09.11.2014 Views

Akses perempuan Terhadap keadilan - psflibrary.org

Akses perempuan Terhadap keadilan - psflibrary.org

Akses perempuan Terhadap keadilan - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bagian 4.<br />

Diskusi, Kesimpulan dan Rekomendasi<br />

Perlu keterkaitan antara jejaring lokal dengan sistem hukum negara<br />

Interaksi yang semakin kuat antara jejaring lokal dengan sistem hukum negara di tingkat Kabupaten<br />

maupun Propinsi sangat dibutuhkan untuk memperbaiki aksesibilitas sistem hukum negara. Jaringan ini<br />

membutuhkan suatu kombinasi antara pendekatan top-down dan bottom-up secara bersamaan. Upaya<br />

untuk memperkuat jaringan ini perlu dilembagakan, sehingga tidak bersifat ad hoc..<br />

Beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah dengan memperbaiki mekanisme diseminasi program<br />

ke komunitas dan kunjungan ke tingkat desa secara reguler. Tidak kalah penting adalah meningkatkan<br />

pemahaman jejaring di desa tentang mekanisme kerja sistem hukum negara, sehingga mereka dapat<br />

memberikan keterangan yang jelas tentang pilihan jalur penyelesaian kasus hukum yang dapat ditempuh<br />

masyarakat. Sebagaimana dicontohkan oleh pendekatan program WLE dengan membentuk MSF, interaksi<br />

dengan tingkat desa tidak hanya menolong meningkatkan kesadaran hukum di desa, tetapi juga memperkuat<br />

kesadaran para aparat hukum tentang kebutuhan hukum <strong>perempuan</strong> di desa. Selanjutnya, interaksi tersebut<br />

akan turut mengaburkan batasan sistem hukum negara yang ada di masyarakat.<br />

Perubahan kelembagaan dalam sistem hukum negara dibutuhkan namun membutuhkan waktu lama<br />

Studi ini memperlihatkan bahwa komitmen untuk membuat sistem hukum negara lebih sensitif terhadap<br />

masalah gender telah mulai bermunculan, namun masih perlu diperkuat lagi. Perbaikan yang menyeluruh<br />

akan membutuhkan waktu yang cukup panjang.<br />

Beberapa rekomendasi konkret yang diperoleh berdasarkan pembelajaran dari studi ini adalah:<br />

• Pelatihan gender bagi para aparat penegak hukum, walau telah memberikan dampak positif, masih<br />

perlu diintegrasikan kedalam kurikulum pendidikan berjenjang dalam KePolisian, Kejaksaan dan<br />

Mahkamah Agung.<br />

• Dukungan bagi korban dalam sistem hukum pidana perlu melembaga dan tidak hanya bergantung<br />

pada inisiatif individual aparat penegak hukum. Perempuan korban juga perlu memperoleh akses<br />

terhadap pelayanan hukum yang lebih baik.<br />

• Mendukung inisiatif yang dikembangkan oleh Komnas Perempuan, LBH APIK serta beberapa LSM<br />

dan akademisi untuk membangun sistem peradilan pidana yang terintegrasi.<br />

• Sistem peradilan pidana perlu mengimbangi prinsip ”praduga tak bersalah” dengan hak-hak korban.<br />

Hal ini terutama sangat relevan dengan peran Jaksa Penuntut Umum, karena seringkali insentif<br />

kelembagaan bagi Jaksa untuk memenangkan kasus menegasikan suara pendakwa. Studi lanjutan<br />

tentang bagaimana kelembagaan Kejaksaan dapat lebih baik menjamin hak-hak korban tanpa<br />

mengabaikan asas ”praduga tak bersalah” diperlukan.<br />

• Perlu mendukung lembaga-lembaga penegak hukum agar melakukan berbagai inisiatif terkait dengan<br />

isu gender dan hukum. Contohnya, keberadaan RPK/UPPA terbukti memainkan peran penting dalam<br />

memberikan <strong>keadilan</strong> kepada penyintas, walau saat ini masih banyak halangan untuk melaksanakan<br />

hal ini secara merata hingga di tingkat Kecamatan, tempat dimana RPK/UPPA paling dibutuhkan oleh<br />

penduduk desa.<br />

Hingga saat ini, berbagai inisiatif untuk melindungi hak-hak <strong>perempuan</strong> dalam sistem hukum negara telah<br />

dikembangkan, namun masih secara ad hoc. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memonitor secara cermat<br />

dampak dari inisiatif tersebut untuk dapat memastikan keberhasilannya serta meminimalkan efek-efek yang<br />

tak terduga. Selanjutnya, pendekatan ini harus dipastikan selaras dengan pendekatan reformasi hukum<br />

secara keseluruhan yang berupaya mendekati permasalahan gender secara komprehensif, termasuk inisiatif<br />

Studi Kasus Atas Perempuan Desa Pencari Keadilan di Cianjur, Brebes dan Lombok<br />

67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!