Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta
Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta
Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
COVER ISSUE<br />
Buddhisme Mahayana. Patung Amitabha terkadang sulit dibedakan<br />
dengan patung Buddha Sakyamuni, keduanya digambarkan dengan<br />
atribut-atribut seorang Buddha tanpa ada perbedaan yang jelas. Pada<br />
posisis meditasi, Amitabha dapat dibedakan dengan mengenali mudra,<br />
kedua ibu jari saling menyentuh, atau eksposisi dari mudra, mudra<br />
menyentuh bumi, tangan kanan berada di atas kaki kanan, dan telapak<br />
tangan lainnya mengarah ke atas. Posisi ini kebalikan dari posisi Buddha<br />
Sakyamuni saat duduk bermeditasi. Pada posisi berdiri, lengan kiri patung<br />
Buddha Amitabha mengarah ke bawah dengan ibu jari menyentuh jari<br />
telunjuk, dan lengan kanan mengarah ke atas, juga dengan posisi ibu jari<br />
menyentuh jari telunjuk. Mudra berarti kebijaksanaan yang disimbolkan<br />
tangan yang terarah ke atas, yang dapat menjangkau hingga makhluk<br />
terendah. Tangan lainnya yang terbentang ke bawah mempunyai arti<br />
sosok Amitabha yang penuh cinta kasih dalam menolong semua makhluk.<br />
Terkadang, patung Amitabha dibuat bersama dua muridnya, yaitu<br />
Bodhisattva Mahasthamaprapta dan Bodhisattva Avalokitesvara,<br />
seperti yang terdapat di kuil-kuil di Cina dan Taiwan. Lencana yang<br />
unik pada patung Amitabha adalah teratai, yang merepresentasikan<br />
karakteristik Amitabha yang lembut, terbuka, dan mulia.<br />
Masih banyak patung Buddha, Bodhisattva, dan Dewa serta Dewi<br />
lainnya dalam Buddhisme yang belum dibahas makna yang terkandung<br />
di dalamnya. Saat ini, secara umum masih banyak yang menganggap<br />
patung Buddha sebagai objek penyembahan atau lebih sering disebut<br />
berhala. Alangkah bagusnya, jika saat kita menmuja patung Buddha,<br />
pikiran kita tidak mengharapkan sesuatu dari Buddha tanpa usaha sendiri,<br />
tetapi merenungkan sifat Buddha yang penuh kebajikan dan kemuliaaan,<br />
dan kemudian mencontoh beliau dan mempraktikkannya ajarannya.<br />
Dengan begitu, landasan Dharma akan menjadi lebih kuat, sehingga lebih<br />
mendekatkan kita pada pintu nibbana, kebahagiaan sejati. WE!X1N’05<br />
Referensi :<br />
• www.wikipedia.org<br />
• www.smiling-buddha.com<br />
• www.ezinearticles.com<br />
• www.indianchild.com<br />
Walaupun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan<br />
ajaran [kebenaran]; menyingkirkan nafsu keserakahan, kebencian, dan<br />
ketidaktahuan; memiliki pengetahuan benar dan pikiran yang terbebas dengan<br />
baik, tidak melekat pada apa pun, baik di sini maupun di sana, maka ia akan<br />
memperoleh manfaat kehidupan suci [damai].<br />
Dhammapada 20<br />
18<br />
eka-citta no. XXVIII/April/2008