Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
HUKUM<br />
Jilbab Riwayatmu<br />
di Tangan Polri<br />
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan<br />
mengatakan penundaan izin pengenaan jilbab Polwan<br />
oleh Wakapolri Komjen Polisi Oegroseno adalah<br />
sesuatu yang mengada-ada.<br />
Foto: ISTIMEWA<br />
izin pengenaan jilbab Polwan itu<br />
sesuatu yang mengada-ada,” ujar Amidhan di<br />
“Penundaan<br />
Jakarta, Kamis.<br />
Penundaan tersebut dikhawatirkan akan<br />
menimbulkan reaksi terhadap keputusan tersebut.<br />
“Saya sudah sering mengatakan, hukum<br />
mengenakan jilbab dalam Islam itu wajib,” jelas dia.<br />
Penundaan itu juga, sambung dia, tidak beralasan.<br />
Jika alasannya warna-warni, maka bisa diseragamkan.<br />
Jika masalah anggaran, para Polwan yang ingin<br />
berjilbab rela merogoh kocek sendiri tanpa membebani<br />
pemerintah.<br />
“Begitu juga kalau alasannya persetujuan DPR,<br />
silahkan bawa ke DPR,” kata dia.<br />
Dalam konstitusi juga terutama pada pasal 29<br />
UUD 1945, disebutkan bahwa negara menjamin setiap<br />
warga negara untuk memeluk agamanya dan beribadat<br />
menurut agama dan kepercayaannya.<br />
“Kalau mau menunda, harus ada kepastian kapan<br />
diperbolehkan mengenakan jilbab. Jangan sampai tidak<br />
ada ketentuan seperti saat ini,” tegas dia.<br />
Amidhan hanya mengkhawatirkan ada pihakpihak<br />
yang ikut campur dalam urusan pengenaan jilbab<br />
Polwan tersebut.<br />
Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Polisi<br />
Oegroseno mengatakan penundaan jilbab bagi polisi<br />
wanita masih akan menunggu peraturan kapolri (perkap)<br />
soal seragam.<br />
Padahal sebelumnya, Kepala Kepolisian Negara<br />
Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Sutarman<br />
mempersilakan anggota polisi wanita mengenakan jilbab<br />
saat bertugas.<br />
May<br />
ASAtunews | edisi 08/th. I/Desember 2013<br />
17