1 - Aceh Books website

antunja, tidak bisa setjara bebas. Terutama dalam zaman
pendjadjahan, hal ini sangat dirasakan oleh wartawan2
bangsa kita. Sungguhpun demikian, kadang2 adakalanja bagi
wartawan jang aktip dan tjamping serta mampu, dengan
mempergunakan surat kabar jang haluannja diawasi oleh
Pemerintah pendjadjah ketika itu, sempat djuga mengandjurkan
rakjat setjara tidak langsung untuk menumbangkan
Pendjadjahan jang sangat dikutuk itu.
Setelah Djepang menjerah kalah pada tanggal 15 Agustus
1945, berarti tamat pulalah kekangan2 Pers di Indonesia
dan semua wartawan bergerak dengan bebas sesuai dengan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
2. MEMBANGUN.
Berbeda dengan zaman pendjadjahan gerakan Pers di
Atjeh chususnja dan Indonesia umumnja mendapat tekanan2
dari pendjadjah itu sendiri, tetapi ketika gema 17
Agustus 1945 jang merupakan suatu letusan bom jang memetjahkan
rantai2 belenggu dan kekangan Pers, di Atjeh
berdjalan dengan pesatnja.
Djangan lupa bahwa dalam masa pendjadjahan Pers
di Atjeh telah menempuh masa memupuk dan membimbing
kesadaran rakjat, serta mendidik masjarakat untuk turut
berpikir setjara kritis dan bebas. Berkat usaha wartawan2
kita itu jang berdjasa, dalam zaman Republik Merdeka,
Pers di Atjeh segera bergerak dengan bebas kedjurusan pembangunan
dan pembinaan, discgala lapangan.
Pers ketika itu mempunjai bahagian jang utama dan
penting dalam pendidikan masjarakat kebangsaan. Dan dengan
semangat jang merdeka serta bebas, di Kutaradja sebagai
Ibukota Propinsi Atjeh, diterbitkan sebuah surat kabar
jang diberi nama dengan „SEMANGAT MERDEKA"
381