1 - Aceh Books website

Dua teruna dipikul dipundak berganti2 oleh penduduk.
Dari satu kampung kekampung lain, diazmatkan pula dengan
rebana dan nafiri, oleh njanjian merdu memikat hati.
Perdjalanan kekota meminta tempo beberapa hari. Matahari
telah tinggi. Mereka tiba dikota Keramat, suara
elu-eluan bertambah azmat.
Berdjuta penduduk hadir mcnjongsong kedatangan
Rombongan dua teruna.
— Saudara dan saudariku, udjar Haniff, tatap dan
pandanglah kami berdua jang penat mengembara ini. Adakah
lagi diantara kaumku jang mengenai siapa kami, atau
kah karena lama berpisah, lama tak berteguran, lama tak
berselapik seketiduran telah djadi pangling ?
— Tidak, tidak, tidak, balas penduduk berdjuta, rupa
kamu berdua tetap kami kenali, kami kagumi dan kami
djundjung tinggi.
— Asal usul kami tak adakah lagi naskahnja ditangan,
adakah diantara ninik mamak jang menjimpan terombo
? tanja Haniff lagi.
— Kamu berdua sebenarnja saudara seajah berlainan
ibu, menerangkan penduduk tertua, terombonja masih kami
simpan. Ajah kamu adalah ketua kami semasa hidupnja,
sudah wadjar kalau kamu berdua menduduki kedudukan
ajah kamu dulu lagi.
A. Haniff dan Sjarif Gamal berpeluk-pelukanlah diatas
mimbar, kemudian mengutjapkan kata2 jang terbit dari
gapura hati : menjediakan darma bakti untuk negara Keramat
anugerah Ilahi.
Setahun. Dua tahun sampai tiga tahun. Dua terutana
menjebar djasa dan berhasil menanam membang (jang djadi
tuah negara) tumbuh kelapa. Memperoleh penghargaan,
mendapat minat segenap umat.
373