You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
DUNIA<br />
Berbagai cara dilakukan untuk mengenang Mandela,<br />
bahkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat<br />
(NASA) bergabung dengan jutaan warga dunia mengenang<br />
Nelson Mandela dengan menyuguhkan foto tanah<br />
kelahirannya yang diambil dari antariksa.<br />
"Sebagai penghargaan bagi ikon anti-apartheid<br />
Nelson Mandela yang meninggal hari ini pada usia 95,<br />
inilah foto Cape Town, Afrika Selatan, dari antariksa,"<br />
demikian pernyataan NASA di akun Google+ yang<br />
dimilikinya.<br />
"Foto ini diambil pada 9 Mei 2013 oleh astronot asal<br />
Kanada, Chris Hadfield, ketika bertugas di International<br />
Space Station (ISS). Hadfiled men-tweet foto itu dan<br />
menulis 'Cape Town, South Africa and the South Atlantic<br />
calling to forever'," demikian pernyataan NASA.<br />
Citra Afrika Selatan dari antariksa tidak hanya<br />
menjadi kenang-kenangan akan Nelson Mandela, tetapi<br />
juga foto terakhir dalam Cosmic Log Space Advent<br />
Calendar, foto-foto Bumi yang dirilis NASA setiap harinya<br />
pada bulan Desember untuk menyambut Natal.<br />
Kala Zuma berpidato, warga singgah di depan<br />
rumah Mandela di Johannesburg. Kesedihan serta<br />
penghormatan mereka terangkum <strong>lewat</strong> tangisan,<br />
bunga, serta lilin bernyala. Stasiun televisi Afsel<br />
menggaungkan lagu “Amazing Grace,” seraya<br />
menampilkan potret-potret dari kehidupan serta<br />
perjuangan Mandela.<br />
“Tata Madiba adalah pahlawan kami. Ia adalah<br />
pemimpin dan guru kami,” kata Michelle Colet, 39 tahun,<br />
menyebutkan nama panggilan untuk Mandela. “Negara<br />
ini berduka.”<br />
Madiba divonis penjara seumur hidup pada 1964.<br />
Ia menghabiskan lebih dari 25 tahun di balik jeruji.<br />
Sebagian besar masa tahanan itu di<strong>lewat</strong>kan di penjara<br />
dengan keamanan maksimal di Robben Island, lepas<br />
pantai Cape Town.<br />
Mandela dibebaskan dari penjara lain pada 1990.<br />
Saat itu, situasi Afsel sudah berubah. Afsel menjadi<br />
negara yang terkucil dari pergaulan internasional.<br />
Mandela kemudian berupaya memimpin negaranya<br />
kembali ke rangkulan masyarakat dunia, yang mengecam<br />
pemerintahan rasialis di Afsel.<br />
Mandela bekerja sama dengan <strong>Presiden</strong> Afsel<br />
saat itu, F.W. de Klerk, yang pernah menemuinya secara<br />
rahasia saat dalam penjara. Melalui perundingan<br />
sengit, mereka membongkar mesin politik Afsel yang<br />
didominasi kulit putih. Negosiasi berbuah rancangan<br />
pemilihan umum pada 1994. Pada akhirnya, pemilihan<br />
umum ini memungkinkan Afsel memilih presiden kulit<br />
hitam pertama, yakni Mandela.<br />
Mandela mewarisi bangsa yang retak. Ia<br />
memimpin Afsel, yang sedang di ambang perang<br />
saudara, dengan membentuk pemerintahan persatuan<br />
nasional. Pemerintahan ini menghapus praktik apartheid,<br />
juga merancang salah satu undang-undang dasar yang<br />
termasuk paling liberal sedunia dalam urusan hak asasi<br />
manusia. Misalnya, pelarangan diskriminasi berdasarkan<br />
orientasi seksual. Afsel menjadi negara pertama yang<br />
mengesahkan pernikahan homoseksual.<br />
Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran yang<br />
diperjuangkan Mandela mempercepat berakhirnya<br />
konflik rasial. Amnesti diberikan sebagai imbalan atas<br />
kesaksian seseorang, menjadi model di area konflik lain<br />
sedunia. Timor Leste, Liberia, dan Peru termasuk yang<br />
mengikuti sistem ini.<br />
Mandela mundur dari kursi kepresidenan pada<br />
1999. Meski begitu, sosoknya tetap dianggap sebagai<br />
seorang ayah di Afsel, melintasi segala perubahan politik<br />
dan ekonomi di Negeri Pelangi.<br />
<strong>Presiden</strong> Amerika Serikat (AS) Barack Obama<br />
memang belum pernah bertemu dengan Nelson<br />
Mandela usai mencatatkan sejarah sebagai presiden<br />
kulit hitam pertama di AS. Meski demikian, pada Kamis<br />
Obama menyampaikan penghormatan atas tokoh ikonik<br />
itu, yang menginspirasinya dalam berpolitik. Obama<br />
mengatakan ia tidak dapat membayangkan dirinya<br />
Foto: ISTIMEWA<br />
ASAtunews | edisi 08/th. I/Desember 2013<br />
65