Buku_KEE_draf_3
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
3.13. Orangutan dan Potensi Ancamannya<br />
Secara umum, di Provinsi Kalimantan Timur potensi ancaman terbesar<br />
terhadap populasi dan habitat orangutan adalah pembukaan kawasan hutan<br />
untuk pembangunan ekonomi termasuk infrastruktur. Pembangunan untuk<br />
keperluan ekonomi tersebut tidak hanya berupa pemanfaatan sumber daya<br />
hasil hutan berupa kayu saja, tetapi juga kegiatan konversi kawasan hutan<br />
menjadi lahan perkebunan, hutan tanaman industri, termasuk untuk lahan<br />
pertambangan dan pertanian. Sedangkan untuk pembangunan infrastuktur<br />
umumnya selain untuk pemukiman juga untuk keperluan fasilitas umum<br />
pendukung lainnya seperti jalan dan lain-lainnya.<br />
Dampak dari pembukaan sebagaian kawasan hutan untuk pembangunan<br />
ekonomi dan infrastuktur di Provinsi Kalimantan Timur dipastikan tidak akan<br />
hanya menimbulkan potensi ancaman bagi keberlangsungan hidup orangutan<br />
saja, namun juga akan memberikan dampak buruk terhadap fungsi ekosistem<br />
yang mendukung kehidupan spesies fauna dan flora lain didalamnya termasuk<br />
penyedia jasa lingkungan bagi masyarakat di sekitar kawasan.<br />
Meijaard et al. (2001) mengelompokkan ancaman terhadap keberlangsungan<br />
hidup orangutan di Indonesia secara umum menjadi dua, yaitu ancaman<br />
langsung dan ancaman tidak langsung. Meijaard et al. (2001) menyatakan<br />
bahwa perubahan habitat akibat penebangan hutan, perburuan dan<br />
perdagangan liar, kebakaran hutan, konversi kawasan hutan untuk kebun sawit<br />
dan tambang merupakan bentuk ancaman yang secara langsung terhadap<br />
keberlangsungan hidup orangutan.<br />
Ancaman langsung ini tidak hanya membuat populasi orangutan dalam kondisi<br />
genting dan populasinya turun drastis, namun juga membuat populasi yang<br />
tersisa dalam keadaan terpencar di habitat-habitat yang daya dukungnya<br />
sudah semakin menurun. Kondisi ini diperparah dengan adanya ancaman tidak<br />
langsung yang memberikan tekanan yang hampir sama terhadap<br />
keberlangsungan hidup orangutan di habitat alaminya. Beberapa ancaman<br />
tidak langsung tersebut adalah konflik pemanfaatan lahan, kelemahan kerangka<br />
hukum/penegakan hukum, dan kendala kelembagaan. Secara ringkas, potensial<br />
bentuk dan dampak ancaman terhadap keberadaan orangutan di bentang alam<br />
Wehea-Kelay tersaji pada Tabel 2.14.<br />
38