Menjelajah Semesta Iman
Menjelajah Semesta Iman
Menjelajah Semesta Iman
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Bagian Ke-2<br />
Goncangan dan Pengaduan<br />
Sang bapak meninggalkan putranya dalam keadaan goncang dan<br />
beranjak ke kamar tidur dimana sang ibu sedang menanti dalam<br />
keadaan risau ihwal hasil pertemuan tersebut. Ia bertanya kepada<br />
istrinya dengan senyum tersimpul di wajahnya.<br />
Nampaknya kau telah mendengarkan pembicaraan kami, iyakan?<br />
Si ibu menjawab: “Iya, namun dapatkah ia menghandel kegoncangan<br />
ini?”<br />
“Aku pikir demikian,” jawabnya, “sebagaimana apa yang telah dilakukan<br />
oleh saudaranya sebelumnya,” ia melanjutkan.<br />
Si ibu mendesah sembari berdoa: “Tuhanku, bimbinglah, tuntunlah ia<br />
untuk mentaatiMu dan jadikan ia berkhidmat kepadaMu.” Lalu ia<br />
berkata kepada suaminya, “Aku ingat saudaranya ketika ia mencapai<br />
usia baligh. Aku sangat risau hari itu ketika engkau berkata bahwa<br />
engkau sedang bermain api yang boleh jadi berujung pada tersesatnya<br />
anakmu. Namun engkau memberikan jaminan kepadaku dan<br />
menjelaskan keharusan proses tersebut. Dan kini kita dapat melihat<br />
output dan hasilnya. Ia adalah salah seorang figur terkemuka di Eropa<br />
yang mengajak dan membimbing manusia kepada Tuhan. Kejahilan<br />
tidak pernah mendekati atau menodai putra kita dan tidak dapat<br />
menyesatkannya dari jalan yang benar.<br />
Si bapak tercenung sejenak dan kemudian berkata:<br />
Jika kita tinggalkan ia dengan gaya tradisional beribadah, salat yang tak<br />
berkualitas dan ideologi warisan dari rumah dan komunitas, ia boleh jadi<br />
tersesat ketika menghadapi beragam ideologi, trend sosial atau tradisi<br />
ketika ia tinggal jauh dari kita.<br />
“Anakku sayang! Bagaimana engkau akan melalui malammu?” keluh