Oksida besi.Gambar 5. Sketsa Detail <strong>Mineral</strong>isasi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> hulu Sungai Air Semuang,Teratak Tempatih, Kec. Batang Kapas, Kab. Pesisir SelatanHasil analisis kimia unsur dari conto-conto urat/batuan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, sebagai berikut: Au: 36 – 44


ppb; Cu: 13 – 48 ppm; Pb: 45 – 283 ppm; Zn: 16 – 60 ppm; Mn: 80 – 231 ppm.3.2. Geologi Dan <strong>Mineral</strong>isasi Daerah Lubuk Selasih, Kecamatan GunungTalang, <strong>Kabupaten</strong> Solok3.2.1. StratigrafiStratigrafi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan dari berumur tua–muda adalah (Gambar 6):Satuan Lava (SLv) Formasi Painan: berupa lava <strong>dan</strong> breksi vulkanik andesitik, sisipan tufa breksi/tufa lapili,umumnya telah mengalami ubahan propilitik-argilik-filik-silisifikasi, <strong>dan</strong>pirit tersebar. Satuan ini berumur Oligosen-Miosen (menurut H.M.D. Rosi<strong>di</strong>, dkk., 1976). Satuan initersingkap karena a<strong>dan</strong>ya erosi (erosional windows) dari batuan lebih muda <strong>dan</strong> akibat sesar geser mengananyang telah berkembang menja<strong>di</strong> sesar normal berarah baratlaut–tenggara. Satuan Batugam-ping (Bgp) :berupa batugamping terumbu, batugamping klastik, abu-abu keputihan, terpotong urat-urat kalsit,terkekarkan. Satuan ini tersingkap karena a<strong>dan</strong>ya sesar geser menganan yang telah berkembang menja<strong>di</strong>sesar normal berarah baratlaut – tenggara. Batuan ini merupakan anggota batugamping Formasi Painan(H.M.D. Rosi<strong>di</strong>, dkk., 1976) yang berumur Oligosen-Miosen. Satuan Breksi Gunungapi Tak Terpisahkan(Sbv) : ter<strong>di</strong>ri dari breksi vulkanik andesitik, dengan fragmen lava andesit terpiritkan, tufa breksi, batupasirtufaan, masadasar tufa halus, ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g bercampur dengan kayu terkersikkan, yang merupakan produklaharik. Dalam masadasar tufa ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g <strong>di</strong>temukan ubahan argilik-serisitik, <strong>di</strong>tafsirkan terja<strong>di</strong> karenarombakan (rework) material tufa breksi-tufa lapili yang telah mengalami ubahan argilik (Anggota TufaFormasi Painan), tertransportasi <strong>dan</strong> bercampur dengan material lain. Satuan ini <strong>di</strong>perkirakan berumurKuarter (H.M.D. Rosi<strong>di</strong>, dkk., 1976).Satuan Tufa Halus atau Tufa Leburan (STh): ter<strong>di</strong>ri dari tufa leburan, berbutir halus-se<strong>dan</strong>g, terkekarkan,kompak-lunak, berstruktur aliran, <strong>di</strong> beberapa tempat <strong>di</strong>temukan gejala silisifikasi kuat <strong>dan</strong> terpotong uratkuarsa halus berkedudukan N 50°E <strong>dan</strong> N 150° E kemiringan tegak lurus, tebal 1 mm – 3 mm. Gejalasifisifikasi ini terbentuk <strong>di</strong>pengaruhi oleh sesar geser mengiri berarah timurlaut-baratdaya. Satuan batuan iniberumur Plio-Plistosen (H.M.D. Rosi<strong>di</strong>, dkk., 1976). Satuan Breksi Laharik (Sbl): berupa breksi gunungapi,breksi laharik, breksi tufa <strong>dan</strong> tufa, tersebar <strong>di</strong> bagian timur <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan. Satuan ini dapat<strong>di</strong>sejajarkan dengan Batuan Gunungapi Tak Terpisahkan (Qyu) berumur Kuarter (H.M.D. Rosi<strong>di</strong>, dkk.,1976). SatuanKipas Aluvium (Qf) (Kuarter/Resen): berupa material terkonsolidasi, lepas-lepas, berukuran pasir,lanau-lempungan, kerikil-kerakal sampai bongkah, yang merupakan rombakan dari batuan lava andesit, tufa,urat kuarsa, breksi <strong>dan</strong> batupasir.3.2.2. Struktur GeologiStruktur geologi yang <strong>di</strong>temukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih berupa sesar geser menganan yang telahberkembang menja<strong>di</strong> sesar normal, berarah barat laut-tenggara.


Gambar 6. Peta Geologi, Ubahan <strong>dan</strong> <strong>Mineral</strong>isasi Daerah Lubuk Selasih,Kec. Gn. Talang, Kab. SolokSesar geser mengiri yang berarah timurlaut-baratdaya. Sesar ini memotong satuan Lava, Tufa Breksi, BreksiGunungapi, <strong>dan</strong> Tufa halus, sehingga <strong>di</strong>perkirakan sesar ini merupakan sesar tua yang terbentuk pada kalaMiosen Akhir, yang teraktifkan lagi berkembang pada kala Plio-Plestosen.3.2.3. UbahanJenis-jenis ubahan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan : propilitik, argilik-kaolinisasi, argilik-filik <strong>dan</strong> filik.Ubahan propilitik umumnya terbentuk pada batuan lava <strong>dan</strong> breksi vulkanik, andesitik tersilisifikasi, denganmineral ubahan: klorit-aktinolit-kalsit-epidot-monmorilonit-illit. A<strong>dan</strong>ya mineral ubahanmontmorillonit-illit ini, sangat erat hubungannya dengan pembentukan mineral deposit. Se<strong>dan</strong>gkan a<strong>dan</strong>yamineral klorit, epidote menunjukkan a<strong>dan</strong>ya proses metamorfosa derajat rendah. Selain itu <strong>di</strong> hulu SungaiBatukaro <strong>di</strong>curigai terdapat gejala ubahan potasik? yang <strong>di</strong>tandai dengan munculnya mineral biotit padalingkungan propilitik. Ubahan argilik-kaolinisasi <strong>di</strong>temu-kan pada batuan tufa, dengan mineral ubahan :halloysit-kaolinit-muscovit. Ubahan argilik-filik <strong>di</strong>temukan pada batuan lava breksi andesitik, tersilisifikasi,terpotong urat kuarsa, dengan mineral ubahan: muscovit-illit-paragonit-phengit-kaolinit-monmorillonit.Ubahan filik <strong>di</strong>temukan pada batuan breksi tufa <strong>dan</strong> tufa lapili, yang terpotong oleh urat kuarsa, denganmineral ubahan : kuarsa-muscovit-illit-jarosit-halloysit3.2.4. <strong>Mineral</strong>isasiTipe mineralisasi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini terdapat 3 (tiga) jenis, yaitu: <strong>Mineral</strong>isasi Tipe UratKuarsa-pirit-kalkopirit-sfalerit-galena mengandung emas (<strong>di</strong> hulu Sungai Tambang <strong>dan</strong> Sungai Buluh Kaso).<strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa-kalkopirit-pirit tersebar mengan-dung emas (<strong>di</strong> hulu Sungai Batang Bayang),<strong>dan</strong> <strong>Mineral</strong>isasi Bijih Besi Tipe Metasomatik (<strong>di</strong> Sungai Batukaro).<strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa-pirit-kalko-pirit-sfalerit-galena mengandung emas:In<strong>di</strong>kasi mineralisasi berupa urat kuarsa yang mengisi rekahan (fracture filling) dengan membentukstruktur ‘pocket-pocket’ yang memotong breksi lava andesitik, terpropilitik-silisifikasi. Selain itu juga<strong>di</strong>temukan urat kuarsa berstruktur crustified, tekstur sugary, mengandung galena, pirit, kalkopirit, sfalerit,yang memotong tufa breksi tersilisifikasi, terfilikkan, serta <strong>di</strong>temukan piritik pada breksi vulkanik andesitikyang mengalami ubahan argilik-filik tersilisifikasi, tersingkap <strong>di</strong> bagian hulu Sungai Tambang <strong>dan</strong> <strong>di</strong> huluSungai Buluh Kaso. Hasil analisis mineral butir umumnya <strong>di</strong>temukan mineral berat : Au: (2VVFC,1FC,3


VFC), pirit, magnetit, ilmenit <strong>dan</strong> oksida besi. Analisis mineragrafi menunjukkan paragenesa : Pirit–Kalkopirit-Sfalerit-Galena-Oksidabesi.Analisis kimia urat kuarsa/batuan <strong>di</strong> luar terowongan tua S. Tambang, sebagai berikut : Au 39 – 61ppm, Cu: 18 – 145 ppm, Pb 57 – 2880 ppm, Zn: 21 – 2840 ppm, Mn: 121 – 803 ppm, As: 270 –2050ppm, Sb:4 – 38 ppm. Se<strong>dan</strong>gkan hasil analisis dari contoh batuan/ urat <strong>di</strong> Sungai Buluh Kaso : Au 70 – 907 ppb, Cu: 9– 63 ppm, Pb: 50 – 1310 ppm, Zn: 88 – 1724 ppm, Mn: 596-739 ppm, As 12 – 40200 ppm, Sb: 3 – 12 ppm.Berdasarkan penyeli<strong>di</strong>kan peneliti terdahulu (Crow, dkk 1991 <strong>dan</strong> 1995), dari pengambilan conto bijih dalamterowongan tua <strong>di</strong> hulu Sungai Tambang, pada urat kuarsa brrecia filling dengan dominan sfalerit,berasosiasi dengan arsenopirit-pirit+kalkopirit (bornite), menun-jukkan kadar: Au 3 gr/ton, Ag 170 gr/ton<strong>dan</strong> Cu 0,14 %.<strong>Mineral</strong>isasi Tipe Urat Kuarsa-Kalkopirit-Pirit tersebar mengandung emas:In<strong>di</strong>kasi mineralisasi yang <strong>di</strong>temukan berupa tubuh urat kuarsa berkedudukan N 330°E/ 50°, tebal 7meter <strong>dan</strong> zona argilik-filik tebal 50 cm. Urat kuarsa, berstruktur comb, tersilisifikasi, limonitik, mengandungkalkopirit, pirit tersebar. tersingkap <strong>di</strong> hulu Sungai Batang Bayang. Selain itu juga <strong>di</strong>temukan zonapropilitik-silisifikasi pada batuan lava andesitik, terpotong urat kuarsa halus (veinlet) mengandung kalkopirit,pirit tersebar, panjang zona ubahan ini sekitar 100m (gambar 7). Analisis mineral butir konsentrat dulang <strong>di</strong><strong>daerah</strong> ini <strong>di</strong>temukan mineral berat: Au: (1VFC), magnetit <strong>dan</strong> Ilmenit. Hasil analisis mineragrafi daribeberapa conto urat/batuan menunjukkan paragenesa : Pirit-Oksida besi <strong>dan</strong> Magnetit- Pirit (fragmen)-Pirit(urat kuarsa)-Oksida besi. Analisis kimia unsur dari conto-conto batuan,. sebagai berikut: Au 55 – 223 ppb,Cu: 31- 595 ppm, Pb: 26 – 35 ppm, Zn: 27 – 147 ppm, Mn : 124 – 2836 ppm, As: 4 – 32 ppm, Sb: 2 – 3 ppm.<strong>Mineral</strong>isasi Bijih Besi Tipe Metasomatik:In<strong>di</strong>kasi yang <strong>di</strong>temukan pada a<strong>di</strong>t tua berupa singkapan bijih besi (magnetit), limonitik, masif,berkedudukan N 140°E/70°, tebal 4 meter, <strong>dan</strong> terdapat urat kuarsa susu yang mengisi rekahan pada bijihbesi ini. Selain itu <strong>di</strong>jumpai piritisasi pada batuan andesit propilitik, limonitik. Kedalaman a<strong>di</strong>t ini sekitar 2,5meter pada lereng terjal cabang Sungai Batukaro. Batuan induk mineralisasi ini <strong>di</strong>tafsirkan berupabatugamping dari singkapan <strong>di</strong> hulu Sungai Batukaro. Batuan samping mineralisasi ini ter<strong>di</strong>ri dari lavaandesitik, kaolinitisasi-propilitik-limonitik, yang mengandung bijih magnetit tebal 25 cm banded (menurutCrown, 1991). <strong>Mineral</strong>isasi bijih besi ini <strong>di</strong>tafsirkan merupakan tipe Skarn, yang terja<strong>di</strong> dengan prosesreplacement pada batugamping klastik atau tipe metasomatik Hasil analisis mineral butir dari contokonsentrat dulang <strong>di</strong>temukan mineral berat: emas (Au : 1VFC, 1 FC, 1MC), magnetit, ilmenit <strong>dan</strong> Oksidabesi. Analisis mineragrafi pada batuan wall rock lava terpotong urat menunjukkan paragenesa :Pirit-Emas?(trace)-Pirit(urat)-Oksida besi. Pada lava propilitik terpotong urat, dengan paragenesa: Magnetit– Pirit – Oksidabesi. Analisis kimia dari bijih besi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, dengan kadar Fe 18, 996 %.


3.3. Pembahasan <strong>dan</strong> DiskusiBatuan induk mineralisasi (Host rock) dari kedua <strong>daerah</strong> uji petik adalah bataun lava andesitik <strong>dan</strong>tufa breksi andesitik Formasio Painan, yang telah mengalami ubahan propilitik, argilik sampai filik <strong>dan</strong>tersilisifikasi, serta terpotong urat-urat kuarsa.Terobosan batuan granitik yang terja<strong>di</strong> pada batuan vulkanik andesitik tua dari Formasi Painan<strong>di</strong>indetifikasikan sebagai heat source atau sumber panas yang mengakibatkan terja<strong>di</strong>nya proses hidrotermal.Magma menerobos batuan melalui celah-celah sesar atau rekahan pada kon<strong>di</strong>si temperatur <strong>dan</strong> tekanantertentu mengakibatkan terbentuknya zona ubahan pada batuan induk lava andesitik <strong>dan</strong> tufa yang berperansebagai host rock. Untuk <strong>daerah</strong> Teratak Tempatih rekahan-rekahan <strong>dan</strong> patahan geser dextral <strong>dan</strong> sinistralyang <strong>di</strong>tafsirkan berperan sebagai channel way dari sistem pembentukan mineralisasi. Se<strong>dan</strong>gkanmineralisasi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih, <strong>di</strong>duga <strong>di</strong>kontrol oleh sesar Normal yang <strong>di</strong>tafsirkan sebagai sesarbasement yang teraktifkan, sehingga mengakibatkan terbentuknya rekahan-rekahan <strong>dan</strong> patahan gesermenganan.Jenis ubahan sesuai hasil analisis ter<strong>di</strong>ri dari: propilitik, argilik-filik, sampai filik, yang terbentukpada ph 4 –7, termasuk dalam kelompok Kalk-Silikat, kelompok Illit-Kaolin, <strong>dan</strong> kelompok Illit, menurut GJCorbett <strong>dan</strong> TM Leach 1996. Munculnya mineral ubahan illit-kaolinit-halloysit-kalsit merupakan mineralyang terbentuk pada temperatur rendah (120°- 220°C) menurut Reyes 1990 (dalam Hydrothermal System InVolcanic Arc, oleh Hedenquist 1996). Hal ini menunjukkan a<strong>dan</strong>ya proses epithermal pada pembentukanmineralisasi <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini. Dan sesuai mineral alterasinya, menurut Thompson 1996, termasuk padalingkungan Epitermal low Sulphidation, <strong>di</strong>dukung dengan <strong>di</strong>temukan float urat kuarsa mengandung adularia<strong>dan</strong> pirit, <strong>di</strong> hulu S. Air Batangjalamu. Di <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih pada conto batuan terubah, munculnyamineral klorit-aktinolit-epidot, menandakan a<strong>dan</strong>ya proses metasomatik kontak yang <strong>di</strong>tafsirkan akibatintrusi granit. Selain itu juga muncul mineral ubahan: halloysit-kaolinit-illit–mon-morillonit-epidot-biotit,yang menurut Reyes 1990 terbentuk pada suhu 150°C sampai 320°C, menunjukkan bahwa proses ubahanterbentuk pada sistem epitermal - mesotermal.Proses metasomatik kontak yang menghasilkan mineralisasi salah satunya a<strong>dan</strong>ya bijih besi <strong>di</strong><strong>daerah</strong> Tambang Besi, Lubuk Selasih. Batuan induk mineralisasi ini <strong>di</strong>tafsirkan berupa batugamping darising-kapan <strong>di</strong> hulu Sungai Batukaro. Batuan sam-ping mineralisasi ini ter<strong>di</strong>ri dari lava andesitik teralterasikaolinitisasi, propilitik <strong>dan</strong> limoni-tik, yang mengandung bijih magnetit tebal 25 cm banded (menurut Crown,1991). <strong>Mineral</strong>-isasi bijih besi ini <strong>di</strong>tafsirkan merupakan tipe Skarn, yang terja<strong>di</strong> dengan proses replace-mentpada batugamping klastik atau tipe metasomatik. Selain itu juga a<strong>dan</strong>ya mineral ubahan pada batuan sampingberupa epidot-aktinolit-kalsit yang merupakan mineral meta-morfosa kontak.Paragenesa mineral bijih <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Teratak Tempatih, pada zona mineralisasi <strong>daerah</strong> Sungai AirSemuang : Pirit-Kalkopirit -Sfalerit-Kovelit-Oksida besi, yang terbentuk pada kisaran temperatur rendahsampai se<strong>dan</strong>g (160 0 C–320 0 C), pada pH larutan netral menurut Reyes 1990. Paragenesa mineral bijih dari<strong>daerah</strong> zona mineralisasi Au, Ag, Cu, Pb, Zn <strong>di</strong> Sungai Tambang, yaitu:Pirit–Kalkopirit-Sfalerit-Galena-Oksidabesi, yang menurut Reyes, 1990 terbentuk pada kisaran temperaturrendah sampai se<strong>dan</strong>g (220 0 C– 320 0 C) dengan pH larutan netral.Berdasarkan tipe mineralisasi, para-genesa mineral bijih <strong>dan</strong> jenis mineral ubahannya, maka Modelendapan mineralisasi <strong>di</strong> kedua <strong>daerah</strong> uji petik <strong>di</strong>interpretasikan:


1 <strong>Mineral</strong>isasi logam dasar (Cu,Pb,Zn) <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Teratak Tempatih <strong>di</strong>tafsirkan termasuk model endapanepitermal Low Sulphidation tipe cebakan sulfida umum( menurut Hedenquist 1987, GJ Corbet& TM Leach 1996, <strong>dan</strong> Thompson 1996)2 <strong>Mineral</strong>isasi emas <strong>dan</strong> logam dasar (Au,Ag <strong>dan</strong> Cu,Pb,Zn) <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih <strong>di</strong>tafsirkan termasukmodel endapan epitermal tipe urat <strong>dan</strong> bijih sulfida (menurut Hedenquist 1987, <strong>dan</strong> GJ Corbett <strong>dan</strong> TMLeach 1996).3 <strong>Mineral</strong>isasi Besi <strong>dan</strong> Emas S. Batukaro, <strong>di</strong>tafsirkan termasuk model endapan metasomatik atau tipeSkarn.3.4. Neraca Sumber Daya <strong>Mineral</strong>3.4.1. Potensi Bahan Galian Kab. SolokSesuai hasil inventarisasi data sekunder potensi bahan galian <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok, jumlah lokasiketerdapatan bahan galian mineral sebanyak 206 titik lokasi, ter<strong>di</strong>ri dari: mineral logam, mineral non logam<strong>dan</strong> batubara. Jumlah Lokasi <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> sebanyak 90 titik lokasi, ter<strong>di</strong>ri dari: emas sebanyak 29 lokasi,perak sebanyak 1 lokasi, tembaga, sebanyak 38 lokasi, mangan sebanyak 2 lokasi, timah hitam sebanyak 8lokasi, molibdenum sebanyak 1 lokasi, seng sebanyak 2 lokasi, kromit sebanyak 1 lokasi <strong>dan</strong> besi sebanyak 1lokasi. Jumlah Lokasi <strong>Mineral</strong> non logam sebanyak 107 titik lokasi, ter<strong>di</strong>ri dari: batugamping sebanyak 7lokasi, batusabak 4 lokasi, granit sebanyak 24 lokasi, andesit sebanyak 5 lokasi, dolomit sebanyak 1 lokasi,kalsit sebanyak 2 lokasi, lempung sebanyak 10 lokasi, obsi<strong>di</strong>an sebanyak 4 lokasi, pasir kuarsa sebanyak 3lokasi, batu permata sebanyak 3 lokasi, garnet sebanyak 1 lokasi, sirtu sebanyak 6 lokasi, oker sebanyak 8lokasi, wolastonit sebanyak 1 lokasi, belerang sebanyak 1 lokasi, kaolin sebanyak 1 lokasi, asbes 2 lokasi,marmer sebanyak 15 lokasi, bentonit sebanyak 1 lokasi serpentinit sebanyak 2 lokasi, perlit sebanyak 2lokasi, tanah urug sebanyak 2 lokasi, pasir <strong>dan</strong> kerikil gunung sebanyak 1 titik. Se<strong>dan</strong>gkan Lokasi <strong>Mineral</strong>Batubara sebanyak 9 titik lokasi. Potensi Sumber daya <strong>dan</strong> Ca<strong>dan</strong>gan Bahan Galian <strong>Mineral</strong> <strong>Kabupaten</strong>Solok dapat <strong>di</strong>lihat padab Tabel 1.Tabel 1. Neraca Sumber Daya <strong>dan</strong> Ca<strong>dan</strong>gan <strong>Kabupaten</strong> SolokNo Komo<strong>di</strong>ti Sumberdaya(Juta Ton)Ca<strong>dan</strong>gan(Juta Ton)1 Bijih Besi 1, 583 -2 Tembaga 1,450 -3 Emas - -4 Timah Hitam 2,240 -5 Mangan - -6 Molibdenum - -7 Perak - -8 Seng 12, 5 -9 Kromit - -10 Andesit 18,5 -11 Granit 23,440 13,44012 Batugamping 11.138,800 -13 Batupermata 59,6141 0,01562514 Lempung 89, 95 0,10937515 Obsi<strong>di</strong>an 8,852219 23,7516 Perlit - -17 Serpentinit - -18 Kaolin - -19 Marmer 13.338, 26 13.338,2620 Dolomit 3.900.000 -21 Belerang - -22 Batusabak 8,0 1,023 Kalsit 22,50 0, 312524 Pasir Kuarsa 1,30 -25 Bentonit - -26 Oker - -27 Sirtu 2,50 0,3125


28 Batubara 670,7278 9,602Sebaran Bahan Galian <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong>, Non <strong>Logam</strong> <strong>dan</strong> Batubara <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok dapat <strong>di</strong>lihatpada gambar 8.Potensi Sumberdaya <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antara lain :emas primer, tembaga, besi, seng <strong>dan</strong> timah hitam. Daerah mineralisasi logam emas yang dapat<strong>di</strong>kembangkan antara lain : <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Supayang, Kec. Payung Sekaki, Meantagai Tengah, Kec. Sangir, Lubukselasih, Kec. Gunung Talang. Se<strong>dan</strong>gkan untuk mineral non logam yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antara lain:andesit, granit, marmer, batugamping, lempung, pasir kuarsa, batupermata, kalsit <strong>dan</strong> sirtu. Potensi komo<strong>di</strong>tibatubara <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok telah banyak <strong>di</strong>manfaatkan oleh perusahaan atau koperasi dengan sumberdayatotal 670.727.800 ton <strong>dan</strong> produksi total mulai tahun 1992 s.d. tahun 2001 sejumlah 8.079.449 ton.Gambar 8. Peta Sebaran <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong>, Non <strong>Logam</strong> Dan Batubara Kab. Solok3.4.2. Potensi Bahan Galian <strong>Kabupaten</strong>Pesisir SelatanPotensi bahan galian <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan secara keseluruhan jumlah lokasi keterdapatanbahan galian mineral sebanyak 161 titik lokasi, yang ter<strong>di</strong>ri dari: mineral logam, mineral non logam <strong>dan</strong>batubara. Jumlah Lokasi <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> sebanyak 45 titik lokasi, yang ter<strong>di</strong>ri dari: emas sebanyak 26 lokasi,perak sebanyak 2 lokasi, tembaga sebanyak 12 lokasi, timah hitam sebanyak 2 lokasi, timah sebanyak 2lokasi <strong>dan</strong> pasir besi sebanyak 1 lokasi. Jumlah Lokasi <strong>Mineral</strong> non logam sebanyak 103 titik lokasi, yangter<strong>di</strong>ri dari: batugamping sebanyak 2 lokasi, kaolin 2 lokasi, granit sebanyak 30 lokasi, andesit sebanyak 29lokasi, tawas sebanyak 2 lokasi, pasir kuarsa sebanyak 3 lokasi, sirtu sebanyak 8 lokasi, Basalt sebanyak 1lokasi, batu permata sebanyak 1 lokasi, <strong>di</strong>orit sebanyak 2 lokasi, toseki sebanyak 5 lokasi, Kuarsit sebanyak2 lokasi <strong>dan</strong> Diabas sebanyak 2 lokasi. Se<strong>dan</strong>gkan Lokasi <strong>Mineral</strong> Batubara sebanyak 13 titik lokasi. PotensiSumber daya <strong>dan</strong> Ca<strong>dan</strong>gan Bahan Galian <strong>Mineral</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan dapat <strong>di</strong>lihat pada Tabel 2.Sebaran Bahan Galian <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong>, Non <strong>Logam</strong> <strong>dan</strong> Batubara <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatandapat <strong>di</strong>lihat pada gambar 9.Potensi Sumberdaya <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antaralain : emas, tembaga, perak, timah putih <strong>dan</strong> timah hitam. Daerah mineralisasi logam emas yangkemungkinan dapat <strong>di</strong>kembangkan antara lain <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> : Gunung Arum, Kec. Bayang <strong>dan</strong> Kinandam, Kec.IV Jurai. Se<strong>dan</strong>gkan untuk mineral non logam yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antara lain : andesit, granit, marmer,batugamping, lempung, pasir kuarsa, batupermata, kalsit <strong>dan</strong> sirtu. Potensi komo<strong>di</strong>ti batubara <strong>di</strong> kabupatenini telah banyak <strong>di</strong>manfaatkan oleh peru-sahaan atau koperasi dengan sumberdaya total 1.239.432,00 ton <strong>dan</strong>ca<strong>dan</strong>gan total 853.050,00 ton.Tabel 2. Neraca Sumber Daya, Ca<strong>dan</strong>ganBahan Galian <strong>Mineral</strong> Kab. Pesisir SelatanNo Komo<strong>di</strong>ti Sumberdaya(Juta Ton)Ca<strong>dan</strong>gan(JutaTon)1 Emas 1,370 -


2 Timah Hitam - -3 Tembaga - -4 Timah Putih - -5 Perak - -6 Andesit 140,4987 -7 Diabas 13,925447 -8 Diorit 4,640 -9 Batugamping 57,500 -10 Pasir Kuarsa 11,9458 0,09411 Batupermata - -12 Sirtu 4,56279 3,37513 Granit 8,4451 0,6014 Basalt 13,750 -15 Lempung 50,80 4,62516 Toseki 1179, 01837 -17 Kaolin 0,589 -18 Kuarsit 1,725 -19 Batubara 61,889 61,889Gambar 9. Peta Sebaran Bahan galian <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong>, Non <strong>Logam</strong> <strong>dan</strong> Batubara Kab. PesisisrSelatan.4. KESIMPULANBerdasarkan kajian potensi bahan galian <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok <strong>dan</strong> Pesisir Selatan, serta pembahasangeologi, mineralisasi <strong>daerah</strong> uji petik maka dapat <strong>di</strong>tarik kesimpulan sebagai berikut :1. Potensi Sumberdaya <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antara lain: emasprimer, tembaga, besi, seng <strong>dan</strong> timah hitam. Daerah mineralisasi logam emas yang kemungkinan dapat<strong>di</strong>kembangkan antara lain : <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Supayang, Kec. Payung Sekaki, Meantagai Tengah, Kec. Sangir,Lubuk selasih, Kec. Gunung Talang. Se<strong>dan</strong>gkan untuk mineral non logam yang dapat <strong>di</strong>manfaatkanantara lain: andesit, granit, marmer, batugamping, lempung, pasir kuarsa, batupermata, kalsit <strong>dan</strong> sirtu.Potensi komo<strong>di</strong>ti batubara <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Solok : sumberdaya total 670.727.800 ton <strong>dan</strong> produksi totalmulai tahun 1992 s.d. tahun 2001 sejumlah 8.079.449 ton.2. Potensi Sumberdaya <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> <strong>di</strong> <strong>Kabupaten</strong> Pesisir Selatan yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antara lain :emas, tembaga, perak, timah putih <strong>dan</strong> timah hitam. Daerah mineralisasi logam emas yang kemungkinandapat <strong>di</strong>kembangkan antara lain <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> : Gunung Arum, Kec. Bayang <strong>dan</strong> Kinandam, Kec. IV Jurai.Se<strong>dan</strong>gkan untuk mineral non logam yang dapat <strong>di</strong>manfaatkan antara lain : andesit, granit, marmer,batugamping, lempung, pasir kuarsa, batupermata, kalsit <strong>dan</strong> sirtu. Potensi komo<strong>di</strong>ti batubara <strong>di</strong>kabupaten ini: sumberdaya total 1.239.432,00 ton <strong>dan</strong> ca<strong>dan</strong>gan total 853.050,00 ton.3. Gejala ubahan yang <strong>di</strong>temukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Teratak Tempatih : propilitik-argilik-filik <strong>dan</strong> silisifikasi pada


atuan Lava <strong>dan</strong> tufa yang terpotong urat-urat kuarsa. <strong>Mineral</strong> bijih yang <strong>di</strong>temukan berupa : pirit, ,kalkopirit, sfalerit, galena, <strong>dan</strong> kovelit dalam urat kuarsa. <strong>Mineral</strong>isasi utama yang berkembang <strong>di</strong><strong>daerah</strong> ini adalah mineralisasi <strong>Logam</strong> Dasar (Cu,Pb,Zn), dengan terdapat 4 <strong>daerah</strong> prospek mineralisasi,yaitu :1 zona mineralisasi <strong>Logam</strong> Dasar tipe fisseur vein <strong>di</strong> S. Air Batangjalamu2 zona mineralisasi <strong>Logam</strong> Dasar tipe urat <strong>di</strong> Sungai Air Semuang3 zona mineralisasi <strong>Logam</strong> Dasar tipe breksi hirotermal <strong>di</strong> Sungai Gabuo4 zona mineralisasi <strong>Logam</strong> Dasar tipe urat <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Kampung Indoring.4. <strong>Mineral</strong>isasi logam dasar (Cu,Pb,Zn) <strong>daerah</strong> Air Batangjalamu-Sungai AirSemuang-Kmp.Indoreng-S.Gabuo (Teratak Tempatih), termasuk model endapan epitermal LowSulphidation tipe cebakan sulfida umum5. Gejala ubahan yang <strong>di</strong>temukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Lubuk Selasih, Kec. Gunung Talang, <strong>Kabupaten</strong> Solok :propilitik-argilik-filik <strong>dan</strong> filik pada batuan lava <strong>dan</strong> breksi vulkanik andesitik, yang terpotong urat-uratkuarsa. <strong>Mineral</strong> bijih yang <strong>di</strong>temukan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini : pirit, kalkopirit, sfalerit, kovelit <strong>dan</strong> galena.6. Zona mineralisasi utama yang berkembang <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> ini, yaitu :1 zona mineralisasi emas, perak <strong>dan</strong> logam dasar (Au,Ag-Cu,Pb,Zn) tipe urat <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Sungai Tambang,Sungai Buluh Kaso, Sungai Rimba <strong>dan</strong> Sungai Batang Bayang.2 zona mineralisasi besi (Fe) <strong>dan</strong> emas (Au) <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Sungai Batukaro7. Daerah zona mineralisasi Au,Ag, Cu, Pb, Zn S. Tambang–Buluh Kaso-Rimba Tambang-Batang Bayang(Lubuk Selasih), termasuk model endapan epitermal tipe urat <strong>dan</strong> bijih sulfida8. Daerah zona mineralisasi Besi <strong>dan</strong> Emas S. Batukaro, <strong>di</strong>tafsirkan termasuk model endapan metasomatikatau tipe Skarn.5. Ucapan Terima KasihUcapan terima kasih <strong>di</strong>sampaikan kepada Pimpinana Proyek IEBGMI <strong>dan</strong> Ka. Sub<strong>di</strong>t <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong>yang telah memberikan kepercayaan untuk melakukan pekerjaan ini, juga pada pemerintah <strong>Kabupaten</strong>Solok <strong>dan</strong> Pesisir Selatan atas segala bantuan <strong>dan</strong> kerjasamanya sehingga pekerjaan ini terlaksana denganbaik.6. DAFTAR PUSTAKA1 Boyle, RW, 1979, The Geochemistry of Gold and Its Deposits (together with a chapter with ongeochemical prospecting for the element), Geological Survey Bulletin 280, page 35-402 Crow, M.J., et al, 1993, The simplified Geology and known metaliferous <strong>Mineral</strong> occurrences,Painan Quadrangle, BGS and DMR.3 Corbett GJ and Leach 1996, Southwest Pacifif Rim Gold-Copper Systems: Structure, Alteration and<strong>Mineral</strong>ization, Exploration Workshop, Jakarta,4 Dinas Pertambangan <strong>dan</strong> Energi, Pa<strong>dan</strong>g, 2002, Potensi Bahan Galian Propinsi Sumatera Barat5 Hedenquist, J.W., 1987., <strong>Mineral</strong>isation associated with volcanic-related hydrothermal systems inthe Circum-Pasific Basin., pp.513-524.6 Hedenquist, Jeffrey W., 1996, Hydrothermal System in Volcanic Arcs, Origin of and ExplorationGold Deposits, <strong>Mineral</strong> Resourses Department, Geological Survey of Japan, Higashi 1-1-3, Tsukuba 305,Japan7 Nursahan, I, dkk, 2003, <strong>Inventarisasi</strong> Dan Evaluasi <strong>Mineral</strong> <strong>Logam</strong> <strong>di</strong> Daerah <strong>Kabupaten</strong> Solok<strong>dan</strong> Kab. Pesisir Selatan, DIM, Bandung8 Rosi<strong>di</strong>, H.M.D, Tjokrosaputro and Pendowo, B. 1976, Geologic map of the Painan and Northeasternof the Muara Siberut Quadrangle, Sumatera, GSI.9 Thompson, J.B. Anne, Hauff, L. Phoebe and Robitaille, J. Audrey, 1999, Alteration Mapping inExploration: Application of Short-Wave Infrared (SWIR) Spectroscopy, SEG

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!