EKSPLORASI TUMBUHAN HUTAN BERKHASIAT ... - KM Ristek
EKSPLORASI TUMBUHAN HUTAN BERKHASIAT ... - KM Ristek
EKSPLORASI TUMBUHAN HUTAN BERKHASIAT ... - KM Ristek
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>EKSPLORASI</strong> <strong>TUMBUHAN</strong> <strong>HUTAN</strong> <strong>BERKHASIAT</strong> OBAT <br />
DI KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH <br />
PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN <br />
Fokus Bidang Prioritas : <br />
KESEHATAN DAN OBAT <br />
Kode Produk Target: <br />
2.03<br />
Kode Kegiatan :<br />
2.03.01<br />
Oleh: <br />
SUSY AN ORlAN I <br />
ACEPAKBAR <br />
WAWAN HALWANY <br />
FAJAR LESTARI <br />
BALAI PENELITIAN KE<strong>HUTAN</strong>AN BANJARBARU <br />
JL. Ahmad Yani km 28,7 BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN <br />
TELP/FAX (0511 )4707872 <br />
E-MAIL: admin@foreibanjarbaru.or.id
Judul penelitian<br />
Lembar Pengesahan<br />
: Eksplorasi Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat di Kalimantan<br />
Selatan dan Kalimantan Tengah<br />
Bidang<br />
: Kesehatan dan Obat<br />
Kode Produksi Target; 2.03<br />
Kode Kegiatan : 2.03.01<br />
Lokasi Penelitian : Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah<br />
PeneJitian Tahun ke : 1 (pertama)<br />
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian<br />
A. Lembaga Pelaksana Penelitian<br />
Nama Koordinator / Peneliti utama : Susy Andriani, S.Hut <br />
Nama Lembaga/lnstitusi <br />
: Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru<br />
Unit Organisasi<br />
: Departemen Kehutanan <br />
Alamat <br />
: JI. A Yani km 28,7 Banjarbaru <br />
Kalimantan Selatan <br />
T elepon/F ax/Em a i I : Telp/Fax (0511) 4707872<br />
E-mail : admin@foreibanjarbaru.or.id<br />
B. Lembaga Lain yang terlibat<br />
Nama Koordinator / Peneliti utama -<br />
Nama Lembaga/lnstitusi -<br />
Unit Organisasi -<br />
Alamat -<br />
T elepon/F ax/Em ail -<br />
Jangka Waktu Kegiatan : 1 tahun<br />
Biaya Tahun -1 : Rp. 98.700.000<br />
Biaya Tahun - 2<br />
Total Biaya : Rp. 98.700.000<br />
Kegiatan (baru/lanjutan)
Rekapitulasi Biaya Tahun yang Diusulkan:<br />
No. Uraian Satuan Volume<br />
Harga Satuan<br />
(Rp.)<br />
Jumlah<br />
1. Belanja Bahan Paket 1 2.850.000,00 2.850.000,00<br />
...<br />
2. Dokumentasi Paket 1 1.450.000,00 1.450.000,00<br />
3.<br />
Upah buruh operasional<br />
lapangan<br />
HOK 130 50.000,00 6.500.000,00<br />
4. Insentif informan Orang 50 50.000,00 2.500.000, 00<br />
5. Honor ketua tim OJ 150 27.500,00 4. 125.000,00<br />
6. Honor anggota tim OJ 450 22.500, 00 10.125.000,00<br />
7. Identifikasi jenis Paket 1 2.500.000,00 2.500.000,00<br />
8. Analisis kimia Sampel 50 100.000,00 5.000.000,00<br />
9. Pembuatan herbarium Paket 1 2.530.000,00 2.530.000,00<br />
10. Pembahasan laporan hasil Paket 1 1. 500.000,00 1.500.000,00<br />
11 . Perbanyakan laporan akhir Buku 20 30.000,00 600.000,00<br />
12. Belanja Perjalanan OT 16 3.700.000,00 59.200.000,00<br />
Total (Rp.) 98.700.000,00<br />
Setuju diusulkan :<br />
Kepala BPK Banjarbaru<br />
Pejabat p~a Teknis,<br />
Koordinator/Peneliti Utama,<br />
Dr.lr. Endang Savitri, M.Sc<br />
Susy Andriani, S. Hut<br />
NIP.195908261989032004 NIP.19780611 2003122001<br />
II
· -<br />
<strong>EKSPLORASI</strong> <strong>TUMBUHAN</strong> <strong>HUTAN</strong> <strong>BERKHASIAT</strong> OBAT DI <br />
KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH <br />
PROGRAM INSENTIF RISET UNTUK PENELITI DAN PERKAYASA <br />
LPND DAN LPD <br />
RISET TERAPAN<br />
Oleh: <br />
SUSY ANDRIANI <br />
ACEP AKBAR <br />
WAWAN HALWANY <br />
FAJAR LESTARI <br />
.1<br />
BALAI PENELITIAN KE<strong>HUTAN</strong>AN BANJARBARU <br />
JL. Ahmad Yani km 28,7 BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN <br />
TELP/FAX (0511 )4707872 <br />
E-MAIL: admin@foreibanjarbaru.or.id
· .<br />
RINGKASAN <br />
Keanekaragaman hayati hutan meliputi jenis-jenis tumbuhan dan satwaliar. Tumbuhan<br />
yang ada memiliki banyak potensi, selain sebagai penghasil kayu untuk pertukangan<br />
dan energi, juga ~rdapat banyak jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat potensial.<br />
Penelitian potensi obat pada jenis-jenis tumbuhan hutan mulai dilakukan, setidaknya<br />
ada 17 jenis dari famili Dipterocarpaceae berpotensi sebagai tumbuhan obat karena<br />
kandungan tanin pada kulit kayunya. Sementara itu, tumbuhan hutan rawa gam but yang<br />
berkhasiat obat yang dikenal luas selama ini hanya terbatas pada beberapa jenis saja,<br />
sementara masih banyak jenis lainnya yang belum dikenal dan dikembangkan. Informasi<br />
tentang khasiat obat tumbuhan hutan berasal dari masyarakat berdasarkan pengalaman<br />
secara turun temurun. Uji kandungan kimia tumbuhan hutan berpotensi obat masih<br />
jarang dilakukan.<br />
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan kegiatan koordinasi dengan berbagai pihak<br />
terkait seperti Dinas Kehutanan Propinsi dan Kabupaten, Balai Taman Nasional<br />
Sebangau, BKSDA, dan BPOM . Selain itu, untuk mendapatkan informasi mengenai<br />
tumbuhan hutan berkhasiat obat dari masyarakat sekitar hutan.<br />
Kegiatan dilaksanakan di Kalimantan Selatan yang meliputi wilayah sekitar Meratus<br />
yang terdiri dari Kab. Hulu Sungai Tengah dan Kab. Hulu Sungai Selatan; dan<br />
Kalimantan Tengah yang meliputi wilayah KHDTK Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang<br />
Pisau, Kota Palangkaraya, Taman Nasional Sebangau dan desa di sekitarnya. Kegiatan<br />
dilaksanakan dengan mewawancarai narasumber pada instansi terkait dan masyarakat<br />
sekitar hutan.<br />
Dari hasil wawancara terhadap narasumber, diperoleh informasi bahwa penggunaan<br />
tumbuhan untuk pengobatan sudah banyak berkurang tergeser oleh obat sintetis karena<br />
obat sintetis lebih mudah diperoleh di warung, cara penggunaannya yang mudah dan<br />
praktis. Namun obat tradisional masih digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit<br />
berat. Beberapa jenis tumbuhan hutan baik pada hutan lahan kering maupun gambut<br />
berpotensi sebagai tumbuhan obat untuk penyakit-penyakit berat seperti kanker,<br />
diabetes, kolestrol , ginjal, dan jantung. Beberapa jenis tumbuhan obat telah ditanam<br />
oleh masyarakat, namun budidaya secara masal untuk industri belum ada . Beberapa<br />
jenis tumbuhan baru dicari di hutan jika masyarakat membutuhkannya, jadi masyarakat<br />
IV
· .<br />
tidak mengambil di hutan, mengawetkannya untuk disimpan dan digunakan bila<br />
diperlukan. Masyarakat mencari tumbuhan hutan berkhasiat obat dari hutan sekitar<br />
tempat tinggal mereka. Lokasi pencarian tumbuhan hutan berkhasiat obat dilakukan<br />
oleh masyarakat Kalteng di sekitar hutan TN Sebangau, sedangkan masyarakat Kalsel<br />
di sekitar pegunungarr Meratus.<br />
v
PRAKATA <br />
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat herbal atau herbal medicine dan food<br />
supplement tumbuh dengan pesatnya pada akhir-akhir ini. Melonjaknya harga obat<br />
sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan<br />
""<br />
obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada<br />
di sekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan untuk obat tradisional atau sediaan herbal di<br />
industri jamu masih berdasarkan data empiris, tumbuhan yang digunakan sebagian<br />
besar berasal dari suku Zingiberaceae, sedangkan tumbuhan hutan baru beberapa<br />
jenis saja yang dikembangkan. Padahal hutan dengan keragaman hayatinya<br />
menyediakan berbagai tumbuhan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai<br />
sumber bahan obat. Sebagai langkah awal yang sang at membantu untuk<br />
mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat<br />
tradisional secara turun temurun . Dari informasi ini perlu dilakukan penelitian lebih<br />
lanjut kandungan bahan aktif di dalam tumbuhan ini sehingga dapat<br />
direkomendasikan untuk pengembangan di bidang farmasi dan kesehatan.<br />
Selanjutknya, domestikasi jenis-jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat perlu<br />
dilakukan, cara budidaya jenis-jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat ini mutlak diteliti<br />
lebih lanjut.<br />
Kegiatan penelitian ini melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima<br />
kasih kami haturkan kepada pihak TN Sebangau, Universitas Palangkaraya, Dinas<br />
Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah , Dinas Kehutanan Kota Palangkaraya, Dinas<br />
Kehutanan Kabupaten Pulang Pisau dan Katingan, Kalimantan Tengah, para penjual<br />
obat-obatan herbal di pasar Palangkaraya dan Expo Kalteng 2010, masyarakat<br />
sekitar TN Sebangau, khususnya Desa Kereng Bangkirai, dan BPTP Kalimantan<br />
Tengah; serta Dinas Kehutanan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai<br />
Tengah, masyarakat Desa Lok Lahung, Pramasan Bawah, dan Hinas Kiri, yang telah<br />
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang kami butuhkan .<br />
Laporan hasil kegiatan ini merupakan laporan kemajuan kegiatan penelitian yang<br />
akan menjadi informasi awal dan acuan kegiatan berikutnya dari penelitian ini, serta<br />
sebagai pertanggungjawaban kegiatan kepada pihak pemberi dana.<br />
Banjarbaru, Juli 2010<br />
Koordinator/Peneliti Utama<br />
Susy Andriani, S. Hut<br />
vi
· <br />
DAFTAR lSI<br />
Halaman<br />
lEMBAR PENGESAHAN ....................................... .. .. .................. ................. <br />
RINGKASAN .........._.. .. .... .. ............. ........ .................................. ... ....... ... ...... .. <br />
PRAKATA ........ ...................... .. .. .......................... ... .. ............. .. ... ....... ... ....... ... <br />
DAFTAR lSI .... ..... .. .. ........................ ...... .... .. ............. ..... ................................. <br />
DAFTAR TABEl ... ....... ...... .. .... .................................... ................... .............. .<br />
DAFTAR GAMBAR ............................................................ .. ............ ....... .......<br />
iv<br />
vi<br />
vii<br />
viii <br />
ix <br />
DAFTAR LAMPIRAN .. ........ ...... .. .... ...... ..... .... ...... .... .. .... .. ...... ......... .... ..... ..<br />
BAB I. PENDAHULUAN ................. ............................ ... .................... ... .........<br />
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...... .............. ... .. .............................................<br />
2.1. Tumbuhan Obat ... ...... ... .. .. ...... ...... ........... .. .. .... ............. .. .. .... ..... 2 <br />
2.2. Pemanfaatan Tumbuhan Obat ............ ............................ ......... 2 <br />
2.3 . Penelitian Tumbuhan Obat ....... ................................................ 3 <br />
2.4. Kandungan Bioaktif Tumbuhan Obat ....................................... 4 <br />
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT ..... .................................... ........... .. .. .. ...... 4 <br />
BAB IV. METODOLOGI ................................................................................. 5 <br />
4.1. lokasi Kegiatan ....... ... ................ .............................................. 5 <br />
4.2. Teknik Kegiatan .......................................... .............................. 5 <br />
x <br />
1 <br />
2 <br />
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................... ......................................<br />
5 <br />
5.1. Kalimantan Tengah ................................................................... 5 <br />
5.2. Kalimantan Selatan ... ... ........................ ... ... ................. .. .... ........ 11 <br />
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............ ... ............................. ...............<br />
20 <br />
6.1. Kesimpulan ............. ........ ... ..................... ...... '" ....... ... .... ... ........ 20 <br />
6.2 . Saran .... ... ...... .. .. ........ ................ .... .. ........ ............................. ..... 20 <br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
VlI
· -<br />
DAFTAR TABEl<br />
Nomor<br />
Halaman<br />
1. Jenis tumbUhan obat diperdagangkan (penjual obat tradisional <br />
Ibu Deon) ............ .. ........................................................... ....... .......... 7<br />
2. Tumbuhan obat diperdagangkan (Pameran Expo-Kalteng 2010) ..... . 7<br />
3. Tumbuhan obat di Desa Kereng Bangkirai (tokoh Adat Dayak <br />
Kahayan : Silem Ti Jangga) ..... ............... ............. ............ ...... ... ... .....<br />
8 <br />
4. Tumbuhan obat disekitar KHDTK Tumbang Nusa (Penjelajah Hutan : <br />
Pak Gunung) ............. .. ... ........ .......... .. .... ........... .. ........ .............. ...... 10 <br />
5. Tumbuhan obat di desa 10k lahung ........... .. ... .. ... .. .... ................... .. .. . 13 <br />
6. Tumbuhan obat di desa paramasan bawah ...... ...... .. ..... ............... ... 15 <br />
7. Tumbuhan obat di desa hinas kiri .. .. ......... .. ... .. .. .... .............. ..... ... .. .. . 17 <br />
VIII
· -<br />
DAFTAR GAM BAR <br />
Nomor<br />
Halaman<br />
1. Mekanisme S'Urvey Pendahuluan Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat <br />
di HRG Kalimantan Tengah ......... ....... .... .. ..... .. ... ....... ... .. .... ....... .. .. ... 6<br />
2. Mekanisme survey pendahuluan di hutan lindung pegunungan<br />
Meratus ....................... ..... ..... ...... ....... ....... ....... .... ... .. ....... ......... .. ..... 12<br />
IX
• e ·<br />
DAFTAR LAMPIRAN <br />
Nemer<br />
Halaman<br />
1. Kuesiener Infotmasi tentang Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat 22<br />
x
· <br />
I. PENDAHULUAN<br />
Hutan memiliki fungsi sangat penting bagi ekosistem di sekitarnya utamanya sebagai<br />
penyimpan air (reservoir), keanekaragaman hayati, dan sebagai penyimpan carbon<br />
(carbon sink). Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia, hutan dalam<br />
mendatangkan penghasilan (income) untuk kehidupan masyarakat di sekitarnya,<br />
melalui usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. Keanekaragaman hayati hutan<br />
meliputi jenis-jenis tumbuhan dan satwaliar. Tumbuhan yang ada memiliki banyak<br />
potensi, selain sebagai penghasil kayu untuk pertukangan dan energi, juga terdapat<br />
banyak jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat potensial.<br />
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat herbal atau herbal medicine dan food<br />
supplement tumbuh dengan pesatnya pada akhir-akhir ini. Melonjaknya harga obat<br />
sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan<br />
obat tradisiona! oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada<br />
di sekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan untuk obat tradisional atau sediaan herbal di<br />
industri jamu masih berdasarkan data empiris, tumbuhan yang digunakan sebagian<br />
besar berasal dari suku Zingiberaceae, sedangkan tumbuhan hutan baru beberapa<br />
jenis saja yang dikembangkan. Penelitian potensi obat pada jenis-jenis tumbuhan<br />
hutan mulai dilakukan, setidaknya ada 17 jenis dari famili Dipterocarpaceae<br />
berpotensi sebagai tumbuhan obat karena kandungan tanin pada kulit kayunya<br />
(Noorhidayah, 2007). Tanin adalah senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan<br />
dan menghambat pertumbuhan tumor (Robinson, 1995). Sementara itu, tumbuhan<br />
hutan rawa gambut yang berkhasiat obat yang dikena! luas selama ini hanya<br />
terbatas pada beberapa jenis saja, sementara masih banyak jenis lainnya yang<br />
belum dikenal dan dikembangkan.<br />
Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan<br />
berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun<br />
temurun (Dharma, 2001). Informasi tentang khasiat obat tumbuhan hutan berasal<br />
dari masyarakat berdasarkan pengalaman secara turun temurun. Uji kandungan<br />
kimia tumbuhan hutan berpotensi obat masih jarang dilakukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA<br />
2.1. Tumbuhan obat<br />
Diperkirakan dari 30.000 jenis tanaman di Indonesia, 2500 jenis diantaranya<br />
merupakan tanaman obat, namun baru sekitar 300 jenis yang telah digunakan untuk<br />
berbagai keperluan industri obat tradisional (Syakir, 2006) .<br />
Secara umum dapat diketahui bahwa tidak kurang 82 % dari total spesies tumbuhan<br />
obat hidup di ekosistem hutan tropika data ran rendah pada ketinggian di bawah 1000<br />
meter dari permukaan laut. Saat ini ekosistem hutan dataran rendah adalah kawasan<br />
hutan yang paling banyak rusak dan punah karena berbagai kegiatan eksploitasi<br />
kayu oleh manusia (Zuhud , 2009).<br />
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah bahan<br />
atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan , bahan mineral, sediaan<br />
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah<br />
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman . Sediaan obat tradisional<br />
yang digunakan masyarakat yang saat ini disebut sebagai herbal Medicine atau<br />
fitofarmaka yang perlu diteliti dan dikembangkan.<br />
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 761 tahun 1991 menyatakan bahwa<br />
fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya,<br />
bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi<br />
persyaratan yang berlaku.<br />
2.2. Pemanfaatan tumbuhan obat<br />
Sejarah pengobatan tradisional yang telah dikenal sejak lama sebagai warisan<br />
budaya dan tetap diteruskan sehingga kini menjadi potensi dan modal dasar untuk<br />
mengembangkan obat-obat tradisional yang berasal dari tanaman. Menurut WHO,<br />
diperkirakan sekitar 4 milyar penduduk dunia (± 80%) menggunakan obat-obatan<br />
yang berasal dari tanaman . Bahkan banyak obat-obatan modern yang digunakan<br />
sekarang ini berasal dan dikembangkan dari tanaman obat. WHO mencatat terdapat<br />
119 jenis bahan aktif obat modern berasal dari tanaman obat (Suganda, A.G, 2002).<br />
Isu global "back to nature" semakin meningkatkan pemakaian obat tradisional di<br />
tingkat nasional maupun global. Di Amerika Serikat jumlah pengguna tanaman obat<br />
pada tahun 1996 dilaporkan sekitar 30% (60 juta orang) dengan nilai uang yang<br />
dibelanjakan mencapai US $ 3.24 milyar dan pada tahun 2001 telah mencapai US $<br />
2
· -<br />
40 milyar. Sedangkan masyarakat Eropa pada tahun 1986 membelanjakan uangnya<br />
mencapai US $ 560 juta dan pada tahun 1996 dilaporkan nilai penjualan tanaman<br />
obat di Uni Eropa mencapai US $ 7 milyar. Sejak krisis moneter, Industri obat<br />
tradisional Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 1992 jumlah<br />
Industri Obat Tradisional Indonesia berjumlah 449 buah yang terdiri dari 429 buah<br />
"""<br />
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) dan 20 buah Industri Obat Tradisional (lOT).<br />
Pada tahun 1999 jumlah Industri Obat Tradisional Indonesia telah meningkat menjadi<br />
810 yang terdiri atas 833 buah IKOT dan 87 buah lOT (diperkirakan pada tahun 2002<br />
ini sudah mencapai sekitar 1000 industri). Industri sebanyak ini mampu<br />
menghasilkan perputaran dana sekitar Rp. 1.5 trilyun per tahun (Kintoko, 2006).<br />
2.3. Penelitian tumbuhan obat<br />
Kegiatan penelitian tumbuhan obat umumnya diawali dengan kajian etnobotani, lalu<br />
kegiatan eksplorasi, kemudian pengujian kandungan bioaktif dalam tumbuhan yang<br />
berpotensi obat.<br />
Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam<br />
keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai<br />
data botani taksonomis saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang<br />
bersifat kedaerahan, berupa tinjauan<br />
interpretasi dan asosiasi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia<br />
dengan tanaman, serta menyangkut pemanfaatan tanaman tersebut lebih<br />
diutamakan untuk kepentingan budaya dan kelestarian sumber daya alam .<br />
Menurut Martin (1998) etnobotani merujuk pada kajian interaksi antara manusia,<br />
dengan tumbuhan. Kajian ini merupakan bentuk deskriptif dari pendokumentasian<br />
pengetahuan botani tradisional yang dimiliki masyarakat setempat yang meliputi<br />
kajian botani, kajian etnofarmakologi, kajian etnoantropologi, kajian etnoekonomi,<br />
kajian etnolinguistik dan kajian etnoekologi.<br />
Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari,<br />
mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari<br />
kepunahan (Kusumo et at. 2002).<br />
Langkah pertama praeksplorasi adalah mencari informasi ke dinas-dinas dan<br />
instansi terkait lainnya untuk memperoleh informasi tentang jenis dan habitat<br />
tumbuhnya. Informasi ini kemudian dikembangkan pada saat eksplorasi ke lokasi<br />
3
· -<br />
sasaran yang umumnya daerah asal dan penyebaran jenis tanaman (Krismawati et<br />
al., 2004).<br />
2.4. Kandungan bioaktif tumbuhan obat<br />
Tumbuhan obat .merupakan sumber senyawa bioaktif yang berkhasiat mengobati<br />
berbagai jenis penyakit. Hingga saat ini, sumber alam nabati masih tetap merupakan<br />
sumber bahan kimia baru yang tidak terbatas, baik senyawa isolat murni yang<br />
dipakai langsung (misalnya alkaloida morfin, papaverin) maupun melalui derivatisasi<br />
menjadi senyawa bioaktif turunan yang lebih baik, dalam arti lebih potensial dan atau<br />
lebih aman, misalnya moleku\ artemisinin dari Tanaman Artemisia annua l.<br />
Dideritivatisasi menjadi artemisinin eter yang lebih efektif terhadap penyakit malaria<br />
dan kurang toksik (Sinambela, 2002).<br />
Penelitian kimiawi tumbuhan tropika Indonesia telah banyak dilaporkan oleh<br />
sejumlah peneliti baik dari dalam ataupun dari mancanegara, yang memperlihatkan<br />
keanekaragaman molekul dari berbagai-macam senyawa dengan keanekaragam<br />
manfaat, baik sebagai bahan dasar obat, kosmetika, zat warna, insektisida, dan<br />
suplemen. Tumbuhan dari famili Moraceae merupakan sumber utama senyawa<br />
flavonoida, aril-benzofuran, stilben tersubsitusi gugus isoprenil dan<br />
oksigensi(Achmad 1999; Nomura 1998; 1994; 1988; Venkataraman 1972 dalam<br />
Krismawati, et aI, 2006). Famili Clusiacea (Guttiferea) dikenal sebagai sumber<br />
senyawa santon, kumarin, benzofenon dan biflavonoid yang tersubstitusi gugus<br />
isoprenil oksigenasi (Peres 1997; 2000).<br />
III. TUJUAN DAN MANFAAT<br />
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan kegiatan koordinasi dengan berbagai<br />
pihak terkait seperti Dinas Kehutanan Propinsi dan Kabupaten, Balai Taman<br />
Nasional Sebangau, BKSDA, dan BPOM. Selain itu, untuk mendapatkan informasi<br />
mengenai tumbuhan hutan berkhasiat obat dari masyarakat sekitar hutan.<br />
4
IV. METODE KEGIATAN <br />
4.1. Lokasi Kegiatan<br />
Kegiatan dilaksanakan di Kalimantan Selatan yang meliputi wi/ayah sekitar Meratus<br />
yang terdiri dari Kab. Hu/u Sungai Tengah dan Kab. Hulu Sungai Se/atan; dan<br />
..,.<br />
Kalimantan Tengah yang meliputi wilayah KHOTK Tumbang Nusa, Kabupaten<br />
Pulang Pisau, Kota Pa/angkaraya, Taman Nasional Sebangau dan desa di<br />
sekitarnya.<br />
4.2. Teknik Kegiatan<br />
Kegiatan dilaksanakan dengan mewawancarai narasumber pada instansi terkait dan<br />
masyarakat sekitar hutan.<br />
V. HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
5.1. Kalimantan Tengah<br />
Mekanisme survey pendahuluan tumbuhan hutan berkhasiat obat di Kalimantan<br />
Tengah dilakukan dengan mendatangi Taman Nasiona/ Sebangau sebagai<br />
perwakilan tipe hutan raw a gam but yang dikonservasi. Kawasan Konservasi dipi/ih<br />
dengan asumsi bahwa kelangsungan jenis-jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat di<br />
dalamnya relatif aman terhadap gangguan. Dari pengelo/a TN Sebangau, diperoleh<br />
informasi penelitian etnobotani dan komposisi vegetasi di TN Sebangau yang telah<br />
dilakukan oleh LlPI pada tahun 2007. Berdasarkan laporan kegiatan tersebut,<br />
diketahui berbagai jenis tumbuhan di sekitar TN Sebangau banyak dimanfaatkan<br />
oleh masyarakat untuk pengobatan, tapi sebagian besar tumbuhan itu merupakan<br />
tumbuhan pekarangan, sedangkan tumbuhan hutan hanya beberapa jenis saja.<br />
Pengelola TN juga mengarahkan untuk mewawancarai narasumber berikutnya yaitu<br />
tokoh adat Dayak di Desa Kereng Bangkirai. Tokoh adat Dayak yang bernama Silem<br />
Ti Jangga ini memperoleh pengetahuan tentang tumbuhan obat dari generasi<br />
sebelumnya dan sampai saat ini masih diaplikasikan. Pak Silem Ti Jangga ini juga<br />
memi/iki ko/eksi tumbuhan obat yang ditanam di pekarangan rumahnya.<br />
Berdasarkan keterangan dari pihak TN Sebangau, di Universitas Palangkaraya<br />
terdapat pusat pene/itian yang menangani tumbuhan obat. Berdasarkan informasi<br />
tersebut, wawancara juga dilakukan terhadap Prof. Ciptadi, Guru Besar di<br />
5
Universitas Palangkaraya (UNPAR) yang juga peneliti pada Pusat Penelitian Bidang<br />
Obat-obatan UNPAR. Prof. Ciptadi tengah melakukan penelitian tumbuhan Sepang<br />
untuk pengobatan diabetes melitus. Puslit UNPAR juga bekerjasama dengan<br />
perguruan tinggi lain seperti UI, ITB, IPB, UNES, dan UNAIR. Prof. Ciptadi<br />
menyarankan agar mencari data juga di BPTP Kalteng. Balai Pengkajian Tanaman<br />
'"'"<br />
Pertanian (BPTP) meneliti tanaman pertanian untuk berbagai kegunaan. Tanaman<br />
pertanian yang dikaji untuk tumbuhan obat terdiri dari tanaman rimpang seperti<br />
kunyit, jahe, lengkuas, dan lain-lain.<br />
Pencarian data juga dilakukan di perpustakaan UNPAR untuk memperoleh data<br />
penelitian tumbuhan obat yang telah dilakukan oleh mahasiswa UNPAR baik pada<br />
jenjang S1 maupun S2.<br />
TN Sebangau menginformasikan bahwa jenis-jenis tumbuhan obat yang banyak<br />
digunakan oleh masyarakat Kalteng banyak diperjual-belikan di pasar. Wawancara<br />
terhadap pedagang obat-obatan herbal di Pasar Palangkaraya dilakukan kepada Ibu<br />
Deon. Selain itu, pencarian data dilakukan juga dengan mengunjungi Expo Kalteng<br />
yang tengah berlangsung. Pada pameran ini, dijumpai beberapa penjual tumbuhan<br />
herba dengan jenis ang hampir sama dengan yang dijumpai di pasar. Mekanisme<br />
survey dapat dilihat pada Gambar 1. berikut.<br />
Tokoh Adat Oayak<br />
Kereng Bangkirai<br />
i<br />
Observasi<br />
Universitas<br />
-+ Mini lapangan Palangkaraya (UNPAR)<br />
Taman Nasional<br />
Tukang Jualan Obat<br />
r -+<br />
Sebangau<br />
tradisional Pasar<br />
Kahayan<br />
+<br />
Perpustakaan UNPAR<br />
(Nursiah, MP)<br />
~ + +<br />
Skripsi&<br />
Resort TN<br />
Sebangau<br />
(Sui i)<br />
Kunjungan ke Pameran<br />
Obat Tradisional Kalteng<br />
Expo 2010 (Ibu Tarung)<br />
Thesis<br />
Mhs UNPAR<br />
~<br />
Puslit UNPAR<br />
Laporan<br />
Bidang Tumbuhan<br />
Penelitian<br />
Puslit Biologi<br />
UPI<br />
+<br />
BPTP Kalteng<br />
Gambar 1.<br />
Mekanisme Survey Pendahuluan Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat di<br />
HRG Kalimantan Tengah<br />
6
· -<br />
Hasil wawancara mengenai jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat<br />
Kalteng selengkapnya adalah sebagai berikut :<br />
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Obat diperdagangkan (Penjual Obat tradisional:<br />
Ibu Oeon)<br />
-<br />
No Nama Lokal<br />
Bagian yang<br />
digunakan<br />
Khasiat Cara Penggunaan Nama Latin<br />
1. Seluang Akar Obat kuat, Direbus, airnya diminum<br />
belum<br />
rematik,<br />
2. Akar Kuning Batang Hepatitis, wisa Direbus, airnya diminum Arcangelisia<br />
flava Merr<br />
3. Sintuk Madu Akar Melancarkan Direbus, airnya diminum Cinnamomum<br />
darah,asam<br />
sintok Blume,<br />
urat, ginjal<br />
Bijdr<br />
4. Tawas Akar Luka dalam Diseduh, airnya diminu<br />
ud/Katipai pari<br />
hbs operasi<br />
5. Bawang<br />
lemba/bawan<br />
Umbi&daun Kanker, tumor,<br />
ambeyen<br />
Diseduh , airnya diminum Eleutherina<br />
americana Merr<br />
9 Dayak<br />
6. Lotok manuk Akar Kanker,<br />
Diseduh, airnya diminum<br />
ambeyen<br />
7. Tungkun/Ben Semua Kanker,<br />
Diseduh, airnya diminum<br />
alu pada bagian amandel<br />
pohon<br />
belawan<br />
8. Kitapusa Batang Asma,paru2 Batang diseduh+Umbi<br />
basah,asma Sr.semut,airnya diminum<br />
9. Kalamamban<br />
9<br />
Daun<br />
Memperlambat<br />
tumbuh<br />
uban(rastung)<br />
Diseduh ,airnya dioles di<br />
kepala<br />
10. Ceplukan Buah Jantung, darah Direbus lalu dimakan<br />
tinggi<br />
11. Ate petak/hati Semua Liver<br />
Direbus, airnya diminum<br />
bumi<br />
bag ian<br />
12. Rumbia hutan Daun Ginjal Diseduh, airnya diminum<br />
13. Sarang semut Umbi Ginjal,obat<br />
kuat<br />
Direbus. Airnya diminum<br />
Catatan : * Pengguna tidak hanya orang Oayak<br />
* Sudah diperjualbelikan dengan harga antara Rp.10.000s/d Rp 20 .000,<br />
* Asal tumbuhan : daerah Kahayan, Takaras, Sundar, Tumbang Kahayan<br />
Tabel 2. Tumbuhan Obat diperdagangkan (Pameran Expo-Kalteng 2010)<br />
No.<br />
Namajenis<br />
1. Kenanga<br />
hutan<br />
Bagian yang<br />
digunakan<br />
Daun<br />
Khasiat Cara penggunaan Nama latin<br />
Penawar<br />
racun, darah<br />
tinggi<br />
2. Mengkudu Akar Fleks/noda<br />
hitam muka<br />
3. Tapak Barito Daun Habis<br />
melahirkan<br />
Daun kering diseduh.<br />
Airnya diminum<br />
Ditumbuk dicampur<br />
beras<br />
Daun<br />
kering<br />
diseduh,airnya diminum<br />
Morinda citnfo/ia<br />
Ficus deltoidea<br />
7
. -<br />
Tabel 3. Tumbuhan Obat di Desa Kereng Bangkirai (Tokoh Adat Dayak<br />
Kahayan: Silem Ti Jangga)<br />
No.<br />
8agian<br />
Jenis<br />
yang<br />
Tumbuhan<br />
digunakan<br />
Khasiat Cara penggunaan Nama La tin<br />
1. Kacapiring Daun ' Kolesterol Diseduh,aimya diminum Gardenia aug sta<br />
... Merr,<br />
Akar Habis Diseduh, airnya diminum<br />
melahirkan<br />
2, Bunga Akar Kanker Direbus, airnya diminum<br />
merah<br />
Pucuk Kompres Diremas,aimya<br />
dioleskan ke badan<br />
3. Tisik peang Daun Koreng Ditumbuk+beras<br />
(anggrek<br />
menjadi bedak,<br />
daun bulat)<br />
DiQunakan pakai air<br />
4. Bunga Akar Obat kuat laki Akar+APinang+A Kelap<br />
Pagoda laki a, Ailalang, diseduh air<br />
panas, airnva diminum<br />
5. Uru Akar Ginjal Akar + akar Phyllanthus niruri<br />
Handalay hajalumpang direbus, L.<br />
airnva diminum<br />
6, Lombok Akar Kencing darah Direbus, airnya diminum<br />
hutan<br />
7. Acar (mirip Bunga Asam urat Diseduh, airnya diminum<br />
rosella)<br />
8. Kajalumpan Akar Ginjal Diseduh, airnya diminum<br />
9<br />
(pungpuruta<br />
n)<br />
9. Kalapapa Akar Ginjal Akar+akar hajalumpang, Vitex pubescens<br />
(laban)<br />
diseduh, airnva diminum<br />
10. Karamunting Pucuk Gula Diblender+air. diminum Melastoma<br />
malabathricum<br />
11 . Beringin Daun TBC Daun+daun Ficus benjamina<br />
. tagentu+pucuk rumput<br />
belanda, diseduh, airnya<br />
diminum<br />
12. Han Batang Gula Diseduh Alstonia<br />
Jalutung telanjang angustiloba<br />
(Pulai)<br />
13. Sintuk Kulit batang Menghilangkan Direbus 3-1 gelas Palaquium sp.<br />
rasa sakit<br />
14 Kahuy Kulit dalam Maag Kulit diseduh,aimya Shorea blangiran<br />
batang<br />
diminum<br />
15. Tumih/tanah Daun Fleks Dua daun diadu Combretocarpus<br />
-tanah (kaudarahu), gesek,serbuk putih rotundatus<br />
jerawat<br />
dioleskan ke muka<br />
16. Gerunggang Akar Habis Akar direbus+akar Cratoxilon<br />
melahirkan. laban,aimya diminum arborescens<br />
meningkatkan<br />
stamina<br />
(Pandehen<br />
bereng).awet<br />
muda<br />
17 Galam Batang dan Sakit perut Ujung batang kecil Malaleuca<br />
pucuk dilengkungkan leucodenron<br />
dimasukan botol,airnva<br />
I<br />
I<br />
8
diminum<br />
18. Kapurnaga daun Gatal-gatal Daun . diperas diambil Ca/ophy/um<br />
minyaknya<br />
inophy/um<br />
19. Kelakay Daun Habis<br />
Daun disayur<br />
Acostricum aureum<br />
melahirkan<br />
20. Rumput Daun Lever,<br />
Daun direbus, airnya<br />
prupuk<br />
peny.kuning diminum<br />
21. Rasau<br />
.".<br />
Humbut(bat Luka cepat Humbut langsung Pandanus sp.<br />
ang dalam) kering<br />
ditempelkan<br />
22. Pilau Suah Gatal-gatal Suah dimbil minyaknya Agathis boomensis<br />
23. Tutup<br />
Kabali/mala<br />
m-malam<br />
24. Sambu<br />
kuning<br />
Kulit batang Ambeyen Kulit batang + kayu<br />
talatak manuk<br />
Akar Jantung Akar direbus +akar<br />
takenpari+akarkujuk<br />
lang it<br />
Kulit batang Pupur,f1eks Kulit batang<br />
kering+beras ditumbuk<br />
Satang Seri-beri Satang direbus<br />
ditambah kayu lain<br />
Daun Pupur,fieks Daun dibuang buah<br />
kecilnya, ditumbuk,<br />
25. Sangkal<br />
Taya<br />
26. Kantong<br />
semar (kecil)<br />
27. Urut tilam<br />
(rum put)<br />
dibalurkan<br />
28. Pasak bumi Akar Stamina Kayu akar dikeringkan,<br />
direbus, airnya diminum<br />
29. Pahakung<br />
(Kadaka)<br />
Akar (sulur) Ambeyen Ditumbuk direbus, airnya<br />
diminum<br />
30. Tales Satang Lukaluar Getah dari batang<br />
semu<br />
dioleskan<br />
31. Pandan Akar Hipertensi Akarnya direbus, airnya<br />
diminum<br />
32. Tales Satang Luka luar Getah dari batang<br />
semu<br />
dioleskan<br />
33. Pandan Akar Hipertensi Akarnya direbus, airnya<br />
diminum<br />
Dyospiros ma/am<br />
Dendroca/amus sp.<br />
Nepenthes spp.<br />
Euphoria /ongno/ia<br />
C%casia<br />
esku/enta<br />
Pandanus sp.<br />
C%casia<br />
esku/enta<br />
Pandanus sp.<br />
Catatan : * Tidak direndam di panci almunium, sebaiknya periuklcawan dari tanah<br />
Menurut Pak Silem dan Suwido Limin, ada sekitar 1600 jenis tumbuhan obat di hutan<br />
raw a gam but.<br />
Wawancara terhadap masyarakat di sekitar KHDTK Tumbang Nusa dilakukan<br />
terhadap masyarakat yang sering masuk hutan untuk keperluan berburu, mencari<br />
kayu dan fain-fain. Jenis tumbuhan hutan yang banyak dimanfaatkan ofeh<br />
masyarakat sekitar KHDTK Tumbang Nusa dapat dilihat pada Tabel 4 di berikut ini.<br />
9
· -<br />
Tabel 4. Tumbuhan Obat di sekitar KHDTK Tumbang Nusa (Penjelajah Hutan :<br />
Pak Gunung)<br />
I 8agian<br />
No. Nama jenis yang Khasiat Cara penggunaan Nama latin<br />
digunakan<br />
1. Pasak bumi<br />
...<br />
Akar Pegal-pegal Kayu akar direbus,<br />
airnya diminum<br />
Euphoria longifolia<br />
2. Sintuk Madu Akar Pegallinu Kayu akar direbus, Palaquium sp.<br />
airnya diminum<br />
3. Akar kuning (Iiana) Akar Lever Akar direbus,<br />
airnya diminum<br />
4. Pawah (rumput) Akar Keputihan, Akar direbus, Cyperus sp.<br />
habis<br />
aimya diminum<br />
melahirkan<br />
5 Winami (seperti Akar Keputihan, Akar direbus,<br />
rotan , kecil ditanah)<br />
habis<br />
aimya diminum<br />
melahirkan<br />
6. Pepari Umbi Habis<br />
Umbi direbus,<br />
melahirkan airnya diminum<br />
7. Karamunting Daun Luka luar Daun diambil pakai Melastoma<br />
mulut, daun malabatracum<br />
diperas/digulung<br />
dan tempelkan<br />
8. Jambu biji Daun Diare Daun muda diambil Psidium guajava<br />
pakai mulut lalu<br />
dipakai makan<br />
9. Tumih/tanah-tanah Kulit Sakit gula Kulit batang Combretocarpus<br />
batang<br />
dibersihkan yang rotundatus<br />
kasarnya, lalu<br />
direbus, airnya<br />
diminum<br />
10. Tisikahem( anggrek Daun Koreng<br />
Daun+beras<br />
daun kecil2)<br />
ditumbuk<br />
11 Kantong semar Satang Habis<br />
melahirkan<br />
Satang langsung di<br />
minang<br />
Neventhes spp.<br />
Keterangan : * Hampir semua tumbuhan yang pahit dapat menurunkan tekanan<br />
darah dan malaria<br />
* Pengalaman jelajah dihutan Maliku dan Hutan Sebangau<br />
Keterangan Kepala Pusat Penelitian Univeritas Palangkaraya Bidang tumbuhan<br />
obat (Prof. Dr. Ciptadi, MS.)<br />
1. Penelitian diarahkan ke jenis-jenis unggulan yang tidak ada didaerah lain<br />
2. Bahan aktif umumnya berupa metabolit sekunder<br />
3. Setelah mengetahui tubuhan berbahan aktif, selanjutnya harus diujikan ke hewan<br />
tikus<br />
4. Penelitian tidak terlepas dari bidang biologi, kimia, dan pertanian<br />
10
· .. <br />
-<br />
5. Dari Puslit Unpar ada wacana me 9 -- .=<br />
berkhasiat obat kepada Gubernur Katteng<br />
6. Jenis Tumbuhan Unggulan riset selama ini adalah jenis : Celapihun , Kamu mah<br />
IKamandra (untuk KB) , dan Garih Biawan (kanker usus)<br />
7. selama ini dana penelitian obat antara Rp.150 - Rp.200 juta<br />
8. Kamandra telah digunakan Suku Dayak secara turun temurun untuk KB.<br />
Tumbuhan ini mengandung papain yang dapat melunakan daging.<br />
9. Manggis hutan secara kimia dapat menyembuhkan penyakit : sipilis, HIV karena<br />
tumbuhan ini mengandung steroid.<br />
10. Alat-alat yang diperlukan untuk analisis kimia tumbuhan obat diantaranya IR,<br />
UV, MS (mass microscopis).karbon NMR .<br />
11 . Untuk pertemuan ilmiah tumbuhan obat dapat mengikuti seminar regular di<br />
"Perhimpunan Tumbuhan Alam Indonesia",<br />
5.2. Kalimantan Selatan<br />
Untuk wilayah Kalimantan Selatan daerah yang dipilih untuk disurvey adalah<br />
kawasan hutan lindung pegunungan meratus, dimana pada kawasan ini mempunyai<br />
potensi yang cukup besar untuk dijadikan sebagai sumber plasma nutfah terutama<br />
potensi sumber obat. Selain itu pada wilayah pegunungan meratus juga masih<br />
ditemukan masyarakat dayak yang diduga memanfaatkan tumbuhan hutan sebagai<br />
alternative obat.<br />
Kawasan lindung pegunungan meratus ini mencakup tiga kabupaten yaitu kabupaten<br />
Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Banjar. Dari<br />
wilayah pegunungan meratus dipilih tiga lokasi yang dilakukan wawancara<br />
pemanfaatan tanaman hutan sebagai tanaman obat. Berdasarkan informasi dan<br />
saran pada waktu pembahasan dipilih tiga lokasi yaitu desa yang dikunjungi untuk<br />
dilakukan wawancara pada tokoh-tokoh kunc; adalah pada desa Lok Lahung<br />
Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan , Desa Pramasan Bawah (dekat<br />
pasar Bancing), dan Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu<br />
Sungai Tengah.<br />
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan saat ini belum ada yang<br />
mengembangkan potensi tumbuhan obat sebagai suatu industry yang menjanjikan<br />
11
dan belum ada yang membudidayakan tumbuhan obat tersebut padahal potensi<br />
tumbuhan hutan yang ada sebagai alternative pengobatan cukup besar. Masyarakat<br />
masih terbatas mencari jika diperlukan saja.<br />
Selain wawancara juga dilakukan studi pustaka yang ada di Universitas<br />
Lambungmangkurat pada Fakultas Kehutanan mengenai tumbuhan obat yang ada di<br />
hutan wilayah Kalimantan Selatan. Dari hasil studi pustaka bahwa Universitas<br />
Lambungmangkurat sudah melakukan kegiatan penelitian dengan judul inventarisasi<br />
dan pemetaan tumbuhan berkhasiat obat dari hutan di Kalimantan Selatan dan<br />
Kalimantan Tengah sebagai upaya budidaya dan konservasi.<br />
Dinas Kehutanan dan <br />
Perkebunan Hulu Sungai <br />
Selatan <br />
Kawasan lindung<br />
Pegunungan<br />
meratus<br />
r- 4<br />
r+<br />
Tokoh adatIMasy<br />
Loksado<br />
Tokoh adatIMasy<br />
Pramasan<br />
Universitas<br />
Lambungmangkurat<br />
(Unlam)<br />
~<br />
Tokoh adatIMasy<br />
Hinas Kiri<br />
Perpustakaan Fakultas<br />
Kehutanan Unlam<br />
Pasar/pedagang tanaman<br />
herbal martapura<br />
Gambar 2. Mekanisme survey pendahuluan di hutan lindung pegunungan Meratus<br />
12
·-<br />
Hasil wawancara terhadap tokoh masyarakaUadat pada wilayah sekitar pegunungan<br />
meratus sebagai berikut:<br />
a. Desa Lok Lahung (Balai Malaris)<br />
Lokasi desa ini t~rletak sekitar 2 km dari obyek wisata Loksado (Bambu Rafting).<br />
Untuk menuju desa ini harus berjalan kaki atau berkendaraan roda dua sejauh<br />
kurang lebih 1 km . Pada desa Lok Lahung (Malaris) ini sudah terdapat Balai/Pusat<br />
Informasi desa, biasanya para wisatawan ataupun tamu dapat meminta informasi<br />
pada balai informasi ini.<br />
Berdasarkan informasi dari pembekal desa Lok Lahung (8apak Johansyah) tetua<br />
atau tokoh masyarakat yang bisa dimintai informasi mengenai tumbuhan hutan<br />
berkhasiat obat adalah Damang , Pak Ayal, dan Pak Norman. Sayang pada saat kami<br />
ke Lapangan kondisi pa damang tidak memungkinkan untuk dimintai informasi<br />
karena sedang sakit. 8egitu juga dengan pak Ayal sedang tidak berada di tempat .<br />
Alternatif ketiga adalah tokoh masyarakat yang ketiga yaitu 8apak Norman.<br />
Berdasarkan informasi dari Pak Norman di kampung ini tumbuhan hutan berkhasiat<br />
obat dicari jika ada masyarakat yang membutuhkan. Jadi sistemnya menerima<br />
pesanan baru dicarikan tumbuhan di hutan. Untuk jenis penyakit yang berat seperti<br />
kanker atau penyakit berat lainnya ada semacam kebiasaan adat adanya akad yang<br />
harus diberikan si pasien berupa imbalan atau sejumlah uang sebagai mahar untuk<br />
mencari obat tersebut.<br />
Untuk penyakit yang ringan saat ini masyarakat sudah banyak menggunakan obat<br />
dari warung dan pengusahaan dalam skala luas belum ada. Disamping obat yang<br />
dijual di warung murah dan mudah mendapatkannnya seperti obat pusing atau<br />
batuk. Informasi tumbuhan obat yang banyak digunakan oleh masyarakat di Desa<br />
Lok Lahung selengkapnya dapat dilihat pad a Tabel 5. berikut.<br />
Tabel 5. Tumbuhan Obat di Desa Lok lahung<br />
, No Nama Lokal Khasiat<br />
1. Bakiau Kasasubanan<br />
(kena duri)<br />
2. Singkong Sakit<br />
kepala/pusingpusing<br />
Bagian Yang<br />
Digunakan<br />
Daun mud a<br />
Daun muda<br />
Cara Penggunaan<br />
Ditumbuk dan ditempel<br />
pada bagian yang sakit<br />
Ditumbuk dan ditempel<br />
dikepala (seperti koyo)<br />
Keterangan<br />
Ciri tanaman<br />
seperti keladi,<br />
daunnya berwarna<br />
merah<br />
13
3. Taruk jelama Obat luka Daun muda Ditumbuk dan ditempel Mirip rum put<br />
pada bagian yang sakit jepang<br />
4. Mandau- Luka bakar Daun muda Ditumbuk dan ditempel<br />
mandau<br />
pada luka atau diperah<br />
dan dioJesi pada luka<br />
5. Akar Obat batuk Akar Direndam dengan air Setelah itu<br />
karakutuk + putih biasa didalam akarnya bisa<br />
akar bindang botol, digunakan dijemur dan<br />
selama seminggu disimpan untuk<br />
digunakan lagi<br />
6. Akar Obat batuk AkarlDaun Direndam/diseduh<br />
bindang/Ky ringan<br />
Pink<br />
7. Jambu Sakit Daun muda Ditumbukldiremah,<br />
peruUdiare,<br />
dimakan/direbus<br />
sariawan<br />
8. Akar gitaan Sakit perut, Getah Diminum Getah putih<br />
sariawan<br />
9. Rumput Obat kuat Semua Direndam dengan air<br />
pitajar bag ian putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
10. Pasak bumi Obat kuat Akar Direbus<br />
11 . Rumput Sakit pinggang Semua Direbus<br />
pitajar +<br />
bag ian + Akar<br />
Pasak bumi<br />
12. Butu Ulin Obat kuat Akar Direndam dengan air<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
13. Sintuk Obat panas, Direndam dengan air<br />
Anti kesemutan<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
14. Kayu man is Keneing manis Akar<br />
15. Akar tandui Keneing manis Akar<br />
16. Kelapa muda Penambah Kulit buah Ditumbuk dan diperah Buah yang masih<br />
nafsu makan, (sabut) (airnya seperti lendir mudah sekali<br />
Obat kuat<br />
dan rasanya asin)<br />
17. Air batang Sariawan, Batang Ambil air didalam<br />
bambu muda eacar air, tunas/muda batang bambu<br />
panas dalam,<br />
(tunas/muda) pada<br />
pegal-pegal<br />
pagi/subuh dan<br />
diminum<br />
18. Bamban lama Obat tetes Air diatas Ditetes dimata<br />
mata<br />
pueuk daun<br />
19. Akar bamban Melancarkan Akar Direndam dengan air<br />
+ akar kencing , susah putih biasa didalam<br />
undingan + BAB botol dan diminum<br />
akar padang<br />
...<br />
b. Desa Paramasan Bawah<br />
Tokoh masyarakat yang kita jumpai di Paramasan bawah adalah 8apak Uliansyah<br />
(mantan pembekal) orangtuanya dulu berprofesi sebagai dukun pengobatan ,<br />
sehingga pak uliansyah tahu banyak tentang tanaman hutan yang berkhasiat obat.<br />
14
· ..<br />
Begitu juga di desa Paramasan bawah masyarakat sudah banyak yang<br />
menggunakan obat dari warung karena mudah dan murah. Namun apabila ada<br />
penyakit yang tidak sembuh-sembuh mereka baru mencari alternative obat dari<br />
hutan. Tokoh masyarakat lainnya yang bisa dimintakan untuk mencari informasi<br />
tumbuhan hutan _berkhasiat obat adalah Pak Acim, Pak Sagap, dan Pak Lingkar.<br />
Biasanya tokoh-tokoh ini yang mencari tanaman obat. Data tumbuhan obat yang<br />
biasa digunakan oleh masyarakat di Desa Paramasan Bawah tarcantum pada Tabel<br />
6 berikut.<br />
Tabel 6. Tumbuhan Obat di Desa Paramasan Bawah<br />
No Nama Lokal Khasiat<br />
Sakit pinggang<br />
8agian<br />
Yang<br />
Digunakan<br />
Semua<br />
bag ian (yang<br />
terpenting<br />
akar)<br />
Cara Penggunaan<br />
Semua bag ian<br />
dicampur dan direndam<br />
dalam air putih biasa<br />
selama 3 hari baru<br />
diminum<br />
2. Timbaras Sakit pinggang Akar Akar direndam dalam<br />
air putih biasa selama 1<br />
hari baru diminum<br />
3. Mangkungan Buang-buang air,<br />
berak darah<br />
4. Kayu<br />
belintung<br />
1. Paikat laki +<br />
rumput kajarkajar<br />
Kerumutan/gatalgatal<br />
5. Pohon kulat Susah kencing<br />
(bengkak)<br />
6. Akar telur Wisa (Iiverlsakit<br />
kuning)<br />
7. Kancir-kancir Melancarkan<br />
proses<br />
melahirkan<br />
8. Kayu pasusun Menyuburkan<br />
+ kunjajing + (kandungan)<br />
kayu lua<br />
9. Rumput<br />
rumbayang<br />
10. Akar<br />
lalanggar<br />
gunung<br />
Memandulkan<br />
(Tidak bisa<br />
hamil/punya<br />
anak) permanen<br />
Katurkatur/pegalpegal<br />
Kulit kayu<br />
Kulit kayu<br />
Semua<br />
bagian<br />
Akar/batang<br />
Semua<br />
bag ian<br />
Akar<br />
Akar<br />
Akar/batang<br />
Direndam dengan air<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
Direndam dalam air<br />
putih biasa selama 1<br />
hari baru diminum<br />
Direndam dengan air<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
Direndam 1 malam dan<br />
diminum 3 kali<br />
Direndam 1 malam dan<br />
diminum 2 - 3 hari<br />
sebelum melahirkan<br />
Direndam 1 malam dan<br />
diminum<br />
Direndam dan diminum<br />
3 kali (Untuk laki-Iaki<br />
dan perempuan)<br />
Keterangan<br />
Parasit pada<br />
batang pohon<br />
kayu. Tanaman ini<br />
biasanya hanya<br />
berumur 1 minggu<br />
dengan 1 batang<br />
utama dan 1 helai<br />
daun. Ada 3 jenis,<br />
yang warna<br />
daunnya merah,<br />
putih dan hitam.<br />
Tanaman<br />
merambat (Iiana)<br />
Jenis rumputrumputan<br />
Jenis rumputrumputan<br />
berfungsi seperti<br />
KB tap; permanen<br />
seumur hidup<br />
Jenis tanaman<br />
merambat, tapi<br />
Cuma merambat<br />
I<br />
15
ke-1 arah (atas)<br />
11. Karang lamah Sakit lutut Direndam 1 malam dan<br />
sampai tidak<br />
diminum<br />
bisa ialan<br />
12. Pohon kayu Stroke (badan ,<br />
mati sebelah)<br />
I<br />
13. Timun Darah tinggi Buah Dimakan pada<br />
pagilsubuh<br />
14. Kayu biwan Sakit perut Kulit kayu Dimakan<br />
15. Akar cawat Mengecilkan Air dari Air yang keluar setelah Bentuk akarnya<br />
palui perut potongan dipotong akarnya pipih (gepeng) dan<br />
akarnya ditampung diwadah dan beruas-ruas<br />
diminum<br />
16. Butu ulin Obat kuat Akar Direndam dengan air<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
17. Jenis Anti racun<br />
rerumputan <br />
18. Rotan Meriap Pucuk Dimakan<br />
timpasan dingin/malaria mudanya<br />
19. Carimin bayi Sakit kepala Daun Ditumbuk dan Jenis rum putditempelkan<br />
dikepala rumQutan<br />
20. Jenis Bengkak- Daun Ditumbuk dan Jenis rumputrerumputan<br />
bengkak dan ditempelkan di luka rumputan yang<br />
bernanah<br />
daun bag ian<br />
atasnya berwarna<br />
hijau dan bag ian<br />
bawah berwama<br />
merah<br />
21 . Akar Sari rapet Akar Direndam dengan air<br />
bangkimut<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
22 . Akar Obat luka , Daun Ditumbuk dan<br />
bangkimut Menguatkan gigi ditempelkan pada luka<br />
23. Kemlandingan Panas tinggi Akar Direndam dengan air<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
24. Minyak Pegal-pegal<br />
landuk-Ianduk<br />
25. Rumput Menambah Akar Direndam dengan air<br />
rarangka nafsu makan puflh biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
26. Kayu karatan Batuk-batuk Akar Direndam dengan air<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
27. Akar Batuk biasa Akar Direndam dengan air<br />
gumaring<br />
putih biasa didalam<br />
botol dan diminum<br />
28. Kayu pakan Sakit gigi Kulit kayu Kulit ditumbuk dan<br />
dan Akar ditempelkan pada gigi<br />
yang lubang/sakit, akar<br />
direndam dalam air dan<br />
diminum<br />
29 . Akar kakait Sakit mata Akar Direndam dalam air,<br />
airnya digunakan untuk<br />
mencuci mata<br />
16
· -<br />
c. Desa Hinas Kiri<br />
8egitu juga pada desa Hinas Kiri, penggunaan tumbuhan hutan sudah jarang yang<br />
menggunakan. Ijamun berdasar informasi dari Pak Siwan (anak tetua adat), mereka<br />
mencari obat jika ada yang meminta mencari tanaman untuk obat. Di kampung ini<br />
juga tidak ada yang khusus mengumpulkan tanaman obat. 8egitu juga yang<br />
membudidayakan secara khusus juga belum ada. Jadinya sifatnya kalau ada yang<br />
membutuhkan baru dicari tanaman obat tersebut. Informasi tumbuhan obat yang<br />
biasa digunakan oleh masyarakat di Desa Hinas Kiri dapat dilihat pada Tabel 7<br />
berikut:<br />
Tabel 7. Tumbuhan Obat di Desa Hinas Kiri<br />
Bagian<br />
No. Nama Lokal Khasiat Yang Cara Penggunaan Keterangan<br />
Digunakan<br />
1. Akar Panas Akar Bisa diminum langsung aimya Tanaman<br />
sembilitan dalam atau direndam 1 hari dan merambat,<br />
diminum<br />
batangnya berduri<br />
2. Akar kantuk- Panas Akar/batang Bisa diminum langsung airnya Tanaman<br />
kantuk dalam atau direndam 1 hari dan merambat<br />
diminum<br />
3. Akar mangsi Sakit perut, Airdi Diminum langsung<br />
BAB batang/akar<br />
4. Akar Obat batuk Akar/batang Air yang keluar setelah Tanaman<br />
pulantas dipotong akar/batangnya merambat<br />
ditampung diwadah dan<br />
diminum<br />
5. Akar ulur-ulur Sakit Buah Direndam dengan air putih Setelah itu<br />
pinggang biasa didalam botol, digunakan akarnya bisa<br />
selama seminggu<br />
dijemur dan<br />
disimpan untuk<br />
digunakan laqi<br />
6. Akar carikan Berak Air di akar Air yang keluar setelah<br />
darah darah dipotong akar/batangnya<br />
ditampung diwadah dan<br />
diminum<br />
7. Pohon katui Sehabis Kulit kayu Dipanasi dengan api dan<br />
melahirkan<br />
ditempelkan ke perut<br />
, perut<br />
bengkak<br />
(kuraan)<br />
8. Daun kasai Sakit perut Daun Ditumbuk dan diperah untuk<br />
diambil sarinya dan diminum<br />
9. Kayu masam Sakit gigi, Pucuk daun Ditumbuk dan ditempelkan<br />
batuk<br />
pada bag ian yang sakit<br />
batuk, kaki<br />
bengkak<br />
dan bisul<br />
10. Akar Bisul<br />
bagintalan<br />
11 . Akar koko- Benqkak- Yang Jenis parasit<br />
17
• <br />
koko bengkak menepel (menempel pada<br />
langsung<br />
batang pohon<br />
pada batang<br />
indukan)<br />
indukan<br />
12. Katiwarang Memandul Akar Direndam dengan air putih<br />
kan (Tidak<br />
biasa didalam botol dan<br />
,. bisa<br />
diminum airnya<br />
hamil/puny<br />
a anak)<br />
permanen<br />
13. Akar gamuk Menyuburk Akar Direndam dengan air putih Ciri tanaman<br />
an biasa didalam botol dan seperti kunyit.<br />
diminum aimya<br />
Sentuk akarnya<br />
bulat dengan<br />
ujung yang kecil<br />
14. Pohon mali- Obat luka Daun Ditumbuk dengan sedikit<br />
mali<br />
garam dan ditempelkan pada<br />
luka kemudian diperban<br />
sam[Jai luka mengering<br />
15. Sasasak Sesak Semua Dibakar dan dicampurkan Sentuk<br />
nafas bag ian dengan sedikit minyak dan tanamannya<br />
dioleskan ke dada<br />
seperti jamur. Ada<br />
yang tumbuh di<br />
dalam batang<br />
bambu dan<br />
ditanah.<br />
16. Suah ulur- Sesak Suah Direndam dengan air putih<br />
ulur nafas biasa didalam botol dan<br />
diminum airnya<br />
17. Pohon Sakit Satang Dipotong dan dibakar Sejenis tanaman<br />
patikala kepala muda (dipanasi) dengan api , perdu<br />
kemudian diperah sampai<br />
keluar aimya diatas ke[Jala<br />
18. Ulin Darah Kulit kayu Direndam dengan air putih<br />
tinggi<br />
biasa didalam botol dan<br />
diminum airnya<br />
19. Akar Sakit Akar/batang , Direbus dan diminum airnya Tanaman<br />
besampai kuning/liver kulit atau kulitnya dimakan sedikit merambat dengan<br />
(akar , malaria rasa pahit<br />
sampai)<br />
20. Akar arau Malaria, Akar Direndam dengan air putih<br />
wisa , sakit<br />
biasa didalam botol dan<br />
kuning/liver<br />
diminum aimya<br />
21 . Suah Jerawat Suah Diparut dan dicampur dengan Sejenis tanaman<br />
timpasan bedak perdu<br />
22. Kayu putat Sari rapat Kulit kayu Direbus dan diminum airnya<br />
23. Akar Kecantikan Kulit kayu Dijemur sampai kering dan<br />
pulasari/kula<br />
ditumbuk sampai halus<br />
sari/kulantan<br />
menyerupai bedak<br />
24 . Akar ilat Wisa Daun Dijemur sampai kering dan<br />
naga<br />
dicampur dengan dupa dan<br />
dibakar, gunakan untuk sauna<br />
25 . Akar Obat tetes Akar Air yang keluar setelah<br />
mandulayan (bancur) dipotong akarnya diteteskan ke<br />
mata<br />
mata<br />
26. Pucuk Obat tetes Pucuk daun Air didalam pucuk daunnya<br />
bamban (bancur) diteteskan ke mata<br />
hutan<br />
mata<br />
27 . Daun Sehabis Daun Di~anasi dengan aQi dan Yang dipakai yang<br />
18
. <br />
tembuniah<br />
28. Daun paku<br />
cangkang<br />
(cabang) 31<br />
Tapal manui<br />
...<br />
melahirkan<br />
Sehabis<br />
melahirkan<br />
29. Dauntuba Sehabis<br />
melahirkan<br />
30. Seluang Obat kuat<br />
belum<br />
31. Daun<br />
Batukbatuk<br />
kambora<br />
(merahputih)<br />
Daun<br />
Daun<br />
Akar<br />
Kulit kayu<br />
ditempelkan ke perut<br />
Dipanasi dengan api dan<br />
ditempelkan ke perut<br />
Dipanasi dengan api dan<br />
ditempelkan ke perut<br />
Direbus dan diminum airnya<br />
daunnya berwarna<br />
daun bagian<br />
atasnya merah<br />
dan bag ian bawah<br />
warna putih.<br />
Sejenis pakupakuan<br />
(karena<br />
ada yang<br />
berwarna hijau)<br />
19
· -<br />
VI. SIMPULAN DAN SARAN<br />
6.1. Kesimpulan<br />
1. PenggunaanJumbuhan untuk pengobatan sudah banyak berkurang tergeser oleh<br />
obat kimia<br />
2. Beberapa jenis tumbuhan hutan berpotensi sebagai tumbuhan obat untuk<br />
penyakit-penyakit berat seperti kanker, diabetes, kolestrol, ginjal, dan jantung<br />
3. Beberapa jenis tumbuhan obat telah ditanam oleh masyarakat, namun budidaya<br />
secara masal untuk industri belum ada<br />
4. Masyarakat mencari tumbuhan hutan berkhasiat obat dari hutan sekitar tempat<br />
tinggal mereka.<br />
6.2. Saran<br />
1. Perlu dipikirkan untuk membuat penggunaan tumbuhan obat tradisional menjadi<br />
lebih praktis<br />
2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk jenis-jenis tumbuhan yang dapat mengobati<br />
penyakit-penyakit berat<br />
3. Teknologi budidaya jenis-jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat perlu<br />
dikembangkan .<br />
20
DAFTAR PUSTAKA <br />
Departemen Kesehatan R.I. , 1992, Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun<br />
1992 tentang , KESEHATAN, Jakarta.<br />
Dharma, A 2001 .Un Bioaktifitas Metabolit Sekunder. Makalah Workshop Peningkatan<br />
Sumber Daya Alam Hayati dan Rekayasa Bioteknologi. FMIPA UNAND, Padang .<br />
Kintoko, 2006. Prospek Pengembangan Tanaman Obat. Prosiding Persidangan<br />
Antarabangsa Pembangunan Aceh 26-27 Disember 2006, U<strong>KM</strong> Bangi.<br />
Krismawati , A , & M. Sabran, 2004. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Obat<br />
Spesifik Kalimantan Tengah. Buletin Plasma Nutfah Vol. 12 No.1 Th.2004<br />
Kusumo, S. , M. Hasanah, S. Moeljoprawiro, M. Thohari, Subandrijo, A Hardjamulia, A<br />
l\Jurhadi , dan H. Kasim . 2002. Pedoman pembentukan komisi daerah plasma<br />
nutfah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Komisi Nasional Plasma<br />
Nutfah. Bogor. him. 18.<br />
Martin, G. J. 1998. Etnobotani : Sebuah manual pemeliharaan Manusia dan Tumbuhan.<br />
Edisi Bahasa Melayu Terjemahan Maryati Mohamed, Natural History Publications<br />
(Borneo) Sdn. Bhd. Kinabalu. Sabah. Malaysia.<br />
Noorhidayah. 2007. Jenis-jenis Dipterocarpaceae yang berkhasiat obat. Prosiding<br />
Seminar Pengembangan Hutan Tanaman Dipterokarpa dan Ekspose TPTIl/SILIN .<br />
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.<br />
Peres V. and Nagem , T.J ., (1997), Trioxigeneted naturally occurring xanthones,<br />
Phytochemistry, 44 (2),191 -214<br />
Peres V., Nagem T.J., and Faustino de Oliviera F (2000), Tetraoxigeneted naturally<br />
occurring xanthones, Phytochemistry, 55, 683-710<br />
Robinson , T. 1995. Kandungan organik tumbuhan tinggi. Institut Teknologi Bandung<br />
(lTB). Bandung.<br />
Sinambela, J.M. 2002. Pemanfaatan plasma nutfah dalam industri jamu dan kosmetika<br />
alami. Buletin Plasma Nutfah 8(2):78-79.<br />
Suganda. AG, 2002, Standardisasi simplisia, ekstrak dan produk obat bahan alam,<br />
dalam prosiding Simposium standardisasi jamu dan fitofarmaka , ITB, Bandung, 26<br />
september 2002.<br />
Syakir, M. , 2006, "Rencana Strategis Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik<br />
(Balittro)", Bogor<br />
Zuhud E.AM. 2009. Pengembangan ethno-forest-pharmacy (etno-wanafarma) di<br />
Indonesia. Agrolndonesia Vol VI, No 254.<br />
Zuhud E.AM., dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman<br />
Tumbuhan obat Hutan Tropika Indonesia. Fahutan IPB bekerjasama dengan<br />
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN).Bogor.
· -<br />
Lampiran 1. Kuesioner Informasi tentang Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat<br />
IDENTITAS RESPONDEN<br />
Nama Responden<br />
Pekerjaan Utama<br />
Pekerjaan sampingan<br />
Penduduk<br />
: ..... .. ....... .. .. ... ... (Asli I Pendatang) <br />
Suku<br />
Umur<br />
: ....... ...... ....... ....... .... Tahun <br />
Mulai tinggal di daerah ini<br />
Jumlah seluruh anggota keluarga yang ditanggung : ........ .. ..... ... orang <br />
Nama Kel tani/Jenis usaha<br />
Pendidikan formal terakhir : ....... ........ ........ ... .......... tamatJtidak tamat. <br />
1. Apakah saudara menggunakan dan mengenal tumbuhan hutan berkhasiat obat<br />
a. Ya b. Tidak<br />
2. Jika ya, jenis apa saja dan apa manfaatnya yang saudara ketahui Bagaimana cara<br />
pemanfaatannya (Sebutkan).<br />
3. Oarimana Saudara mendapatkan jenis-jenis tumbuhan tersebut<br />
4. Apa alasan Saudara memilih menggunakan tumbuhan hutan untuk pengobatan<br />
a. Lebih murah dari obat kimia<br />
b. Lebih mudah didapat<br />
c. Lebih manjur<br />
d. Lain-lain, sebutkan: .................................... .. <br />
5. Apa sudah ada pemanfaatan secara besar-besaran tumbuhan berkhasiat obat<br />
tersebut<br />
a. Ya b. Tidak<br />
6. Jika Ya, dimana yang saudara lokasi Pabrik pengolahannya ... ..... ........ .. .. ... .. <br />
7. Apa sudah saudara ketahui dimana lokasi penyebaran tumbuhan berkhasiat obat di<br />
sekitar tempat tinggal saudara Oimana sebutkan .... ........ .. ...... ..... ....... ... ...... ... ..... .<br />
8. Menurut saudara apakah sudah ada penanaman jenis-jenis tumbuhan berkhasiat<br />
obat oleh perusahaan <br />
a. Sudah ada b. Belum ada c. Tidak tahu<br />
9. Jika sudah ada dimana lokasinya Sebutkan ......... ....... ........... .. <br />
10. Apakah sudah ada penanaman tumbuhan hutan berkhasiat obat oleh masyarakat di<br />
sekitar anda <br />
a. Sudah ada b. Belum ada c. Tidak tahu<br />
22
11 . Jika sudah ada,<br />
a. dim ana lokasinya .. . ........ .. ... ..... ..... .. . <br />
b. berapa luasnya ...... .... ... ....... ........... . <br />
c. siapa pemiliknya ..... ...... ... .......... .. .. <br />
d. darimana mendapatkan bibitnya .... ...... ................ .... . <br />
~<br />
12. Faktor apa yang mendorong/pembatas masyarakat untuk menanam tumbuhan hutan<br />
berkhasiat obat<br />
a. Aspek Sosial Ekonomi<br />
1. Harga jual berapa Apakah : a). Tinggi b) . Murah<br />
2. Upah apakah a) . Tinggi b) . Murah<br />
3. Distribusi Pemasarannya apakah a) . Mudah b). Sulit<br />
4. Infrastrukturnya, apakah sudah ada a) . Jalan b) . Lembaga c) . Bank.<br />
5. Lainnya sebutkan .................. ..... .... ....... .... .... ... .. ..... ...... .... .. ....... ... .... .... ....... .. <br />
b. Aspek Ekologi<br />
1. Erosi tanah .. ... .. .. ..<br />
2. Banjir ......... .... . <br />
3. Kekurangan air/kekeringan ... .... . <br />
4. Menurunnya produktivitas lahan ....... .. <br />
5. Akibat lainnya ... .. .. ...... ..... .. .. .. ... ... ....... .. .. <br />
c. Aspek Politis/lnstitusional<br />
1. Kebijakan/Program Pemerintah <br />
2. Kebijakan Perusahaan <br />
3. Inisiatif LSM <br />
4. Inisiatif bersama banyak sektor (sebutkan sektornya ) ... .... .. ... .. ... . <br />
5. Lainnya sebutkan .. .. ... .... .... .......... ..... .......... .. ... ..... .. ....... .. ............. .. . <br />
d. Aspek Teknis<br />
1. Pengadaan biji , apakah <br />
a. Mudah b. Sulit<br />
2. Pengadaan bibit, apakah <br />
a. Mudah b. Sulit<br />
3. Teknis penanamannya, apakah <br />
a. Mudah b. Sulit<br />
4. Teknis pemeliharaan, apakah <br />
a. Mudah b. Sulit<br />
5. Bagaimana teknis pemanenannya, apakah <br />
a. Mudah b. Sulit<br />
6. Teknis pemanenannya, Apakah <br />
a. Ditebang lebih dulu b. Tegakan alam tetap berdiri<br />
7. Saat pemanenan, alat apa yang digunakan Apakah <br />
a. Chainsaw b. Parang c. Lainnya ....... . <br />
8. Saat pemanenan, apakah sistem yang dilakukan <br />
a. Kelompok b. Perorangan.<br />
12. Lainnya ....... ... ............... ...... ... ... ... ............. ...... ..... .... .... ..... .......... .. <br />
------------------------------------------------00000-------------------------------------<br />
23