13.07.2015 Views

kajian optimalisasi peran depanri dalam pengembangan peroketan ...

kajian optimalisasi peran depanri dalam pengembangan peroketan ...

kajian optimalisasi peran depanri dalam pengembangan peroketan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

karenanya, sebagai suatu bangsa yang besar dan memiliki wilayahnya yangcukup luas, Indonesia sangat memerlukan penguasaan dan kemandirian di bidangteknologi <strong>peroketan</strong>.Pada kenyataannya, penguasaan teknologi <strong>peroketan</strong> saat ini didominasioleh negara-negara tertentu karena penyebarannya memang sangat dibatasidengan aturan-aturan antara lain MTCR (Missile Technology Control Regime) danCISTEC (Centre for Information on Security Trade Control).Perlu diakui bahwa saat ini penguasaan teknologi <strong>peroketan</strong> di Indonesiamasih ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, seperti India,China, Jepang, Korea Selatan, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, diperlukanupaya-upaya untuk memacu bangsa yang besar ini agar memiliki kemandirian danmenguasai teknologi <strong>peroketan</strong> secara bertahap dan terarah.Kemampuan roket untuk keperluan pertahanan yang dimiliki oleh TNI,dapat disebut beberapa yaitu, roket senjata rudal Excocet MM-38, Harpoon RGM-840/Biock, roket FFAR 2,75", rudal RAPIER, SUT Terpedo, Sidewinder AIM-9 dansebagainya. Pada saat ini, roket-roket tersebut pada umumnya, kondisinyabanyak yang sudah tidak laik untuk dioperasikan. Sebagian besar disebabkanoleh umur bahan propelannya yang kadaluarsa, serta ketersediaan sukucadangnya yang sudah tidak ada akibat adanya embargo dari negara-negarapembuat roket senjata tersebut. Upaya untuk mencoba menggantikan bahanpropelan dengan yang baru telah dilakukan, seperti misalnya pada roket FFAR2,75". Saat ini TNI AL sudah memiliki beberapa buah rudal C 802 buatan china.Beberapa roket untuk keperluan ilmiah telah berhasil dikembangkan sepertiroket-roket RX-100, RX-150 dan RX-250. Roket RX-250 dirancang mencapai misiilmiah dengan tinggi terbang 27,9 km , jarak jangkau 36 km dan beban guna 30 kg ,roket ini merupakan generasi ketiga dengan fokus <strong>peran</strong>cangan padapengurangan berat struktur, menggunakan tabung motor roket tipis sehinggadiperoleh ketinggian dan jarak jangkau maksimal. Roket-roket tersebut telahmelewati prosedur uji coba dan validasi, dan telah ditetapkan sebagai produkroket standar LAPAN.Sesuai dengan rekomendasi Kongres Kedirgantaraan Ke-2, mulai tahun2008 LAPAN telah melakukan <strong>pengembangan</strong> kemampuan untuk dapatmembangun roket sonda dengan diameter lebih besar. Usaha tersebut dimulaidengan produksi roket RX-320 yang telah berhasil diuji terbang pada tahun 2008.441......1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!