28.04.2015 Views

Pemanfaatan tepung pisang owak (Musa paradisiaca, L)

Pemanfaatan tepung pisang owak (Musa paradisiaca, L)

Pemanfaatan tepung pisang owak (Musa paradisiaca, L)

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

angan an Gizi: t<br />

Masalah, Program Intervensi .<br />

dan Teknologi Tepat Guna ' . .<br />

Editor: Abubakar Tawali, Djunaedi M. Dachlan, Veni Hadju dan Abd. Razak Thaha<br />

." . .. '<br />

W<br />

lndol1d1a<br />

Penerbit:<br />

DPP Pergizi Pangan Indonesia<br />

Pusat Pangan, Gizi dan n,M_


Pangan dan Gizi : <br />

Masalah, Program Intervensi dan<br />

Teknologi Tepat Guna ­


ahm<br />

erin<br />

men<br />

men<br />

bu ka<br />

da n<br />

pem<br />

di iku<br />

ISBN 979-95583-2-8<br />

Judul : <br />

Pangan dan Gizi : Masa lah, Program Inrervensi dan Teknologi Tepat Guna <br />

pang<br />

mas<br />

Editor:<br />

Abubakar Tawali, Ojunaedi M. Oachlan, Veni Hadju dan Abd. Razak Thaha<br />

Penerbit:<br />

OPP Pergizi Pangan Indon esia<br />

bekerja sama dengan<br />

Pusat Pangan , Gizi dan Kesehatan Universitas Hasanuddin<br />

© 2002


KATA PENGANTAR <br />

Syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan<br />

rahmat dan periindunganNya maka setiap kita masih diberi kesempatan untuk melakukan<br />

tugas-tugas, kewajiban dan pengabdian kita termasuk dengan terbitnya buku ini.<br />

Masalah pangan dan gizi adalah masalah dengan multi penyebab yang saling<br />

berinterkoneksi . Kondisi negeri kita yang masih terus mengalami krisis multi-dimensi<br />

menjadikan masalah pangan dan gizi semakin berat dan kompleks. Kekeliruan<br />

mengidentifikasi akar penyebab masalah dan kesalahan menentukan program intervensi<br />

bukan hanya tidak membantu pemecahan masalah bahkan sebaliknya akan makin<br />

memperburuk dan memperluas masaJah. Oleh karena itu , pemecahan masalah pangan<br />

dan gizi seyogianya dimulai dengan ketepatan anal isis akar penyebab dengan<br />

pemahaman yang luas dan dalam mengenai interkoneksitas multi penyebab tersebut,<br />

diikuti oleh pilihan program-program intervensi yang efektif dan efisien yang didukung<br />

oleh teknologi yang tepat guna.<br />

Buku Pangan dan Gizi : Masalah, Program Intervensi dan Teknologi Tepat<br />

Guna adalah salah satujawaban atas kebutuhan itu . Buku ini berisi makalah-makalah<br />

terpi lih yang dipresentasikan pada Seminar Nasional dan Kongres Pergi?i Pangan Apri I<br />

2001 . Para kontributornya adalah para pakar multi-disiplin terutama pakar pangan dan<br />

gizi baik yang berasal dari pihak akademisi maupun praktisi lapangan yang memiliki<br />

pengalaman yang kaya.<br />

Buku ini terbit atas kerjasama DPP Pergizi Pangan Indonesia dengan Pusat Pangan,<br />

Gizi dan Kesehatan Universitas Hasanuddin . Banyak terima kasih diucapkan kepada<br />

para kontributor, para penyunting dan semua pihak yang memungkinkan terbitnya buku<br />

ini. Semoga buku ini akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi<br />

pangan dan gizi serta memberikan kontribusi yang bermakna di dalam upaya pemecahan<br />

masalah pangan dan gizi di tanah air.<br />

Makassar. April 2002.<br />

Dr. dr. Abdul Razak Thaha, MSc.<br />

Kepa/a Pusat Pangan, Gizi dan Pangan<br />

Universitas Hasanuddin.<br />

111


STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJARANAK <br />

SEKOLAH DASAR DI DAERAH IDT PERKOTAAN <br />

Diah K. Pranadji dan Retnaningsih<br />

Staf Pengajar Jurusan GMSK Faperta IPB<br />

Pendahuluan<br />

Latar belakang<br />

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan manusia yang berkualitas adalah<br />

dengan meningkatkan status gizi anak dan remaja, melalui Program Makanan Tambahan<br />

Anak Sekolah (PMT-AS). Tujuan utama dari PMT-AS adalah meningkatkan ketahanan<br />

fi sik siswa SO/MI negeri dan swasta melalui perbaikan gizi dan kesehatan sehingga dapat<br />

mendorong minat dan kemampuan belajar anak untuk peningkatan prestasi . Oalam<br />

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (1998) disebutkan bahwa, pada usia sekolah<br />

kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan,<br />

sehingga anak-anak seringkali absen serta mengalami kesulitan untuk mengikuti dan<br />

memahami pelajaran.<br />

Survei terhadap 600.000 anak sekolah dasar di 27 propinsi pada tahun 1994<br />

menunjukkan bahwa anak sekolah yang mengalami gangguan pertumbuhan berkisar antara<br />

13 ,6% (OKI Jakarta) sampai 43,7% (Kalimantan Tengah) (Bappenas, 1996). Studi lain<br />

menemukan bahwa anak sekolah di desa-desa miskin rata-rata hanya mengkonsumsi 70%<br />

dari kebutuhan energi setiap harinya. Masalah kesehatan dan gizi anak sekolah tersebut<br />

erat kaitannya dengan masalah kemiskinan yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar.<br />

Menurut catatan Oepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, setiap tahun terdapat ± 1,2 juta<br />

(24%) siswa SO dan MI yang putus sekolah. Keadaan ini berpengaruh terhadap ketangguhan,<br />

daya saing, dan produktivitas sumberdaya manusia Indonesia (Bappenas, 1996).<br />

-<br />

-=<br />

Tujuan penelitian<br />

Tujuan umum :<br />

Mengetahui keragaan status gizi, dan prestasi belajar anak sekolah dasar di daerah<br />

IDT perkotaan.<br />

-<br />

-<br />

68 - Slatus Gizi dan B


DAFTAR lSI <br />

Kata Pengantar<br />

Daftar lsi<br />

III<br />

y<br />

Bagian I : Gizi Kesehatan Masyarakat<br />

I. Pemberian ASI dan Susu Formula pada Bayi<br />

Sebelum Usia 4 Bulan di KOla Bogor<br />

Hardinsyah, CM. Dwiriani, D. Briawan dan M. Fadilla<br />

I<br />

_' .<br />

.:I.<br />

Status Serum Zinc Ibu Hamil di Bogor<br />

Hardinsyah, Y.H. Effendi, D. Briawan dan T. Herawati<br />

Pengaruh Minyak Kelapa Sawitlerhadap Profil Kolesterol<br />

Kelinci Pender ita Hiperkolesterolemia Ringan<br />

Ali Khomsan, Faisal Anwar, Sulistyani dan Lidya I. Momuat<br />

Sub-Pemeriksaan IQ pada Anak Sekolah Penderita Kretin Endemik<br />

Basuki Budiman, Syarifuddin Latinuli dan Edwi Saraswati<br />

11<br />

19<br />

29<br />

5. Body Image Remaja Dalam Tinjauan Konsep Bio-Psikologi<br />

Sri Adiningsih<br />

6. Proses Difusi Inovasi Pemberian Makanan Tambahan<br />

dalam Hubungannya dengan Status Gizi Bayi<br />

Akhsan<br />

Kebiasaan Makan Masyarakat pada Daerah Pantai dan<br />

Daerah Pegunungan (Kasus Daerah Panlai Pangkep dan<br />

Daerah Pegunungan Tana Toraja)<br />

Melati P. Yoenus<br />

Status Gizi dan Prestasi Be/ajar Anak SD Penerima PMT-AS<br />

Diah K. Pranadji dan Retnaningsih<br />

q. Analisis Konsumsi Zat Goitrogen dan Yodium Terhadap<br />

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Propinsi Maluku<br />

Djunaidi M. Dachlan<br />

10. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatkan Status Gizi dan<br />

Kesehatan di Kabllpaten Sinjai Tahun /998-2000<br />

Veni Hadju, Abd. Razak Thaha, Mukhlis Isma, Nurlaela Abdullah,<br />

Sofiawati Sofyan, Faisal Attamimi, Anwar Daud dan Pramono<br />

38<br />

50<br />

60<br />

68<br />

77<br />

88<br />

v


Bagian III : Teknologi Tepat Guna<br />

95<br />

)07<br />

121<br />

138<br />

148<br />

i59<br />

l. Pen era pan Teknologi Pengolahan Kacang Tunggak Guna<br />

Mengatasi Kekurangan Protein dan Menunjang Agroindustri 223<br />

Suarni<br />

2. Hubungan Perbandingan Lingkar Pinggang I Lingkar Panggul<br />

(WIH Ratio), fndeks Massa Tubuh (BMf) dan Konsumsi Lemak<br />

dengan Penyakit Jantung Koroner 231<br />

Dwi Aprilawati dan Arsiniati M. Brata-Arbai<br />

3. Peran Lemak Makanan dan Terjadinya Penyakit Degeneratif 239<br />

Arsiniati M. Brata-Arbai<br />

4. The Effect o/Salt Concentration on The Protein and Sensory<br />

Properties o/Salted Fish 249<br />

Elly Ishak<br />

5. <strong>Pemanfaatan</strong> Tepung Pisang Owak <strong>Musa</strong> (Padisiaca, L) untuk<br />

Bahan Makanan Campuran (BMC) Sebagai Makanan Tambahan Bayi 256<br />

Yu1i Heirina Hamid, Emma S. Wirakusumah, Hidayat Syarier<br />

dan Retnaningsih<br />

6. Strategi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong Peternakan Rakyat<br />

di Sulawesi Selatan Untuk Mengantisipasi Swasembada Daging<br />

Tahun 2005 265<br />

Herry Sonjaya<br />

7. Kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Keluarga Buruh Pengasin fkan 279<br />

. 4<br />

Yaktiworo Indriani<br />

- : 96<br />

: 08<br />

8. Fortifikasi Zat Besi pada Ragi Tempe dan Analisis Ketersediaan<br />

(Availability) Zat Besi pada Tempe yang Dihasilkan (Suatu Kajian<br />

Fortifikasi Mikronutrien pada Makanan Tradisional) 291<br />

Abu Bakar Tawali dan Suryani As'ad<br />

9. Penggunaan Kemasan dan Perbaikan Cara Penyimpanan '"Lawa",<br />

Makanan Tradisional Asal Sulawesi Selatan, Selama Penyimpanan 301<br />

Meta Mahendratta dan Jumriah Langkong<br />

10. Study On Protein Quality And Chemical Characteristic 0/ Fresh Shark 312<br />

Elly Ishak<br />

: l. Upaya Menurunkan Kadar Logam Berat Berbahaya dengan<br />

Mempertahankan Kandungan Zat Gizi Dalam Kupang 321<br />

Budiono dan Arsiniati M. Brata-Arbai<br />

Kajian Teknologi dan Ekonomi Makanan Tradisional Hasil Perikanan<br />

Asal Sulawesi Selatan (Study on Tecnology and Economy a/Traditional<br />

Fishery Products/rom South Sulawesi) 332<br />

Meta Mahendratta, Rahmadani dan Darwis Ali.<br />

VII


PEMANFAATAN TEPUNG PISANG OWAK (MUSA <br />

PARADISIACA, L) UNTUKBAHAN MAKANAN <br />

CAMPURAN (BMC) SEBAGAI MAKANAN <br />

TAMBAHAN BAYI <br />

Yuli Heirina Hamid, Emma S. Wirakusumah, Hidayat Syariej<br />

dan Retnaningsih<br />

Pendahuluan<br />

3<br />

Latar belakang<br />

Masalah gizi bayi timbul segera setelah Air Susu Ibu (ASI) atau Pengganti Air Sus_<br />

Ibu (PASI) tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan pertumbuhannya (Winamc.<br />

1991). Peningkatan status gizi bayi pada umumnya dapat dicapai dengan cara penyedi~<br />

bahan makanan campuran (BMC) sebagai makanan tambahan bayi yang mempun y~<br />

formulasi padat gizi, am an dikonsumsi, mudah dicerna, mudah disajikan, mudah disimpabersih<br />

(higienis), menggunakan bahan baku setempat dan harganya relatif murah, sehingg2<br />

dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat (Suhardjo, 1988).<br />

Makanan campuran yang berasal dari kombinasi berbagai bahan makanan dapz<br />

memberikan mutu yang lebih tinggi daripada mutu masing-masing bahan penyusunn. '­<br />

Bahan-bahan makanan yang dapat digunakan untuk menyusun BMC dipilih dari jen ~ '­<br />

jenis yang berpotensi untuk dikembangkan di daerah setempat (Suhardjo, 1988).<br />

Pisang Owak dipilih sebagai bah an baku dalam pembuatan BMC karen a ban.<br />

terdapat di Propinsi Daerah Istimewa Aceh dan harganya relatif murah (Dinas Perta!"<br />

Tanaman Pangan, J996). Menurut Santoso, (1995) <strong>pisang</strong> mengandung nilai gizi ;. ,::::--=<br />

tinggi sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pisang juga mem<br />

nilai cerna yang cukup tinggi yaitu 80-90% baik untuk bayi, anak-anak dan de '.:<br />

(Hardiman, 1980). Kacang hijau dan kacang kedelai dipakai sebagai bahan campuran l!-­<br />

formulasi BMC. Kedua komoditi ini diharapkan dapat menjadi sumber protein, vit2:;"<br />

dan mineral yang mencukupi kebutuhan gizi bayi yang cukup besar. Oleh karena itu k-­<br />

komoditi ini diformulasikan untuk BMC yang kandungan protein, kadar air dan kand t.:_<br />

zat gizi lainnya memenuhi persyaratan untuk suatu formula BMC sebagai makanan ':" _<br />

Selain itu peneliti berkeinginan mengevaluasi mutu protein seeara bi ologis (in vivo ­<br />

produk (formula) yang dibuat.<br />

M<br />

ba<br />

ba<br />

. ke<br />

M<br />

Tem<br />

Peng<br />

: Lab<br />

sitas<br />

Perta<br />

Perta<br />

i an S<br />

~elam<br />

Ranca<br />

:1) Su<br />

fo<br />

J) M<br />

256 - !'tman/izatan Tepung Pisang Owak (<strong>Musa</strong> Paradisiaca, L) Uri/ uk Bahan Ma,~" naTi C,lmpuran (BMQ . ­<br />

M akanan Tambahan Bayi <br />

~anfolZt


Tujuan<br />

Penelitian ini secara umum bertujuan mempelajari manfaat <strong>tepung</strong> <strong>pisang</strong> <strong>owak</strong> untuk<br />

bahan makanan campuran (BMC) sebagai makanan tambahan bayi dengan campuran <strong>tepung</strong><br />

kacang hijau dan <strong>tepung</strong> kedelai.<br />

Secara khusus penelitian ini bertujuan :<br />

I. Menyusun formula bahan makanan campuran (BMC) yang memenuhi persyaratan<br />

sebagai makanan tambahan bayi dari <strong>tepung</strong> <strong>pisang</strong> <strong>owak</strong> dengan campuran <strong>tepung</strong><br />

kacang hijau dan <strong>tepung</strong> kacang kedelai dengan biaya minimum<br />

2. Mengevaluasi karakteristik fisiko-kimia, mikrobiologi dan organoleptik prod uk<br />

makanan tambahan bayi<br />

3. Mengevaluasi mutu protein secara biologis (in vivo) dan produk formulasi terpilih.<br />

Manfaat Penelitian<br />

Penelitian ini memberikan informasi manfaat <strong>tepung</strong> <strong>pisang</strong> <strong>owak</strong> untuk formulasi<br />

bahan makanan campuran terutama bagi ibu-ibu nlmah tangga khususnya yang mempunyai<br />

ayi dalam mengolah dan mempersiapkan makanan tambahan yang bergizi dan mencukupi<br />

'ebutuhan gizi bayinya.<br />

Wetode Penelitian<br />

Tempat dan waktu peneIitian<br />

Penelitian dilakukan di Laboratorium Makanan dan Minuman Balai Penelitian dan<br />

Pengembangan Industri Banda Aceh ; Pilot Plant; Laboratorium Rekayasa Proses Pangan<br />

: Laboratorium Mikrobiologi Pangan ; Laboratorium Gizi Masyarakat Pusat Antar Universitas<br />

(PAU) Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor; Laboratorium Terpadu Institut<br />

Pertanian Bogor; Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil<br />

Pertanian (BBIHP) Bogor dan Laboratorium Hewan Percobaan Jurusan Gizi Masyarakat<br />

dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Istitut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan<br />

selama 1 tahun yaitu mulai bulan Mei 1999 sampai bulan April 2000.<br />

Rancangan penelitian<br />

(a) Survei pada masyarakat : keberadaan bahan pangan dan harga juga mengenai informasi<br />

formula pabrik yang dijadikan bahan pembanding.<br />

(b) Menganalisis sifat fisiko-kimia, mikrobiologi dan uji organoleptik terhadap<br />

Ptmanfoalan Ttpung Pisang Owak (<strong>Musa</strong> Paradisiaca, L) Untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) Stbagai - 257<br />

Makanan Tambahan Bayi


formula BMC<br />

(c) True experiment yaitu mutu protein terhadap tikus percobaan<br />

Bahan dan alat<br />

Bahan .'<br />

Pisang <strong>owak</strong> dengan % kematangannya sebagai sumber energi,<br />

Tepung kacang hijau dan <strong>tepung</strong> kedelai sebagai sumber protein<br />

Tepung susu skim, <strong>tepung</strong> gula dan minyak sawit untuk memperbaiki cita rasa,<br />

mempertinggi kandungan protein, lemak dan jumlah kalorinya<br />

Soda kue untuk pengembang<br />

Garam untuk menambah cita rasa<br />

Tikus jantan putih jenis wistar usia 21-28 hari, BMC, kasein, multivitamin, mineral<br />

mix, minyak jagung, pati jagung dan carboxy metil cellulose (CMC) untuk uji nihil<br />

biologis<br />

AlaI.'<br />

P<br />

Untuk pembuatan makanan bayi diperlukan pisau stainless steel, tampah, ayakaL <br />

baskom, oven, wajan, sendok, periuk, talenan, loyang, alat pengering (drum drier) daalat<br />

penepungan (disk mill)<br />

• <br />

m<br />

Untuk melakukan analisis fisiko-kimia dan mikrobiologi diperlukan viscometer, CH~ <br />

(centrifuge high speed), gelas ukur, oven, incubator, timbangan analitis dan timbanga::: <br />

kasar, kjeldahl, soxhlet, spektrofotometer serapan atom (atomic absorption spectrc­<br />

photometer) dan HPLC (high performance liquid chromatography) <br />

Untuk uji nilai biologis yaitu kandang metabolik, baskom, botol, gelas ukur, timbanF­<br />

tikus dan alat bantu lainnya. <br />

Tabapan penelitian<br />

Pensiapan .'<br />

Menyusun lima macam formula bahan BMC (<strong>pisang</strong> <strong>owak</strong>, <strong>tepung</strong> kacang hijau, tep<br />

kedelai, <strong>tepung</strong> susu skim, <strong>tepung</strong> gula, minyak sawit, soda kue dan garam). <br />

Menyiapkan alat dan bahan <br />

:: <br />

Menyusun formula <strong>tepung</strong> campuran untuk mendapatkan komposisi sesuai ;. c -<br />

disarankan PAG/WHO/UNU (Protein Advisory Group), 1972 dan Codex Alimenta • <br />

Commission (1994) perhitungannya tiap 100 gr produk yang akan dihasilkan pal :: <br />

sedikit mengandung energi sebesar 370 kalori dan 20 gr protein. <br />

:: <br />

258 - <strong>Pemanfaatan</strong> Ttpung Pisang Owak (Mwa Paratiisiaca, L) Untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) 5 __<br />

Makanan Tambahan Bayi<br />

Pema


Formulasi dilakukan dengan menggunakan Linear Programming (LP) untuk<br />

mengoptimalkan fungsi tujuan berdasarkan kendala dan retriksi yang diberikan. Selain<br />

itu untuk menekan biaya serendah mungkin tetapi prod uk yang dibuat masih tetap<br />

memenuhi persyaratan sebagai makanan tambahan bayi (PAG 1972 dan CAC 1994)<br />

Penelitian pendahuluan<br />

Uji Fisik dan fungsional : Densitas kamba, daya serap air, viskositas (kekentalan) dan<br />

analisis total mikroba<br />

Uji Kimia : anal isis proksimat (air, abu, protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, energi),<br />

kandungan mineral Ca, Fe dan vitamin A<br />

Uji Organoleptik (sifat inderawi : warn a, terkstur, aroma dan rasa) dan dipilih 3 produk<br />

yang terbaik menggunakan metode uji rangking dilakukan oleh panel is terlatih. Untuk<br />

menentukan pane lis terlatih dilakukan seleksi dengan uji segitiga. Sebagai pembanding<br />

dalam uji organo!eptik digunakan makanan tambahan yang telah dipakai masyarakat.<br />

Penelitian Lanjutan<br />

Melakukan penilaian terhadap mutu protein secara in vivo melalui uji biologis dengan<br />

menghitung :<br />

Nilai Protein Efficiency Ratio (PER) untuk melihat berapa besar protein yang<br />

dikonsumsi dapat digunakan untuk pertumbuhan. PER merupakan penguji~n selama<br />

28 hari dengan menggunakan Kasein ANRC (Animal Nutrition Research Council)<br />

sebagai protein referensi (Muchtadi, 1993)<br />

Nilai Net Protein Ratio (NPR) untuk mengetahui pengaruh intake (konsumsi) protein<br />

yang digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan (maintenanc.:) tubuh. Metode<br />

NPR ini diikut sertakan satu group tikus yang diberi ransum non protein.<br />

Nilai biologi (BV) merupakan perbandingan antara protein yang dapat digunakan untuk<br />

pertumbuhan dan mempertahankan fungsi tubuh dengan protein yang dapat dicerna<br />

oleh saluran pencernaan. Dihitung dengan membandingkan jumlah nitrogen yang<br />

tertinggal dalam tubuh dengan jumlah nitrogen yang diabsorpsi.<br />

Nilai True Digestibility (TD)/daya cerna sejati protein merupakan kemampuan protein<br />

yang dapat dicerna oleh enzim pencernaan protease (Pallet, 1980). Dihitung dengan<br />

membandingkanjumlah nitrogen yang diserap denganjumlah nitrogen yang dikonsumsi<br />

tanpa pengaruh nitrogen yang terdapat dalam urin.<br />

Nilai Net Protein Utilization (NPU) merupakanjumlah protein yang dapat digunakan<br />

oleh tubuh. Dihitung membandingkan jumlah nitrogen yang tertinggal dalam tubuh<br />

denganjumlah nitrogen yang dikonsumsi.<br />

.:rmanfoatan Ttpung Pisang Owak (<strong>Musa</strong> Paradisiaca, L) Un/uk Bahan Makanan Campuran (BMC) S


Rancangan Percobaan<br />

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)<br />

dengan perlakuan secara faktorial dengan dua kali ulangan. Perlakuannya sebagai berikut:<br />

Yij = m + Fi + Eij<br />

Dimana:<br />

Yij = hasil pengamatan<br />

m = pengaruh rataan ulangan hasil pengamatan<br />

Fi = pengaruh sebenamya dari jenis formula ke- I<br />

Eij = pengaruh galat baku dari bahan utama ke-ij<br />

Pengolahan dan Analisis<br />

Semua data kuantitatif yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis secara statistik<br />

dengan sidik ra~am (ANOVA) untuk melihat ada tidaknya perbedaan diantara formula.<br />

Apabila hasil sidik rag am berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Sedangkan<br />

data yang bersifat kualitatif dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis. Apabila<br />

hasil uji kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan diantara perlakuan, maka dilakukan<br />

uji Multiple Comparison Test.<br />

HasH dan Pem bahasan<br />

Komposisi kimia dan nilai energi <strong>tepung</strong> bahan baku formula BMC<br />

Hasil penelitian menunjukkan bahwa <strong>tepung</strong> <strong>pisang</strong> <strong>owak</strong> dapat dimanfaatkan dalam<br />

pembuatan produk makanan bayi karen a mengandung karbohidrat yang cukup tinggi<br />

(77,95%). Sementara itu kandungan protein yang cukup tinggi pad a <strong>tepung</strong> kacang kedela'<br />

(43,64%) dan <strong>tepung</strong> kacang hijau (21,40%) sangat mendukung penggunaannya sebaga:<br />

bahan campuran sumber protein.<br />

m<br />

k<br />

s<br />

a<br />

m<br />

(<br />

ta<br />

a<br />

o<br />

T<br />

Penyusunan formulasi BMC<br />

Berdasarkan hasil Linear Programming (ASA) diperoleh komposisi formula BMC<br />

yang memenuhi persyaratan Protein Advisory 1Group (PAG) 1972 sebagai standar makanar<br />

tambahan bayi dari campuran <strong>tepung</strong> <strong>pisang</strong> <strong>owak</strong>, <strong>tepung</strong> kacang hijau dan <strong>tepung</strong> kacan§<br />

kedelai, masing-masing adalah produk Fl (25%,25%,25%), F2 (30%, 35%, 10%), F:<br />

(40%,20%, 15%), F4 (35%, 15%,25%), F5 (15%,40%,20%) dengan tambahan <strong>tepung</strong><br />

m<br />

K<br />

ya<br />

260 - Ptmanfoatan Ttpung Pisang Owak (<strong>Musa</strong> Paradisiaca. L) Untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) Stbaga ;<br />

Makanan Tambahan Bayi<br />

Pt


susu skim (10%), <strong>tepung</strong> gula (10%), minyak sawit (5%), soda kue (0,1%) dan garam<br />

(0,5%). Harga masing-masing produk adalah FI (Rp. 380), F2 (Rp. 395), F3 (Rp. 355), F4<br />

(Rp. 350), F5 (Rp. 420). Pilihan tersebut berdasarkan pertimbangan proporsi penggunaan<br />

<strong>tepung</strong> <strong>pisang</strong> <strong>owak</strong> dan harga produk yang dianggap mewakili variasi proporsi <strong>tepung</strong><br />

<strong>pisang</strong> <strong>owak</strong> yang digunakan untuk pembuatan produk makanan tambahan.<br />

Karakteristik fisik dan fungsio nal<br />

Kelima produk makanan tambahan bayi mempunyai karakteristik fisik dan fungsional<br />

untuk densitas kamba berkisar antara 0,21 sampai 0,22 g/ml. Sidik ragam pada taraf 5<br />

persen menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap densitas<br />

kamba, dan tidal


persen, lemak sebesar 5,09 sampai 7,96 persen, serat kasar sebesar 0,74 sampai 1,03 persen,<br />

kadar air sebesar 2,40 sampai 3,91 persen, kadar abu sebesar 1,35 sampai 1,61 persen,<br />

karbohidrat sebesar 61 ,64 sampai 68,59 persen, kalsium 262,55 sampai 300,82 zat besi<br />

sebesar 5,56 sampai 8,49 persen, vitamin A sebesar 1432,5 sampai 1696,5 1U dan energi<br />

sebesar 401,29 sampai 419,78 Kkal. Bi1a dibandingkan dengan produk komersial, produk<br />

makanan tambahan bayi mempunyai kandungan protein, energi dan vitamin A yang lebih<br />

tinggi. Kadar protein pada produk makanan tambahan bayi telah memenuhi PAG 19972<br />

dan CAC 1994, sedangkan pada produk makanan tam bahan bayi teJah memenuhi persyaratan<br />

tersebut. Sebaliknya kandungan karbohidrat, kadar air dan zat besi produk makanan<br />

tambahan bayi relatif lebih rendah, sedangkan kandungan lemak, kalsium dan kadar abu<br />

reJatif sarna bila dibandingkan produk komersial. Walaupun demikian produk makanan<br />

tambahan bayi inijumlahnya teJah memenuhi persyaratan sebagai makanan tambahan bayi.<br />

Pengujian organoleptik<br />

Uji organoJeptik dilakukan oleh 20 panel is yang terJatih untuk mempertajam kepekaan<br />

Hasil peneJitian menunjukkan bahwa rataan nilai uji rangking terhadap wama berkisar<br />

antara 1,28 sampai 4,28 . Penampakan wama produk makanan bayi adalah kuning kecoklatan<br />

(krem) sampai coklat muda.<br />

Hasil rataan nilai dari uji rangking terhadap tekstur berkisar antara 1,92 sampai 3,68 .<br />

Bila dibandingkan dengan produk komersil, maka produk komersial tetap terpilih sebagai<br />

rangking peltama.<br />

Hasil rataan nilai dari uji rangking terhadap aroma berkisar antara 2,18 sampai 3,68.<br />

Secara keseluruhan produk makanan tambahan bayi mempunyai aroma yang relatif baik<br />

dan dapat diterima oleh sebagian panel is.<br />

Hasil rataan.nilai dari uji rangking terhadap rasa berkisar antara 2,53 sampai 3,73.<br />

Bila dibandingkan antara kelima produk makanan tambahan bayi dengan produk komersiaL<br />

maka produk komersial tetap terpilih sebagai rangking pertama.<br />

Penetapan tiga produk terbaik<br />

Produk makanan tambahan bayi yang mempunyai harga, karakteristik fisik da:-.<br />

fungsional , mikrobiologi, kimia selta organoleptik yang terbaik bila dibandingkan dengar<br />

produk komersial adalah produk F I, F5 dan F4.<br />

Evaluasi mntu protein secara biologis<br />

PrC?duk makanan tambahan bayi terpilih Fl , F5 dan F4 mempunyai mutu protei;<br />

secara biologis (in vivo) yang mempunyai standar PAG 1972 dan CAC 1994 dengan ni L:.<br />

262 - P~ma".foatan 'Upung Pisang Owak (<strong>Musa</strong> Paradisiaca, L) Umult i~ aha .'l M akanan Camp urall (BMC) Sebag '<br />

Makanan Tambahall Bayi<br />

Pe


PER berkisar antara 2,08 sampai 2,59.; NPR berkisar antara 1,87 sampai 2,22; nilai BY<br />

berkisar antara 99,36 sampai 99,56; nilai TD berkisar antara 96,71 sampai 97,41 dan nilai<br />

NPU berkisar an tara 96,28 sampai 96,92.<br />

Kesimpulan<br />

Kelima produk makanan tambahan bayi mempunyai kandungan zat gizi dan energi<br />

yang memenuhi standar PAG 19972. Bila dibandingkan dengan produk komersial, kelima<br />

prod uk makanan tambahan bayi mempunyai kandungan protein, energi dan vitamin A<br />

yang lebih tinggi. Kadar protein pada produk makanan tambahan bayi telah memenuhi<br />

persyaratan PAG 1972 dan CAC 1994, sedangkan pada produk komersial untuk kadar<br />

protein belum memenuhi persyaratan tersebut. Sebal iknya kandungan karboh idrat, kadar<br />

air dan zat besi produk makanan tambahan bayi relatif lebih rendah, sedangkan kandungan<br />

lemak, kalsium dan kadar abu relatif sama bila dibandingkan produk komersial.<br />

Produk makanan tambahan bayi yang memiliki harga, karakteristik fisik dan<br />

fungsional, total mikroba, kandungan zat gizi dan energi selta penerimaan uji organoleptik<br />

;ang terbaik bila dibandingkan dengan produk komersial adalah produk Fl, F4 dan F5.<br />

"faatan Tepung Pisang Owak (Milia Paradisiaca, L) Untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) Sebagai - 263<br />

Makanan Tambahan Bayi


h<br />

p<br />

M<br />

un<br />

ol<br />

se<br />

Se<br />

ten<br />

pet<br />

ped<br />

Ba<br />

Daftar Pustaka<br />

Jlalitbang Industri Banda Aceh. 1993. Pembuatan Bahan Makanan Campuran dengan Bahan<br />

'. Baku Tepung Pisang. Buletin, Departemen Perindustrian.<br />

Codex A1imentarius Commision (CAC). 1994. Food For Special Dietary Uses Insluding<br />

Foods For Infants and Children. HWO/F AO, Rome.<br />

Hardiman, 1982. Tepung<strong>pisang</strong>. Ciri, lenis, Cara Pembuatan, Resep Penggunaan. Gadjah<br />

Mada University Press.<br />

Fardiaz, S. 1987. Mikrobiologi Pangan 1. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, FATETA.<br />

- Institut Pertanian Bogor, Bogor.<br />

Muchtadi, D. 1994. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Program Studi Ilmu Pangan.<br />

Program Pascasarjana. IPB. Bogor.<br />

Pellet, P. L., Young, Y.R. 1980. Nutritional Evaluation ofProtein Foods. The United Nation<br />

University, Tokyo<br />

Rahayu, W.P. 1997. Penilaian Organoleptik. Jurusan TeknoJogi Pertanian. IPB. Bogor<br />

Rustiawan, A dan Yanda, J. 1990. Pengujian Mutu Pangan Secara Biologis. Pusat Antar<br />

Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.<br />

Santoso, H. B. 1995. Tepung Pisang. Kanisius, Y ogyakarta.<br />

Suhardjo. 1998. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Pusat Antar Universitas Pangan<br />

dan Gizi. IPB, Bogor.<br />

Sulaeman, A,.F. Anwar,. Rimbawan,.S.A. Marliyati, 1995. Metode Analisis Zat Gizi dan<br />

Komponen Kimia lainnya Dalam Makanan . Jurusan GMSK. Faperta. IPB, Bogor.<br />

Winamo, F, G. 1990. Hasil Olahan Pisangdan Masa Depannya. Makalah Seminar Prospek<br />

Industri Pisang di Indonesia. Agri Business Club.<br />

2<br />

p<br />

264 - P~manfoatan T~pung Pisang Owak (<strong>Musa</strong> Paradisiaca, L) Untuk Bahan Maktman Campuran (BMC) Sebat,<br />

Makanan Tambahan Bayi<br />

Strat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!