1 - Aceh Books website

Kesanggupan Pertjetakan ini memang besar, tetapi tidaklah
dapat dikatakan bahwa telah memuaskan atau memenuhi
maksud kita. Tiap surat kabar jang ditjetak disini,
tidak bisa sama2 terbit saban hari, sehingga surat kabar itu
bisa dikatakan sebagai „Harian", malah tetap tiga kali
seminggu dan kadang2 dua kali dalam satu minggu.
PERLU PERTJETAKAN SENDIRI.
Ongkos2njapun lebih mahal kalau dibandingkan dengan
Pertjetakan2 diluar Daerah Atjeh sendiri (hal ini bukanlah
kesalahan pihak Pertjetakan — pen). Tingginja
ongkos2 tjetak dimaksud, bergantung pula kepada banjaknja
oplag surat kabar jang ditjetak. Umumnja ongkos tjetak
surat2 kabar di Atjeh sekarang, Ik. Rp. 0,45. tiap lembar.
Bagaimanakah kalau adanja sebuah pertjetakan lain
jang bisa mentjetak surat kabar djuga sebagai saingannja ?
Tentu sadja akan berubah keadaannja. Untuk perubahan2
kedjurusan ini kita meminta perhatian dari kalangan masjarakat,
terutama pihak saudagar2 dari daerah Atjeh sendiri,
bila mereka ingin daerahnja lebih madju. Semua jang
telah dibajangkan itu adalah suatu kesulitan jang dihadapi
oleh penerbit2 Surat kabar dari usaha Partikelir.
Bukan tidak mungkin, bahwa ada surat kabar jang
terpaksa berhenti terbitnja, karena banjaknja tunggakan2
ongkos tjetak, sungguhpun harga etjeran dari surat2 kabar
di Atjeh didjual Rp. 1.— (satu rupiah). Kalau hal ini dibandingkan
dengan surat2 kabar diluar daerah Atjeh, djauh
lebih murah dan diseluruh Indonesia harga surat kabar jang
lebih mahal ialah surat kabar di Atjeh.
Satu2nja djalan untuk mengatasi keadaan demikian, ialah
adanja Perusahaan/Pertjetakan sendiri.
387