07.06.2014 Views

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

LAPORAN AKHIR - RarePlanet

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab VI Refleksi Kampanye Bangga di Pulau Kapota<br />

6.1 Bentuk Pendekayan Yang Efektif<br />

Menurut Kushardanto (2008) dalam memantau efektivitas kegiatan maka ada setidaknya 3<br />

elemen penting yang harus ditinjau yaitu Process Monitoring, Performance, dan Outcome Monitoring.<br />

Kampanye bangga di pulau Kapota ditinjau dari pendekatan yang efektif dapat<br />

dideskripsikan sebagai berikut :<br />

1. Kejuaraan Sepak Bola<br />

Sepak bola merupakan olah raga kegemaran masyarakat Kapota. Lahan<br />

perkampungan di Kapota merupakan delta bentukan pasir pantai yang telah menjadi<br />

daratan berpuluh-puluh tahun. Dengan struktur tanah terdiri dari gabungan endapan<br />

pasir dan tanah maka Kapota memiliki lapangan sepak bola yang ideal. Kondisi tersebut<br />

menyuburkan bibit pemain sepak bola terus tumbuh di Kapota generasi demi generasi.<br />

Sepuluh tahun yang lalu ketika pulau Wangi-Wangi masih merupakan sebuah kecamatan<br />

kesebelasan Kapota bersama kesebelasan Bajo selalu menjadi langganan final sepak bola<br />

yang biasa dilaksanakan menyambut HUT RI. Jika kesebelasan Kapota bertemu lawan<br />

tandingnya di lapangan kecamatan makan lebih separuh masyarakat akan berbondongbondong<br />

memenuhi jonson (sebutan untuk angkutan laut yang terdiri dari bodi batang<br />

beratap kayu dengan mesin TS sebagai pendorong), mendayung koli-koli (sampan) menuju<br />

lapangan pertandingan. Bagi masyarakat Kapota pertandingan sepak bola yang dilakoni 11<br />

pemain mereka sama dengan peperangan membela nama kampung. Tidak mengherankan<br />

seluruh masyarakat yang datang tidak saja membawa bekal makanan, minuman, ramuanramuan<br />

dan doa-doa untuk memperkuat fisik pemain tetapi juga selalu dalam posisi siap<br />

menggempur kesebelasan dan suporter lawan jika keadaan tidak bersahabat.<br />

Pertandingan kesebelasan Kapota dengan kesebelasan manapun juga selalu ditunggu<br />

penonton diibukota kecamatan.<br />

Kuatnya hubungan emosional sepak bola dengan masyarakat menyebabkan olah<br />

raga ini terpilih sebagai media penjangkauan kampanye bangga. Lokasi pelaksanaan sepak<br />

bola lapangan Kapota yang terletak di desa kapota Utara diubah oleh panitia menjadi<br />

stadion mini. Bilboard dari jelaja (anyaman dinding bambu) dipasang secara gotong<br />

royong oleh masyarakat Kapota Utara mengelilingi empat persegi lapangan dengan<br />

ketinggian 75 cm. Para seniman desa menuangkan gagasan tentang pemanfaatan dan<br />

pelestarian laut, karang, ikan, hutan dan air pada dinding-dinding bilboard. Penonton<br />

berdiri diluar bilboar yang berfungsi sekaligus sebagai pembatas lapangan dengan<br />

penonton. Sepanjang kejuaraan yang berlangsung dari tanggal 19 – 28 Agustus 2008<br />

poster dan factseheet dibagikan kepada. Maskot gurita juga hadir meramaikan lapangan,<br />

diikuti puluhan anak-anak dengan lagu-lagu “ambil ikannya tinggalkan karangnya”. Selama<br />

sepuluh hari bilboard, poster, fact seheet dan maskot menimbulkan efek berulang pada<br />

pesan kampanye pada khalayak umum yang juga secara kontinyu memadati lapangan<br />

sepak bola. Hadiah yang diberikan pada pemenang kejuaraan berupa piala, poster gurita<br />

dan foto kesebelasan bersangkutan dengan tulisan : “Ikan sumber protein terbaik, sangat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!