GURITA CIKEAS
Membongkar Gurita Cikeas - Biar sejarah yang bicara - WordPress ...
Membongkar Gurita Cikeas - Biar sejarah yang bicara - WordPress ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
majalah Globe Asia Agust 2009, Gajah Tunggal Group kepunyaan<br />
Syamsul Nursalim berada di peringkat 21 dengan pendapatan<br />
US$ 1,28 milyar.<br />
Benar apa yang dipaparkan Warta Ekonomi (edisi 13-19 April<br />
2009 halaman 44) bahwa Syamsul Nursalim mengendalikan<br />
bisnisnya dari negeri singa. Sejak terbelit kasus BLBI, Syamsul<br />
memutar roda kerajaannya di Singapura. PT Gajah Tunggal Tbk<br />
berencana membangun pabrik ban dengan total investasi sekitar<br />
US$ 170 juta yang ditanamkan secara bertahap hingga 2011.<br />
Rinciannya, pabrik ban radial sebesar US$ 100 juta dan pabrik<br />
ban sepeda motor US$ 70 juta. Pembangunan pabrik anyar itu<br />
dilakukan secara bertahap dan telah dimulai pada 2005.<br />
Kerajaan bisnis Gajah Tunggal berdiri sejak tahun 1951.<br />
Sesuai dengan data dari Warta Ekonomi (edisi 18 Mei-31 Mei<br />
2009 hal 44), Gajah Tunggal Group masuk urutan 68 dan masuk<br />
dalam daar 100 surviving companies di Indonesia. Awalnya,<br />
Gajah Tunggal Group merupakan pabrik pembuat ban sepeda<br />
berskala kecil. Hingga pada akhirnya pada tahun 1970 ketika<br />
booming ekonomi Jepang, ia menandatangani kerja sama dengan<br />
Inoue Rubber Company (IRC) dari Jepang untuk memproduksi<br />
ban sepeda motor. Pada tahun 1981, Gajah Tunggal mulai<br />
memproduksi ban untuk mobil penumpang dan komersial.<br />
Dalam kurun waktu 58 tahun kiprahnya, Gajah Tunggal<br />
menjelma menjadi produsen atau pabrik ban terbesar se-Asia<br />
Tenggara dan termasuk 20 perusahaan penghasil ban terbesar<br />
di dunia. (Warta Ekonomi, 18-31 Mei 2009: 61).<br />
Saham Gajah Tunggal Group dipegang oleh Lightspeed<br />
Resources Ltd, Compagnie Financiere Michelin, Denham Pte.<br />
<br />
149