Prosiding LKTI

Recommendations

Info

34 yang terpilih mengikuti program pertukaran ini harus dipertimbangkan dengan baik agar merata distribusinya. Sedapat-dapatnya tidak ada yang terpaku pada satu daerah saja atau pada satu macam suku atau budaya. Pertukaran pelajar ini juga tidak terbatas bagi para anak SMA dan mahasiswa-mahasiswa saja, tetapi juga sampai tingkat SD dan bahkan TK jika memungkinkan. Kondisi sekolah yang heterogen tidak terbatas pada murid saja, tetapi sedapat mungkin guru-guru yang mengajar berasal dari latar belakang budaya yang berbedabeda pula. Guru-guru harus dapat menjadi panutan bagi para murid dengan memberi contoh saling menghargai antar sesama guru dan tidak diskriminatif dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya teladan dari guru, para murid akan lebih mengerti bagaimana caranya bersikap dalam menghadapi perbedaan budaya. Selain melalui heterogenisasi lingkungan sekolah, pendidikan multibudaya dapat disisipkan di dalam materi pembelajaran. Materi pembelajaran pendidikan multibudaya ini harus dilaksanakan sejak usia dini, karena karakter seseorang terbentuk tidak begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang. Jika dari usia dini telah diajarkan dan dihimbau untuk saling menghargai dan menghormati, maka sikap tersebut akan tertanam pada diri orang tersebut sampai dewasa. Apabila dasar-dasar sikap saling menghargai itu penting sudah ditanamkan sejak dini, maka ibarat sebuah gedung, pondasi gedung tersebut akan kuat. Demikian juga bagi manusia, jika pondasi atau dasar sikap saling menghargai telah ada, maka untuk kelanjutannya tidak akan terlalu sulit untuk dibentuk. Studi juga melaporkan bahwa perilaku sosial yang terbentuk sejak masa kanak-kanak biasanya menetap dan mengalami hanya sedikit perubahan. Tidak hanya melalui pertukaran pelajar dan pendekatan materi, peserta didik juga dapat dihimbau untuk saling menghargai melalui interaksi kelompok yang “dipaksakan”. Terkadang, lingkungan interaksi peserta didik hanya terbatas pada kalangan tertentu, menciptakan geng-geng yang terkesan eksklusif. Terbentuknya geng-geng seperti ini akan berdampak pada sikap sosial negatif pada peserta didik. Di sekolah, selain terdapat tugas atau proyek individu, juga ada yang namanya tugas atau proyek kelompok. Melalui proyek-proyek seperti ini, peserta didik dapat didorong untuk menghormati sesama dengan pemilihan kelompok yang dilakukan oleh guru atau pembimbing. Kelompok yang dibentuk sedapat mungkin beranggotakan orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Hal ini sangat penting agar peserta didik menanamkan sikap saling bertoleransi dan menghargai demi menyelesaikan proyek yang ada. Hal ini juga akan menjadi pelajaran berharga bagi peserta didik pada saat terjun di masyarakat dan di dunia kerja. “Pendidikan membuat perbedaan besar di antara manusia,” John Locke, seorang filsuf dari Inggris yang cukup terkenal berpendapat. Pendidikan mempengaruhi tidak hanya intelektual masyarakat, namun juga fisik, moral, emosional serta spiritual seorang manusia. Dalam sistem pendidikan multibudaya, kurikulum sekolah dibuat sedemikian rupa sehingga lebih banyak menekankan pada praktik nilai-nilai demokrasi, saling menghargai dan menghormati, kerjasama serta kesederajatan. Melalui pendidikan multibudaya yang diberikan kepada peserta didik, diharapkan pola pikir siswa-siswi akan berubah menjadi lebih terbuka serta fleksibel, sehingga bisa melihat segala sesuatunya dari sudut pandang orang atau budaya lain. Hal ini agar semuanya bisa saling mengerti dan memahami, agar terciptanya kerukunan, perdamaian dan kesatuan. Jadi pada intinya, perbedaan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dewasa ini, banyak pihak yang menyalahgunakan perbedaan yang ada untuk dijadikan alasan pertikaian. Kesadaran bahwa perbedaan itu indah seharusnya ada pada setiap diri masyarakat. Untuk itu, pendidikan multibudaya sejak dini dianggap perlu untuk membangkitkan kesadaran saling menghargai tersebut, karena pendidikan memberi pengaruh besar dalam pembentukan karakter individu, baik intelektual maupun Harmoni di Mata Kaum Muda
moral. Pengembangan kurikulum pendidikan multibudaya dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang multibudaya atau heterogen. Hal ini dapat diwujudkan melalui program pendidikan seperti program pertukaran pelajar yang dilakukan antar daerah di Indonesia. Diharapkan melalui pendidikan multibudaya yang ada serta heterogenisasi sekolah tersebut, hidup harmonis dalam perbedaan dapat terwujud. Daftar Pustaka 1. Putra, Nanda Perdana (2012). Assalamu’alaikum: Pendidikan Multi Budaya. From http://nandaperdanaputra.blogspot.com/2012/04/pendidikan-multibudaya.html, 2 September 2013 2. Anonim. Konflik Sampit. From http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sampit, 2 September 2013 3. Anonim. Kerusuhan Tarakan. From http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_ Tarakan_2010, 2 September 2013 4. Anonim. Kerusuhan Poso. From http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Poso, 2 September 2013 5. Anonim. Psikologi Perkembangan. From http://diy4h.wordpress.com/psikologiperkembangan/, 5 September 2013 6. Anonim. Quote: Pendidikan membuat perbedaan besar di antara manusia. … John Locke. From http://quoteindonesia.com/john-locke-0, 8 September 2013 35 Selusin Naskah Lomba Sosial Budaya 2013
Page 1: Prosiding Presentasi Finalis Lomba
Page 5 and 6: Daftar Isi Pengantar Kepala Puslitb
Page 7 and 8: Pengantar Kepala Puslitbang Kebuday
Page 9 and 10: Pengantar Panitia Lomba Esai dan Up
Page 11 and 12: lebih baik. Sebab, apabila lebih ba
Page 13 and 14: Sewakul (Inovasi Kebudayaan) sebaga
Page 15 and 16: diputar-putar oleh Sang Dalang 7 .
Page 17 and 18: untuk bisa memberikan suatu inovasi
Page 19 and 20: sebuah dunia ideal yang kita cita-c
Page 21 and 22: Budaya gotong royong dalam masyarak
Page 23 and 24: Dari Pesantren untuk Indonesia: Pen
Page 25 and 26: dan Budha, tidak dengan serta merta
Page 27 and 28: Bernard Tottel al-Yassu’i yang du
Page 29 and 30: Selain tidak mengeluarkan banyak bi
Page 31 and 32: dan Sulawesi. Di setiap daerahnya d
Page 33 and 34: harmonis di tengah banyak perbedaan
Page 35: mengenai permasalahan perbedaan bud
Page 39 and 40: dihukum kemudian menyebabkan hubung
Page 41 and 42: erdoa sebelum makan, saya sesekali
Page 43 and 44: Menghargai Pluralisme Melalui Perka
Page 45 and 46: Ideologi negara Indonesia yaitu Pan
Page 47 and 48: Dalam suatu suku terdapat beberapa
Page 49 and 50: Bahasa Indonesia, Suryakanta Rakyat
Page 51 and 52: keluarga dan bangsa; tanda yang jel
Page 53 and 54: Menurut Kant, ciri khas kebudayaan
Page 55 and 56: pudar. Hal inlah yang melahirkan si
Page 57 and 58: Sebagai bangsa yang besar, masyarak
Page 59 and 60: Belajar dari Keunikan Perayaan Nyep
Page 61 and 62: (Pemda Bali) yang telah mengeluarka
Page 63 and 64: Belajar Toleransi Dari Lereng Merap
Page 65 and 66: umat Muslim hendak membangun masjid
Page 67 and 68: terhadap Tradisi Pacu Jaluo yaitu h
Page 69 and 70: 1. Tradisi Pacu Jaluo bagian dari k

Prosiding LKTI

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?