28.05.2013 Views

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Democracy Project<br />

Istilah “ra’jat” tampaknya pertama kali dipakai oleh koran<br />

komunis Soeara Ra’jat yang terbit pada 1918, yang diikuti oleh<br />

koran Ra’jat Bergerak milik SI Merah pada 1923. Selanjutnya,<br />

pada 1930-an, terbit koran Sora Ra’jat Merdika milik PSI (terbit<br />

di Garut pada 1931), koran Fikiran Ra’jat milik Partindo (terbit<br />

di Bandung tahun 1931), dan koran Daulat Ra’jat dan Kedaulatan<br />

Ra’jat milik PNI Baroe (terbit di Jakarta masing-masing pada<br />

1931 dan 1932) dan beberapa yang lainnya.<br />

Yang terakhir, pemakaian istilah “Indonesia” sebagai nama<br />

penerbitan tampaknya dipelopori oleh PI ketika majalahnya<br />

ber ubah nama dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka<br />

pada 1924. Karena terbit di negeri Belanda di bawah perlindungan<br />

penuh hukum Belanda, majalah ini bisa memiliki kebebasan<br />

yang jauh lebih luas untuk mengungkapkan pendapatnya<br />

ketimbang yang dialami oleh terbitan-terbitan di Indonesia.<br />

Karena itu, majalah tersebut memainkan peran yang sangat<br />

penting dalam penyebar luas an ide tentang blok nasional. Kata<br />

“Indonesia” kemudian di pakai oleh koran ISC, Soeloeh (Ra’jat)<br />

Indonesia (berdiri tahun 1924), majalah milik ASC, Indonesia<br />

Moeda (berdiri tahun 1926), majalah milik Jong Indonesie,<br />

yaitu Jong Indonesia/Pemoeda In donesia (berdiri tahun 1927),<br />

majalah Matahari Indonesia Medan (dipimpin oleh mantan<br />

anggota PI, Iwa Kusuma Sumantri, berdiri tahun 1929), koran<br />

PSI Oetoesan Indonesia (menggantikan pen dahu lunya, Oetoesan<br />

Hindia, pada tahun 1932), dan beberapa lainnya.<br />

Munculnya kata-kata “kode” tersebut menandai adanya per -<br />

ubahan dalam wacana intelektual serta adanya transformasi ge -<br />

rakan nasionalis dari statis atau lokal menjadi dinamis (bergerak),<br />

sehingga merangsang inteligensia untuk bergerak dari kerangka<br />

berpikir tertindas ke kerangka berpikir merdeka. Dengan begitu,<br />

inteligensia akan menjadikan gerakan-gerakan nasionalis bergeser<br />

298 | Inteligensia Muslim dan Kuasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!