28.12.2014 Views

Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta

Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta

Download PDF (2.6 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

OPINI<br />

menjadikan pandangannya terhadap ritual menjadi salah. Pertanyaannya<br />

adalah bagaimana seorang buddhis harus memandang ritual agama<br />

Buddha Untuk menjawab pertanyaan ini, seorang buddhis harus bijaksana<br />

sehingga tidak membuat keyakinan terhadap ajaran Buddha luntur. Cara<br />

pendekatan dalam menjawab pertanyaan tersebut adalah harus berunsur<br />

logis dan psikis.<br />

Jika ditanya, “Wajibkah seorang umat Buddha melakukan puja bhakti<br />

atau kebaktian” maka seorang buddhis biasanya akan menjawab tidak<br />

wajib. Lalu secara tidak sadar, dalam pikiran seseorang akan tertanam<br />

bahwa ritual dalam agama Buddha seperti kebaktian adalah tidak penting.<br />

Sehingga akibatnya, seorang buddhis akan menjadi malas ke wihara.<br />

Untuk itulah diperlukan penjelasan yang tepat mengapa perlu melakukan<br />

ritual.<br />

Alasan melakukan ritual adalah sebagai berikut:<br />

1. Dapat meningkatkan keyakinan yang pada giliran selanjutnya<br />

minimal akan teringat ajaran Buddha: hindari perbuatan<br />

buruk; lakukan perbuatan baik; dan terus melatih diri dengan<br />

renungan serta meditasi agar emosi dan keegoisan terkendali.<br />

2. Dengan melakukan puja bakti atau kebaktian hendaknya<br />

seseorang mengerti makna dibalik ritual yang dilakukannya.<br />

Seperti berdana untuk mengikis keegoisan dan kemelekatan;<br />

baca-baca sutta Pali atau sutra Sansekerta atau mantera<br />

Mandarin harus diikuti dengan pengertian terhadap arti<br />

dibaliknya yang positif.<br />

Dilema yang dihadapi oleh buddhis adalah apakah ritual-ritual tertentu<br />

harus dipertahankan atau disesuaikan dengan keadaan Saya rasa ritualritual<br />

tertentu yang terlalu memakan waktu dapat disederhanakan.<br />

Pembacaan mantera-mantera sebaiknya diikuti oleh terjemahannya<br />

sehingga orang yang membacanya dapat mengerti maknanya disamping<br />

menambah keyakinan atau ketenangan ketika membaca teks-teks Pali<br />

atau Sansekerta/Mandarin atau Tibet. Dalam setiap kebaktian minggu<br />

yang rutin, sangat diperlukan penceramah yang handal dalam komunikasi<br />

sehingga menambah ketertarikan pendengar dan pemahaman yang lebih<br />

baik terhadap ajaran Buddha.<br />

Satu metode yang sangat bagus agar umat Buddha selalu mengingat<br />

Buddha adalah menyebut nama Buddha atau sesuatu secara berulangulang<br />

atau memikirkan sesuatu secara berulang-ulang yang berhubungan<br />

dengan Dharma. Cara ini sangat efektif sehingga setiap perbuatan<br />

seseorang akan dilandasi dengan kehatian-hatian. Seseorang dapat<br />

berpikir ‘Semoga setiap orang berbahagia’, ‘semoga semua makhluk<br />

berbahagia’, ‘omitofo’, ‘sabbe satta bhavantu sukitatta’ atau apa pun<br />

yang bisa membangkitkan keyakinan atau kesadaran. Atau selalu berpikir<br />

eka-citta no. XXVIII/Maret/2008 29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!