Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta
Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta
Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Profil<br />
Nama<br />
: Ir. Agus Santoso<br />
Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1963<br />
Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Sipil<br />
“Pak Agus”, begitulah para pemuda wihara menyapa<br />
beliau bila berpapasan. Beliau cukup terkenal dalam<br />
kalangan buddhis di Yogyakarta bukan hanya karena<br />
kedermawanannya tetapi juga dikenal cerdas dalam<br />
memecahkan masalah dengan pengetahuan yang<br />
dimilikinya. Bila Anda berkunjung ke rumahnya, Anda akan melihat<br />
sederet lemari yang penuh dengan koleksi buku-buku yang terbentang di<br />
belakang rumah beliau. Mungkin dari belakang rumahnya itulah, beliau<br />
memperoleh beragam pengetahuan yang digunakan untuk membantu<br />
diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Beliau adalah lulusan S1 Teknik<br />
Sipil UGM dan sudah berkeluarga dengan dua orang anak. Beliau juga<br />
merupakan seorang yang memimpin penerbitan buku-buku Dharma<br />
(ajaran Buddha) dengan nama “Suwung” dan juga sering diminta menjadi<br />
editor untuk buku Dharma terbitan “Insight”.<br />
Perjalanan beliau dalam mengenal Buddhisme diawali dari buku-buku<br />
yang beliau baca diantaranya: “Pedang Pusaka Bijaksana” dan “Zen<br />
Wisdom”. Beliau juga sering berdiskusi dengan teman-temannya yang<br />
dipimpin oleh Salim Lee. Dari belajar Dharma, beliau mulai bertanya dalam<br />
batinnya mengenai kehidupan ini. “Apakah Makna hidup ini Bagaimana<br />
menjalani hidup Apakah baik itu sebenarnya Yang mana yang baik Yang<br />
mana yang tidak baik” Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang timbul<br />
dalam batin beliau dan pertanyaan itu pulalah yang mengugah pandangan<br />
beliau terhadap kehidupan ini. Beliau mulai mencari jawaban-jawaban<br />
atas pertanyaan tersebut. Membaca merupakan cara yang dipilih untuk<br />
menemukan jawaban-jawaban itu. Dari buku-buku yang dibaca, beliau<br />
menyimpulkan bahwa apa yang dia dan semua makhluk cari di alam ini<br />
adalah sesuatu yang paling esensial dan fundamental dalam kehidupan<br />
semua makhluk yaitu “Happiness” dan menurut beliau, Buddhisme<br />
merupakan salah satu jalan untuk memperoleh hal tersebut.<br />
Dalam praktiknya, beliau lebih condong dalam mempelajari Buddhisme<br />
tradisi Chan (Zen). Beliau berkata, “Saya memilih Zen sebagai<br />
pedoman bukan karena Zen adalah yang terbaik tetapi dikarenakan<br />
Zen merupakan yang paling cocok untuk saya sebab saya menilai<br />
ajarannya sederhana, langsung dan mendalam.” Untuk mendalami<br />
Zen, beliau berlatih praktik selama beberapa bulan dan kemudian<br />
mengikuti retreat Zen di New York yang langsung dibimbing oleh Master<br />
Sheng Yen, seorang guru meditasi Zen (Chan) yang terkenal. Selama<br />
kurang lebih 8 tahun, beliau terus berlatih meditasi, membaca buku-buku<br />
eka-citta no. XXVIII/April/2008 33