02.07.2013 Views

marthasari

marthasari

marthasari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pada awal pembelajaran 11 ini, kalian dituntut<br />

untuk mampu menyampaikan fakta yang berkenaan<br />

dengan keadaan atau peristiwa yang dilaporkan. Pada<br />

bagian ini akan disajikan sebuah aritikel dan kalian<br />

diminta menyimak artikel tersebut.<br />

11.1.1 Menyimak Artikel<br />

Menyimak pembicaraan dari narasumber, radio,<br />

rekaman, dan televisi memerlukan konsentrasi yang<br />

baik. Ketekunan dalam mendengarkan, kejelian, dan<br />

ketajaman berpikir untuk menangkap bagian pokok<br />

pembicaraan amat diperlukan. Dengan demikian, kita<br />

mengerti betul arah pembicaraan tersebut.<br />

Bila kita memperhatikan beberapa hal di atas,<br />

kita bisa menyerap secara maksimal pembicaraan<br />

narasumber. Selanjutnya, informasi kita bahas dan<br />

susun menjadi laporan yang baik.<br />

Simaklah artikel berikut yang akan dibacakan<br />

oleh guru atau salah seorang teman kalian.<br />

Perabot Antirayap dari Batang Kelapa<br />

Rasanya memang layak bila pohon kelapa dijuluki<br />

pohon kehidupan (tree of life). Buahnya enak<br />

dilahap ketika muda, dan dijadikan santan waktu<br />

sudah tua. Air buah kelapa segar dihirup sebagai<br />

penyegar dahaga. Batok kelapanya bisa dipakai<br />

sebagai gayung, mangkuk minum jamu, bahkan<br />

sebagai bahan bakar. Daunnya untuk atap. Tulang<br />

pada daun bisa dijadikan sapu lidi. Di pedesaan,<br />

pelepah daun dipakai untuk bahan bakar.<br />

Lalu apa yang tersisa? Yang tersisa hanya batang<br />

utama yang tingginya sampai sekitar 20 -<br />

25 meter.<br />

Biasanya di desa-desa, batang pohon kelapa<br />

yang sudah tidak produktif ditebang dan digeletakkan<br />

begitu saja di atas kali kecil. Sekurangkurangnya,<br />

ia bisa berfungsi sebagai jembatan.<br />

“Jembatan kecil seperti ini ternyata tangguh,<br />

tahan lama,” kata Hastjarjo Sumarjan (58), yang<br />

memimpin Selotani. Selotani adalah sebuah usaha<br />

kecil yang antara lain memproduksi mebel,<br />

perabot, serta rumah utuh dari batang kelapa.<br />

Pengetahuan Hastjarjo bukan hanya dari pengalamannya<br />

melihat “jembatan kelapa” di desadesa.<br />

Pengetahuan itu merupakan akumulasi<br />

dari ilmu yang didalaminya di Fakultas Pertanian<br />

Universitas Indonesia (sekarang Institut Pertanian<br />

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Untuk SMK Kelas XI<br />

114<br />

Bogor) tahun 1960, pengalaman menjadi Direktur<br />

Pusat Penelitian Kelapa di Sumatra Utara (1982<br />

- 1989), termasuk menimba ilmu di Filipina (1982)<br />

ketika Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)<br />

membuka program pelatihan penggunaan kayu<br />

kelapa.<br />

Dari program pelatihan yang diikutinya di<br />

Filipina, Hastjarjo semakin yakin bahwa batang<br />

kelapa tua, yang sudah berumur lebih dari 50 tahun,<br />

punya manfaat besar. Bagian luar batang<br />

mempunyai banyak kapiler pembawa makanan<br />

yang merambat dari bawah ke atas. Jika dipotong<br />

melintang, penampangnya akan menunjukkan<br />

bintik-bintik yang banyak di bagian pinggir. Jika<br />

dibelah membujur, akan tampak sebagai serat.<br />

Bagian luar batang ini kedalamannya kira-kira 7<br />

cm dari kulitnya yang paling keras.<br />

“Rayap, bubuk, dan bakteri tidak mau makan<br />

batang kelapa sekeras ini,” kata Hastjarjo. Karena<br />

itu, katanya, dalam soal tahan rayap, kayu<br />

pohon kelapa bisa mengalahkan kayu-kayu<br />

keras seperti jati dan meranti.<br />

Pusat penelitian di Filipina membuktikan dengan<br />

menunjukkan rumah pohon kelapa yang<br />

dibuat di lokasi itu dan telah berumur 10 tahun,<br />

Hastjarjo melihatnya tahun 1982. Ia tidak mau<br />

percaya begitu saja. Sekembalinya ke Medan,<br />

tahun 1986 Hastjarjo membangun tiga buah<br />

guest house milik Pusat Penelitian Kelapa. Semuanya<br />

dibuat dari batang pohon kelapa, mulai<br />

dari tiang, rangka atap, lantai, kusen, dinding,<br />

mebel, dan berbagai perabot rumah.<br />

Hasilnya, meski Pusat Penelitian Kelapa itu<br />

sendiri sudah bubar (karena dijadikan satu<br />

dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit), guest<br />

house masih berdiri tegak hingga saat ini.<br />

Artinya, umurnya telah mencapai 13 tahun.<br />

“Walau agak kurang terawat, tapi tidak ada<br />

tanda-tanda terkena rayap sedikit pun,” ujar<br />

suami dari Kiki Myrcia (52) ini. Inilah yang kemudian<br />

mengilhaminya untuk mengembangkan<br />

usaha di bidang pemanfaatan batang kelapa<br />

sejak tahun lalu.<br />

Putera sulung dari enam anak Selo Sumardjan,<br />

sosiolog terkemuka dari Universitas Indonesia,<br />

ini beruntung punya adik-adik dan ipar-ipar yang<br />

beragam ilmunya. Ada yang arsitek, ada yang<br />

ahli manajemen, “Dan saya sendiri bermodal

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!