LAPORAN AKHIR PROGRAM RISET INSENTIF 2010 - KM Ristek
LAPORAN AKHIR PROGRAM RISET INSENTIF 2010 - KM Ristek
LAPORAN AKHIR PROGRAM RISET INSENTIF 2010 - KM Ristek
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
• •<br />
RINGKASAN <br />
Rekayasa Genetik Azospirillum Unggul untuk Menurunkan Penggunaan Pupuk Nitrogen<br />
Sebesar 30% dan Penggunaan Pupuk Fosfat Sebesar 15% dari Standar Pemupukan untuk<br />
Padi Sawah. Eny Ida RiyaDti, Toto Hadiarto, D. N. Susilowati. Pertanian modem di<br />
Indonesia sangat tergantung dengan penggunaan pupuk kimia N, P dan K. Penggunaan<br />
Azospirillum sp yang multi fungsi sebagai penambat N dan pelarut P dan menghasilkan<br />
hormone tumbuh akan sangat membantu pertanian di Indonesia. Penelitian peningkatan<br />
mutu genetik dengan sifat superior terhadap penambatan N dan pelarutan P sangat<br />
diperlukan agar Azospirillum ini efektif untuk petani. Dari hasil penelitian tahun 2009 telah<br />
diisolasi dan dipilih sebanyak 22 isolat Azospirillum dengan fungsi ganda sebagai penambat<br />
N dan pelarut P serta menghasilkan hormone tumbuh Indole Acetic Acid (IAA). Tiga isolat<br />
telah dipilih, Aj 18.3.1, Aj 5251 , dan Aj Bandung 6.4.2.1 dengan kombinasi kemampuan<br />
pelarutan P, aktivitas nitrogenase dan produksi IAA tertinggi. Telah dimonitor kemampuan<br />
melarutkan P secara kuantitatif, dan diidentifikasi secara molekular dengan 165 rD?\ A.<br />
Isolat Aj Bandung 6.4.1.2 telah dipilih untuk penelitian pada tahun ke 2 (<strong>2010</strong>) karena<br />
menunjukkan kemampuan pelarutan P paling tinggi dibandingkan dengan yang lain dan<br />
juga dari isolat komersial TGH. Pada tahun <strong>2010</strong> ini dilakukan peningkatan mutu genetik<br />
strain lokal terpilih dengan EMS 1.5%, pengaruh mutasi terhadap aktivitas nitrogenase dan<br />
produksi IAA, serta uji stabilitas mutan. Beberapa konsentrasi EMS (0, 0,5, 1, 1,5 dan 2<br />
%) dengan beberapa waktu inkubasi (0, 15, 30, 45, 60, dan 90 menit) telah dilak'Ukan.<br />
Perlakuan yang sesuai untuk mutasi adalah pada konsentrasi 1.5% dengan waktu inkubasi<br />
selama 45 menit. Telah diperoleh 138 isolat mutan berdasarkan zona beningnya. Sudah<br />
dilakukan penentuan killing curve dari isolat terpilih terhadap konsentrasi EMS dan lama<br />
inkubasi pada larutan EMS. Dari 13 8 isolat (disimpan 53 mutan) dan dipilih 10 isolat<br />
untuk dilakukan pengukuran nitrogenase dan produksi IAAnya untuk mengetahui pengaruh<br />
mutasi terhadap kedua parameter tersebut. Hasil menunjukkan bahwa terjadi variasi<br />
peningkatan kemapuan pelarutan P, produksi nitrogenase dan IAA setelah dimutasi. Isolat<br />
mutan AzM1.7.2.12 dan AzM 3.7.1.14 dipilih untuk uji stabilitas dengan sub kultur selama<br />
10 hari dibandingkan dengan isolat alam Aj Bandung 6.4.1.2. Dari pengukuran indeks P,<br />
kemampuan melarutkan P, aktivitas nitrogenase dan produksi IAAnya, kedua mutan<br />
bersifat stabil sampai hari ke 10 untuk ketida sifat terse but.<br />
,Kata kunci: Azospirillum, nitrogenase, pelarut P, IAA, mutagenesis<br />
v