28.05.2013 Views

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Democracy Project<br />

ijin penerbitan yang diberikan oleh Departemen Penerangan, dan ijin cetak dari pihak<br />

Kompkamtib/Laksus. Doktrin resmi pemerintah menyatakan bahwa pers Indonesia itu<br />

‘bebas dan bertanggung jawab’. Di bawah konsep ‘bertangung jawab’ yang elastis,<br />

negara memiliki dasar landasan untuk mengontrol isi dan bahasa media. Para jurnalis<br />

dan kritikus pun bekerja di bawah bayang-bayang ancaman sensor, pemberangusan dan<br />

penangkapan (Sen dan Hill, 2000). Setelah Peristiwa Malari pada bulan Januari 1974,<br />

12 penerbitan diberangus termasuk koran Indonesia Raya-nya Muchtar Lubis. Selanjutnya,<br />

setelah terjadinya protes-protes mahasiswa anti-pemerintahan pada bulan Januari 1978,<br />

tujuh harian Jakarta plus tujuh penerbitan mahasiswa dilarang terbit. Hal ini diikuti<br />

dengan dilarang terbitnya penerbitan-penerbitan lain dalam dekade-dekade berikutnya.<br />

48 Presiden Suharto menyatakan dalam Pidato Hari Kemerdekaan tahun 1973: ‘Penggunaan<br />

bahasa secara baik dan benar mencerminkan cara berpikir, sikap, dan perilaku yang<br />

baik dan benar. Dan penggunaan bahasa secara baik dan benar ini merupakan kunci<br />

utama bagi keberhasilan pembentukan dan pembangunan bangsa’ (Dikutip dalam<br />

Hooker, 1995: 272). Dalam kenyataan, yang didefinisikan sebagai bahasa yang baik<br />

dan benar ialah bahasa yang sepenuhnya tunduk pada politik pemaknaan oleh Negara.<br />

Bahkan, meskipun orang-orang menggunakan bahasa ‘yang benar’, jika bahasa itu<br />

digunakan untuk mengkritik pemerintah, maka bahasa itu akan dianggap sebagai bahasa<br />

‘yang tak benar’.<br />

49 Untuk mendapatkan pembahasan yang lebih rinci mengenai bahasa dan kekuasaan<br />

selama periode Orde Baru, lihat Y. Latif dan I.S. Ibrahim (1996).<br />

50 Untuk mendapatkan sebuah diskusi lebih jauh mengenai usaha-usaha Orde Baru untuk<br />

menjauhkan agama dari proses penyusunan hukum di Indonesia, lihat M. Cammarck<br />

(1997).<br />

51 Sejak 16 Desember 1965, terbentuk Badan Koordinasi Amal Muslim, yang menyatukan<br />

16 organisasi Islam yang bekerja demi direhabilitasinya Masjumi. Dalam tasyakuran<br />

atas pembebasan para politisi Muslim dari dipenjara, yang diadakan di masjid Al-Azhar<br />

yang terkenal (di Jakarta) pada 14 Agustus 1966, mantan pemimpin puncak Masjumi<br />

dengan disaksikan oleh sekitar 50.000 saksi mata menyerukan kepada rezim yang baru<br />

untuk merehabilitasi Islam setelah ditindas di masa lalu (Boland 1971: 148).<br />

52 Organisasi-organisasi Muslim itu adalah Muhammadiyah, Al-Djamiatul Wasliyah,<br />

Gasbindo, Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Anwar, SNII, KBIM, Persatuan Umat Islam<br />

(PUI), Porbisi, HSBI, PITI, Al-Irsyad dan Wanita Islam (DPP Golkar, 1994: 102).<br />

Keputusan dari organisasi-organisasi Muslim itu untuk menarik diri dari Golkar<br />

digambarkan oleh almarhum Lukman Harun (seorang pemimpin Muhammadiyah)<br />

sebagai ‘kekeliruan terbesar yang pernah dibuat oleh kaum Muslim dalam era Orde<br />

Baru’. Wawancara dengan almarhum Lukman Harun (10/09/1998).<br />

53 Pada bulan Oktober 1969, lembaga wakil agama (KINO-Keagamaan) lenyap dari<br />

Sekber-Golkar. Setelah pemilu 1971, inteligensia Katolik dan Kristen (seperti Jusuf<br />

Wanandi, Cosmas Batubara dan David Napitupulu), inteligensia sosialis (seperti Rahman<br />

Tolleng dan Midian Sirait), dan inteligensia abangan (seperti Sukijat dan Pitut Suharto)<br />

memegang posisi-posisi strategis dalam dewan pengurus pusat yang dipimpin militer di<br />

tubuh Golkar periode 1973/1978. Baru pada periode 1983/1988, beberapa inteligensia<br />

Muslim (terutama yang berlatar belakang HMI), seperti K.H. Tarmudji, Akbar Tandjung,<br />

Ibrahim Hasan, Anang Adenansi, dan Qudratullah, masuk sebagai bagian dari 42<br />

pengurus pusat Golkar (DPP-Golkar 1994: 102, 165-168).<br />

630 | Inteligensia Muslim dan Kuasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!