24.08.2015 Views

Studi di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas - Jurnal Dinamika ...

Studi di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas - Jurnal Dinamika ...

Studi di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas - Jurnal Dinamika ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perspektif Yuri<strong>di</strong>s Tanggung Jawab Dokter Terhadap Rahasia Me<strong>di</strong>s Pasien HIV/AIDS …417dokter dapat mengundurkan <strong>di</strong>ri apabila menja<strong>di</strong>saksi sehingga dokter tidak membuka rahasiame<strong>di</strong>s yang harus ia jaga sementara sangdokter tidak bersalah sesuai hukum yang adasebagaimana <strong>di</strong>atur dalam Pasal 170 KUHAP.Hak ingkar yang <strong>di</strong>miliki dokter pada hakekatnyamerupakan penegasan kewajiban menyimpanrahasia me<strong>di</strong>s yang harus <strong>di</strong>jaga. Pengaturankewajiban menyimpan rahasia bertujuan bukanhanya melindungi kerahasiaan orang seorangsecara priba<strong>di</strong> akan tetapi juga menjagakepentingan umum dan berlangsungnya profesikepercayaan tersebut. Sekalipun pasien dalammemberikan persetujuannya tanpa banyak pertimbanganbukan berarti bahwa yang wajib menyimpanrahasia seenaknya saja dapat meneruskannyakepada pihak lain. Di sini betul-betulyang punya kerahasiaan itu dan oleh karena itudapat juga melepaskan haknya, akan tetapi pasiensama sekali tidak mempunyai kewenanganperihal kewajiban menyimpan rahasia. Sebaliknyakewenangan ini justru ada pada dokter selakupenyandang profesi. Hanya dokter yangdapat menentukan sejauh mana persetujuanpasien dapat <strong>di</strong>manfaatkan.Berkaitan dengan rekam me<strong>di</strong>s pasienHIV/AIDS, <strong>di</strong>peroleh informasi dari informansebagai berikut:“... kami selalu mencatat hal-hal yangberkaitan dengan pasien HIV/AIDS, baikhal ikhwal gejala-gejala sakit dan penyakitnyayang <strong>di</strong>rasakannya serta tindakanyang perlu kami ambil. Kami membuatrekam me<strong>di</strong>s secara lengkap dan jelasserta berkesinambungan. Rekam me<strong>di</strong>sharus kami isi catatan dan dokumen mengenaiidentitas pasien, pemeriksaan,pengobatan, tindakan dan pelayanan lainyang telah <strong>di</strong>berikan kepada pasien. Rekamme<strong>di</strong>s milik sarana pelayanan kesehatansedangkan isinya milik pasien.”Pemikiran dokter tentang hak pasien HIV/AIDS atas informasi adalah hak untuk mendapatinformasi mengenai penyakitnya dan tentangaturan-aturan yang berlaku <strong>di</strong> rumah sakittempat ia berobat, dan nama dan keahlian dokterlain yang dapat mengobatinya. Seorang pasienjuga mempunyai hak atas jawaban terhadappertanyaan yang ia ajukan kepada dokter.Hanya informasi tertentu yang dapat <strong>di</strong>rahasiakandokter hal itu demi kepentingan pasien.Dapat juga terja<strong>di</strong> dokter tidak memberikanketerangan atau merahasiakan tentang penyakitpasien karena ia tidak pasti <strong>di</strong>agnosisnya. Disamping pasien mempunyai hak atas informasibaik yang <strong>di</strong>minta maupun yang tidak, jugamempunyai hak untuk mendapat keteranganyang benar. Dengan demikian dokter sebagaipemegang peran dalam pelayanan kesehatantidak saja harus memberikan informasi ataspertanyaan pasien, ia juga harus memberikanketerangan yang benar. Apabila dokter tidakmemberikan keterangan yang benar maka iawajib memper-tanggungjawab kannya. Dalamhubungan ini yang menja<strong>di</strong> pertimbangan bahwaseorang dokter tidak wajib memberikan informasiyang benar ataupun sama sekali tidakmemberikan atau merahasiakan informasi, jikahal itu <strong>di</strong>dasarkan atas suatu terapi atau jikahal itu akan merugikan pasien.Berkaitan dengan pemikiran dokter tentangpasien HIV/ AIDS mempunyai kebebasandan otonomi untuk menentukan kehendaknyasebagai dasar hak pasien dalam pelayanan kesehatan,dari hasil wawancara <strong>di</strong>perolehinformasi sebagai berikut:“... kami membebaskan pasien HIV/AIDSuntuk berhubungan dengan keluarga maupun untuk beribadah. Kami membebaskanpasien untuk minta pendapat dokterlain <strong>di</strong> rumah sakit ini. Kami memahamibahwa pasien HIV/AIDS mempunyai hakuntuk menolak pengobatan sehingga kamisebelum mengobati minta persetujuanpasien terlebih dahulu. Sebelum test <strong>di</strong>lakukankami terlebih dahulu minta persetujuanpasien. Hasil test selalu kami jagadan tidak <strong>di</strong>bocorkan kecuali kepada pasienyang bersangkutan, apabila kamimembuka harus izin pasien. Kami tidakberani membuka rahasia me<strong>di</strong>s tanpaseizin pasien.”Dokter sebagai pemegang peran dalampelayanan kesehatan wajib menghormati kebebasanpasien HIV/AIDS untuk menentukan kehendak.Persetujuan yang <strong>di</strong>berikan oleh pasienmerupakan titik tolak untuk membicarakan keterangan-keteranganyang merupakan rahasiame<strong>di</strong>s dengan pihak lain semata-mata <strong>di</strong>laku-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!