28.05.2013 Views

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

Inteligensia%20Muslim%20dan%20Kuasa

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Democracy Project<br />

bawah rejim represif-developmentalis Orde Baru, para intelektual<br />

dari generasi keempat terbelah menjadi dua faksi utama: yaitu<br />

para penganjur gerakan dakwah Islam dan para penganjur<br />

gerakan liberal Islam yang sering disebut ‘gerakan pembaruan’.<br />

Para aktivis Islam dari universitas-universitas sekuler merupakan<br />

penyokong utama dari faksi pertama, sedangkan para aktivis<br />

Islam dari IAIN dan lembaga-lembaga pendidikan NU merupakan<br />

penyokong utama dari faksi kedua. Perpecahan ini berpengaruh<br />

terhadap bangunan ideologis dari tradisi intelektual Muslim<br />

generasi berikutnya.<br />

Lembaga Mujahid Dakwah (LMD), lingkaran-lingkaran<br />

keagamaan di kampus-kampus universitas dan masjid-masjid<br />

‘independen’, serta program-program mentoring Islam merupakan<br />

saluran-saluran utama bagi proses transmisi ideologi dakwah<br />

Islam dari generasi keempat ke generasi kelima inteligensiaMuslim.<br />

Di sisi lain, HMI, PMII, NGO-NGO, dan lingkaran-lingkaran<br />

mahasiswa dan intelektual di IAIN dan NU menjadi katalis<br />

utama bagi proses transmisi ide-ide pembaharuan. Tokoh-tokoh<br />

terkemuka dalam gerakan dakwah dari generasi kelima inteligensia<br />

Muslim ialah Hatta Radjasa, Nur Mahmudi Ismail, Mutammimul<br />

Ula dan Hidayat Nur Wahid. Sementara tokoh-tokoh terkemuka<br />

dari gerakan pembaharuan dari generasi ini ialah Azyumardi<br />

Azra, Fachry Ali, Masdar Farid Masudi, Komaruddin Hidayat,<br />

Marwah Daud Ibrahim dan Khofifah Indar Parawansa (dua<br />

terakhir adalah perempuan).<br />

Dalam perkembangan selanjutnya, HMI terpecah menjadi<br />

dua faksi setelah para penentang asas tunggal membentuk HMI<br />

bawah tanah yang bernama HMI-Majelis Pertimbangan Organisasi<br />

(MPO). Dalam pada itu, karena PII juga menentang asas tunggal,<br />

hingga akhir Orde Baru ia pun menjadi gerakan bawah tanah.<br />

Sedangkan PMII dan IMM sendiri, karena biasnya terhadap NU<br />

Kesimpulan | 737

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!