Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional - PGN
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional - PGN
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional - PGN
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pelangi<br />
kayu. Lokasinya di Desa Tanjung Binga,<br />
berdekatan dengan Kampung Nelayan<br />
Tanjung Binga, sekitar 18 km dari<br />
Pusat Kota Tanjungpandan. Kurang<br />
dari 300 ribu semalam, Anda sudah<br />
mendapatkan motel dengan kulkas,<br />
TV, AC, dan water heater, plus lokasi<br />
yang sangat-sangat menyenangkan:<br />
berada tepat di pantai! Sehingga Anda<br />
bisa tiduran di pantai dengan pasir<br />
putih setiap sore menjelang matahari<br />
terbenam sambil menyaksikan perahu<br />
nelayan yang seolah-olah berada di<br />
lokasi terbenamnya matahari. Tidak<br />
perlu pergi jauh keluar berkendaraan.<br />
Anda juga mendapatkan makanan enak<br />
bercita rasa seafood dengan harga yang<br />
terjangkau, Yah walaupun room service<br />
tidak selengkap di hotel berbintang,<br />
namun dengan rate setingkat itu<br />
Anda sudah mendapatkan semuanya.<br />
Alam yang indah, dan makanan yang<br />
enak. Juga sepeda motor yang bisa<br />
Anda sewa dari karyawan hotel. Ada<br />
hotel yang mahal dan berbintang,<br />
namun dari pantai agak jauh. Tidak<br />
sesuai dengan tujuan kami yang ingin<br />
menikmati alam, bukan ingin diam di<br />
<strong>dalam</strong> hotel berbintang seperti di Kota<br />
Besar.<br />
Menjelajahi Belitung<br />
Hari Pertama saat kami datang,<br />
kami menggunakan jasa mobil sewaan<br />
untuk jemput di bandara dan berkeliling.<br />
Namun mulai hari ke tiga,selesai<br />
makan di lobby hotel kami pun mulai<br />
menyelidiki kemungkinan untuk<br />
menyewa sepeda motor. Akhirnya pun<br />
kami bisa membawa sebuah motor<br />
matic keluaran terbaru milik karyawan<br />
hotel, yang bisa kami sewa dengan<br />
harga Rp. 75 ribu sehari, jauh lebih<br />
murah dibanding menyewa mobil Rp.<br />
300 ribu sehari, belum termasuk BBM<br />
Rp. 100 rb hingga 150 rb untuk mobil<br />
Suzuki APV. Apalagi dengan membawa<br />
motor sendiri, petualangan kami tentu<br />
akan sangat bebas, tidak bergantung<br />
pada rute sang supir.<br />
Petualangan baru pun dimulai.<br />
Keberangkatan kami agak tertunda<br />
beberapa menit karena pemilik motor<br />
tidak menyediakan helm karena warga<br />
Belitung tidak terlalu terbiasa memakai<br />
helm. Sedangkan kami ingin memakai<br />
helm seperti kebiasaan kami di Pulau<br />
Jawa, selain demi keamanan, juga<br />
untuk menangkal panas matahari.<br />
Selain itu, kami takut juga kena tilang<br />
di pulau asing ini. Setelah urusan itu<br />
beres, maka berangkatlah kami. Keluar<br />
dari halaman resort, keramahan warga<br />
lokal sudah menyambut. Apalagi ketika<br />
kami mengisi bensin di sebuah kios<br />
eceran sambil bertanya arah jalan, kami<br />
merasakan betul aura keramahan warga<br />
Belitung. Beberapa kali kami harus<br />
bertanya kepada warga sekitar, karena<br />
kami sering tersesat. Namun lama-lama<br />
kami menyadari, di pulau kecil ini bila<br />
kami sedikit tersesat,nanti akan bertemu<br />
juga dengan arah semula karena bidang<br />
jalan yang hanya itu-itu saja. Apalagi<br />
keramahan warga Belitung membuat<br />
kami merasa aman dan serasa di<br />
kampung halaman sendiri. Keramahan<br />
warga Belitung ini benar-benar terbukti,<br />
tidak hanya kami lihat di kios bensin<br />
eceran saja. Ketika kami ingin mencoba<br />
Mie Bangka, petugas parkir menyapa<br />
dan bertanya apakah kami ada<br />
makanan yang diharamkan atau tidak?<br />
Maka ia pun menunjukkan Mie yang<br />
halal untuk warga muslim (kebetulan di<br />
tempat itu ada 2 tempat Mie dengan<br />
segmen yang berbeda). Memang,<br />
warga Belitung terdiri dari warga Melayu<br />
dan warga keturunan Tionghoa yang<br />
sebanding jumlahnya.<br />
Petualangan sepeda motor ini<br />
memberikan beberapa pengalaman.<br />
Selain merasakan langsung atmosfer<br />
dan kehidupan sosial sehari-hari warga<br />
Belitung, kami juga mendapatkan<br />
pengalaman unik. Seperti misalnya,<br />
ketika kami membutuhkan obatobatan,<br />
maka untuk membelinya harus<br />
menunggu esok hari, bersepeda motor<br />
selama 1 jam atau sejauh sekitar 60 km<br />
ke Pusat kota Tanjungpandan. Lalu, bila<br />
pulangnya terlalu sore, kami was-was<br />
juga bila matahari tenggelam tidak ada<br />
lampu penerangan jalan di sepanjang<br />
jalan Trans Tanjungpandan ke Desa<br />
Tanjungbinga, dan hanya mengandalkan<br />
lampu sepeda motor. Sejauh lebih dari<br />
35 km kanan-kiri tidak ada pemukiman,<br />
kecuali di titik-titik dimana kampung<br />
berada.<br />
Pengalaman yang kedua, ketika<br />
kami ingin ke pulau-pulau kecil di<br />
sekitar Belitung seperti Pulau Lengkuas,<br />
Pulau Burung, Pulau Batu Berlayar,<br />
maka kami cukup bersepeda motor ke<br />
Pantai Tanjung Kelayang. Perjalanan<br />
dilanjutkan dengan menyewa kapal.<br />
Apabila kami menyewa mobil ratusan<br />
ribu lalu hanya parkir, rugi bukan?<br />
Dana bisa dialihkan untuk membayar<br />
kapal dan makan siang awak kapal.(irfan<br />
kurniawan)<br />
<strong>PGN</strong> Inside<br />
30