24.08.2015 Views

Studi di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas - Jurnal Dinamika ...

Studi di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas - Jurnal Dinamika ...

Studi di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas - Jurnal Dinamika ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perspektif Yuri<strong>di</strong>s Tanggung Jawab Dokter Terhadap Rahasia Me<strong>di</strong>s Pasien HIV/AIDS …415kekebalan tubuh manusia. HIV <strong>di</strong>temukan padacairan-cairan tubuh terutama semen, cairanvagina dan darah. HIV hanya dapat berkembangbiak pada sel hidup. Penularan penyakit HIVmelalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandungsel terinfeksi atau partikel virus. HIV<strong>di</strong>tularkan melalui 10 hubungan seksual denganpenderita, <strong>di</strong>mana selaput len<strong>di</strong>r mulut vaginaatau rektrum berhubungan langsung dengancairan tubuh yang terkontaminasi; suntikanatau infus darah yang terkontaminasi, sepertiyang terja<strong>di</strong> pada transfusi darah, pemakaianjarum bersama-sama atau tidak sengajatergores oleh jarum yang terkontaminasi virusHIV; pemindahan virus dari ibu yang terinfeksikepada anaknya sebelum atau selama proseskelahiran atau melalui ASI.Cara-cara pencegahan penyebaran HIV/AIDS antara lain: 11 untuk orang sehat adalahabstinens (tidak melakukan hubungan seksual)dan seks aman (terlindung); untuk penderitaHIV positif antara lain abstinens, seks aman,tidak mendonorkan darah atau organ, mencegahkehamilan, dan memberitahu mitra seksualnyasebelum dan sesudah <strong>di</strong>ketahui terinfeksi;untuk penyalahguna obat-obatan adalahmenghentikan penggunaan suntikan bekas ataubersama-sama dan mengikuti program rehabilitasi;untuk professional kesehatan adalah menggunakansarung tangan lateks pada setiapkontak dengan cairan tubuh dan menggunakanjarum sekali pakai.Berdasarkan penelitian mengenai perspektifyuri<strong>di</strong>s tanggung jawab dokter dalammembuka rahasia me<strong>di</strong>s pasien HIV/AIDS <strong>di</strong>RSUD <strong>Banyumas</strong> <strong>di</strong>peroleh suatu gambaran dariresponden yang berjumlah 30 orang menunjukkanjawaban sangat setuju sebanyak 24 orang(80%), menunjukkan jawaban setuju sebanyak6 orang (20%), sedangkan jawaban kurang setuju,tidak setuju dan sangat tidak setuju tidakada. Dari hasil wawancara <strong>di</strong>peroleh gambaran1011Sarjaini Jamal, “Pengetahuan Masyarakat Tentang HIV/AIDS”, <strong>Jurnal</strong> Kedokteran YARSI, 13 (2) 2005, hlm. 218 –226 .Ratna Mah<strong>di</strong>ana, Ibid, hlm. 207-208. Lihat pulaDir.Jen. P2MPLP, 1997, AIDS Petunjuk Untuk PetugasKesehatan, Dep.Kes.R.I. Jakarta, hlm. 120. SeokidjoNotoatmodjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, RinekaCipta, Jakarta, hlm. 130-131.bahwa perspektif yuri<strong>di</strong>s tanggung jawab dokterdalam membuka rahasia me<strong>di</strong>s pasien HIV/AIDS <strong>di</strong> RSUD <strong>Banyumas</strong> menunjukkan sesuaidengan undang-undang yang berlaku. Dengandemikian dapat <strong>di</strong>katakan bahwa secara umumgambaran tentang perspektif yuri<strong>di</strong>s dokterdalam membuka rahasia me<strong>di</strong>s pasien HIV/AIDSadalah sangat setuju dan sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku. Berartidokter sebagai pemegang peran memiliki perspektifyuri<strong>di</strong>s dalam membuka rahasia me<strong>di</strong>spasien HIV/AIDS memahami hak pasien yangsekaligus merupakan kewajiban dokter.Cara pandang atau pola pikir dokter tentangpasien HIV/AIDS memiliki hak atas rahasiame<strong>di</strong>s. Dari hasil wawancara <strong>di</strong>peroleh informasi:“... kami terbiasa mendapatkan sosialisasiperaturan yang berkaitan dengantugas kami, sehigga kami memberikan pelayanansecara profesional sesuai regulasiyang berlaku dan tidak akan membedakanpasien HIV/AIDS atau bukan, hasiltest HIV/AIDS selalu kami jaga dan tidak<strong>di</strong>bocorkan kecuali kepada pasien yangbersangkutan, apabila kami membuka harusizin pasien, kami tidak berani membukarahasia me<strong>di</strong>s tanpa seizin pasien.Kami harus menjaga privacy dan kerahasiaanpenyakit yang <strong>di</strong>derita pasientermasuk data me<strong>di</strong>snya.”Dokter sebagai pemegang peran dalampelayanan kesehatan wajib merahasiakan segalasesuatu yang <strong>di</strong>lihat, <strong>di</strong>dengar, <strong>di</strong>mengertiatau <strong>di</strong>jabarkannya mengenai pasiennya (Pasal51 huruf e). Hak atas rahasia pada hakekatnyamilik pasien. Dokter harus menghormati privacypasien. Isi rekam me<strong>di</strong>s hakekat <strong>di</strong> dalamnyaterdapat rahasia me<strong>di</strong>s adalah hak pasien(Pasal 52 huruf e UU No. 29 Tahun 2004). Doktertidak memiliki hak atas rahasia me<strong>di</strong>s melainkanmem-punyai kewajiban, yakni untukber<strong>di</strong>am <strong>di</strong>ri bila ia <strong>di</strong>panggil selaku saksi <strong>di</strong>penga<strong>di</strong>lan. Di depan hakim ia mempunyai hakuntuk ber<strong>di</strong>am <strong>di</strong>ri mengenai apa yang ia harusrahasiakan. Hal ini yang <strong>di</strong>sebut hak mengundurkan<strong>di</strong>ri.Menurut Talcot Parsons sebagai-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!